ISTRIKU PANDAI MENGINTEROGRASI
“Dia masih belum membuka mulutnya?”
Renold mengarahkan kepalanya ke arah pintu. Sontak dia merasa begitu bingung dengan kehadiran wanita itu yang tiba – tiba, apalagi Charlotte datang dari pintu VIP yang hanya bisa diakses oleh Elliot dan Erland saja.
“Charlotte, kenapa kamu di sini? Apa kamu datang sebagai saksi? Charlotte, katakan kepada Tuan Elliot kalau aku benar – benar tidak melakukan apapun! Kamu duduk tepat di seberang mejaku, tentu saja bisa melihatku dengan jelas setiap hari, kan?”
“Karena itu, kamu pasti tahu aku tidak pernah melakukan hal yang mencurigakan!”
Charlotte melirik Renold sebentar, lalu berjalan menuju Elliot tanpa mengindahkan ucapan dari pria itu. “Sejak tadi dia tidak mau mengaku?”
Elliot mengangguk, “Mhm, dia bersikeras berkata tidak melakukan apapun.”
Elliot membuka tutup kaleng soda, kemudian memberikannya kepada Charlotte. “Minum dulu, apa kamu berlari saat kembali naik?”
Charlotte mengambil soda tersebut, lalu berkata. “Aku hanya merasa bersemangat.”
Elliot tertawa. “Jangan buru – buru, waktu kita masih panjang.”
Renold menatap Elliot dan Charlotte secara bergantian. Setelah beberapa menit berdiam diri, akhirnya dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya. “Kalian saling mengenal?”
Elliot melingkarkan lengannya di pundak Charlotte. “Apa itu penting?”
Kedua mata Renold membulat, dia sontak berseru. “Bukankah Anda sudah memiliki istri?! Kenapa Anda malah selingkuh dengan seorang anak magang?”
Renold lantas melihat Charlotte seolah dia adalah wanita penggoda yang ingin menghancurkan rumah tangga atasannya. Bahkan sebelum Charlotte memberikan reaksi, Elliot sudah lebih dahulu menjelaskan. “Bagaimana mungkin aku selingkuh dengan istriku sendiri? Tuan Portman, Charlotte ini adalah istriku sendiri.”
Charlotte menurunkan lengan Elliot dari bahunya, kemudian tersenyum. “Maaf bila membuat Anda terkejut. Nama saya sekarang adalah Charlotte Landegre, saya adalah istri dari Elliot Landegre.”
“Apa – apaan ini?! Apa kalian menipuku? Nona Baxter, jangan berpura – pura menjadi orang lain. Kamu masih terlalu muda untuk dikenal sebagai wanita penggoda,” kata Renold tidak percaya.
Elliot berdecak, “Sekali lagi kamu menghina Charlotte sebagai wanita penggoda, aku akan memotong lidahmu.”
Charlotte, “Sudahlah, hubungan kami tidaklah penting di sini. Tuan Portman, hal paling penting di sini adalah mengungkapkan kejahatan Anda. Jika Anda mengaku, lama hukuman Anda pasti bisa berkurang.”
Suasana ruangan yang sempat mencair tiba – tiba berubah dingin lagi. Renold mendengus tidak senang, dia bahkan sempat menggebrak meja saat berkata, “Harus berapa kali aku katakan! Aku tidak melakukannya!”
Matahari sudah hampir tenggelam, dan Elliot masih belum menemukan jawaban yang dia cari. Sejujurnya dia merasa sedikit putus asa dan berpikir untuk langsung menyerahkan Renold ke pihak berwajib saja. Namun keinginan Elliot untuk menjatuhkan Johan terlalu tinggi, sehingga dia berulang kali menahan diri.
Charlotte menepuk punggung Elliot sebagai bentuk penenang. Dia lantas mendekati Renold dan duduk di hadapan pria itu. “Tuan Portman mungkin merasa tegang karena ada banyak orang di ruangan ini. Bagaimana bila kita berbicara hanya bertiga saja?”
Elliot, “Kamu yakin?”
“Ya, aku yakin.”
Elliot akhirnya meminta seluruh petugas keamanan untuk meninggalkan mereka di ruangan. Lagipula Renold Portman juga bukan orang yang berbahaya, mereka tidak perlu begitu waspada.
Elliot menarik satu kursi lagi dan duduk di samping Charlotte. Wanita itu terlihat sedang menggulir layar ponselnya, membaca deretan pesan yang terkirim ke sebuah grup.
“Tuan Portman, tampaknya Anda tidak begitu disukai oleh karyawan kantor. Baru sehari di interograsi oleh Elliot, mereka sudah membuat grup dan menyebarkan gosip – gosip tentang kamu,” kata Charlotte. Dia memperlihatkan layar ponselnya sebentar kepada Renold, kemudian memberikannya kepada Elliot.
Elliot, “Hmm .. Kamu sepertinya senang memberi tugas tambahan kepada anak baru, mereka banyak sekali mengeluh tentang kamu. Bahkan Lino berharap kamu segera dipecat saja agar hidupnya bisa tenang.”
“Kurang ajar! Aku hanya memberi mereka tugas tambahan untuk belajar, tapi mereka malah menyerangku seperti itu!”
Charlotte mulai membacakan pesan ulang. “Tuan Portman itu benar – benar sialan, dia tidak membuatku lembur di kantor tapi membuatku harus lembur di rumah! Dia mengirimkan banyak tugas kerja ke surelku setelah pulang kerja!”
BRAK!
Elliot memukul permukaan meja sekali, “Aku meminta para karyawan untuk tidak lembur di kantor, tapi kamu malah membawakan pekerjaan tambahan ke rumah juniormu? Tuan Portman, aku akan menghitung setiap pelanggaranmu ini.”
Renold Portman tidak bisa lagi mengelak saat rumor – rumor tentangnya tersebar melalui grup chat. Meski rumor kadang berlebihan, tapi setidaknya itu akan dianggap benar apabila ada banyak orang yang mengiyakan.
Charlotte menggulir rentetan pesan itu lagi, memilah mana topik yang dianggap penting sampai jarinya berhenti saat mendapatkan topik yang menarik. “Ternyata istri dan anakmu sekarang tinggal di Australia. Kenapa mereka pergi begitu jauh darimu? Lino bahkan mengatakan kalau mereka baru saja pindah minggu lalu. Apa kamu diam – diam ingin pindah ke Australia setelah melakukan tindak kriminal?”
Wajah Renold sedikit pucat saat mendengar penuturan Charlotte. Dia sudah susah payah menyembunyikan keberadaan keluarganya dari orang seperti Elliot, tapi siapa yang menyangka bila sebuah grup gosip telah memhuat rahasianya terbongkar.
“Putri sulungku sebentar lagi akan masuk Universitas! Dia selalu bilang ingin berkuliah di Australia, sebab itu aku sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Australia karena istriku terus mengkhawatirkannya.”
Charlotte sedikit tertawa saat mendengarnya. “Semester baru di universitas baru dimulai pada bulan agustus atau september. Sekarang baru bulan januari, dan kamu akan menjadi ayah yang buruk jika tiba – tiba membuat putrimu pindah sekolah saat dia sudah ada di kelas 3.”
Elliot diam – diam mengeluarkan secarik kertas identitas karyawan. “Dari data keluarga yang pernah kamu isi, kamu mempunyai dua putri. Masing – masing baru berusia 15 dan 10 tahun. Apa putrimu begitu cerdas sampai bisa masuk ke universitas di usia 15 tahun?”
Renold menundukkan kepalanya semakin rendah setiap kali mendengar Elliot dan Charlotte berbicara. Dia berusaha keras mengelak, tapi pada akhirnya dipaksa untuk mengakui kebohongannya.
“Tuan Portman, jangan mengelak lagi jika kamu ingin keluargamu bisa menjalani hari – hari yang tenang setelah ini.”
Tubuh Renold menegang, dia mengangkat kepalanya dan menatap Charlotte dengan penuh khawatir. “Apa kamu berniat untuk mencelakai keluargaku?!”
Charlotte membalas pandangannya dengan tenang, kedua mata emeraldnya tampak menyeramkan di pandangan Renold. “Tergantung situasi.”
Jawaban Charlotte tidak membantu, sehingga Renold semakin tegang seiring berjalannya waktu. Bagaimana pun juga, Elliot berasal dari keluarga kaya yang terpandang. Pertikaian antar keluarga kaya bukanlah masalah yang sepele, Renold takut Elliot bahkan bisa membunuh mereka apabila dia tidak merasa senang.
Keheningan di dalam ruangan itu bagaikan titik beku yang menyakitkan. Renold merasa ujung jari kaki dan tangannya menggigil dan jantungnya berdetak dua kali lipat lebih cepat.
Dia tidak punya pilihan lain.
Jika dia tidak mengaku sekarang, mungkin keluarganya akan terbunuh.
Paling buruk, dia yang akan terbunuh.
“Keluargaku tidak melakukan kesalahan apapun. Jadi jangan libatkan mereka!”
Charlotte tersenyum. “Jadi kamu mengaku telah berbuat kesalahan?”
Renold menggertakan giginya, lalu dalam hitungan detik dia segera membalas. “Orang yang menyabotase data perusahaan dan memasukkan malware ke dalam komputer utama adalah aku.”
Pasangan suami istri di hadapannya tidak tampak terkejut, lagipula mereka memang hanya butuh pengakuan Renold.
Elliot, “Apa kamu dibayar oleh seseorang untuk melakukannya?”
“Ya.”
“Siapa orang itu?”
“Johan Landegre.”
*****
Elliot memasukkan alat perekam ke dalam sebuah kotak, kemudian memberikat benda tersebut kepada pihak polisi. Setelah berhasil mendapatkan pengakuan dari Renold, dia segera memanggil polisi dan melaporkan tindakannya.
Tidak butuh waktu lama bagi para polisi untuk memenuhi panggilannya. Mereka segera memborgol kedua tangan Renold dan menyeretnya keluar dari ruangan. Namun, sebelum polisi bisa membawanya pergi, Renold berusaha keras berpengangan pada ambang pintu dan berteriak. “Aku sudah melaporkan perbuatanku, jadi aku harap kamu tidak akan menyentuh keluargaku!”
“Putri – putriku masih terlalu muda untuk dicelakai, dan istriku juga tidak mengetahui apa – apa!”
Charlotte berdiri dari kursinya, dengan memperlihatkan senyuman tanpa dosa, Charlotte berkata. “Aku memang tidak pernah berniat untuk melukai keluargamu.”
Renold terkejut, “Lalu tadi kamu …”
“Aku hanya bilang jika kamu ingin mereka hidup dengan tenang. Maksudku, hidup mereka mungkin tidak akan tenang apabila mendengar rumor – rumor buruk tentangmu ini. Tapi, sepertinya sekarang hidup mereka tidak akan begitu tenang juga setelah tahu kamu akan dipenjara.”
Kedua mata Renold berangsur – angsur memerah, amarahnya langsung naik dan ia tiba – tiba saja menjadi agresif. “Bajingan! Bisa – bisanya kamu menggunakan keluargaku untuk menggertak! Sialan! Kamu benar – benar sialan!”
Renold berusaha keras melepaskan cengkraman tangan dua polisi yang memegangnya. Lalu begitu lepas, dia berlari dengan cepat menuju Charlotte, berniat untuk mendorong tubuh wanita itu sekeras yang ia mampu.
BRUK!
Kaki Renold tersandung sebuah kaki yang tiba – tiba muncul di hadapannya, membuat dia terjerembat jatuh ke lantai sebelum bisa mendekati Charlotte.
Ketika ingin bangkit, sebuah kaki menginjak bahu Renold dan membuatnya kesulitan untuk bangun.
Orang yang menginjaknya itu adalah Elliot.
“Jangan menambah panjang catatan kriminalmu dengan menyerang orang lain.”
Elliot menambahkan, “Kamu beruntung aku menghentikanmu. Karena kalau sampai kamu menyakiti Charlottte, aku mungkin akan meminta seseorang untuk memotong satu kakimu.”
Bersambung…