SUAMI BERTEMU ADIK
Elliot memperhatikan sosok Noelle yang tengah duduk di sofa tamu. Anak laki – laki itu sedari tadi hanya fokus terhadap ponsel yang ada di tangannya, bermain sebuah games yang bahkan Elliot tidak tahu.
“Noelle,” panggil Elliot.
“Mhm.”
“Cepat katakan keperluanmu, aku sibuk,” kata Elliot.
Noelle mengangkat kepalanya sebentar. “Aku sudah bilang, aku butuh uang.”
Elliot menghela napas. “Tidak akan kuberikan. Ayah pasti memblokir kartu kreditmu karena kamu boros.”
“Aku tidak boros! Ayah saja yang berlebihan!”
Jika diperhatikan lebih baik, sifat Noelle mengingatkan Elliot akan sifatnya sendiri yang boros dan pembangkang. Bahkan Noelle juga tidak mempunyai rasa bersalah sama sekali.
“Pulang saja sana dan bermain dengan anjingmu.”
“Tidak mau! Kenapa kalian semua pelit sekali? Aku bahkan hanya minta uang untuk konser!”
“Aku hanya tidak mau terseret masalahmu dengan Ayah. Pekerjaanku sudah cukup membuatku pusing, jadi jangan menambah bebanku,” kata Elliot seraya memijat keningnya yang sakit.
Beberapa saat kemudian, Charlotte masuk ke ruangan dan menyuguhkan teh hangat kepada Noelle, membuat Elliot berdecak dan berkata. “Tidak perlu membuatkan minuman untuknya, sebentar lagi akan pergi.”
Noelle menatap Elliot dengan kesal, tapi tersenyum saat berbicara dengan Charlotte. “Kakak Ipar, bisakah kamu memberikanku uang? Aku janji akan membayarnya kembali saat aku kaya.”
“Jangan coba – coba menghasut Charlotte, dia terlalu baik.”
Charlotte menanggapi dengan tawa. “Maaf, tapi aku juga mendapatkan uang dari Elliot. Kalau dia tidak mau memberikannya padamu, maka aku juga tidak bisa.”
“Elliot kau jahat sekali! Kenapa tidak memberikan Kakak Ipar sepersen pun uang?”
Sebelum Elliot membalas, Charlotte sudah lebih dahulu menjawab. “Bukan begitu, Elliot biasanya akan langsung memberikanku uang jika aku minta, jadi biasanya aku memegang kartu kreditnya.”
Merasa tidak sanggup meladeni Noelle, Elliot akhirnya berdiri dan mengambil ponsel Noelle. “Pulang sana, jangan menggangguku di kantor.”
Noelle berdecak, berusaha keras mengambil ponselnya yang dipegang oleh Elliot. Namun, Elliot terlalu tinggi sehingga meski Noelle melompat, dia tetap tidak mampu menggapai ponselnya sendiri.
Karena tidak mampu mengambil ponselnya, Noelle akhirnya memberikan sebuah penawaran. “Bagaimana bila aku membantumu?”
“Membantu apa? Aku tidak membutuhkan bantuan anak – anak.”
Noelle menendang betis Elliot, sehingga pria itu membungkuk dan Noelle bisa merebut ponselnya kembali.
“Kurang ajar! Jangan menggangguku!”
“Data di departemenmu kena malware kan?”
“Bagaimana kamu bisa tahu?”
Noelle tersenyum, “Tadi aku tanpa sengaja menguping pembicaraan karyawan kalian. Nah, Elliot, kebetulan sekali aku mampu memperbaikinya.”
“Jangan berbicara omong kosong. Anak berusia 18 tahun sepertimu mana bisa memperbaiki sesuatu yang bahkan orang dewasa tidak bisa perbaiki.”
“Jangan meremehkanku! Aku bahkan sudah mengikuti komunitas pencinta komputer sejak usia 15 tahun! Di dalam komunitas, aku adalah yang terbaik. Sayangnya tidak ada yang mau memperkerjakanku karena aku belum dewasa.”
Elliot tertawa, “Mereka tidak memperkerjakanmu tentu saja karena kamu tidak mampu. Lagipula untuk apa kamu bekerja sejak dini? Fokus saja terhadap sekolahmu.”
“Pelajaran sekolah itu membosankan, jika bisa langsung bekerja secara langsung, kenapa pula aku harus sekolah?”
“Noelle, jangan bertingkah seenaknya. Ayah akan marah kepadamu.”
“Aku tidak perduli. Lagipula aku juga tidak tertarik dengan perusahaan. Jadi bagaimana Elliot, apa kamu mau menggunakan jasaku?”
Elliot sesungguhnya juga tahu kalau Noelle sudah menyukai komputer sejak dia berusia 12 tahun. Anak itu biasanya akan merengek pada Arthur untuk diperbolehkan bermain komputer, tapi tidak ada yang menggubrisnya karena Arthur ingin Noelle belajar dengan serius.
Dan kini, Elliot baru tahu jika Noelle diam – diam mempelajari komputer di belakang punggung Arthur. Walau benci mengakuinya, tapi sebenarnya Noelle itu memang cerdas dan Elliot tahu akan itu.
“Noelle, kamu tidak boleh melakukan uji coba dengan mengutak – ngatik data perusahaanku. Jika datanya berakhir hilang semua, maka Ayah pasti akan membunuhku besok.”
“Jangan khawatir, aku pasti tidak akan menyeretmu ke dalam masalah. Kamu hanya perlu percaya kepadaku.”
Selama beberapa saat, Elliot tidak menanggapi. Dia memperhatikan sosok adiknya itu secara menyeluruh, menimbang – nimbang haruskah dia mencoba saja atau mengusir Noelle dari kantor.
Karena Elliot tidak kunjung menggubris perkataan Noell, Charlotte akhirnya berjanji kepada Noell akan memberikannya uang apabila Noell bisa memulihkan data perusahaan. “Elliot, kita bisa mencobanya dahulu di data yang kecil, jika dia memang bisa, maka baru berikan dia tanggung jawab untuk mengatasi databese utama.”
Elliot mengetuk – ngetukkan jarinya di atas meja, diam – diam juga Elliot ingin mempercayai ucapan Noelle karena sudah menemukan jalan buntu.
“Baiklah, coba saja dulu mengembalikan data di komputerku.”
Setelah mendapatkan kepercayaan dari Elliot, Noelle dengan sigap langsung duduk di hadapan komputer Elliot dan menggerakan jari – jemarinya di atas keyboard.
“Jika aku berhasil mengembalikan datamu. Berapa upah yang akan aku terima?”
Elliot, “Sebanyak yang kamu mau.”
Mendengar hal itu, senyuman merekah di wajah Noelle yang masih muda. Elliot berdiri di samping Noelle, memperhatikan setiap upaya anak itu dalam mencari malware dan data – data yang hilang. Satu – satunya suara yang terdengar di ruangan itu hnyalah suara ketikan keyboard yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu menjadi tegang.
Pasalnya apabila Noelle berhasil, maka dia telah memberikan harapan baru kepada Elliot yang sempat frustasi.
Menit demi menit telah terlewati, layar komputer kini sudah dipenuhi oleh banyak rumus – rumus software yang tidak Elliot mengerti, tetapi sangat dipahami oleh Noelle.
“Bagaimana?” tanya Elliot penasaran.
“Sebentar lagi,” balas Noelle.
Gerakan mata Noelle begitu cepat, sedangkan jari – jarinya tak kunjung terangkat dari atas keyboard.
DING!
Sebuah progress bar muncul di layar komputer, membuat Noelle tersenyum senang dan berkata. “Kita hanya perlu menunggu sampai 100 %, setelah itu malware akan terhapus dan data – data di dalam komputermu akan kembali.”
Ucapan Noelle membuat Elliot sedikit tegang. Pasalnya Renold dan Lino juga sebelum ini gagal saat tinggal menunggu progress bar. Tapi dia sedikit lega, saat melihat wajah Noelle tampak begitu percaya diri, seolah benar – benar tidak akan membuat kesalahan.
Bersambung…