Gerakan-gerakan ketiganya tampak indah menggairahkan, panas sekali rasanya menyaksikan tubuh seorang gadis cantik bersusu besar yang tengah terjepit diantara tubuh dua orang pria bejat.
“En-ngghh Crrutttt.. Cruuttttt……” entah berapa kali Vivi dipaksa meledakkan puncak klimaksnya, pandangan matanya semakin kabur kemudian disertai rintihan panjang Vivi jatuh tak sadarkan diri,
Entah apa yang merasuki Andra dan pak Agung mereka bedua masih asik memacu batang penis mereka masing-masing sambil sibuk menggerayangi lekuk liku tubuh Vivi. Andra dan Pak Agung bagaikan sedang berlomba mereguk kenikmatan sepuas-puasnya dari tubuh molek si susu besar yang seksi tanpa mempedulikan keadaan siswi cantik itu.
“KECROOTTT…. CROTTTTT….”
“CROOOTTT……!!”
Andra dan pak Agung memeluk erat-erat tubuh Vivi sekuat yang mereka mampu, sementara kepala penis mereka memuntahkan cairan panas mengisi liang anus dan vaginanya, setelah agak lama Andra dan Pak Agung bangkit berdiri, mereka tersenyum puas menyaksikan tubuh mulus Vivi yang tergeletak tak sadarkan diri.
Lelehan sperma Pak Agung dan Andra meleleh dari belahan vagina dan liang anus gadis itu. Mata pak Agung menatap tajam belahan bibir vagina Vivi yang merekah, sang guru kembali terangsang, libidonya berontak, benda diselangkangan kembali mengeras bagaikan sebuah pasak bambu yang panjang besar. Pak Agung meraih tubuh Vivi yang menggairahkan.
“Lohh?? Mau dibawa ke mana Pak ?? “
“Ehh, anuuu, Vivi pasti cape, pegel, BAPAK MAU mijitin dia, kasihan kan..”
“he he he he, mijit apa “mijittttt” ???” Andra menyindir pak Agung saat ia membopong tubuh Vivi menaiki anak tangga, guru bejat itu mengacuhkan sindiran Andra.
Pak Agung membopong tubuh Vivi yang masih pingsan , mata Pak Agung tak henti-henti merayapi tubuh Vivi yang molek, dibaringkannya tubuh mulus si susu besar di pinggiran kolam renang kemudian dibasuhnya wajah Vivi dengan air kolam itu.
“Viiii, bangun sayaaaang, bangunnnn!!” Pak Agung menepuk-nepuk pipi gadis itu berusaha untuk menyadarkan Vivi.
“Emmmhhh… ” Vivi mengerjap-ngerjapkan matanya, buah dadanya bergerak menggairahkan seirama dengan helaan-helaan nafasnya, gadis cantik itu menahan nafas saat Pak Agung mengelusi payudaranya yang membuntal padat.
“Kamu ngak apa-apa kan??” Pak Agung tersenyum lembut.
Byurrrrr…..sang guru masuk kedalam kolam ,setelah agak lama barulah kemudian pak Agung menarik tubuh Vivi, Byurrrr…. terdengar kembali suara ceburan yang mengusik keheningan kolam. Vivi terdiam, pandangan matanya tampak kosong ketika tangan Pak Agung meremas-remas pinggulnya.
Kemudian meluncur ke bawah mengusap-ngusap belahan di selangkangannya, Pak Agung menarik Vivi kebagian kolam itu yang lebih dalam hingga tubuh Vivi terendam sampai sebatas leher. Ia mengangkat pinggul Vivi sementara Vivi berpegangan pada bahu kanan dan kiri guru bejat itu, mata Vivi beradu pandang dengan mata sang guru.
“DEGGG.. DEGGGG..DEGGG…”
Pak Agung terpesona oleh tatapan mata Vivi, wajah oriental yang sensual ditunjang tubuh molek dengan payudara besar putih montok. Sementara di dalam air, ujung penis pak Agung semakin aktif mencari-cari liang kenikmatan di selangkangan Vivi. Guru bejat itu tersenyum ketika sepasang kaki Vivi berkalung di pinggangnya, tangan Pak Agung menyangga buah pantat Vivi,
“O-ohhhhh…..Baa-PAKK, Ahhhhhhhhhhhh…..” wajah Vivi terangkat ke atas ketika sesuatu mendesak kuat belahan bibir vaginanya, penis besar pak Agung merayap masuk diiringi suara rintihan lirih dan desahan panjang gadis itu.
Air kolam beriakan ketika Vivi mencoba untuk mengayun-ngayunkan pinggulnya, sementara Pak Agung menyentakkan batang penisnya menyambut hempasan-hempasan vagina si susu besar. Sesekali pinggul Vivi bergoyang liar, mirip seperti sedang bermain hulahop, Pak Agung berdecak kagum sambil mengayunkan batang penisnya.
“OUGH..!! memek kamu legit sekali sayang, terus goyang manis, teruss..!!, bagusss….,!! kamu pintar sekali sayangggg, TERUS..!!“
Pak Agung memberi semangat, memuji kelihaian Vivi, pinggul Vivi bergoyang dengan efektif mengimbangi batang penis pak Agung yang terayun cepat memanahi belahan bibir vagina Vivi yang mungil. Bibir Pak Agung dan Vivi saling memangut lama sekali bibir Pak agung dan Vivi saling mengulum, hingga akhirnya Vivi menarik bibirnya.
Ia berdesahan berusaha mengambil nafas mengisi dadanya yang terasa sesak. Rintik-rintik air hujan mengguyur tubuh dua orang anak manusia yang tengah asik bercinta. Lidah Vivi terjulur-julur keluar, menjilat-jilat bibir pak agung dan Happp…!! Mulut guru bejat itu mencapluk, menghisapi lidah Vivi.
Vivi tak mau kalah ia balas melumat dan menghisapi lidah pak Agung. Vivi memalingkan wajahnya ke arah lain menghindari tatapan mesum sang guru, nafasnya berdengusan dengan keras saat batang penis Pak Agung mengocok-ngocok liang vaginanya..
“Ohhhh, Bapakkk, Bapakkkkk… Akkkhhh Baaapakkkk…”
Pak Agung tersenyum sambil menjilati dan mencumbui leher Vivi, sesekali sang guru menggigit kecil leher siswi cantik bermata sipit itu yang jenjang hingga meninggalkan bekas-bekas gigitan kemerahan, tubuh Vivi meronta lembut seperti gelisah, sesuatu membuatnya resah. Pak Agung yang sudah banyak makan asam garam langsung mencerna gejala ini, di tusukinya Vagina Vivi dengan lebih cepat dan kuat hingga gadis bersusu besar itu memekik kecil.
“Ah-sss-ah-sssss….Aw..!!owahh-oww, nikmatt hssshhh…, baaa-pakk, aduhh…,ahhhhhh…”
Tidak terdengar lagi jeritan kesakitan dari bibir sisusu besar, yang ada hanya desahan dan rintihan kenikmatan saat tubuhnya bagian bawah terdesak-desak mundur akibat sodokan-sodokan batang penis pak Agung yang besar panjang.
Tangan pak Agung yang asik menyangga buah pantat Vivi menjaga agar tubuh sebelah bawah gadis itu tidak mundur terlalu jauh.
“Dhubb…dhubbb..dhubbbbb..dhubbb” tumbukan-tumbukan penis pak Agung yang kuat dan cepat berkali-kali membuat wajah Vivi mengernyit nikmat, tubuh mulusnya menggeliat-geliat resah, suara rintik hujan terdengar merdu diantara suara rintihan – rintihan kecil vivi.
“Uh-uhhhh, BAPAKKK…!! Ennhh.. Crrutttt… Crrrrrrtttt….”
Pak Agung semakin erat memeluk tubuh Vivi ketika gadis itu mengejang hebat, kuku Vivi terbenam pada bahu Pak Agung. Sang guru tersenyum, Dikecupinya kening dan mata gadis itu yang terpejam rapat tengah menikmati puncak klimaksnya.
Telapak tangan kanannya menopang buah pantat Vivi yang bulat empuk, tangan kirinya memeluk tubuh mulus Vivi yang merintih hebat saat sang guru membenamkan batang besarnya sedalam mungkin kemudian mengaduk-ngaduk lembut liang vagina siswi cantik itu.
“Enak manis. ?? gimana rasanya kontol bapak..??hemmm ??“
Wajah Vivi merona merah saat pak Agung berbisik mesum di telinganya. Pak Agung membawa tubuh Vivi ke daerah yang lebih dalam lagi, hingga dagu pak Agung terendam air kemudian ia mengangkat pinggul Vivi dan mendudukkannya dipinggiran kolam.
Kaki mulusnya tertekuk mengangkang membentuk huruf M di tepian kolam renang. Sang guru membasuh selangkangan Vivi dengan air kolam dengan telaten Pak Agung membersihkan wilayah intim gadis itu, kedua tangan Vivi bertumpu ke belakang untuk menjaga keseimbangan ketika kedua kakinya semakin lebar dikangkangkan oleh pak Agung. Tubuh Vivi menggeliat kegelian ketika bibir Pak Agung mengecup mesra bibir vaginanya.
“Ahhhhhhhhhh…. “ Vivi mendesah keras, tubuhnya terperanjat keenakan menerima jilatan–jilatan dan cumbuan mesum sang guru yang begitu rakus melahap dan melumat-lumat belahan bibir vaginanya.
“Buset dahh…,” sang guru bejat melotot menatap belahan bibir vagina Vivi yang sedikit merekah, dengan lembut ditariknya bibir vagina gadis itu. Cuping hidung pak Agung kembang-kempis mengendusi aroma kewanitaan Vivi. Lidahnya terjulur keluar untuk meraih daging kecil mungil yang agak menonjol itu. Terdengar suara rintihan-rintihan Vivi ketika ujung lidah pak Agung menyapu clitorisnya, lidah pak Agung bergerak taktis mempermainkan kelentit si susu besar.
“PAKKkk…!!, ough-aaah-aaaaaa, adu-duh, duhhh, nhhh-nhhh, akhhh”
Keluh kesah Vivi membuat nafsu birahi pak Agung menggebu-gebu liar, diemutnya bibir vagina Vivi. Tubuh si cantik bersusu besar itu tersentak bagaikan tersengat alirin listrik yang sangat nikmat.
“Srrrrppp.., srrrrpphhhh srrrrhhhh”
Mulut pak Agung menghisap lelehan cairan gurih diselangkangan Vivi. Cairan lengket bak madu kegemaran para pria pencari kenikmatan, telapak tangan Pak Agung merayapi sepasang kaki mulus gadis itu yang jenjang mengangkang indah, pak guru membenamkan wajahnya dalam-dalam di wilayah intim Vivi, sesekali lidah pak Agung membelit-belit rambut jembut Vivi., saat Vivi terlena mulut Pak Agung mencucup liang vaginanya.
“Ah-ah-awww…!!”
Vivi menarik pinggulnya, pak Agung menarik pinggul Vivi yang hendak melarikan diri dan HAPPPPPP…..!! mulut pak Agung mencapluk selangkangannya, mengenyot ngenyot vaginanya dengan kuat, tubuh Vivi menggeliat indah kemudian blukkk, punggungnya terjatuh ke belakang, rintik-rintik hujan deras bagaikan ribuan paku kenikmatan yang memaku tubuh molek si cantik berdada bongsor.
“uuu-uhhh.. Srrutttt-cruutt-crutt-cruttttt….”
“Srrrr-phhh.. slllrrr-ruuuupppphhhhh.., nyooottt…, nyemm nyooottthh”
Vivi menatap pak Agung yang tengah menyedot cairan gurih dari wilayah tubuhnya yang terintim, kedua kaki Vivi melejang-lejang dengan indah saat lidah pak Agung membasuh vaginanya, jemari sang guru mengelus-ngelus selangkangannya dengan lembut dipijatinya bibir vagina gadis itu yang memar kemerahan.
Vivi menggeser tubuhnya, pak Agung keluar dari dalam air, merangkak dan duduk disisinya, dengan lembut pak Agung memeluk tubuh Vivi, ia mengajaknya berbincang-bincang di tengah-tengah guyuran hujan deras. Vivi hanya menjawab ala kadarnya, rayuan-rayuan pak agung dan usapan-usapan lembut sang guru yang menggerayangi lekuk liku tubuhnya membuatnya kembali terangsang.
“ck-ck-ck…,wah-wah besarnyaaa…!!” Pak Agung membatin di dalam hati sambil melirikkan ekor matanya pada dada Vivi.
Nafas Vivi tertahan, telapak tangan kanan Pak Agung menangkup bulatan payudaranya yang membusung kemudian meremas-remas induk susu Vivi bergantian yang kiri dan yang kanan, bibirnya melumati bibir Vivi.
“Ayo sayang…, naik manis…”
Sambil membaringkan tubuh dipinggiran kolam renang pak Agung menarik tubuh si susu besar agar menaiki tubuhnya yang kekar berotot, sebelum naik si susu besar mengerlingkan ekor matanya pada sesuatu di selangkangan sang guru, kedua tangannya bertumpu pada dada pak Agung. Vagina Vivi memayungi batang besar di selangkangan Sang Guru, hingga selamat dari guyuran hujan deras, Vivi terdiam dalam posisi woman on top.
“Ayo sayanggg, masukin, bapak sudah ngak tahannnn”
“susah pakkkk…., terlalu besar.. emph-auhh…”Vivi mencoba menurunkan belahan vaginanya, agar penis pak agung segera mamasuki dirinya.
“coba terus Viiii, nanti juga masukk, ayoo terus sayang.. tadi juga kan bisa masuk…!! ayooo-terus…tekan..!! tekan terus sayanggg masukin kontol bapakkkk” tangan kanan pak Agung membantu menarik pinggul Vivi ke bawah, sementara tangan kirinya menjejal-jejalkan penisnya pada belahan vagina si susu besar.
“Emphh-mphhh… aaa-ahhhhh…!!!!”
Nafas Vivi terputus-putus, otot vaginanya yang mungil merekah berusaha menggigit kepala penis sang guru yang mulai tak sabaran menyodokkan batang penisnya ke atas kuat-kuat ingin segera berendam dalam liang sempit si susu besar yang nikmatnya bukan kepalang.
“ssh-seb-sebenthar PAKK…., aaauh-AWWWWWWWWW…..!!”
Vivi membeliak menatap pak Agung, mulutnya ternganga lebar ketika batang besar itu melesat disentakkan oleh pemiliknya. Wajah Vivi tertekuk berusaha mengintip kearah selangkangannya yang terasa sesak. Bibir vaginanya terdesak-desak kedalam ketika ‘helm’ besar itu memaksa untuk masuk.
“Blubbbbb,AUHHHH….!!” kepala penis Pak Agung mencelat masuk dan terjepit hingga sebatas leher penis, belum juga hilang suara keluhan keras gadis cantik itu……., pak Agung mencoblos belahan bibir vagina Vivi kuat-kuat
“He-enghh-OWWW…!! OWWW-Ahhhhhhhhh, aaaaaaaaaa..,,”
Tubuh gadis bersusu besar tersentak-sentak ke atas ketika Pak Agung menyodok-nyodokkan batang penisnya, gerakan-gerakan Pak Agung baru berhenti ketika selangkangannya beradu rapat dengan selangkanganVivi. Matanya berbinar-binar merayapi keelokan tubuh Vivi, tangannya mengusap-ngusap sepasang buntalan payudara Vivi yang bongsor, diremas-remasnya hingga muridnya yang cantik merintih pelan.
Perlahan-lahan Vivi mencoba untuk menaik-turunkan pinggulnya, sesekali ia mendesis kecil ketika mencoba untuk menghempaskan vaginanya ke bawah dengan gerakan yang agak kuat. Ngocoks.com
Terkadang tubuh Vivi seperti terperanjat kemudian menggigil hebat dengan desah nafas yang tertahan, setelah dapat menguasai diri, si susu besar kembali melanjutkan gerakannya, menaik-turunkan vaginanya pada batang penis pak Agung, cairan vagina Vivi yang membanjir membuat pergesekan terlarang itu semakin mengasikkan. Vivi merintih merasakan desakan-desakan batang penis pak Agung, dengan sabar pak Agung membantu menaik turunkan pinggul si cantik bersusu besar.
Butiran-butiran keringat Vivi meleleh dengan indah, seindah desisan dan desahannya yang merdu. Hujan deras berganti dengan rintik-rintik gerimis-lembut yang mengasikkan seolah-olah sedang menyemangati perbuatan terlarang antara seorang guru dengan seorang muridnya.
“Em-ennhhhh , srrruch-crut-cruttt…Eshh-hssshh baPAKK…!!oohhhhh, Bluk”
tubuh Vivi roboh menimpa tubuh pak Agung yang tersenyum sambil memeluk erat-erat tubuh wanita bersusu besar yang tengah menggelepar menikmati puncak klimaksnya.
Sang guru menekuk kedua kakinya mengangkang, kemudian sambil mencengkram pinggang si susu besar pak Agung mengangkat-angkat pinggulnya, secara otomatis batang penisnya menyodok ke atas dengan kuat. Vivi bagaikan sedang menaiki seekor banteng yang mengamuk liar. Vagina Vivi dihantam hebat oleh batang besar di selangkangan sang guru.
“Emmmh-pelan-pelan Pak.. BAPAKKK.. auhhh-uh…”
“Memek kamu enak banget Vii, Bapak suka, oohh Sayangggg….nikmat sekali….”
Gerakan-gerakan liar Pak Agung membuat Vivi kelojotan, rintihan, desahan, rengekan, bahkan jeritan keras terdengar bersahutan dari bibir si cantik bermata sipit. Buah dadanya yang besar menempel di dada gurunya. Pak Agung semakin bersemangat menyodokkan batang penisnya ke atas. Ia berguling untuk membalikkan posisi, kini Vivilah yang berada di bawah tindihan tubuh Pak Agung dalam posisi missionary.
“O-ohh, Owwww. Oww….akkkssshh.. adu-du-duhhhh.. ahhhhh…”
Vivi tidak sanggup lagi untuk menguasai diri, ia menjerit liar menikmati setiap sodokan-sodokan batang penis pak Agung, terkadang Vivi berusaha menahan gerakan pinggul pak Agung yang menyodok terlalu kasar, dengan gemas pak Agung menepiskan tangan Vivi kemudian dipompanya lagi belahan vagina Vivi hingga gadis itu terengah-engah dan memekik keras.
Sang guru menekuk wajah kearah selangkangan Vivi, bibirnya tersenyum menyaksikan penis besarnya yang tengah mendesaki vagina Vivi. Bibir vagina gadis Chinese itu sampai terdesak melesak kemudian termonyong keluar ketika Pak Agung menarik penisnya.
“nnn-nhhhhh…. Ahhhhhhhhhhhh… kecrut-kecrutt-crutttttt..-crutt”
Desak-desakan batang penis pak Agung yang besar-panjang kembali menenggelamkan Vivi ke dalam palung kenikmatan yang paling dalam. Kedua matanya mengerjap-ngerjap sementara mulutnya ternganga lebar membentuk huruf O besar, Vivi merasakan hantaman gelombang kenikmatan. yang membuat cairan vaginanya kembali menyembur-nyembur dalam denyutan-denyutan yang nikmat.
“Emmhhh… crrrrut-crut-cruttt…”
Bersamaan dengan meledaknya puncak klimaks Vivi, pak Agung semakin kasar menjeblos-jebloskan batang penisnya, didesaknya kuat-kuat liang nikmat di selangkangan si susu besar, dirojok-rojoknya dengan kuat, dihantam dan ditusukinya belahan liang mungil nikmat diselangkangan Vivi dengan gerakan-gerakan yang liar.
“ARGGGHHH…!!!KECROOOOOOOTTTT”
Pak Agung membelit tubuh mulus Vivi kemudian ia menghujamkan batang penisnya dengan kuat. Suara rintihan-rintihan lirih bercampur dengan deru desah nafas sang guru yang tengah menindih muridnya. Berkali-kali Pak Agung berbisik mesra di telinga Vivi, memuji kemolekan tubuhnya, memuji kenikmatan vaginanya hingga Vivi merasa jengah di bawah rayuan-rayuan manis pak Agung.
Penis pak Agung terkulai dalam cepitan Vagina Vivi, tubuh Pak Agung meneduhi tubuh Vivi. 10 menit kemudian Vivi terlihat seperti gelisah, sesuatu membesar didalam cepitan liang vaginanya, rasanya semakin sesak dan sesak.
“Vii, lagi yuk!” Pak Agung kembali mengajak Vivi untuk bertarung.
“Eh, nggak pak, sudah, am-ampun Pak” Vivi kewalahan menghadapi nafsu Pak Agung.
“Ayo sayangggg…..” sang guru mulai memaksakan kehendaknya.
“Jangan pakkk.. jangannnn…” Vivi memohon memelas, pak Agung mencabut penisnya dari vagina Vivi, ia membalikkan tubuh Vivi dengan paksa kemudian menarik pinggulnya, dijebloskannya kembali penis besar di selangkangannya, menyodomi anus muridnya yang cantik seksi.
“AHHHHHHHHHH……!!BAPAKKKKKK…..!!“
“S-plakk..! S-plakk…!!plakkk-plak…S-plakkk”
Terdengar suara yang khas ketika buah pantat Vivi beradu keras dengan selangkangan pak Agung yang tengah sibuk menggenjoti liang anus si cantik bersusu besar. Tubuh mulus Vivi tersungkur-sungkur dalam sentakan-sentakan yang kuat saat pak Agung mengayunkan batang penisnya. Mata Vivi terpejam-pejam, sesekali wajahnya terangkat ke atas kemudian tertunduk kemudian terangkat lagi ke atas, bibirnya tak henti mendesis dan mengeluh.
Bersambung…