ISTRIKU MENERIMA HADIAH
Di malam hari, setelah Elliot dan Charlotte makan dan membersihkan diri, keduanya sepakat untuk membuka hadiah dari Aria. Charlotte selalu tahu kalau temannya untuk memiliki banyak kejutan, dan kadang tidak terduga. Jadi, sebagai antisipasi kalau-kalau hadiah itu tidak berbobot, Charlotte membukanya lebih dahulu dan tidak memperbolehkan Elliot melihat.
Kotak itu tampak begitu besar, tapi sesungguhnya cukup ringan saat diangkat. Karena itu, Charlotte berasumsi kalau isinya hanyalah pakaian dan beberapa benda kecil, paling-paling juga benda seperti kosmetik.
Namun, pemikiran Charlotte langsung terhempas begitu melihat isinya.
Brak!
Charlotte sontak menutup kotak hadiah itu dengan keras, begitu dia melihat isinya sekilas. Elliot yang melihat dari jauh langsung terkejut dan bertanya dengan penasaran. “Apa isinya? Kenapa langsung ditutup?”
Pupil mata Charlotte bergerak tidak beraturan dan rona merah menyebar ke pipinya. “Bukan apa – apa! Hanya beberapa barang tidak penting!”
Elliot akhirnya berjalan mendekati Charlotte. “Lalu kenapa kamu terlihat kaget? Biarkan aku melihatnya.”
Elliot berusaha membuka kotak tersebut, tapi Charlotte sudah lebih dahulu merebutnya dan berdiri. Tampaknya Charlotte tidak mau Elliot melihat isi dari kotak walau hanya sebentar. Hal ini membuat Elliot semakin bingung dan berpikir sepertinya ada yang tidak wajar, apalagi ekspresi wajah istrinya seolah mengatakan, ‘Lebih baik aku mati daripada kamu melihatnya’.
“Apa benda di dalamnya berbahaya? Kemarikan kotaknya bila berbahaya,” ucap Elliot.
“Tidak! Tidak berbahaya, sudah kukatakan ini bukan apa – apa!”
Charlotte mempertahankan kotak tersebut di tangannya seolah itu merupakan nyawanya sendiri. Semakin Charlotte bertingkah aneh, semakin Elliot menjadi penasaran. Jika benda di dalamnya tidak berbahaya, lantas mengapa Charlotte tidak memperbolehkan Elliot melihatnya.
Mungkinkah isi dari kotak itu memalukan bagi Charlotte sehingga Elliot tidak boleh melihatnya?
Seketika Elliot mengingat ucapan Aria saat menyerahkan hadiah kepada Charlotte. “Gunakanlah hadiahku dengan baik, mungkin saja hadiah itu bisa mempererat hubungan kalian.”
Hadiah yang bisa mempererat hubungan suami istri?
Elliot tiba – tiba menjadi curiga.
Dengan cekatan, Elliot segera merebut kotak tersebut dari tangan Charlotte. Namun, Charlotte berusaha keras agak kotak itu tidak terlepas dari tangannya. Keduanya saling tarik-menarik, sampai akhirnya tanpa sengaja tutup dari kotak terlepas sehingga barang-barang yang ada di dalamnya berhamburan jatuh.
Pada saat itu, Charlotte merasa dia bisa mati karena malu.
Dari kotak, terdapat berbagai macam mainan dewasa untuk wanita yang sesungguhnya tidak ingin Charlotte ketahui, tapi sialnya dia tahu. Dan di antara benda-benda jahanam itu, terdapat pula tali dan sebuah lingerie menggoda berwarna merah.
Elliot bahkan sampai terdiam saat melihat ‘hadiah’ itu. Biasanya, seorang teman akan selalu menghadiahkan sesuatu yang disukai oleh temannya. Karena itulah, Elliot tidak bisa menahan diri untuk bertanya, “Charlotte, aku tidak tahu kalau kamu menyukai hal seperti ini. Kalau kamu bilang dari awal, mungkin ….”
“Tidak! Aku tidak menyukainya! Kamu salah paham! Ini hanya sekedar lelucon dari Aria sejak kita sekolah!” Charlotte dengan gesit segera memasukkan benda-benda itu ke dalam kotak dan melempar kotak itu ke bawah tempat tidur. Wajahnya merah padam, dan ia tidak lagi berani untuk menatap Elliot.
Elliot tidak mengatakan apa-apa, lebih seperti sengaja membiarkan istrinya salah tingkah dan kebingungan. Di dalam hatinya, Elliot diam-diam mengatakan, “Ya, kalau kau suka juga aku senang.”
“Itu benar-benar hanya lelucon! Sungguh!” seru Charlotte, berusaha meyakinkan Elliot.
Sesungguhnya, lelucon itu bermula saat Aria diam-diam membawa novel dewasa ke sekolah, dan memaksa Charlotte untuk membaca bersamanya. Jalan cerita novel itu sebenarnya tidak buruk, tapi hubungan dewasa yang diperlihatkan tampak asing bagi Charlotte.
“Kenapa tokoh wanitanya suka diikat?” tanya Charlotte kepada Aria.
Aria yang sudah tak asing dengan adegan seperti itu membalas. “Itu namanya bondage. Memang permainan diikat begitu. Kamu tidak akan tahu rasanya, kalau belum mencoba.”
Charlotte memandang Aria dengan pandangan ngeri. “Kenapa aku harus mencobanya?!”
“Charlotte, Charlotte-ku yang begitu polos. Ketika kamu menikah, kamu dan suamimu bisa mati bosan kalau hanya bermain secara normal seumur hidup.” Aria menambahkan sambil tertawa, “Kalau kamu melakukan ini, aku berani jamin kamu akan merasa sangat senang. Tapi, aku tahu kamu tidak akan pernah membeli barang seperti ini. Jadi, sebagai temanmu yang baik, aku akan memberikannya sebagai hadiah pernikahanmu nanti.”
“Aria! Aku akan membuang hadiahmu kalau sampai kamu benar-benar mengirimkanku itu!”
Tapi, sepertinya ancaman Charlotte di masa lalu tidak mempan untuk Aria.
“Jadi, kamu pernah penasaran untuk mencobanya?” tanya Elliot.
“Tidak! Astaga! Sudah kubilang berapa kali, aku hanya bertanya!”
Elliot menanggapi dengan tawa, “Pertanyaan berasal dari rasa penasaran, sayangku.”
Elliot akhirnya mengambil kotak yang dilempar oleh Charlotte kembali, lalu membukanya di atas tempat tidur. “Karena sudah diberikan, kenapa tidak sekalian mencobanya? Temanmu sudah rela mengeluarkan uang untuk membelikanmu semua ini, rasanya tidak enak kalau membuangnya.”
Persetan.
“Bilang saja kau diam-diam memang suka,” batin Charlotte di dalam hati.
Apalagi mereka sudah jarang berhubungan akhir-akhir ini karena Elliot begitu sibuk. Dapat dikatakan, kesempatan Charlotte untuk melarikan diri hari ini adalah nol besar.
Semua ini berkat Aria Moore yang begitu kreatif.
“Nah, Charlotte. Mana pakaian yang ingin kamu kenakan? Ayo cepat, pilih satu.” Elliot menyodorkan dua lingerie kepada Charlotte, satu berwarna merah dan yang satu berwarna berwarna hitam. Keduanya sama-sama terlihat begitu terbuka dan memiliki bahan yang tipis. Hal yang lebih menakutkan, bagian bawahnya bahkan sengaja berlubang untuk memudahkan permainan.
Saat melihat itu, Charlotte merasa ingin muntah darah.
“Aku tidak akan menggunakannya!” Charlotte mengalihkan pandangannya. “Lagi pula, kenapa kamu terlihat begitu bersemangat? Apa dulu juga pernah melakukannya dengan wanita lain dan sekarang ingin mencobanya denganku?!”
Elliot sudah begitu lama bermain-main dengan banyak wanita, jadi Charlotte berpikir pasti hal seperti ini tidak asing untuknya.
Namun, Elliot malah memberikan jawaban yang tidak terduga. “Aku belum pernah mencobanya, kamu adalah yang pertama.”
Seketika ada rasa senang yang besar di hati Charlotte begitu mendengar Elliot mengatakan itu.
Charlotte adalah pertama, artinya belum pernah ada wanita lain yang melakukan itu dengan Elliot.
Elliot menurunkan tangannya dan menghela napas. “Lupakan, aku tidak akan memaksamu lagi.”
“Merah keliatan bagus,” kata Charlotte tiba-tiba.
Elliot tertegun, tidak menyangka bila Charlotte akan memberikan respon yang baik. “Jadi, kamu ingin mencobanya?”
Charlotte membalas tanpa melihat ke arah Elliot. “Aria sudah memberikannya, tidak sopan bila dibuang.”
Senyuman sontak merekah lebar di wajah Elliot, tampak begitu senang akan balasan Charlotte. Pria itu bahkan langsung memeluk Charlotte dan berkata, “Aku akan membantumu berganti pakaian.”
“Tidak perlu! Aku bisa sendiri!”
Bersambung…