Suatu hari aku melihat gambar di majalah luar negeri ada rumah-rumah di atas pohon. Aku lalu minta ke ayahku untuk menyuruh tukang membuatkan rumah-rumahan di atas pohon seperti yang ada di majalah. Ayahku setuju dan menyuruh tukang membuatkan rumah-rumahan di atas pohon. Lumayan asyik juga rumah dengan luas 1,5 m x 1,25 di ketinggian sekitar 4 m. Ada tangga yang dipakukan di pohon sehingga lebih mudah naik ke rumah diatas pohon.
Sejak ada rumah-rumahan itu aku sering tidur siang di situ. Juariah yang sering nimbrung kalau aku bermain beberapa kali pernah ikut pula menikmati rumah kecilku. Aku sebetulnya kurang suka main sama anak perempuan. Tetapi di lingkunganku hanya dia yang sebayaku, jadi lumayan juga aku sering menyuruh-nyuruh dia.
Orang tuanya maklum, jika anaknya menjadi suruhanku. Dia juga dibebaskan bermain denganku. Juariah agak tomboy, karena dia suka mainan laki-laki seperti mobil-mobilan, layangan dan mancing . Jarang sebenarnya ada cewek suka mancing.
Sepanjang hari kadang kami main bersama mulai dari cari ikan di parit hutan di belakang rumah sampai mandi disungai. Kalau kami mandi disungai, aku mengenakan celana pendek, sedang Juariah mengenakan celana dan kaos. Kadang-kadang dia juga hanya pakai celana dalam saja. Pada waktu itu aku kurang begitu punya perhatian kepada lawan jenis. Jadi ya biasa saja mandi dengan anak perempuan. Tetek Juariah di umur segitu seingatku juga belum numbuh.
Aku anak yang memang suka gratilan, lemari dan laci-laci orang tuaku sering kuperiksa. Pernah suatu kali aku menemukan kunci laci. Laci itu selalu terkunci dan kuncinya selalu disimpan ibuku. Rupanya kali ini dia lupa, ketika dia pergi bersama ayahku ke kota, kuncinya tergeletak di meja.
Kubuka laci itu dan di dalamnya kutemukan setumpuk majalah dan ada foto hitam putih orang bule sedang berhubungan badan. Badanku panas dingin melihat foto itu. Aku membawa foto itu ke rumahku diatas pohon. Disana aku bebas melihat tanpa takut kepergok pembantu.
Berkali-kali aku lihat foto-foto itu sampai akhirnya aku onani. Pada umur segitu aku sudah mengerti onani karena diajari oleh temenku di sekolah. Kata dia penis kalau dikocok-kocok pakai sabun rasanya akan enak banget. Aku pun di rumah mencobanya, dan memang rasanya enak. Ngocoks.com
Ketika aku sedang asyik, di bawah kulihat Juariah sedang melintas. Dia kupanggil naik keatas. Juariah segera naik.
“Ju kamu mau liat foto asyik enggak,” tanyaku. Dia penasaran dan ingin liat foto apa. Aku segera tunjukkan kedia. Dia terdiam dan memperhatikan foto-foto itu.
Aku tidak tahu waktu itu dia terangsang seperti aku apa tidak. Tapi dia diam saja dan mukanya agak merah. Dia tanya ini foto orang lagi ngapain kok pada telanjang. Itu kontolnya kok pada diadu ama memek. Untuk apa sih kok pake diadu segala.
Aku jelaskan mereka melakukan itu untuk merasakan enak. Juariah tidak percaya. Dia memang masih buta soal sex sama sekali. Makanya dia tidak malu bermain dengan aku. Setelah kami puas mengamati foto-foto itu, aku segera turun mengembalikan foto ke tempatnya semula.
Sebab sebentar lagi orang tuaku pulang. Juariah masih ada di atas rumah. Dia malah tidur disana. Aku naik keatas, penisku masih menegang terbayang oleh gambar-gambar tadi. Kepalaku jadi pening. Mungkin karena nafsu yang ingin disalurkan, tapi aku sama sekali tidak tahu pada waktu itu.
Sejak melihat foto itu aku jadi tertarik untuk melihat bagian wanita yang sesungguhnya. Tidak ada wanita lain kecuali Juariah yang masih bloon. Tapi dia kan masih anak-anak dan teteknya aja belum ada.
Berhari-hari aku ngebet nafsu. Meski sudah berkali-kali onani, tetapi rasa penasaran ingin lihat cewe punya tetap besar.
Akhirnya pada suatu hari ketika juariah bersamaku diatas rumah pohon, aku ngomong ke dia bahwa aku pengin lihat memeknya. Juariah tidak mau, malu katanya. Aku bilang apa seperti yang digambar itu apa lain sih, kataku.
Dia bilang lain. Ini membuatku makin penasaran. Setelah kubujuk dan kuancam aku tidak mau bermain dengan dia lagi, akhirnya dengan berat hati dia memelorotkan celananya.
Tapi tangannya menutup bagian kemaluannya. Aku suruh dia buka sebentar. Dia buka sebentar lalu ditutup lagi. Tentu saja aku tidak puas dengan pandangan yang sekilas itu. Tangannya kutarik dan aku ingin puas memandang memeknya. Memang bener lain, karena memek Juariah masih belum ada bulunya dan bentuknya menggunduk.
Dia kusuruh telentang dan kubuka-buka lipatan memeknya. Tapi juariah melarangku karena katanya sakit kalau dibuka-buka. Ketika aku buka terasa ada bau pesing dari memek juariah. Tanganku yang menyentuh memeknya juga jadi agak bau. Tapi baunya tidak hanya pesing, bau aneh. Pada waktu itu aku merasa jijik, tapi penasaran pengen liat memeknya lebih jelas.
Juariah kusuruh ngangkang lebar dan aku membuka-buka belahan memeknya. Didalamnya kelihatan merah, ada lubang kecil diatas dan dibawah juga kayak ada lubangnya. Aku pegang-pegang Juariah menggelinjang katanya geli dan perih Jadi kalau memeknya dibuka lebar-lebar katanya perih.
Membandingnya dengan foto kelihatan memek Juariah masih kecil banget. Tapi waktu itu aku penasaran pengen melakukan adu kemaluan. Aku bilang ke Juariah, “ mau nggak kita nyoba kaya yang difoto itu, keliatannya orangnya keenakan, mungkin rasanya enak,” kataku.
Juariah hanya mengangguk.
Aku langsung memelorotkan celana dan penis kecilku sudah mengeras. Aku meniru posisi di foto dimana cowoknya diatas dan ceweknya ngangkang dengan kaki dilipat. Juariah memperhatikan penisku katanya bentuknya aneh kayak kepala jamur, katanya.
Aku lalu merapatkan penisku ke memek juariah. Kutempel dan memasukkan kebelahan memeknya. Pada waktu itu tidak tahu bahwa penis harus dimasukkan ke dalam lubang vagina. Jadi penisku aku geser-geser. Rasanya sudah nikmat banget, Aku terus menggeser-geser sambil melakukan gerakan seperti memompa. Akupun melakukan terus sampai akhirnya mencapai orgasme. Menurut Juariah dia merasa geli tapi ada enaknya juga. Setelah itu kami berpakaian kembali.
Permainan aku dan juariah ini jadi nagih. Rasanya tiap hari aku selalu kepengen melakukan. Meski pada waktu itu pengetahuanku mengenai hubungan sex dibilang masih minim, tetapi aku sudah merasakan kenikmatan ngeseks. Juariah pun senang aku gituin, jadi kalau tidak aku yang memulai ya dia . Juariah pun sudah bisa mengisap penisku seperti yang ada di foto. Rasanya pada waktu itu nikmat banget. Tapi kalau aku ngoral Juariah aku belum berani, soalnya memeknya bau pesing.
Namun aku suatu hari pengin nyoba juga gimana sih rasanya mengoral memek. Soalnya difoto kok ceweknya keliatan keenakan banget. Juariah kusuruh mencuci memeknya bersih-bersih pakai sabun. Dia turuti anjuranku, lalu dia menyusul naik ke rumah diatas pohon. Memeknya memang tidak bau pesing lagi. Aku mulai menjilati lubang memeknya. Juariah tertawa kegelian dan dia katanya gak tahan geli banget.
Aku ngotot agar dia tahan gelinya. Juariah menahan geli sambil cekikikan. Aku tetap memaksa menjilati memeknya. Aku tidak tahu bagian mana yang harus dijilati. Semuanya aku sapu. Tapi ketika aku sapu bagian clitorisnya dia makin kegelian dan menggelinjang. Aku jadi penasaran karena kok bagian itu agak mengeras, seperti terasa ada tulang rawannya. Aku jilat-jilat dia terus tertawa kegelian. Ludahku banjir di memek juariah.
Akhirnya aku bosan menjilati memek Juariah, karena dianya terus cekikikan. Aku kembali mengadu kemaluan. Kuarahkan penisku ke memek Juariah yang selangkangannya kubuka selebar mungkin. Aku jadi bisa melihat penisku diarahkan kemana. Saya mengarahkannya ke belahan yang kelihatannya seperti ada lubangnya. Aku coba masukkan penisku ke situ, kok bisa masuk kepalanya.
Tapi Juariah merasa perih dan sakit, sampai dia mundurkan pantatnya. Sementara aku merasa makin nikmat. Penisku mentok. Karena penisku tegangnya keras sekali dan mungkin karena masih kecil jadi kayaknya penisku seperti ada tulangnya. Aku gosok-gosok, rasanya makin nikmat, tapi Juariah merasa sakit. Aku mencapai orgasme.
Besoknya aku ulangi lagi dan sekarang aku tau bahwa memek juariah mesti dikasih ludah banyak-banyak biar penisku bisa masuk kelubangnya. Aku merasa nikmat memasukkan penisku ke lubangnya, tapi kukira lubangnya buntu, karena penisku tidak bisa masuk semuanya. Yah kupikir pada waktu itu, memek anak kecil memang masih buntu, lain sama yang difoto.
Tapi aku pikir lagi kalau buntu mana bisa dia kencing. Itu pikiran anak-anak karena dianalogkan dengan penis, jadi kencing ya dari lubang. Ternyata sekarang baru tau kalau lubang itu berbeda. Jadi pada waktu itu aku berpikir pasti gak buntulah.
Jadi besoknya lagi aku mencoba dengan terlebih dahulu melumuri ludah di lubang kemaluan Juariah. Sekarang lubang kemaluannya tidak sakit lagi kalau aku gesek-gesekan kemaluanku. Aku kangkangkan paha nya lalu penis kecilku aku arahkan ke celah memek juariah. Aku tekan-tekan juariah mengeluh sakit. Tapi aku merasa nikmat.
Aku penasaran juga sehingga menekan keras. Juariah menjerit kesakitan. Tapi penisku bisa masuk semua. Rasanya nikmat luar biasa. Penisku seperti kejepit didalam memeknya. Pelan-pelan aku tarik, Juariah merintih sakit lalu aku dorong lagi pelan-pelan lalu kutarik dan dorong terus aku lakukan pelan-pelan. Rasanya nikmat sekali, sampai aku akhirnya orgasme setelah bisa memompa lebih cepat.
Memek Juariah berdarah dan di penisku pun ada darahnya. Aku lap penisku dengan sapu tangan dan memeknya juga aku lap. Juariah menangis karena memeknya sakit. Aku bingung. Waktu itu aku nggak ngerti soal keperawanan. Ku pikir aku melukai memek juariah karena memaksa memasukkan penis. Abis rasanya enak banget, jadi aku genjot aja. Aku terdiam, lalu aku turun karena tenggorokan kering.
Aku kembali naik keatas si Juariah masih disitu. Dia masih tertidur. Katanya memeknya masih perih, jadi belum berani turun tangga. Aku jadi kuatir, kalau Juariah tidak bisa turun. Ada mungkin sekitar 2 jam sampai kami ketiduran. Bangun tidur memek nya terasa sudah agak mending, sehingga dia mulai bisa turun tangga pelan-pelan. Dia jalan agak ngangkang, tetapi aku larang dia jalan begitu, takutnya nanti orang tau kalau memeknya sakit. Juariah lalu memaksakan jalan normal.
Seminggu lebih Juariah nggak mau dipegang memeknya karena masih agak sakit dan takut. Tapi setelah itu karena aku bujuk terus karena kepingin akhirnya juariah mau aku setubuhi lagi. Kata dia memeknya masih agak sakit. Tapi udah nggak berdarah lagi. Aku bisa memasukkan penisku dalam-dalam dan rasanya sangat nikmat, lebih nikmat dari pada mengocok. Aku sampai main dua kali karena tegang lagi.
Sejak hari itu aku hampir setiap hari main dengan Juariah sampai dia tidak merasa sakit lagi.
Aku pernah main sama dia 4 kali ketika hari minggu . Pagi pagi aku main 2 kali setelah makan siang sampai sore aku main lagi 2 kali.
Aku jadi ketagihan main sama Juariah. Ketika aku kelas 6 dan Juariah juga naik ke kelas 6 teteknya mulai membengkak. Tapi waktu aku pegang katanya sakit sekali, jadi aku hanya ngelus-elus dan menjilati puting susunya. Tetek Juariah makin besar ketika kami menjelang ujian akhir dan aku mulai mengeluarkan sperma ketika mencapai orgasme. Rasanya nikmat sekali.
Setelah aku masuk SMP kedua orang tuaku pindah ke perkebunan lain. Maknya Juariah ikut orang tuaku pindah. Kami memang tidak lagi punya rumah di atas pohon, tetapi kami punya tempat tersembunyi untuk melampiaskan nafsu. Sampai kelas 3 SMP, aku sudah makin dewasa dan Juariah sudah mejadi gadis yang teteknya sudah besar.
Aku tidak tahu pada waktu itu kalau sperma dilepaskan di dalam bisa mengakibatkan hamil. Tapi Juariah memang tidak hamil. Juariah malah sudah bisa pula menikmati rasa kalau kami berhubungan. Dia pun malah ketagihan selalu mengajak aku main. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Kadang-kadang aku bosan, tapi Juariah ngambek kalau aku tidak penuhi permintaannya. Nafsu Juariah besar sekali dia selalu minta aku bermain berkali-kali sampai penisku susah bangun lagi walau sudah disedot-sedot Juariah. Menjelang akhir SMP Ibunya juariah pulang ke kampungnya. Sejak itu aku tidak pernah dengar beritanya lagi.
Aku ketemu Juariah lagi ketika di hotel inilah. Dia kini sudah menjadi Istri bule kaya dan melalang buana ke berbagai negara. Malam itu aku tidur di kamar Juariah, karena suaminya baru pulang besok sore.
Ketika Peter kembali ke hotel dia mengundangku ke restoran bersama Juariah.
Kayaknya dia mau bicara soal serius. Rupanya Juariah menjelaskan soal hubunganku dengan dia selama Peter pergi. Sehingga Peter langsung membuka pembicaraan. Dia pada intinya berterima kasih karena telah mengurus istrinya selama dia pergi.
Peter malah minta tolong agar aku kalau memungkinkan memenuhi nafkah bilogis istrinya. Peter bukan keberatan, malah dia berterima kasih, jika aku mau melakukannya. Sulit juga aku menjawabnya, karena ini adalah hal yang keliru tetapi menyenangkan. Aku hanya menjawab bahwa sejauh aku sanggup membantu aku akan membantunya. Peter bangkit menyalamiku.
Dia bahkan akan mengundangku berkunjung ke Canada. Dia ingin aku menemani istrinya sekitar sebulan di rumahnya di Montreal. Sejak itu aku sering pulang pergi ke Canada, semuanya gratis bahkan pulangnya aku masih mengantongi beberapa ribu dolar Canada
Tamat