Tangan Vivi meraih batang besar itu dan menggenggam batang penis Pak Agung, ditariknya penis Pak Agung kemudian Nyummmmm, Nyummmm, Vivi menghisap-hisap permen loli asin di selangkangan Pak Agung, nafas Vivi terdengar memburu saat cumbuan Farida merambat turun ke arah selangkangannya yang terkangkang.
Jemari Farida mengelus belahan bibir vagina Vivi, jari telunjuk nya bergerak lincah mencelup-celup kedalam belahan vagina Vivi. Bagaikan seorang yang kehausan Farida menghisapi vagina Vivi, kontan saja tubuh Vivi menggelepar keenakan kedua kakinya yang mulus tertekuk mengangkang.
“Ahhh….!! ?? UNNNN—NGGGHHHH…!!!OWWW…!! “
Tiba-tiba saja tubuh Farida tersungkur, sebatang penis menerjang liang anus Farida. Terdengar suara keluhan keras Farida saat Andra menyodokkan batang penisnya hingga amblas sekaligus di lubang dubur siswi cantik itu. Dalam posisi seperti ini, keempat orang yang sedang bertarung dapat saling memberi kenikmatan.
Vivi menservice penis Pak Agung, Farida menggeluti vagina Vivi, sementara Andra menyodok-nyodokkan batang penisnya menyodomi Farida. Jemari Andra mengucek-ngucek vagina Farida dan memainkan kelentitnya. Suara rintihan kedua siswi cantik itu disambut oleh suara geraman – geraman Andra dan Pak Agung
Sang guru menggeram semakin keras saat Vivi mengocoki batang penisnya..
“Urrrhhh, kocok sayanggg, KOCOKKK..!! arrrrrgh…” Pak Agung mengerang saat Vivi melumat kuat kepala penisnya.
“pokk pokk pokk pokkk” terdengar suara benturan antara selangkangan Andra dengan buah pantat Farida.
“Essshhh ooowww, Faaaaa….”
Jari tengah pak Agung mencari-cari kelentit Vivi, diurutnya tonjolan clitoris siswi cantik berdada besar itu. Vivi semakin gelisah, belahan vaginanya dimainkan oleh pak Agung dan Farida, ia merintih tertahan.
“ad-aduhh, Bapakkk, ahh Faaa..!!”
“pokk pokk pokkk plokkk.. pelann-pelanhh Andraa…hhh.. plokkkk..”
Farida meringis saat Andra menyodoknya dengan kasar, sesekali Farida berusaha menepiskan tangan Andra yang tengah menguceki kelentitnya, terdengar suara desahan tertahan Vivi dan Farida, saat kedua gadis cantik itu mengejang hampir bersamaan mencapai puncak klimaks.
”nnhhhh Cruttt… crutttt…”
“aaaa… crutttt.. cretttt…..crrrrtt”
Pak Agung menarik batang penisnya dari genggaman Vivi, ia mengambil sebuah gunting, diguntingnya rok seragam Reina hingga terbelah mulai dari lutut hingga kepinggang, disibakkannya robekan itu ke kiri dan ke kanan. Sang guru bersujud, jarinya menekan bagian-bagian celana dalam Reina. Reina menatap pak Agung dengan tatapan antara marah dan gairah.
“Brekkk.. Brrttt…., Breeetttt, !!awwwww..!KEPARATTT..! brETT..!!”
Jerit dan makian Reina mengiringi suara robekan kain celana dalamnya saat Pak Agung merobek dengan kasar di bagian belahan bibir vagina siswi cantik itu. Belahan bibir vagina Reina terekspos di antara robekan celana dalamnya.
Pak Agung menarik Vivi dari bawah tindihan tubuh Farida kemudian menekankan wajahnya pada bagian celana dalam Reina yang tersobek. Kedua tangan Vivi melingkari pinggul Reina, ia mengendus dan menghirup dalam-dalam aroma kewanitaan Reina, bibir Vivi meruncing mencoba mengecup wilayah intim Reina melalui sela-sela celana dalamnya yang robek tepat di bagian bibir vagina. Andra menggiring Farida agar memeluk Reina dari arah samping kiri.
“Reiii,emmmh ck ckk ckkk”
“Akhhh, hhh, mmmmmh, Viii,uhhhhh…j-jangan Viii, ahhhh”
Tubuh Reina tersentak ketika batang lidah Vivi menyeruak melalui robekan celana dalamnya. Lidah Vivi bekerja secara efektif mengulas-ngulas belahan bibir vagina Reina yang mengeluarkan cairan gurih. Bibir Farida melumat-lumat Bibir Reina. Desah dan rintihan ketiga siswi cantik itu membuat darah Pak Agung dan Andra berdesir dengan lebih cepat. Pak Agung merengut tubuh Farida, Andra terkekeh sambil mengelus bokong Vivi kemudian meremas-remas bongkahan buah pantat Vivi yang bulat padat sebelum akhirnya menyelipkan batang besarnya ke belahan vagina Vivi.
“Auhhhh…!! “ terdengar seruan Farida ketika Pak Agung melemparkan tubuh Farida hingga punggung siswi cantik itu terhempas bersandar di atas kursi sofa panjang
Pak Agung berlutut sambil menyelipkan dua jarinya ke dalam cepitan vagina Farida. Jari tengah dan jari telunjuk Pak Agung berputar menghadap ke arah perut mencoba meraih G-Spot Farida. G-Spot adalah daerah kecil pada area kemaluan wanita yang terletak di belakang tulang kemaluan dan mengelilingi uretra.
“Ahhhh Ahhhh, Ahhhhhhh…, aduh-aduhh, ahhhh.”.
Tubuh Farida bergerak tidak karuan saat jari tengah Pak Agung menstimulasi G-spotnya. Farida merasa seperti ingin mengeluarkan air seni saat pertama kali titik G-spotnya dirangsang kemudian tubuhnya mengejang-ngejang menahan rasa nikmat yang melebihi rasa nikmat ketika clitorisnya sedang dimainkan. Rasa nikmat yang dirasakan oleh Farida begitu hebat hingga ia merasa sedang berada dalam kurungan tabung kenikmatan yang membungkus sekujur tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai keujung rambut.
Farida
“Pakk, Farida diapain sampe kelojotan begitu, ajarin Andra doong, Vii sini Viii, ngangkang…. He he he, ayo Pak digimanain nih..memeknya??”
Andra meminta Vivi agar berbaring di atas lantai marmer sambil mengangkangkan kedua kakinya yang mulus. Fengan mengikuti instruksi dari Pak Agung, Andra mulai memasukkan dua jarinya sekaligus menghadap ke atas ke arah perut, andra mencari-cari sesuatu yang rasanya mirip seperti busa,
Tubuh Vivi bergerak liar tidak beraturan seperti gerakan-gerakan liar Farida, ia memekik nikmat saat jari Andra mengusapi G-spotnya. G-spot Vivi dan Farida berdenyut sedikit ketika disentuh dengan jari dan usapan pada area tersebut menghasilkan sensasi dan perasaan seperti keluarnya orgasme.
Kontan saja Vivi dan Farida berbarengan merintih dan menggeliat liar menghadapi debur-debur ombak kenikmatan yang liar, sementara Pak Agung dan Andra semakin aktif mengusap-ngusap G-spot kedua siswi cantik itu yang berkelojotan dengan tubuh bersimbah keringat, dengan lembut Pak Agung dan Andra terus mengekslorasi G-Spot kedua siswi cantik itu dengan jari nakal mereka, gerakan pak Agung dan Andra berhenti saat tubuh kedua siswi cantik itu mengejang mencapai puncak klimaks, kemudian tanpa menunggu kedua siswi cantik itu berhasil menguasai diri, mereka melanjutkan memainkan jari mereka di dalam vagina Farida dan Vivi.
“PAKKK.., AWWW, AKHHH BAPAKKK, Crrruttt.. CRUTTT..!!”
“AHH-AH , AHHH CReettt Kecruttttt OHH, ANDRAA !!“
“crruttt.. cruttttt…”
“Cruttttttt…….”
“Crruttttttttttttttttttttttt……”
Denyutan puncak klimaks datang saling menyambung dalam waktu yang relatif singkat mendera tubuh mulus kedua siswi cantik itu. Tubuh Farida meliuk-liuk liar, seliar liukan tubuh Vivi, gelombang multiorgasme begitu hebat memecut tubuh-tubuh mulus yang tersiksa, hembusan nafas mereka tertahan selama beberapa detik menahan rasa nikmat di vagina yang menyebar hebat ke daerah panggul. Andra mencabut jarinya dari cepitan vagina Vivi, tubuh gadis cantik berdada bongsor itu masih kejang menahan rasa nikmat yang berlebihan.
“Waduh,..!! Wuish…!! Gelo..!! sepertinyaVivi ke enakan banget ya Pak” Andra berseru keras menyaksikan Vivi yang terengah-engah, tangan Andra mengelus-ngelus buntalan payudara Vivi kemudian menghisap-hisap putting susunya. Dengan gemas Andra menggigit buntalan susu Vivi hingga ia mengeluh kesakitan.
“Tentu…!! Orgasme akibat rangsangan di G-spot jauh lebih nikmat daripada Orgasme akibat rangsangan di clitoris,bahkan kerap kali membuat seorang wanita multiorgasme loh, seperti yang barusan dialami oleh Farida dan Vivi” Pak Agung mulai menurunkan ilmunya, Andra mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian mulutnya kembali mengejar dan menggeluti buntalan payudara Vivi, dielus, diremas kemudian dikenyot-kenyot dengan rakus.
“Apalagi kalau sambil memainkan G-spotnya, lidah kita memainkan klitoris mereka, bapak jamin mereka berdua pasti gelepek-gelepek, kelojotan”
“gimana Vi ?? apa bener kata pak Agung?? tadi kamu mengalami multiorgasme ya??” Andra bertanya pada Vivi yang masih menggelinjang keenakan menikmati hisapan-hisapan mulutny
Vivi mengangguk kecil, jari Andra menyibakkan bibir vagina Vivi. Ia berdecak kagum saat cairan vagina Vivi meluap, cairan itu berwarna putih kental dan begitu harum, aromanya semerbaknya tercium kuat di udara. Andra mencelupkan jarinya kembali kedalam vagina Vivi, dengan sedikit latihan dan bakat, jemari Andra semakin ahli memainkan G-spot Vivi..
“An-Andraaa, ah-ah owww,”
Andra mencoba tehnik baru yang diajarkan oleh Pak Agung, sambil mengusap lembut G-spot Vivi, lidah Andra terjulur memainkan tonjolan klitorisnya. Pak Agung menyodorkan batang penisnya ke dalam rongga mulut Vivi yang ternganga., Happp, Vivi mencapluk batang penis Pak Agung.
“HOUHHHH…!! EDANNN…!!”
Pak Agung mengeluh keras, mulut Vivi mengenyoti batang penisnya dengan kuat, terlalu kuat malah hingga menimbulkan rasa ngilu disela-sela rasa nikmat yang menggila. Farida merangkak mendekati Andra yang tengah asik memainkan jari dan lidahnya untuk menyiksa Vivi, dengan lembut Farida mengosok-gosokkan payudaranya ke punggung Andra. Tangan Farida meraih penis Andra dari belakang kemudian mengocok-ngocoknya.
“humm hummmh…” suara mulut Vivi yang tersumpal penis Pak Agung.
“UAHHH, Huu-H-UrrrHHH”
Suara pak Agung yang keenakan penisnya diemut-emut oleh si susu besar, nafasnya tertahan-tahan merasakan rasa nikmat yang bukan kepalang.
“ssslcck ckk llllcckkkkkk.. sllleckkkkkkk.Cpphhh, Ckkk”
Suara decakan mulut andra yang tengah menjilati kelentit Vivi.
“Plekffhh.. plekk plekk plekkk” suara gangan Farida mengocok-ngocok batang penis Andra yang semakin menegang
Sesekali Mulut Farida mengejar penis Andra kemudian mengulum-ngulumnya dengan penuh nafsu, suara rintihan – rintihan lirih Farida dan Vivi terdengar menggairahkan.
Terdengar suara pekikan kecil Vivi, tubuhnya melenting saat gelombang kenikmatan membawanya terangkat setinggi langit biru dan kemudian menghempaskannya ke dasar lembah samudra puncak klimaks, dengan berbekal ilmu baru dari pak Agung.
Tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk membimbing Vivi berkali-kali menuju puncak kenikmatan. Andra melepaskan Vivi, ia merangkak menghampiri Reina yang masih berlutut di atas sebuah meja dengan kedua tangan terikat ke belakang. Reina bergidik saat matanya menatap sinar mata Andra yang berbinar, kalau saja tangan Reina tidak terikat ingin rasanya ia menampar wajar Andra.
“Reii, seksi amat sih, ada apa sih di dalam sini?? Aku liat ya…“
Andra menyibakkan sela robekan celana dalam Reina untuk mengintip isinya.
“AnDRA..!! Jangan kurang ajar…!!” Reina memaki Andra.
“Waaah kirain apaan ??, ternyata isinya memek kamu tohh,,”
Andra pura-pura bodoh, dari bagian celana dalam yang terobek jemari Andra menyelinap mengelus – ngelus bibir vagina Reina. Reina mendesah pelan nafsu birahinya mulai terpancing oleh elusan-elusan tangan Andra. Luapan nafsu birahi menenggelamkan kemarahan Reina, ada sesuatu di dalam dirinya yang terusik menahan sensasi jari andra.
“ihh ?? !! “ Reina terpaku saat ia melihat ke arah Pak Agung yang sedang duduk santai di atas sofa
Pak Agung mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar, Farida dan Vivi berebutan menjilat dan menciumi penis Pak Agung, mencumbu dan mengulum-ngulum penis sang guru yang besar dan panjang. Pak Agung membelai-belai kepala Vivi dan Farida, guru bejat itu keenakan saat batang penisnya dimanjakan oleh cumbuan – cumbuan kedua muridnya yang cantik.
“Reiii…, sekali ngerasain dientot, kamu pasti ketagihan, ingin lagi dan lagi…, tuh kamu liat si Vivi sama Farida udah ketagihan kontol he he he he”
Andra berbisik di telinga Reina, bibir Andra mencumbui rahang Reina
Reina menjerit kesal karena tidak berdaya menolak perlakuan mesum Andra. Saat Reina menoleh ke arahnya untuk memaki, bibir Andra langsung menyergap dan melumat bibirnya.
Suara decakan-decakan terdengar menggairahkan dari bibir yang memanguti bibir Reina, Andra menyusupkan tangannya masuk kedalam celana dalam Reina, ia menggaruk-garuk bulu-bulu jembut Reina kemudian memijat-mijat vaginanya seperti sedang melakukan terapi pijatan mesum yang menggairahkan, lelehan cairan Vagina Reina membuat pijatan Andra terasa semakin mengasikkan , lengket, licin geli-geli nikmat.
“Annd-Andraaa, Ennhh, ahhhhhhh, hsssshhh..”
Andra menatap wajah Reina, ia menikmati setiap ekspresi wajah Reina yang tengah menikmati pijatan. Elusan dan garukan – garukan di wilayahnya yang paling intim. Lidah Andra terjulur menekan sela bibir Reina.
Reina menyambut dengan membuka mulut dan menjulurkan batang lidahnya keluar, batang – batang lidah yang basah dan hangat saling bergelut, lumatan dan Andra membuat Reina bertekuk lutut, Reina menarik pinggulnya ke belakang saat jari tengah Andra mendesak belahan vaginanya, Slephhh..!!
“aaa, , perih, sakittt, awww..!!.AKHHHHH…!!”
wajah Reina tampak renyah saat Andra mengamblaskan jari tengahnya pada belahan Vagina gadis itu,tubuh Reina tersentak mengejang, ia merintih lirih saat jari tengah Andra melukai sesuatu miliknya yang sangat berharga, perlahan Andra menarik kembali jari tengahnya keluar kemudian kembali menusukkan jarinya kuat-kuat kedalam liang perawan sebelum akhirnya andra menarik jari tengahnya dari jepitan vagina gadis itu
Mata Andra berkilat saat memperhatikan cairan merah membasuh ujung jari tengahnya. Reina melengoskan wajahnya memandang ke arah lain saat Andra berjongkok di hadapan vaginanya.
“wuihhh, lezatnya darah perawann he he he, Slllccckkk, slccckkk”
Lidah Andra terjulur menjilati darah perawan Reina kemudian ia menyelinapkan batangnya melalui robekan celana dalam Reina. Ada sensasi yang berbeda saat Andra menggerak-gerakkan batang penisnya berusaha mencari-cari sesuatu dibalik celana dalam Reina yang menjanjikan sejuta kenikmatan, saat dirasakan pas, Andra berkutat berusaha mengamblaskan batang penisnya kedalam cepitan vagina gadis itu.
“Ahh, ini dia, permisi ya Reiii, numpang nyoblos dikit ajaa, hi hi hi”
“Unnh, nhhhhhhh…!! Afffhh Uhhhh ??.”
Tubuh Reina mengejang merasakan penis Andra mendesaki belahan Vaginanya, dengan tekun dan giat Andra terus berjuang mendesakkan batang penisnya, Andra menggeram-geram gemas, dengan satu sentakan yang kasar dibongkarnya otot Vagina Reina yang membandel, JROSSSHH..!!
“brrrttt brrrttt krrrtttttttt…”
“AHHHHHHH…..!! awwwwhhhhh, Hee-ennhhs, AKKHHH..!!“
Reina mengeluh keras saat kepala penis Andra menguakkan selaput misteri liang kenikmatannya yang selama ini dijaga dengan hati-hati olehnya. Batang penis Andra menekan memasuki belahan vaginanya, tangan Andra mendekap bokong Reina.
Sambil menarik pinggul Reina, Andra mendesakkan batang penisnya jauh kedalam. Penis Andra merangsek selaput dara gadis cantik itu, menjebol keperawanan Reina. Kini milik Reina yang paling berharga bukan hanya terluka namun hancur robek ditembus oleh batang penis Andra.
“Aduhhhh, saaa…kiiiiiitttt…, nnnnhhh, sudah.., akkhh, sudah,,!! Jangann..!!”
“Aje Gileee..!! Ohhh Reiiiii…!! UENAKK…GETHO LOHHH..!!”
Andra memeluk erat-erat tubuh Reina yang gemetar hebat, ia membetot batang penisnya perlahan hingga sebatas leher penisnya tertancap pada vagina Reina kemudian dengan satu sodokan yang kuat Andra mnjebloskan seluruh batang penisnya kedalam liang kenikmatan di selangkangan Reina yang menangis terisak.
“Unnnggghhhh…!! Aduhhh…, aduhhhhhhh” disertai suara lenguhan panjang, kepala Reina terkulai lemas dibahu Andra,
Reina
Reina
Tangan kiri Andra mengelus-ngelus punggung Reina yang berkeringat, sedangkan tangan kanannya mengusapi bokong dan sesekali meremas-remas buah pantatnya. Penis Andra menusuk-nusuk dengan kasar, isak tangis Reina membuat Andra semakin bersemangat merojoki liang vaginanya.yang peret.
“Ohhh, Ampun, Andraa, sakkiii……tttt!!AWWW, Emmmh Emmhhh..!!”
suara Reina teredam oleh Mulut Andra yang begitu rakus melumati bibirnya yang mungil. Andra semakin ganas dan rakus mengulum bibir Reina sementara batang penisnya bergerak maju mundur dengan lebih kasar menyodoki liang vagina Reina yang hangat nikmat.
Reina menarik bibirnya dari bibir Andra ia kembali mengeluh kesakitan, pinggangnya melenting – lenting ke belakang, kedua tangannya mencengkram pinggang Reina yang ramping. Andra beraksi dengan prima mengayun-ngayunkan batangnya, menyodoki belahan di selangkangan Reina..
“Andraaa, !! sakitt, SAkiiittttt…..” jeritan Reina melengking, isak tangisnya semakin keras,
Batang penis Andra menusuk tanpa mempedulikan jeritan dan isak tangis Reina, menggali liang vaginanya, mengais kenikmatan di dalam celah sempit diselangkangannya.
“Clepp.. Cleppp.. CLeppp.. Cleppp!!” suara gecakan-gecakan becek terdengar keras saat batang penis Andra menumbuki belahan vagina Reina. Sesekali Andra menggoyangkan penisnya ke kiri dan ke kanan kemudian memutar-mutar melakukan gerakan mengaduk yang membuat Reina merintih-rintih keenakan, rasa sakit mulai memudar digantikan oleh rasa nikmat, setiap sodokan Andra membuatReina semakin dekat menuju pintu puncak klimaks.
“Aaa-euhhhh…??!! Crrrr Crrrrrrhhhhh….huuhhh ?? Huuhhh ??!!”
“Gimana Reii ?? Enak banget kann ??”
Wajah Reina mengernyit menahan rasa nikmat, ia tidak dapat mengontrol vaginanya yang berdenyutan. Cairan vaginanya meledak tak berdaya, batang penis Andra begitu rajin menyodok-nyodok celah kenikmatannya yang semakin banjir oleh lelehan lendir-lendir vagina. Nafas Reina berdengusan di sela isak tangisnya.
“Sudah Andraaa, nggak mauuu, sudahh hkkk hkkkksss..”
“belum Reii, belumm aku masih pengenn he he he”
Andra mulai mempersiapkan serangan berikutnya, ia mengaitkan tungkai kaki Reina pada tungkai lengannya, jemarinya membentuk cakar, kedua tangannya menopang mencengkram buah pantat gadis cantik bermata sipit itu yang masih terisak.
Posisi Andra mirip seperti sedang menggendong Reina dari depan, batang penisnya menancap di cepitan liang vagina Reina. Andra mengayunkan batang kemaluannya dengan teratur, dibetot dan dibenamkannya berkali-kali pada belahan vagina Reina yang hangat nikmat..
“Ouhhh, ahhhhh, ahhhh..!!ahhhhh….”
Tubuh Reina terayun mengikuti irama sodokan-sodokan batang penis Andra. Ayunan tubuh Reina semakin cepat seiring dengan semakin naiknya nafsu Andra. Andra mendesakkan tubuh molek Reina ke sudut ruangan, batang penisnya bergerak memompa dengan cepat, Reina meringis – ringis rasa geli bercampur dengan rasa nikmat mengiringi gesekan-gesekan batang penis Andra dengan dinding vaginanya.
“CLEPP.. CLEPPP BLEPP CLEPPP…!!…”
“Ahh, ahhh-ah, awwww, aduhh akkhhh And-drah!!, Ahhhh!!”
Kedua mata Reina yang sipit merem melek keenakan, Andra tersenyum mendengar suara desah dan rintihan lirih gadis itu. Ia menurunkan tubuh Reina, kemudian dibalikkannya tubuhnya ke arah dinding, ditariknya celana dalamnya ke bawah hingga tersangkut di kedua lututnya, ditariknya pinggul gadis itu, batang terkutuk milik Andra mendesak dubur Reina dengan kasar Andra memaksa Reina menyerahkan kenikmatan yang tersembunyi di dalam liang anusnya..
“Jangan..!!, Jangan disitu, aku mohon Andraaa, toloongg..!! Akkkhhh”
“Diam kamu Reiii, diammmm…!! Hihhhhh….” Andra menjambak dan menarik rambut Reina ke belakang, batang penis Andra menusuk-nusuk kasar berusaha membobol dubur Reina..
“awww..!!Tii.. Tidakkk OWW..! BLesshhhhhh….ARHHH….!!!”
Gerakan kasar penis Andra menyobek otot anus Reina. Reina menjerit keras saat batang penis sipegulat tangguh merayap masuk menyodominya, air matanya kembali berderai , berulang kali terdengar suara jerit kesakitannya.
“He he he, Whuiihhh…!! Anjrittt Reiiiiiii…!!”
Andra berseru keenakan sambil mengamblaskan batang penisnya lebih dalam lagi menyodomi Reina. Kedua tangan Andra mencekal pinggang Reina, dengan bebas batang penis Andra mengaduk-ngaduk liang anus Reina. Ia tidak mempedulikan jerit kesakitan gadis cantik itu
“Pokkk.. Pokkkk.. Pokkkk…”.
“ANDRAAA.. ANDRAAAAAA…!! Ngeee-enhhhhHHHH”
“Reiii, lubang kamu , dua, duannyaaahh, enakkk… urrrhh”
“Sudah, Andraaa, Sakittt, Aduhhh Owwww…, sakit sekaliii..!!cabuttthhhh”
“tapi Aku enak bangett Reiii, Hiihhh…, Tahan Reii , TAHANN..!!”
“Aduhhh..!! OWW…, ADU-DUHH, AWWWW…!!”
Andra seperti sengaja mempermainkan Reina, batang penisnya menyentak-nyentak dengan kasar, mata Andra membeliak merasakan rasa nikmat saat batang penisnya bergesekan dengan dinding anus Reina. Liang anus Reina terasa panas dan nikmat, tubuh mereka basah kuyup dilelehi peluh.
Siswi cantik itu mengeluh panjang saat Andra membenamkan seluruh batang penisnya beristirahat di dalam liang anusnya, buah pantatnya yang empuk bergesekan dengan selangkangan Andra. Ia menggesek dan mendesakkan selangkangannya pada buah pantat Reina yang bulat padat.
Setelah berhasil memulihkan tenaga Andra kembali memacu batangnya menyodomi Reina dengan lebih liar dan ganas. Reina meringis merasakan rasa ngilu yang menggigit anusnya saat batang penis Andra bergerak kasar menyodominya.
“Pokk Pokk Pokk Pokk Pokk Pokkk..!!”
“Andraa, cabutt, Aduh aduhh, OWW, Ngehhh, ngiluuu, aduuuhh…”
Setelah puas menyodomi Reina Andra menghentikan tusukannya kemudian ia berbisik ditelinga Reina. Gadis itu mengangguk, perlahan-lahan Andra mencabut batang penisnya dari dalam lubang anus Reina. Setelah melepaskan ikatan ditangan Reina, Andra membalikkan tubuhnya menghadap ke arahnya, tangan Andra mengusapi lekukan pinggang Reina. Mulut Andra melumat bibir mungil itu, kemudian mengajaknya untuk ber French kiss.
“Masukin Rei, ayoo, kalau tidak, aku sodomi lagi ..” Andra mengancam.,
“Iy-ya, Andra, Iya, aaaahhhhh…., slllepphhhh…”
Karena ketakutan Reina buru-buru menyambar dan menjejal-jejalkan penis Andra ke dalam vaginanya. Reina mendesah saat ia berhasil menyelipkan batang Andra ke dalam belahan vaginanya. Rasa nikmat mengiringi masuknya penis Andra, kini kemaluan Andra tertancap sebatas leher penis.
“Bagus Reii, gitu dongg, masa titit aku dibiarin kedinginan di luar memek kamu, enakan didalam, anget, ada empot-empotnya gitu…”
jantung Andra berdetak kencang merasakan kedutan-kedutan otot vagina Reina yang menggigit kuat batang penisnya, dinding vagina Reina berkontraksi meremas-remas kepala penis Andra. Sambil berkacak pinggang Andra mendesakkan batang penisnya agar masuk lebih dalam, ia menoleh ke arah Pak Agung yang membimbing Farida dan Vivi mendekati arena pertempuran. Pak Agung memasangkan STRAP-ON pada Farida.
“Buset dah?? Mau diapain pak ??HA Ha Ha “ Andra mendelik kemudian tertawa ngakak melihat sebuah benda dari karet yang menggantung di selangkangan Farida
Pak Agung hanya tersenyum penuh arti, Andra menonton suguhan gratis sambil kembali mengancam Reina agar bergoyang.
“REiiii !!! Goyang oiiiiii….!!”.
“Viii, nungging sayanggg…”
Pak Agung menyuruh Vivi menungging. Vivi menurut ia menungging di atas lantai. Pak Agung meremas-remas buah pantat Vivi kemudian ia mengarahkan bokong gadis itu ke arah Farida. Pak Agung meminta Farida bersujud tepat di belakang bokong Vivi.
Pria itu lalu mengarahkan ujung STRAP-ON pada liang anus Vivi. Farida menuruti instruksi Pak Agung untuk menyodomi Vivi dengan STRAP-ON, dengan lembut Farida mendesakkan straponnya untuk menyodomi Vivi, sesekali ia menghentikan tusukan straponnya saat Vivi mengeluh., setelah STRAP-ON itu terbenam seluruhnya Pak Agung mengambil posisi berlutut di belakang bokong Farida. Sang guru menusukkan batang penisnya mendesak liang anus Farida melalui celah latex yang sepertinya memang disediakan untuk aksi sodomi.
“nah, Faaa, seperti inilah yang dirasakan oleh Vivi sekarang, gimana rasanya?? enak bukan ??Ayoo kamu juga goyang biar Vivi juga merasa enak..”
Pak Agung mulai mengayunkan penis besarnya mengolah liang anus Farida, Farida mencoba untuk mengayunkan STRAP-ON yang terpasang di selangkangannya. Saat Farida terdesak ke depan disodomi oleh Pak Agung, STRAP-ON itu juga ikut terdorong maju membelah anus Vivi.
“Ahhh…BAPAKK, Ahhhhh-ahhh”
“Plakk Plakk Plakkk..!!!” Farida mendesah saat Pak Agung semakin kasar menyodominya.
“Auhh, Ehssshhhh, Faaaa, pelan-pelannhhh uhhhhh..” Vivi merintih saat strapon di selangkangan Farida menusuk kasar liang duburnya.
“b-bukan aku Viii, Pak Agung nihh.., akhhhh…”
Dengan cara demikian, Pak Agung dapat membuat kedua muridnya yang cantik merintih disaat yang bersamaan, jika pak Agung menyodomi Farida dengan lembut, maka STRAP-ON diselangkangan Farida membelah Liang anus Vivi dengan lembut, jika pak Agung menyodomi Farida dengan kasar maka STRAP-ON itu membelah dubur Vivi dengan kasar.
“Edannn…!! Bapak bener-bener kreatif dahh, Rei jangan berhenti dong, digoyang Reiii, digoyangggg… aduhhhh, gimana sih, bandel amat…”
Andra masih juga protes karena Reina menggoyangkan pinggulnya dengan ogah-ogahan. Andra yang cerewet membuat Reina naik darah, sambil memeluk Andra, Reina menghempas-hempaskan vaginanya dengan liar, digoyang ke kiri, digoyang ke kanan, kemudian dihempas-hempaskannya lagi. Reina mendesah-desah keras saat menghempaskan vaginanya. Batang penis Andra keluar masuk di belahan vagina gadis itu.
“Anjrittt..!! Wadowww, Reiii, Heuh, UHH ?? Reiii Akhhh..!!”.
Tangan Andra membelit pinggang Reina, kali ini Andralah yang kewalahan, Reina begitu cantik dan liar, rintihan-rintihannya membuat angan Andra melayang tinggi ke udara. Andra mengeluh saat Reina menggoyang pinggulnya seperti sedang mengayak beras kemudian kembali menggoyangkan vaginanya dengan liar.
Reina mendorong tubuh Andra hingga ia jatuh terjengkang ke belakang. Andra terlentang dengan posisi kedua kakinya mengangkang. Reina menerkam sesuatu selangkangan Andra.
“WHOAAHHHH, WAduhhhh…..!!,UAHHH”
Reina membetot Penis Andra dengan bernafsu dikocok-kocoknya batang penis yang telah merampas kehormatannya itu. Ada sedikit dendam, marah di antara nafsu liar Reina. Happp, dengan kasar Reina mencapluk kepala penis Andra, tubuh Andra mengejang, menggelepar menahan rasa nikmat, matanya mendelik-delik merasakan nikmatnya hisapan-hisapan mulut Reina yang begitu rakus mengemuti kepala penisnya.
“Jangan digigit Reiii, aduh, AWWW…!!WOAHH..!!”
Reina menggigit-gigit kepala penis andra , kemudian mengunyah penis Andra seperti sedang mengunyah sosis, lidahnya terjulur-julur menggelitiki memutari kepala penis yang bentuknya mirip sebuah helm kemaksiatan itu.
Lalu ujung lidah Reina meruncing menggelitiki lubang penis Andra, pipi Reina mengempot-ngempot saat ia mengemuti biji kemaluan Andra. Tangannya terus mengocok-ngocok batang penis Andra dengan cepat dan kuat. Penis itu pun makin memar kemerahan akibat kocokan yang terlalu kuat.
“Hoahhhh…REiii!! Sprutttt.. Spruutttt… Croottt..!!”
“Slllrrrpp, slllrrrpp,, Nyummmmm, Nyott Slllrrrrrrpp Nyotttt”
Sperma Andra meledak, mirip seperti air mancur ditaman, mulut Reina membekap lubang penis Andra dan menyedot habis sperma Andra, bahkan dengan rakus lidah Reina membersihkan percikan sperma di selangkangan Andra hingga bersih. Reina naik ke atas tubuh Andra ia menggesek-gesekkan vaginanya yang becek oleh cairan vagina pada perut si gentut itu, kemudian ia merayap naik meneduhi wajah Andra.
“wahhh, makasih Reiii, kamu koq tau sich, aku paling demen ngisepin memek. Hemmm Mhhhh Ckkk.. Ceeekkhh,, Sleckkkkhh, Nyammm, lezatt Reiii, duhhhh, sedapppphhmmmmm”
Disertai nafas yang berdengusan, mulut Andra mencapluk, mengunyah belahan bibir vagina Reina yang terasa asin, gurih, beraroma khas. Reina mendesak-desakkan vaginanya pada mulut Andra yang ternganga lebar.
Si pegulat tangguh mencapluk selangkangan Reina, lidahnya bergerak liar ke kiri dan ke kanan menampari bibir vagina Reina. Hidung Andra mengendusi jembut Reina yang harum, batang lidahnya menari membelai belahan bibir vagina gadis itu, tangannya menarik pinggang Reina ke bawah agar vagina Reina mendesak wajahnya. Mulut Andra semakin hebat melumat-lumat bibir vagina gadis itu dan batang penisnya kembali bangkit.
“Geser Reiii, aku pengen lagi nih….”
Andra mendorong pinggul Reina, Reina mendesah gelisah saat penis Andra menempel di pintu duburnya. Batang Andra mengetuk – ngetuk, meminta izin untuk dapat berselancar, menyodomi anus Reina. Tubuh molek Reina mengejang hebat menahan sesuatu yang mendesak otot anusnya, nafasnya terputus-putus saat merasakan liang anusnya direkahkan paksa oleh batang panas di selangkangan Andra.
“Awwwhhhhhhhhhh……!!! “
Tubuh Reina terdesak keatas saat Andra menghujamkan kepala penisnya ke atas menyodok liang anus siswi cantik itu. Bibir Reina meruncing, lidahnya sedikit terjulur keluar dari bibir mungilnya yang merekah saat penis Andra mendesak masuk semakin dalam menyodomi liang anusnya..
“Slepppp,, Sleppppp Pefffhhhh, befffh befffhhh”
Reina menaik turunkan anusnya pada kaitan batang penis Andra, si pegulat tangguh membantu dengan mengangkat-angkat pinggang Reina. Payudara gadis itu bergerak indah saat ia berusaha mengamblas-amblaskan batang penis Andra kedalam liang duburnya. Tangan Andra meraih dan meremasi payudaranya yang membuntal padat.
“PAKK, BAPAKKKK…!! Minta Dildo Pakkk…”
Andra berteriak meminta dildo pada pak Agung
“Nihhh, Tangkepp…!! “ Pak Agung melemparkan dildo ke arah Andra, saat dildo itu melayang di udara pinggul Reina bergoyang-goyang dengan dahsyat hingga konsentrasi Andra menjadi kacau.
“SPLAAKKKKK…!!, WADUHHHH….!! Mampus dahh…!!”
Dildo itu menempel di jidat Andra sehingga ia mengaduh sambil mengusap – ngusap jidatnya sebelum menyambar dildo yang terjatuh di samping tubuhnya, lalu diarahkannya ujung dildo berbentuk kepala penis itu ke belahan vagina Reina.
“Bleessshhhhh…!!akkkhhhhh” Andra menusuk belahan vagina Reina dengan dildo. Ia terkekeh saat tubuh mulus Reina menggeliat-geliat menahan rasa nikmat ketika dildo itu merayap memasuki belahan bibir vaginanya
“Nahh, Ayo Reiii, terus…terusssshh“
“Ahhh, Ussshhhhh, ah-ah, ohhhhh Andraaaa…!!”
Dengan sebatang dildo yang tertancap di vaginanya, Reina berusaha menaik turunkan anusnya pada batang penis Andra, ekspresi wajahnya seperti menahan rasa sakit yang sangat nikmat. Andra semakin aktif menghentak-hentakkan batang penisnya ke atas.
Kedua tangan Andra kembali meremasi sepasang payudara Reina dengan penuh nafsu, butiran keringat mengucur deras membasuh dua sosok tubuh berbeda kelamin yang tengah berjuang menggapai secuil kenikmatan. Ngocoks.com
“ahh,aahhh, ahhh, aaaaaaa” Reina merintih keras sambil menghempas-hempaskan duburnya kuat-kuat
Gerakan-gerakan Reina mirip seperti artis-artis film porno. Jeritan – jeritan liar Reina bercampur dengan desahan-desahan kerasnya yang menggairahkan. Butir-butir keringatnya mengucur deras membasahi tubuhnya yang molek membuat kulit mulusnya berkilat-kilat indah.
“OOOOO…… hhhhhh…, crrutttttt.. crrrtt crrttt….”
Bibir Reina membentuk huruf O besar, kedua matanya yang sipit terpejam rapat, wajahnya mengernyit menahan denyutan-denyutan puncak klimaks, Andra semakin garang menyentak-nyentakkan penisnya ke atas, ia menggeram dan mengejan dengan kuat berusaha menembak liang anus Reina dengan semburan spermanya.
“Srooottt… crrotttt crooootttt…., HUakkHHH”
Mata Andra mendelik, spermanya muncrat di dalam liang anus Reina. Pak Agung tersenyum, ia berbisik ditelinga Vivi dan Farida, mereka mengangguk kemudian menghampiri Reina yang terlungkup memeluk tubuh Andra yang berada di bawah tindihan tubuhnya yang putih mulus.
Reina mendesah saat Vivi mencabut dildo yang tertancap di vaginanya, setelah itu, Farida dan Vivi membantu Reina untuk berdiri. Farida tersenyum nakal, ekor matanya mengerling ke selangkangan Andra, benda terkutuk itu kini terkulai tanpa daya, mengkerut dan mengecil. Andra tergeletak dengan tubuh bersimbah keringat, kedua matanya terpejam rapat, dengus nafasnya berhembusan dengan kuat bagai hendak dicabut nyawa.
Vivi dan Farida menggandeng Reina masuk ke kamar mandi, terdengar suara kucuran air shower ketika ketiga siswi cantik itu saling membasuh tubuh masing-masing, +/- 25 menit kemudian mereka keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh terbalut selembar handuk masing-masing melilit ditubuh mereka yang mulus.
Ketiga siswi cantik itu berdiri di hadapan pak Agung dalam jarak ½ langkah saja. Nafas Pak Agung tertahan saat tiga handuk berlainan warna itu terlepas dari tubuh pemiliknya, lekuk tubuh yang menggairahkan, mulus, indah tanpa cela kini tersaji di hadapannya. Reina diapit oleh Vivi di kiri dan Farida di sebelah kanan.
“Nahh, kalian berdua ajari Reina untuk mendeepthroat penis Bapak..”
Pak Agung mengangkangkang kakinya melebar, mereka bersujud seperti menyembah sesuatu di selangkangannya. Vivi menekan belakang kepala Reina ke selangkangan Pak Agung, sementara Farida mengusap-ngusap buntalan payudara Reina dari arah samping. Reina menggengam batang kemaluan pak Agung yang besar panjang, detak jantungnya semakin tidak beraturan ketika benda ditangannya berdenyut-denyut kemudian berdiri bagaikan sebuah tiang raksasa.
“Happp.., Hmuuffhhhh…”
Reina mencapluk kepala penis Pak Agung, centi demi centi Penis Pak Agung merayap ke dalam mulut Reina. Wajahnya mengernyit ketika kepala penis Pak Agung menyesaki kerongkongannya, ia buru-buru memuntahkan penis itu dari dalam mulutnya sebelum merayap lebih dalam lagi.
“Uhukk.. uhukkk.. ehmmm uhukkk…” Reina terbatuk, Farida menepuk-nepuk punggung Reina, Vivi tertawa nakal kemudian mencium pipi Reina, bibir Vivi mencumbui leher Reina, Farida tidak mau kalah ia menggeluti lehernya, suara rintihan Reina diiringi suara desahan Vivi, juga disambut oleh tawa kecil Farida.
“Reiii, kamu belajar ya, perhatikan caraku mendeepthroat penis Pak Agung”
Vivi mencoba mengajari Reina, Reina mengangguk pelan
Mulut Vivi meneduhi kepala penis Pak Agung, lidah Vivi bergerak lembut melingkari kepala penis Pak Agung. Setelah mengulas beberapa kali kemudian Vivi mengamblaskan penis Pak Agung ke dalam mulutnya, kerongkongan Vivi menerima penis Pak Agung, memanjakan batang penis Pak Agung yang besar panjang.
“Viii ?? !!ASTAGA…!!” Reina terkejut, mulut Vivi seperti menelan batang besar itu,
Bersambung…