HUBUNGAN GELAP
Charlotte membenamkan wajahnya ke leher Elliot, menghirup aroma pria itu dalam-dalam, dan mencoba untuk meredakan kekesalannya. Sama seperti Elliot, Charlotte juga kesal karena Johan mampu bebas begitu saja. Namun, kekesalannya itu meningkat saat Elliot terus mengabaikannya.
“Haruskah kita makan sekarang?” tanya Elliot, berusaha untuk memperbaiki suasana di antara mereka.
“Jika kamu tidak ingin makan, maka aku juga tidak,” jawab Charlotte. Elliot tertawa saat mendengarnya. Ternyata, istrinya sedang marah, karena tadi Elliot menyuruhnya untuk makan sendirian.
“Aku juga akan makan. Jadi, jangan marah lagi.” Charlotte semakin menyandarkan kepalanya ke tubuh Elliot. “Aku tidak marah, hanya kesal.”
“Seberapa kesal?” tanya Elliot dengan nada main-main. Bukannya menjawab, Charlotte malah memukul pundak Elliot. “Menyebalkan.”
Elliot memegang kedua tangan Charlotte dan memeluk wanita itu, mengabaikan Charlotte yang sejak tadi ingin mendorongnya. “Baik, berhenti marah. Aku akan lebih memperhatikan kamu di masa depan.”
Elliot tidak tahu, apakah itu hanya imajinasinya atau Charlotte memang tampak begitu sedih saat dia mengabaikan Charlotte. Mungkinkah itu karena alam bawah sadarnya masih mengenang perbuatan biadab Elliot di kehidupan lampau?
Elliot sesungguhnya juga tidak begitu yakin, dia bahkan bingung kenapa hanya dirinya saja yang masih ingat kehidupan lampau, sementara Charlotte yang menjadi alasannya untuk mengulang waktu malah tidak mengingat apa-apa.
Tapi, sepertinya memang lebih baik terus seperti ini. Karena, Charlotte mungkin akan meninggalkannya apabila mengingat kehidupan lampau mereka.
Setelah mendapatkan pelukan serta dibawakan makan malam oleh Elliot, suasana hati Charlotte berangsur-angsur membaik. Bahkan, sepertinya wanita itu sudah melupakan tindakan Elliot sebelum ini.
Karena keduanya merasa begitu lelah usai memikirkan cara untuk menangani kasus Renold Portman. Mereka langsung pergi tidur setelah menghabiskan makan malam.
Tiga hari kemudian, upacara pemakaman Renold Portman diadakan di Gereja Manhattan. Seluruh rekan kerja dari Divisi Infrastruktur III datang ke upacara pemakaman itu. Kebanyakan dari mereka tidak percaya kalau Renold Portman yang mereka kenal telah melakukan tindakan kriminal dan mati akibat bunuh diri.
Walau kadang ada sifat Renold yang tidak menyenangkan di beberapa hati rekan kerjanya, tetap saja, mereka tidak pernah mengharapkan kematian Renold akan datang secepat ini. Keluarga besar dari pihak Portman tampaknya tidak datang.
Mungkin enggan menanggung malu karena tahu putra mereka melakukan bunuh diri setelah ketahuan ingin membuat rugi perusahaan. Sanak keluarga yang terlihat, hanyalah istri dan kedua putrinya. Mata istrinya tampak sembab karena terus menangis, sedangkan kedua putrinya juga tak lebih baik dari ibu mereka.
Ketika rentetan upacara hampir diselesaikan, Elliot mendapatkan pesan dari Ian. Itu hanyalah sebuah pesan singkat, berupa foto seorang wanita muda yang memiliki rambut sebahu, dengan mata hazel. Di bawah foto, Ian mengirimkan pesan baru yang bertuliskan ‘Yolanda Torres’. Sepertinya, Ian sudah berhasil menemukan pemiliki dari Yolan’s Tea.
Elliot kemudian berjalan keluar gereja untuk menghubungi Ian. “Hubungannya dengan Tuan Portman?”
“Terindikasi perselingkuhan.” Ian menambahkan, “Nona Torres memiliki sebuah akun sosial media privat, di dalamnya ada banyak foto-foto kemesraan dia dengan Tuan Portman.”
“Jadi, mungkinkah Johan tahu tentang masalah itu dan mengancam akan memberitahu istri Tuan Portman tentang perselingkuhannya dengan Nona Torres?”
“Kurasa. Tapi, mungkin tidak sesederhana itu,” kata Ian. Benar, tidak mungkin bisa sesederhana itu.
Jika hanya sekedar memberitahu perselingkuhan, Renold tidak harus sampai bunuh diri. Dia bisa saja mengelak dan menganggap Yolanda sebagai wanita yang mengejar-ngejar dia. Bila Elliot pikirkan lebih jauh, Johan pasti memegang sebuah rahasia yang dapat menghancurkan Renold bila sampai rahasia itu terbongkar.
“Aku akan bicara dengan Nona Torres,” ujar Elliot sebelum menutup teleponnya.
Saat dia kembali ke dalam gereja. Peti mati milik Renold akan segera diangkat dan dibawa ke tempat kremasi, sebelum abunya dibawa ke pemakaman gereja. Sebelum keluarga Portman mengikuti peti, Elliot lantas memberikan isyarat kepada Charlotte untuk menghampiri Becca Portman dan menyampaikan belasungkawa bersama.
“Nyonya Portman, saya turut menyesal atas kepergian Tuan Portman. Sungguh, saya tidak pernah berharap kejadiannya akan seperti ini,” kata Elliot seraya memegang tangan Becca.
Becca mengusap matanya yang tergenangi oleh air mata sebelum menjawab dengan tenang. “Saya sudah mendengar segalanya, Tuan Landegre. Sebagai istrinya, saya yang seharusnya memohon maaf kepada Anda. Ketika Renold mengirimkan jumlah uang yang sangat besar ke rekening saya, saya tahu kalau ada yang salah dengan dia. Namun, saya tidak melakukan apa-apa karena takut keluarga kecil saya terkena imbasnya.”
Tanpa disangka, Becca tidak menyimpan dendam kepada Elliot. Wanita itu mengakui kesalahan yang diperbuat oleh Robert, bahkan terus meminta maaf beberapa kali. Di mata Elliot, wanita ini tampaknya memiliki hati yang begitu murni.
“Anda tidak boleh meminta maaf. Semua sudah terjadi, tidak ada lagi yang bisa kita perbuat. Walaupun Tuan Portman pernah melakukan kesalahan, saya tidak bisa memungkiri kalau dia telah banyak memberikan kontribusi ke dalam perusahaan. Karena itu, Nyonya Portman, saya akan menanggung seluruh biaya sekolah anak-anak Anda dan membayarkan tunjangan pensiun Tuan Portman tanpa ada pemotongan.”
“Terima kasih, Tuan! Anda benar-benar murah hati, saya tidak tahu harus membalas seperti apa,” kata Becca seraya menangis haru.
“Anda tidak perlu membalas apapun, ini murni bantuan dari saya.”
Renold Portman tidaklah lebih dari sebuah pion yang digunakan oleh Johan, sebuah umpan yang berfungsi untuk dikorbankan supaya Johan mendapatkan kebebasan. Renold memang berbuat salah, tapi tak sepatutnya harus menanggung seluruh kesalahan. Jadi, setidaknya Elliot ingin memberikan belas kasih kepada istri dan anak-anaknya, supaya mereka bisa hidup dengan nyaman.
*****
Satu-persatu tamu yang hadir lantas meninggalkan gereja setelah peti mati Renold sedang dikremasi. Namun, ada seorang wanita muda yang masih duduk di atas kursi. Wajahnya terus menunduk sepanjang hari, terlihat memancarkan kesedihan yang begitu dalam. Dari ciri-ciri wajah serta rambutnya, Elliot bisa mengambil kesimpulan kalau dia adalah Yolanda Torres.
“Nona Torres.” Charlotte memanggilnya dengan suara lembut, berusaha untuk tidak membuatnya terkejut. Namun, Yolanda langsung merasa tersentak begitu ada seseorang yang mengenalinya di sini. Sebelum Yolanda membuka mulut, Charlotte segera menambahkan, “Bisakah kita berbicara, Nona Torres?”
Yolanda menyipitkan matanya, kemudian melihat Charlotte dan Elliot dari bawah ke atas. Dia jelas tahu kalau Elliot berasal dari Keluarga Landegre, tapi dia tidak mengenali Charlotte. “Apa kita saling mengenal?”
Charlotte tersenyum. “Sayangnya tidak, tapi Tuan Portman pernah memberikan produk teh Anda kepada saya. Jadi, bagaimana bila kita berbincang-bincang sebentar.”
Yolanda masih sangat berduka atas kepergian Renold, sehingga mereka berbicara di taman belakang gereja. Awalnya, mereka hanya berbasa-basi sedikit sampai akhirnya Charlotte memulai perbincangan. “Nona Torres, apa kamu sudah tahu penyebab kematian Tuan Portman?”
Yolanda mengangguk. “Aku tahu, dia bunuh diri. Aku hanya … masih tidak menyangka dia akan melakukan tindakan bodoh itu.”
Elliot akhirnya berkata, “Itulah hal yang ingin kami selidiki. Tuan Portman pasti memiliki alasan kuat untuk melakukan itu. Nona Torres, apa kamu mengetahui sesuatu?”
Yolanda mengangkat kepalanya, kemudian menatap Elliot dengan bingung. “Aku tidak tahu. Renold sudah jarang menghubungiku tiga bulan terakhir. Kadang, aku hanya akan mengirimkan dia produk teh beberapa kali. Namun, dia tidak pernah membalas pesanku.”
“Seolah-olah dia takut untuk melihatku,” tambah Yolanda.
Elliot lantas memperlihatkan foto kemesraan Renold dan Yolanda dari akun sosial medianya. “Nona Torres, rasanya kurang pantas untuk mengatakan ini. Tapi, apa kalian pernah merekam sesuatu yang memalukan sampai Tuan Portman lebih baik mati daripada rekaman itu tersebar?”
Yolanda tercekat, seluruh tubuhnya terasa kaku sampai kesulitan untuk mengucapkan kata. “Itu … dari mana kamu mendapatkan foto-foto itu?”
“Akunmu sendiri. Tolong jawab pertanyaanku Nona Torres, karena jawabanmu mungkin menjadi alasan mengapa Tuan Portman bunuh diri.”
Yolanda menggenggam kedua tangannya sendiri, tampak bergetar sekaligus takut. Ingatannya melayang-layang ke saat dia dan Renold melakukan hubungan penuh cinta di belakang Becca Portman. Keduanya tahu hubungan mereka salah, tapi tetap saja tidak ingin melepaskan dan melebur ke dalam dosa.
Mereka terlalu mabuk akan cinta sampai-sampai melakukan tindakan bodoh seperti merekam hubungan mereka yang sedang memadu kasih di atas tempat tidur. “Renold pernah kehilangan ponselnya. Dia sangat ketakutan saat ponsel itu tidak bisa ditemukan dimana pun. Setelah itu, dia menjauhiku, aku sempat tidak tahu alasan sikapnya. Tapi … tapi setelah kupikirkan, sepertinya karena di dalam ponsel itu ada ….”
Yolanda menggantung ucapannya, merasa sangat enggan untuk melanjutkan. Elliot juga tidak memaksa Yolanda untuk melanjutkan. “Cukup, aku mengerti. Terima kasih atas penjelasanmu, Nona Torres.”
Ponsel yang hilang itu mungkin sesungguhnya tidak hilang, melainkan diambil oleh suruhan Johan. Karena Johan mengetahui rahasia terdalam dari Renold Portman, maka Renold bersedia untuk melakukan seluruh perintahnya.
Karena, jika sampai rekaman menjijikan itu tersebar ke media massa. Maka, Renold akan menanggung rasa malu yang begitu besar dari rekan-rekan kerjanya, keluarga besarnya, serta Istri dan anak-anaknya.
Daripada dikenang sebagai pria busuk yang mencampakkan istrinya demi wanita lain. Renold lebih memilih dikenang sebagai pria bodoh yang bunuh diri.
Elliot dan Charlotte lantas meninggalkan Yolanda sendirian, membiarkan wanita itu menerka-nerka arah pembicaraannya dengan Elliot. Wanita itu mungkin baru sadar kalau pria yang ia cintai telah mati akibat dirinya, Renold takut menanggung malu karena ketahuan memiliki hubungan dengan wanita seperti dia.
“Apa tidak apa-apa meninggalkan dia seperti itu?” tanya Charlotte.
“Kita tidak mampu menghapus perasaan kotor yang dia rasakan. Semua perbuatan selalu meninggalkan noda, dan noda itu suatu saat bisa mendatangkan mala petaka.”
Sebelum pergi, Elliot sempat berhenti di ambang pintu masuk gereja. Kedua matanya memandang ke arah altar di penghujung ruangan, kemudian mengangkat pandangannya untuk melihat sang Yesus Kristus yang disalib.
Perlahan, benaknya membacakan sebuah kutipan dari alkitab.
“Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.”
[Ibrani 13 : 4]
Renold telah mencemari sumpah pernikahannya dengan Becca dan melakukan hubungan gelap dengan Yolanda. Pada akhirnya, Tuhan benar-benar menghakimi perbuatannya yang kotor.
Sama seperti Elliot di kehidupannya yang lampau. Dia mengabaikan istrinya sendiri dan malah bermain-main dengan Irene, membuat Tuhan murka sampai-sampai Elliot kehilangan segalanya.
Hal yang membedakan Elliot dengan Renold adalah, Elliot mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya, sementara Renold tidak.
Bersambung…