SUAMI BERDISKUSI
Pada waktu tengah malam, ketiga saudara Landegre itu berkumpul di ruang makan. Mereka tidak mampu beristirahat di kamar setelah Brianna berkata bahwa kondisi Arthur mulai memburuk. Pria tua itu tiada henti batuk, sampai akhirnya baru tertidur setelah Brianna memberikannya obat.
Ian sempat ingin memanggilkan dokter, tetapi cuaca semakin buruk dan tidak memungkinkan dokter pribadi mereka untuk datang. Arthur sebelumnya juga menegaskan mereka tidak perlu memanggil dokter selama kondisinya belum darurat.
Pada akhirnya, Ian tidak jadi memanggil dokter dan membiarkan Arthur beristirahat saja untuk malam ini. Apabila besok kondisinya bertambah parah, maka dia akan memaksa Arthur untuk pergi ke rumah sakit.
“Ayah memang selalu keras kepala, setiap hari terus bilang kalau dia tidak apa – apa tapi daging di tulangnya mulai rontok dan membuat dia terlihat kurus kering. Apa dia harus sekarat dulu baru mau mengakui dirinya sakit?!” seru Noelle.
Ian mengangkat kepalanya, kemudian memberikan Noelle tatapan tajam. “Jangan berbicara sembarangan, kamu seperti menyumpahi Ayah.”
Noelle, “Aku tidak menyumpahi!”
Ding!
Suara microwave yang baru saja selesai memanaskan lasagna terdengar, sehingga membuyarkan topik pembahasan mengenai Arthur. Charlotte yang sejak tadi duduk di pantry akhirnya berdiri dan mengambil loyang lasagna menggunakan sarung tangan anti panas.
Charlotte tentu saja tidak memasak di tengah malam, dia hanya memanaskan makanan yang ada karena Noelle mengeluh lapar. Meski pada akhirnya mereka semua mengaku lapar.
“Hati – hati, jangan sampai terkena kulitmu,” kata Elliot seraya mengambil beberapa piring dari rak piring.
Charlotte mengangguk, dia buru – buru meletakkan loyang panas ke meja pantry, sebelum akhirnya memotong lasagna tersebut dan membagikannya ke atas piring.
Elliot melihat lasagnanya secara seksama. “Siapa yang membuat ini? Aromanya familier.”
Noelle menjawab dengan antusias. “Ini buatan Ibuku! Tentu saja kamu mengenalinya, kamu pasti pernah memakan masakannya ketika kecil.”
Saat mendengar jawaban Noelle, Elliot menjadi tidak begitu antusias untuk makan. Bukan karena masakan Brianna tidak enak, tetapi karena Elliot selalu ingat akan kematian ibu kandungnya -Daisy Landegre- setiap kali melihat Brianna yang memasak alih – alih Daisy.
Oleh karena alasan itu, Elliot jadi jarang menyantap masakan yang dibuat oleh Brianna dan lebih memilih untuk makan di luar rumah. Tentu saja perilakunya ini membuat Arthur begitu marah, sehingga Elliot memutuskan untuk makan di rumah sesekali.
Charlotte bisa melihat wajah suaminya terlihat tidak begitu baik, sehingga dia segera berbisik di samping telinga Elliot. “Apa kamu tidak suka lasagna? Aku bisa membuatkan makanan yang lain.”
Elliot tersentak saat mendengar suara Charlotte, dia segera memperbaiki ekspresinya dan membalas. “Tidak perlu, makanannya enak.”
Elliot mungkin tidak begitu senang saat memakan masakan Brianna, tetapi karena masakan kali ini dipanaskan oleh Charlotte, Elliot tentu saja bisa memakannya dengan senang hati.
Ketika makanan di atas piring sudah habis seluruhnya, mereka akhirnya mulai membicarakan topik mengenai Johan lagi. Elliot menumpukkan kepalanya di tangan saat dia berkata dengan malas. “Ian, apa menurutmu besok Johan bisa bebas dengan mudah?”
“Sepertinya begitu,” jawab Ian seraya menyeka bibirnya menggunakan tisu.
“Dia selalu saja mampu memutar balikan fakta, takutnya Ayah malah akan memarahiku apabila Johan dinyatakan tidak bersalah.”
“Ayah tidak sebuta itu.” Ian berkata, “Selama kamu memegang bukti dan saksi, Ayah pasti tidak akan sepenuhnya mempercayai Johan.”
“Tetap saja, rasanya hukuman yang akan dia terima tidak akan begitu berat.”
Ian berkata, “Kamu tidak perlu khawatir, aku akan mengusut Johan secara keseluruhan. Dia sangat bersikeras ingin mempertahankan posisinya di Departemen Infrastruktur III, aku jadi curiga kepadanya.”
Saat mendengar ucapan Ian, Charlotte akhirnya menimpali. “Kamu benar. Dia mungkin mempunyai suatu alasan sehingga tidak mau buru – buru melepaskan Departemen Infrastruktur III.”
“Mungkinkah Johan juga terlibat di penggelapan dana beberapa proyek yang departemenku jalani? Ian, kamu tentu ingat bukan tentang penggelapan dana di Hotel Arvi? Aku selalu berpikir, sepertinya ada seseorang dengan jabatan tinggi yang membantu mereka sehingga tidak tersandung masalah sampai akhirnya aku yang turun tangan.”
“Bisa juga proyek lainnya terkena kasus penggelapan dana, aku hanya belum memeriksanya secara menyeluruh saja,” tambah Elliot.
Ian, “Semua memiliki kemungkinan, aku akan membantumu untuk menyelidikinya nanti. Jika memang Johan terbukti melakukan penggelapan dana, maka dia memang pantas untuk dijebloskan ke penjara.”
“Bagaimana jika dia tidak melakukannya?” Noelle tiba – tiba saja angkat bicara.
Sedari tadi dia hanya mendengarkan kedua saudaranya membahas keburukan Johan. Noelle memang tidak dekat dengan Johan, tapi mendengar saudara kandungnya direndahkan sedemikian rupa juga membuat Noelle agak gelisah.
Ian melirik Noelle, matanya terlihat dingin tapi sesungguhnya memancarkan keperdulian terhadap Noelle. “Maka tentu saja dia akan bebas dari segala hukuman.”
Merasa bila pembahasan ini terlalu berat untuk remaja yang baru saja beranjak dewasa. Charlotte akhirnya mencari alasan untuk mengusir Noelle. “Hari sudah sangat larut, kenapa kamu tidak tidur sekarang?”
“Belum mengantuk.”
Charlotte tersenyum, “Noelle, jika remaja seusiamu tidak tidur tepat waktu, maka kamu akan kesulitan bertumbuh tinggi.”
Setelah dipaksa sedemikian rupa oleh Charlotte untuk tidur, akhirnya Noelle juga tidak membantah lagi dan segera pergi ke kamar tidurnya. Ruangan sekali lagi sepi, sampai Charlotte membuka suaranya. “Kalian harus lebih memperhatikan Noelle. Dia masih membutuhkan bimbingan kalian supaya tidak salah arah dalam mengambil langkah.”
Anak seusia Noelle masih mudah untuk dipengaruhi pikirannya. Jika Elliot dan Ian tidak memperhatikan dia sejak kini, Noelle mungkin saja akan berdiri di lain sisi suatu saat.
Elliot membalas, “Mhm, besok aku akan membelikannya sesuatu.”
Charlotte menghela napas. “Kamu tidak bisa hanya membelikannya sesuatu. Hal yang paling dia butuhkan adalah perhatian, kamu bisa sesekali mengajaknya pergi bersama atau mengobrol ringan bersama.”
Di sepanjang malam, bukan hanya Elliot yang mendapatkan ceramah dari Charlotte, Ian juga ikut terkena ceramah karena sikapnya yang terlalu dingin kepada Noelle sehingga mudah menimbulkan salah paham.
“Ya, kamu terlalu dingin! Aku bahkan juga pernah berpikir kalau kamu membenciku!” aku Elliot kepada Ian.
Ian sedikit terkejut saat mendengarnya. “Kamu pernah berpikir begitu?”
Elliot sadar bila dia salah bicara, sehingga langsung memperbaiki kata – katanya. “Hanya kesalahpahaman, tidak perlu dipikirkan lagi.”
Mereka terus berbincang dan akhirnya berhenti saat waktu menunjukkan pukul 2 malam.
Keesokan harinya, Elliot sudah membuka mata meski matahari belum terbit. Hal ini karena ponselnya terus – menerus berbunyi, sehingga memaksanya untuk bangun.
Nama salah satu polisi yang bertanggung jawab atas pemeriksaan Renold Portman muncul di layar ponselnya, membuat Elliot segera bangkit dari tempat tidur dan mengangkat panggilan tersebut.
“Tuan Landegre, kami mempunyai kabar buruk mengenai Tuan Portman.”
Suara derasnya hujan masih terdengar dari luar, airnya terus mengetuk jendela sehingga menimbulkan suara bising yang mengganggu.
Situasi seperti itu, entah mengapa membuat hati Elliot menjadi tidak tenang. “Apa yang terjadi?”
“Tuan Portman ditemukan meninggal di ruang interograsi pagi ini.”
Mata Elliot menggelap, dia lantas membalas dengan intonasi terlampau dingin. “Bagaimana bisa?”
“Tuan Portman bunuh diri.”
Bersambung…
Akan dilanjutkan Session 3 jadi nantikan update selanjutnya ya!