Aku penasaran apakah cewek muda begini bisa ejakulasi. Dua jari kumasukan ke dalam lubang memeknya dan mulai aku kocok pelan-pelan menggerus Gspotnya. Dia menggelinjang sambil berteriak, “ Gila-gila enak banget,”
Tak lama kemudian dia kelojotan dan berteriak keras melampiaskan kenikmatan yang luar biasa dan bersamaan dengan itu dari memeknya muncrat cairan kental beberapa kali.
“Aduh maaf ya gw gak bisa nahan kencing gw sampai nyemprot, abisnya enak banget,” katanya
Kocokan aku lanjutkan dia kembali menggelinjang dan tidak lama kemudian nyemprot lagi, tapi kali ini tidak sebanyak tadi. Dia minta aku menyudahi. Ditariknya tubuhku menindihnya. Ini menandakan dia minta penisku dimasukkan ke dalam memeknya.
Penisku yang sudah tegang dari tadi langsung tenggelam ke memeknya tanpa dituntun. Di dalam memeknya aku gerakkan penisku dengan mengejan-ngejan. Dia membalas dengan melakukan hal yang sama sehingga penisku seperti dipijat-pijat. Fina tersenyum.
“Fin kamu pernah gak main tapi tanpa melakukan gerakan maju mundur, hanya dengan ngejen kayak gini,” tanyaku.
“Belum, emang enak,” tanyanya.
“Ayo kita coba,” ajakku.
Aku duduk bersandar, lalu Fina aku pangku dan memasukkan penisku ke memeknya.
“Gini ya kamu tarik nafas sambil itu mengejan, lamanya kira-kira 5 detik, lalu lepas 5 detik dan longgarkan, saya melakukan sebaliknya jadi kalau kamu narik nafas saya mengeluarkan nafas, paham ya, ayo kita coba dulu,” ajakku.
Kami mencoba, dan berhasil. Fina cepat paham sehingga aku mudah mengajarinya. Dari percobaan kami lanjutkan. Berkat tarikan nafas panjang dan hembusan nafas panjang, badan menjadi kecukupan oksigen dan otak menjadi lebih segar. Kami terus bermain dengan kosentrasi penuh pada pernafasan dan gerakan kegel.
Mulanya memang tidak terasa nikmat, tetapi lama-lama aku merasa pengetatan memek Fina makin kuat. Sekitar 10 menit kami masih bisa bertahan, dan rasa nikmatnya luar biasa menjalari tubuh. Namun kami tidak bisa merintih dan mendesis, karena harus kosentrasi pada pernafasan dan gerakan kegel.
Mendekati 15 menit Fina mengerang karena dia mendapat orgasmenya, aku terpancing oleh erangan Fina sehingga aku pun terikut orgasme dan kulepas spermaku di dalam memeknya. Kami berangkulan erat dan aku mencium bibirnya mesra. Cukup lama kedua kelamin kami berkedut sampai akhirnya melemah dan berhenti.
“Gila enak banget, gua belum pernah ngrasain main kayak gini, ini ilmu baru bagi gua,” kata Fina memelukku erat.
Kami lalu berbaring sambil ngobrol dengan berselimut tebal. Fina membuka diri bahwa orang yang ditunggu itu adalah suami sirinya. Dia pengusaha batubara dari Kalimantan yang baru dikenalnya sekitar 10 bulan lalu.
Fina tadinya adalah model. Fina terlahir dari ayah Korea dan ibu Sunda. Mereka tidak menikah resmi. Ayahnya tidak pernah bertemu dengan Fina, karena pulang ke Korea dan tidak pernah muncul lagi.
“Rud kamu masih muda kok kelihatannya tajir amat, bisa nginap di hotel mahal di kamar yang mewah gini, kerja apa sih,” tanyanya.
“Ah saya sebenarnya tidak sekaya yang kamu kira, saya biasa aja, cuma lagi kepingin ngrasain nginap di hotel mewah, saya kerja cuma agent asuransi dan property, “ kata saya merendah.
“Wah property, boleh juga nih, gw lagi ngrayu si Bapak untuk beliin gw apartemen, kamu punya gak stok apartemen yang mau di jual, “ tanyanya antusias.
“Wah banyak, kamu maunya yang kayak apa, dan dimana, saya punya stok macam-macam,” kataku semangat karena ternyata Fina adalah prospek pula.
“Ntar kalau si Bapak datang kamu saya call dan terus kamu tunjukin yang mana-mana aja. Eh sekarang belum ada kabar nih gw boleh kan santai di sini,” katanya.
“Silakan, tapi nanti kalau gua tinggal turun sebentar nemuin client, gak apa-apa ya,” kataku.
“Gak, silakan aja, tapi kalau nanti si Bapak datang gw langsung turun aja ya, ntar gw calling deh, gw temuin ke Bapak untuk itu tadi,” katanya sambil matanya berkedip-kedip.
Tubuh Fina sungguh menggairahkan sehingga aku meremas-remas teteknya yang masih sangat kenyal dan bentuknya bagus banget. Akhirnya aku main lagi di dahului dengan saling mengoral.
Di tengah aku sedang menindih, telepon Tante Nova masuk. Dia mengatakan sekitar setengah jam lagi sampai. Aku segera menuntaskan permainan dan setelah itu berdua mandi untuk menyegarkan badan setelah berkeringat.
Aku lebih dulu tiba di coffee shop, tidak lama kemudian Tante Nova datang bersama dengan seorang laki-laki agak gendut. Kontras banget penampilannya, yang perempuan cantik, lakinya agak gendut dan tua berkacamata. Tante Nova memperkenalkan bahwa laki-laki itu adalah suaminya.
Setelah basa basi sejenak, aku mulai menjelaskan langkah-langkah yang bisa diambil untuk menyembunyikan berbagai harta benda seperti yang dibeberkan Tante Nova sebelumnya.
Si Bapak kelihatan serius mendengar penjelasanku. Beberapa kali kami saling adu argument sampai akhirnya dia memahami apa strategiku. Sekitar 2 jam kami bertukar pikiran. Akhirnya pekerjaanku ditambah oleh order dari suami Tante Nova, ternyata ada beberapa aset yang dimiliki suami tante Nova yang perlu direkayasa.
Sedang aku asyik berdiskusi, muncul si Fina duduk agak jauh dari mejaku. Dia mengedipkan matanya, tentu tidak diketahui Nova dan suaminya. Tidak lama kemudian datang seorang laki-laki hitam gendut, didampingi oleh stafnya yang membawa tas kecil. Stafnya mengambil kursi di meja lain yang kelihatannya standby jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Uang memang bisa membutakan, bagaimana tidak cewek secantik Fina mau bermanja-manja dengan lelaki yang lebih pantas jadi bapaknya. Ah apa peduliku, yang penting jualanku dibeli, itu saja lah, ngapain ngurusin jodoh orang.
Sedang aku asyik berpikir begitu, tiba-tiba kulihat lelaki pasangan si Fina berdiri dan menghampiri mejaku yang sedang bersama dengan Nova dan suaminya.
Aku pikir dia mau menghampiriku untuk urusan beli apartemen, ternyata di menepuk pundak suami Nova dan suprise mereka bersalaman erat. Rupanya mereka kenal. Mereka bicara sebentar lalu mempersilakan suami Nova melanjutkan berbicara denganku.
Kelihatannya suami Nova sangat tertarik pada saran-saranku sehingga aku diminta bertemu dia lagi untuk mengatur berbagai assetnya agar lebih aman. Tidak lama kemudian mereka pamit. Setelah mereka pergi aku masih duduk di kursi itu sambil menyulut sebatang rokok. Staf laki si Fina mendatangi ku dan mengatakan “Bapak mau bicara,”
Aku berpaling ke meja Fina, perempuan yang habis aku embat dua kali sebelum ini. Fina melambaikan tangan. Aku bangkit lalu memperkenalkan diri dan duduk satu meja. Fina menyebut aku adalah bekas teman kuliahnya yang kerja menjadi agent porperty.
“Mas punya contoh-contoh gambar apartemen,” tanya silaki gendut.
“Ada Pak” kata ku sambil mengeluarkan Ipad.
Kutunjukkan berbagai tipe apartemen di beberapa lokasi. Akhirnya bingunglah dia. Tapi yang penting dia yakin bahwa aku memang jualan property.
Setelah itu aku tanya keinginannya yang lebih spesifik, serta lokasi yang dikehendaki. Dia masih bingung. Aku menuntunnya dengan menyebut beberapa lokasi dengan beberapa kelebihan dan kekurangannya.
Akhirnya dia memilih di satu lokasi dan menanyakan ketersediaan apartemen di daerah itu. Aku katakan ada beberapa, lalu aku membantu dia memilih dan akhirnya setuju atas saranku. “Gila dia beli apartemen harganya miliaran kaya beli kacang goreng,” begitu aku membatin.
Selanjutnya Fina makin akrab denganku karena dia memerlukan saran dariku mengenai apalagi yang perlu diminta dari si Bapak. Aku banyak menyarankan properti yang sifatnya merupakan investasi, sehingga Fina bisa mendapat passive income.
Si Bapak yang mabuk kepayang oleh kecantikan Fina kelihatannya gampang saja dia penuhi permintaan anak itu. Fina akhirnya memiliki beberapa ruang usaha, baik ruko, maupun ruang perkantoran di daerah yang sedang bertumbuh.
Soal kebutuhan uang dia dapatkan dari si hitam gendut, tapi dia masih sering tidur denganku jika lakinya sedang di luar Jakarta.
Cerita ini aku akhiri di sini saja lah, karena kalau semua mau diceritakan bisa terlalu panjang, karena relasiku kemudian adalah artis-artis yang jadi simpanan pejabat dan pengusaha kaya. Semua costumerku aku usahakan aku tiduri.
Bukan maksud untuk memuaskan fantasi sex ku, tetapi wanita yang bisa ditundukkan di ranjang, sampai kapan pun dia akan respek kepada kita. Bagi ku itu adalah jaringan, atau network yang bisa kutawarkan berbagai hal yang mendatangkan keuntungan besar.
Sebagai contoh aku bisa saja dengan mudah menjual sedan mewah Audi, BMW atau Mercedes, satu-dua mobil setiap bulan, karena aku memiliki database yang semuanya sudah aku taklukkan.