Cerita Sex Terbayang Bayang Oleh Masa Kecil – Halo sobat Ngocokers, kali ini mimin posting cerita seks populer, yuk simak. Ketika aku sedang asyik melihat brosur di resepsionis front desk Hotel di Medan, tiba-tiba ada yang menegurku. “ Mas Adi ya”. Aku menoleh, seorang wanita berusia sekitar pertengahan 30 tahunan dengan dadanan baju seksi, lengan puntung dan rambut terurai. Aku merasa tidak mengenal dia, tapi dia menegurku . “ Lupa ya,”
Aku terus terang memang lupa siapa cewek ini. “Saya Juariah, masak lupa sih, dulu yang dikebun (dia menyebut nama perkebunan tembakau dimana aku pernah lama tinggal disana ketika orang tuaku bertugas memimpin perkebunan itu setelah dialihkan dari pengelolaan orang Belanda). Aku masih belum begitu ingat, tetapi semua tebakannya tepat. Aku kemudian pura-pura ingat dan langsung menanyakan kabarnya dan dimana dia sekarang.
Mungkin meski aku pura-pura ingat tetapi roman mukaku terbaca masih ada keraguan. “Mas Adi masak nggak ingat, kita dulu kan pernah main rumah-rumahan di atas pohon,” Di situ baru aku ingat, Juariah adalah anak pembantuku yang dulu menjadi teman mainku ketika aku masih kelas 5 SD.
“Ya-ya aku ingat, lho kamu nginap di sini, sama siapa, sekarang tinggal dimana, “ tanyaku yang baru pulih ingatan.
“Iya aku baru chek in tadi pagi, suamiku lagi di restoran tuh, aku sekarang tinggal di Canada,” katanya dengan air muka berseri-seri.
Ngocoks Juariah yang dulu anak pembantu di rumahku sekarang bersuamikan bule dari Canada. Dia rupanya sudah 10 tahun tinggal di sana. Pantas saja dadannya kaya orang bule. Wajahnya sih termasuk lumayan, kalau nggak mau dibilang pas-pasan. Kelebihannya dia memiliki body yang lumayan bahenol.
“Kamu udah punya anak berapa sekarang,” tanyaku.
“Ah belum ada, kami memang berencana tidak mau punya anak, “ kata Juariah.
Dia lalu mengajakku ke restoran untuk memperkenalkan dengan suaminya. Suaminya lagi asyik menikmati wine sambil merokok. Dia kelihatannya sudah cukup umur, mungkin sekitar 50an. Tapi gayanya masih modis.
Kami ngobrol sekitar 30 menit dan ku ketahui suaminya bekerja di perminyakan lepas pantai.
“Mas mana istrinya kenalin dong,” katanya.
“Aku kesini dalam rangka tugas, jadi ya nggak bawa istri, Aku tinggal di Jakarta, kapan-kapan kalau ke Jakarta call aku ya,” aku menawarkan diri.
“Sering sih ke Jakarta, eh ngomong-ngomong di kamar berapa,” katanya sambil dia menunjukkan no kamarnya dengan mempelihatkan kunci kamar. Aku beritahu no kamarku.
Kami kemudian berpisah, karena penjemputku sudah menunggu di lobby. Sepulang dari acara malam, aku kembali ke hotel. Rasanya belum ngantuk untuk langsung tidur. Aku singgah ke bar untuk sekedar menikmati home band yang kedengarannya lagunya asyik-asyik. Penyanyinya melantunkan lagu-lagu oldies. Aku menyapu pandangan mencari meja yang kosong. Tiba-tiba Juariah memanggilku sambil melambaikan tangan. Aku dengan terpaksa bergabung ke mejanya.
Untuk memanaskan badan aku pesan long island. Dulu ketika aku menginap di hotel ini, bar tendernya pintar membuat long island, makanya aku pesan itu lagi sekarang. Suami Juariah yang kemudian kuketahui namanya Peter menyeruput Tequila, sedang Juariah kelihatannya menghadapi Martini. “ Gila anak kebon, ibunya dulu pembantu sekarang gaya amat ,” batinku dalam hati.
Peter cepat akrab, dia pandai bergaul. Kami ngbrol ngalor ngidul tanpa isi. Juariah selalu mempromokan aku, gimana dulu aku sangat di hormati di perkebunan ayahku. “ Dulu Mas Adi masih kecilnya cakep banget,” kata Juariah. Sampai tengah malam akhirnya kami bubar. Mereka menolak aku tutup billnya. Juariah ngotot dia yang membayar.
Pengaruh long island membuatku cepat terlelap, sampai paginya aku terbangun terasa badan sudah segar. Aku mandi dan berpakaian casual. Hari ini aku tidak ada jadwal. Hari ini ada meeting, tapi saat makan malam. Jadi aku bisa rileks, Tapi mau nerusin tidur rasanya udah nggak ngantuk. Kulirik jam di meja kecil baru jam 8 pagi.
Aku turun ke restoran untuk sarapan pagi. Ketika aku sedang asyik menikmati toast dan jus, tiba-tiba ada yang mecolek. “Nah pagi-pagi udah nglamun, “ternyata Juariah mengejutkanku.
“Suamimu mana, kok sendirian,” tanyaku.
Dia tadi pagi subuh udah berangkat ke Lhokseumawe. Aku malas ikut, urusan kerjaan mana ada enaknya “ kata Juariah. Peter bersama orang companynya mungkin ngurusi minyak di sana. “ Mas apa acara hari ini,” tanya Juariah. Aku mengatakan bahwa hari ini free kecuali nanti malam, jadi belum tau mau ngapain, paling tiduran lagi abis ini. “ Idih tidur melulu,” katanya.
Kami sarapan satu meja sambil ngobrol nostalgia. Aku geli mengingat-ingat masa lalu ketika bermain dengan Juariah. Waktu itu rasanya Juariah cinta monyet ke aku. Selesai sarapan, Juariah mengajak aku mampir ke kamarnya. Mulanya aku ragu, karena nggak enak juga masuk kamarnya padahal suaminya sedang pergi. Tapi Juariah memaksa menggandengku ke kamarnya. Aku turuti saja mau tau apa maunya.
Gila dia menempati kamar suite, kamar yang paling mahal di hotel ini. Kamarnya ada ruang tamunya dengan sofa. Gila si Juariah sekarang jadi orang kaya rupanya dia, pantes aja asesorisnya kelihatan mahal-mahal.
Dia mengeluarkan sebotol red wine. Aku diberi sedikit dan dia sendiri menuang di gelas sedikit.
Kami tos dan menenggak sedikit. Juariah mengajari aku agar kalau meminum red win harus dikunyah. Aku coba, seluruh mulutku terasa kelat atau sepet. Enak juga rupanya red wine kalau dikunyah. Aroma mulut jadi terasa bersih. Aku duduk di sofa sambil menghidupkan TV.
Juariah langsung duduk merapat. Tidak itu saja dia memelukku, katanya dia kangen banget ke aku. Sering dia terbayang-bayang masa kecilnya bersamaku. Aku diam saja tidak membalas pelukannya. Tidak enak rasanya dia kan sekarang sudah jadi istri orang. Soal main perempuan, aku selama ini tidak munafik, tapi mengganggu istri orang adalah hal yang paling aku jaga.
Sekarang istri bule memelukku erat sekali. Aroma tubuhnya wangi. Bagaimanapun ini membuat aku agak terangsang. Bagaimana tidak, teteknya yang kenyal menekan lenganku, rasanya dia tidak pakai bh karena tidak ada kain keras yang menghalangi. Dasar istri bule, gayanya udah kaya bule aja.
Nafasnya terasa berhembus ke dekat telingaku. Ketika aku menoleh ke arahnya, badanku langsung ditarik merapat dan dia segera mencium mulutku. Aku terkejut sehingga tidak segera membalas ciumannya. Tapi ciuman Juariah begitu ganasnya, sehingga tanpa aku bereaksipun dia sudah mengganas.
Rasanya tidak sopan juga kalau aku tidak membalas serangannya. Aku memiringkan badanku dan memeluknya erat lalu membalas ciumannya. Serangan Juariah begitu ganas seperti orang yang nafsu banget. Aku berpikir, mungkin pengaruh pergaulan barat maka dia berani agresif begini. Aku didorongnya telentang sehingga Juariah langsung menindihku.
Dia menyiumi semua wajahku, kupingku lalu leherku. Tanganku diarahkannya untuk meremas teteknya. Gila bener teteknya gempal. Kancing bajuku dibukanya satu-persatu. Dia menyiumi dadaku dan kedua puting susuku. Aku makin tinggi terangsang. Tangannya mulai meremas-remas penisku yang sudah mengeras. Dibukanya pelan-pelan sabukku lalu dia menurunkan resletingku. Dengan satu gerakan mencuatlah penisku dari celana dalam.
Aku belum sempat banyak berpikir, Juariah sudah aktif mengulum penisku. Celanaku ditariknya sampai terlepas. Bagian bawahku sekarang sudah telanjang. Juariah lihai sekali memainkan seluruh kemaluanku sampai aku benar-benar lupa diri. Bukan hanya kemaluan, tetapi sun holeku dia bersihkan dengan jilatan lidahnya. Aku semakin melayang.
Gila dia bisa menelan seluruh penisku ke dalam mulutnya. Memang penisku tidak terlalu besar, rata-rata ukuran Asia lah, 15 cm. Terasa ujung penisku menyentuh kerongkongannya. Inikah yang dimanakan deep trough. Nikmat sekali rasanya.
Juariah lalu berdiri dan melucuti sendiri bajunya. Bodynya memang agak gemuk, tetapi tidak gembrot. Teteknya gede, pantatnya besar dan pahanya juga besar. Bulu jembutnya dicukur licin, jadi kelihatannya seperti memek anak kecil. Dia menarikku untuk meneruskan acara di tempat tidur, Aku turuti.
Aku membuka semua bajuku sehingga kami berdua bebaring di tempat tidur dalam keadaan bugil. Dia sekali lagi mengulum penisku. Pelan-pelan dia mengubah posisinyu sehingga memeknya berada tepat di depan mulutku.
Aku paham kemauan dia. Dia mau 69 dan aku menjilati vaginanya. Dia mengerang-ngerang ketika lidahku menyapu bibir memeknya.. Aku lalu menjilati bagian dalam belahan nya yang masih rapat. Dia makin mengerang sehingga mengabaikan penisku.
Aku merasa Juariah suka di oral. Kudorong dia agar telentang dan kubuka kakinya lebar=lebar serta lututnya kulipat dan ku tekuk kakinya ke atas. Lubang memeknya terekspos dengan jelas. Memeknya masih bagus, meski dia sudah berumur sekitar 30 seperti juga aku.
Aku mulai mengerjai memeknya dan lihat clitorisnya sangat menonjol. Jarang aku menemukan cewek dengan itil yang menonjol keluar dan mencuat begini. Aku menjilati seputar itilnya. Juariah mengerang makin keras. Dia rupanya tipe cewek yang berisik kalau bercumbu. Jika saja ada orang yang lewat di depan kamar kami, pasti dia mendengar erangan Juariah.
Aku mendengar erangan itu makin bernafsu dan semangat. Kini ujung itilnya menjadi sasaran jilatanku. Dia makin menggila seperti orang nangis suaranya. Tidak lama kemudian Juariah mencapai orgasme. Mulutku tetap aku bekap ke memeknya dan ujung itilnya aku tekan dengan lidah.
Asyik sekali terasa sensasinya, itilnya mengedut-ngedut saat dia orgasme. Jariku kucolok ke dalam lubang vaginanya mencari titik g spot. G Spotnya mudah ditemukan karena juga menggunduk empuk. Kuusap-usap pelan gpostnya. Aku bangkit melepas bekapan mulutku ke memeknya.
Lubang vaginanya aku kangkangkan selebar mungkin dan jariku terus merangsang gspotnya. Juariah mendesis-desis, makin lama makin cepat dan akhirnya dia mencapai orgasme sambil berejakulasi. Cairan kental tiba-tiba menyemprot mukaku sampai kena ke mulut. Rasanya agak-agak asin dan kental. Juariah seperti menangis terlolong-lolong ketika dia berejakulasi.
Setelah ejakulasinya berhenti aku segera menancapkan penisku ke vaginanya. Aku menggenjotnya dengan gerakan kasar. Dia minta-minta ampun karena katanya badannya lemas sekali, tapi sambil ngomong mulutnya mendesis-desis. Aku tidak pedulikan permintaannya, terus menggenjot dengan kasar sambil mengatur posisi dimana terasa dia membalas reaksi gerakanku.
Sampai terasa pada posisi yang tepat aku bertahan dalam posisi itu. Juariah kembali mengerang-erang keras. “ oh I am coming… Iam coming ….ooooohhh. please mas Adi please aku nggak kuat. Aduh aduh keluar lagii,” katanya ketika orgasmenya datang beruntun dalam waktu singkat.
Aku makin gila menggenjotnya karena terasa memeknya makin mencekal dan menjepit ketika dia mencapai orgasme, aduh ampun udah nggak kuat….” katanya tapi aku terus menggenjot makin kasar karena aku merasa akan segera mencapai orgasme. Dia orgasme lagi dan bersamaan dengan itu aku pun ejakulasi didalam memeknya.
Badan kami berkeringat sekali . AC yang dingin dikamar tidak terasa. Aku rebah di samping tubuhnya. “Gila mas Adi hebat banget sampai aku lemes banget katanya. Akupun menarik selimut dan tidur. Karena mataku terasa makin berat. Aku terbangun karena terasa perut lapar. Ketika aku bangkit, Juariah menarikku, kami terlibat cumbuan kembali.
Dia menindihku tubuh kami bertumpuk dalam selimut. Juariah kelihatannya ingin main lagi. Dia bernafsu sekali menciumi seluruh tubuhku lalu pelan –pelan ke perutku dan akhirnya masuklah penisku ke dalam mulutnya. Selimut disingkirkan dia menduduki dan penisku yang sudah tegak mengeras dijebloskan ke dalam vaginanya. Juariah mulai bergoyang.
Mulanya badannya dinaik turunkan lalu dimaju mundurkan dan diputar seperti ngulek sambel di cobek. Juariah menemukan posisinya yang paling nikmat dia terus melakukan itu sampai akhirnya ambruk. Aku belum merasa apa-apa.
“Mas sudah pernah ngrasai anal sex, “ tanyanya.
Aku terus terang selama ini menginginkan, tetapi belum pernah mendapat patner yang mau melakukan. Juariah bangkit mengambil tube dan dia oleskan semacam jelli ke penisku. Aku tetap pada osisi telentang. Juariah mengarahkan penisku ke lubang duburnya. Pelan-pelan badannya direndahkan. Ngocoks.com
Penisku menerobos masuk lubang duburnya dan akhirnya tenggelam. Terasa sangat sempit dan sensasinya aneh sekali. Juariah pelan-pelan mulai menggenjot. Terasa seluruh batangku seperti dijepit ketat sekali. Rasanya seperti ngewek cewek yang baru diperawani. Dia bermain sambil terus menaik turunkan badannya.
Kelihatanya dia mulai lelah sehingga mengajak aku melakukan posisi dogie. Penisku terlepas dan setelah dia pada posisi merangkak, aku kembali memasukkan penisku ke duburnya. Tidak terlalu sulit karena bantuan jelli. Aku menggenjotnya dan terasa nikmat sekali. Rasanya aku bakal orgasme dalam posisi dogie ini. Gerakannya kupercepat dan akhirnya meletuslah ejakulasiku di dalam duburnya. Ketika kucabut penisku, dari lubang duburnya meleleh air spermanya.
Juriah membimbingku ke kamar mandi. Kami berguyur air hangat. Seluruh tubuhku dibersihkan, seperti dia memandikan anak kecil. Penisku berkali-kali disabuninya lalu disiram dan diisap, disabuni lagi. Batangku yang sudah kenyang menorobos lubang, agak sulit dibangunkan, sehingga Juariah hanya mengulum penis yang sedang kuyu. Badan kami segar kembali. Siang ini kami berdua memutuskan mencari makan di luar. Kami wisata kuliner mencari makanan yang khas Medan.
Selepas makan siang kami kembali ke kamar hotel Juariah. Kami ngobrol panjang lebar. Juariah bercerita, meski pun dia senang bersuamikan Peter, tetapi kehidupannya kurang bahagia. Peter adalah penganut bi sex. Bahkan dia lebih suka berhubungan dengan patner cowoknya dibanding dengan juariah. Konyolnya Peter sering melakukannya di kamarnya di depan Juariah. Meski begitu Peter sayang kepada Juariah. Apapun keinginan Juariah, selalu dituruti.
Juariah pernah berpikiran ia mencari patner pria mengimbangi kelakuan Peter. Tapi dia katanya kurang punya keberanian, meski banyak temen Peter yang cakep-cakep. Juariah mengungkapkan kadang batinnya tersiksa hidup di Canada bersuamikan yang bi sex. Tapi mengingat kehidupannya di Indonesia, susah akhirnya dia berusaha menikmati saja kehidupan yang ada.
Pernah Juariah ketika sedang kesal mengancam Peter dia akan cari cowok dan juga akan mengajaknya main di rumah. Eh Peter malah senang dan dia mendorong Juariah untuk melakukannya. Peter beranggapan dengan begitu, score mereka jadi imbang. Tapi Juariah kemudian urung karena dia tidak mau larut dengan pasangan selain dengan Peter.
Menurut Juariah, Peter kalau berhubungan dengannya hanya sebatas memenuhi kewajibannya saja. Kemesraannya kurang mendalam. Peter lebih mesra jika dia berhubungan dengan cowoknya. Aku prihatin juga melihat kenyataan kehidupan Juariah.
Jika dilihat dari luar dia kelihatan mesra sekali dengan suaminya. Ternyata dibalik itu ada keresahan yang terpendam. Kami lalu bercerita mengenang masa lalu kami ketika masih kecil. Aku dan Juariah kadang-kadang geli mengingat kekonyolan kami. Dia masih ingat detil kejadian-kejadian ketika kami masih bermain bersama waktu kecil.
Ingatanku kembali ke masa anak-anak bersama Juariah, di satu perkebunan tembakau di dekat Medan, Sumatera Utara. Kuingat ketika itu aku baru kelas 5 SD. Berarti umurku baru sekitar 11 tahun. Juariah juga seumuran itu. Ibunya pembantu dirumahku. Cerita dewasa ini di publish oleh situs ngocoks.com
Rumahku sangat besar, rumah peninggalan Belanda. Ibu Juariah menempati ruang di bagian belakang rumah agak terpisah jauh. Ada koridor yang menghubungkan bangunan induk yaitu rumahku dengan bangunan di belakang dimana terdapat dapur, gudang dan 3 kamar pembantu.
Rumahku memiliki halaman yang luas baik di bagian depan samping dan belakang rumah. Di bagian belakang ada kebun dan beberapa pohon besar seperti, mangga, jambu, duku dan manggis. Ketika itu aku senang memanjat pohon untuk memetik sendiri buah-buahan.
Pohon manggis yang besar sering menjadi tempat aku beristirahat. Pohonnya agak menyendiri, sehingga kalau aku memanjat tinggi aku bisa melihat pemandangan di sekeliling.
Bersambung…