SUAMI & ISTRI MENDAPATKAN UNDANGAN
Tak ada lagi prakata yang bisa diucapkan oleh Charlotte. Dia lantas meninggalkan Zack sendirian di dalam cafe, karena tidak ingin lagi melihat wajah pria itu dan mengenang segala memori di masa lalu.
Charlotte berjalan dalam diam, hatinya masih terlalu mendung untuk sekedar tersenyum kepada Elliot. Sementara Elliot juga tidak mengatakan apa-apa dan hanya menenangkan Charlotte dengan melingkari pundak istrinya saat mereka berjalan menuju penginapan.
Sesampainya di sebuah penginapan yang sederhana. Elliot meletakkan tas mereka di lantai, lalu menuntun Charlotte untuk duduk di atas tempat tidur. “Mau kubawakan teh panas?”
“Mhm, terima kasih.”
Elliot lekas meminta pemilik penginapan untuk membawakan mereka teh panas serta tambahan selimut, sehingga dia bisa membuat hati Charlotte menjadi lebih baik.
“Jangan memikirkannya lagi, istirahatlah untuk sekarang.” Elliot memberikan secangkir teh ke tangan Charlotte, lalu melingkupi tubuh wanita itu dengan selimut tebal.
“Elliot, mengapa saudaraku ingin membunuhku?” tanya Charlotte tiba-tiba. “Aku tidak pernah meminta harta mereka, bahkan juga tidak protes saat Ayah tidak memperdulikan aku.”
Tangan Charlotte yang memegang cangkir gemetar. Pandangan matanya mulai kabur saat air mata mulai menggenangi matanya. “Sungguh, aku tak pernah mengganggu mereka.”
Selama ini, Charlotte selalu bertingkah seperti manekin hidup di dalam keluarganya. Dia tidak pernah mengeluarkan pendapat, protes, atau pun meminta terlalu banyak. Jika dia ingin membeli sesuatu, maka dia akan mengumpulkan uang jajannya sendiri dan tidak memaksa Jacob Baxter—ayahnya—untuk lebih memperhatikan dia.
Bahkan saat Jacob dan Agnes memintanya menikah dengan Elliot yang reputasinya buruk, Charlotte juga tidak mengeluarkan protes.
Tapi, mengapa sebuah manekin hidup saja bisa dibenci sampai ke taraf yang mengerikan?
Rasanya, baik ibu tiri hingga saudara-saudara tiri Charlotte, mereka semua akan kesal saat Charlotte bahagia sedikit saja.
“Sayang, kamu memang tidak salah. Orang yang patut disalahkan itu adalah keluargamu yang telah membuat kamu menderita.”
Charlotte, “Mereka … mereka sepertinya bertingkah seperti itu karena aku merusak keharmonisan Keluarga Baxter.”
Charlotte lahir dari hasil hubungan gelap antara Jacob Baxter dengan seorang wanita malam—Belva Fletcher—. Ketika Charlotte masih sangat kecil, Belva mengalami sakit keras dari hasil pekerjaan malamnya. Sebab itulah, dia mengirimkan Charlotte kepada Jacob, membuat hubungan Jacob dengan Agnes meregang hingga ke tahap menuju perceraian. Meski pada akhirnya, Agnes tetap bertahan dengan alasan takut kekurangan uang.
“Karena aku adalah bukti perselingkuhan dari ayahku. Nyonya Baxter sangat membenciku sampai-sampai dia selalu marah setiap kali melihat wajahku. Mungkin, sikap Nyonya Baxter membuat anak-anaknya ikut membenciku dan selalu mencari cara untuk menyingkirkan aku dari hidup mereka.” Charlotte menghela napas. “Seandainya saja aku tidak lahir.”
Elliot sontak memeluk Charlotte seraya berbisik. “Kamu tidak salah apa-apa. Walau mereka tidak mengharapkan kelahiranmu, aku masih mengharapkan kelahiran kamu.”
“Jadi, jangan berandai-anda kamu tidak lahir. Karena itu membuatku sedih.”
Charlotte membalas pelukan Elliot dan meletakkan wajahnya pada pundak pria itu. “Maaf.”
“Jangan minta maaf,” kesal Elliot.
Charlotte tertawa. “Baiklah, aku mencintaimu.”
“Terdengar lebih baik.”
Mereka terus berpelukan dalam kurun waktu yang lama, bahkan sampai membuat Charlotte mengantuk. Beruntung suhu di luar sedang dingin, apabila mereka berpelukan seperti ini di musim panas, Charlotte mungkin akan langsung menendang Elliot karena kepanasan.
Sembari merebahkan tubuh mereka di tempat tidur, Elliot berkata, “Charlotte, bagaimana kalau kita membalas perbuatan saudara-saudaramu itu?”
Charlotte, “Kita bisa melakukannya?”
Elliot, “Tentu saja bisa. Dibandingkan dengan Johan, saudara-saudaramu itu hanyalah sekumpulan domba bodoh yang mudah disembelih.”
Elliot benci mengakui ini, tapi Johan lebih cerdik dan berkuasa daripada Ethan Baxter atau Caitlyn Baxter. Karena, di kehidupan lampau Elliot sering mendengar rumor kalau Ethan tidak pandai berbisnis, sedangkan Caitlyn terlalu sibuk bersolek sampai tidak memiliki kemampuan.
“Apa yang bisa kulakukan untuk membalas mereka? Membawa mereka ke pengadilan?” tanya Charlotte, merasa sedikit skeptis.
Elliot melambaikan tangannya. “Pengadilan tidak berlaku untuk orang-orang yang memiliki uang. Kita bisa membuat Ethan bangkrut.”
“Kamu tidak mau membunuh mereka, kan?”
“Hmm … kalau kamu ingin, aku juga bisa membunuh mereka,” kata Elliot.
Charlotte meringis. “Jangan, aku tidak mau kamu mengotori tanganmu dengan darah kotor mereka. Intinya, jangan bunuh siapapun demi aku.”
Elliot mengelus kepala Charlotte. “Jangan khawatir, caraku lebih buruk daripada kematian.”
Charlotte masih bertanya-tanya cara apa yang ingin Elliot gunakan, tapi suaminya itu bersikeras tidak mau memberitahu, sehingga Charlotte tak lagi bertanya lebih lanjut mengenai metodenya.
“Omong-omong, kudengar dari pelayan rumah ada undangan yang datang ke rumah pagi ini. Mereka bilang itu undangan pesta ulang tahun dari Keluarga Baxter,” lapor Elliot.
Tadinya dia tidak begitu perduli dengan undangan tersebut. Tapi, setelah Elliot pikirkan lebih jauh, sepertinya dia harus menghadiri pesta itu supaya bisa menjalankan rencananya.
Charlotte, “Oh … sepertinya itu undangan ulang tahun Elijah. Tidak biasanya aku diperbolehkan hadir di pesta Keluarga Baxter. Paling-paling, mereka hanya ingin mencari muka di depanmu.”
“Elijah itu adikmu yang seumuran dengan Noelle, kan? Apa dia juga mengganggumu?”
“Ya, dia sering menggangguku. Tapi, tak pernah sampai mencelakaiku seperti Ethan atau Caitlyn. Jika ingin membalas, usahakan jangan melukainya juga,” jelas Charlotte.
“Mhm, aku akan mengingatnya.”
Elliot pasti akan menghitung seberapa banyak keburukan yang pernah dilimpahkan Keluarga Baxter kepada istrinya, sehingga dia mampu membalas mereka dengan sepadan.
*****
Elliot dan Charlotte meninggalkan Nashville pada hari senin siang. Mereka tidak mengucapkan selamat tinggal kepada Zack atau Dakota, karena merasa tidak perlu lagi saling berhubungan.
Berselang satu minggu kemudian, akhirnya hari ulang tahun Elijah tiba. Hari ini, Charlotte merasa begitu gugup karena baru pertama kali menginjakkan kaki di pesta milik Keluarga Baxter. Walau itu hanyalah sebuah pesta ulang tahun, sesungguhnya pesta tersebut merupakan pesta besar yang mengundang banyak keluarga konglomerat. Karena itu, Charlotte takut menjadi bahan gunjingan mereka.
“Tidak perlu gugup, kamu datang bersamaku.” Elliot meyakinkan Charlotte di dalam mobil.
Sekarang, mereka sedang berada di parkiran salah satu hotel mewah di New York. Terdapat banyak mobil-mobil mewah yang terparkir di tempat VIP, sepertinya mereka semua juga tamu undangan pesta Elijah. Elliot mungkin bisa mengenali orang-orang dari lingkungan konglomerat itu, tetapi Charlotte sama sekali tidak mengenal mereka, sehingga takut akan mempermalukan Elliot.
“Bagaimana bila aku tidak hafal nama-nama mereka?” tanya Charlotte.
Elliot tertawa. “Mereka tidak begitu penting, tidak perlu mengingat nama mereka. Lagi pula, seharusnya mereka yang menghafalkan namamu.”
Karena secara runtutan kasta, Keluarga Landegre termasuk ke dalam perusahaan yang sangat berpengaruh dalam pergerakan ekonomi dan negara. Oleh sebab itu, tidak sepatutnya mereka mencari masalah dengan Elliot atau pun Charlotte.
“Ayo, keluar. Aku tidak akan jauh-jauh darimu.”
Setelah diyakinkan oleh Elliot, Charlotte akhirnya keluar dari mobil dan berjalan menuju aula hotel. Di depan pintu aula, mereka di sambut oleh beberapa pelayan. “Selamat datang, Tuan dan Nyonya Landegre. Semoga malam Anda menyenangkan.”
Bersambung…