SUAMI DAN KELUARGANYA
Malam itu, setelah Renold Portman di bawa pergi oleh polisi. Elliot segera menghubungi Arthur untuk membicarakan masalah Johan yang sudah menjadi dalang atas sabotase data departemennya. Ian juga baru saja pulang dari Jepang dan memutuskan untuk menemui Elliot di rumah orang tuanya.
Karena perkara ini, Arthur yang belum pulih total dari penyakit tuanya segera memanggil ketiga putranya untuk menjelaskan masalah yang mereka hadapi secara langsung.
“Ayah bisa mendengar pengakuan Tuan Portman sendiri, dia jelas – jelas berkata bahwa Johan adalah orang yang menyuruhnya.”
Rekaman suara diputar beberapa kali, dan Arthur memang bisa mendengar nama Johan disebutkan oleh Renold.
Arthur yang masih setengah berbaring di atas tempat tidur merasa begitu marah dan kecewa terhadap putra ketiganya. Dia bahkan menatap Johan seolah bola matanya akan keluar. “Kamu bisa – bisanya melakukan tindakan keji untuk menjatuhkan saudaramu! Johan Landegre, kamu pasti sudah kehilangan akal!”
Elliot mengangguk, kemudian berusaha memprovokasi ayahnya. “Dia bahkan juga menghalang – halangiku saat aku dan Erland ingin mengakses penyimpanan data. Ayah, Johan pasti benar – benar menaruh dendam kepadaku.”
Di lain sisi, pihak yang dituduh tidak tampak terganggu. Johan malah bersikap begitu tenang, seolah – olah keributan yang ditimbulkan oleh Elliot sama sekali tidak mempengaruhinya. Dia bahkan cukup tenang sampai masih bisa menyesap tehnya yang masih hangat.
“Sebenarnya, itu hanyalah sebuah salah paham,” kata Johan.
Elliot mengerutkan keningnya tidak suka. “Salah paham? Bagaimana mungkin hal itu hanyalah salah paham?! Kamu bahkan ingin menjatuhkanku berulang kali!”
“Kamu harus tenang dulu sebelum berbicara lagi. Kamu mungkin menganggapku begitu busuk karena pernah memiliki dendam pribadi.”
Omong kosong!
Orang yang paling menyimpan dendam itu seharusnya Johan. Namun pria itu malah memutar balik keadaan dan bertingkah seolah Elliot adalah seorang pendendam besar.
Johan, “Aku punya beberapa penjelasan atas setiap tuduhan yang diberikan oleh Elliot.”
Arthur yang kulitnya masih tampak pucat tetap berusaha menangani masalah yang dihadapi keluarganya. “Kamu boleh jelaskan.”
Johan kemudian menarik napas dalam – dalam sebelum akhirnya berkata. “Pertama, aku tidak segera menanda tangani surat peralihan jabatan karena berpikir akan merepotkan jika melakukan perubahan secara mendadak. Segala bentuk administrasi perlu diatur ulang sehingga ada baiknya mengubah secara perlahan – lahan dan secara resmi berubah setelah satu bulan. Seandainya saudaraku cukup sabar, dia pasti akan mendapatkan jabatannya secara mutlak tanpa perlu menimbulkan keributan.”
Persetan! Johan bahkan merupakan seseorang yang mencari ribut dengan Elliot. Sebagai orang yang bersumbu pendek dan mudah diprovokasi, jelas saja Elliot menjadi tidak sabar dan akan memarahi Johan dengan keras.
“Lalu ada juga alasan kenapa aku menolak permintaan Elliot untuk mengakses data utama karena pemegang wewenang tertinggi, yaitu Ian dan Ayah sedang tidak ada di kantor. Jadi aku juga tidak berani memberikan izin tanpa pengawasan dari pihak atas. Aku berencana ingin menghubungi Ayah terlebih dahulu sebelum memberikan izin, tapi saudaraku ini benar – benar tidak sabaran. Dia memaksa masuk ke dalam kantorku, berteriak seperti orang tidak waras, dan bahkan menggebrak meja beberapa kali.”
Johan menghela napas. “Benar – benar sebuah kekacauan.”
Kali ini Elliot kehabisan kesabarannya, dia bangkit dari kursinya dan segera menghampiri Johan dengan marah. Dia bahkan tidak segan untuk menarik kerah pakaian Johan mulai berteriak. “Aku tidak akan melakukan itu jika kamu membantuku keluar dari masalah genting!”
Johan tertawa, “Kamu hanya perlu menunggu sebentar, kamu saja yang tidak sabar. Padahal jika kamu bersabar sedikit lagi, mungkin aku bisa membantumu di siang hari.”
Elliot menggeram, saudara bajingannya ini sangat pintar bermain kata – kata. Bahkan setiap alasan yang terlontar dari mulutnya bisa dianggap masuk akal, sampai Arthur tidak menyela penjelasan Johan.
Saat ini, Elliot malah terlihat seperti seorang saudara yang memiliki banyak kebencian dan bermaksud untuk menjatuhkan saudaranya dengan memprovokasi ayah mereka.
Bersambung…