Aku menjerit keras saat batang itu tiba-tiba menghentak-hentak dengan kasar, hentakan-hentakan kasar pak Agung baru berhenti setelah batang yang berurat itu terbenam dengan sempurna di vaginaku.
Melalui cermin kuperhatikan batang besarnya tertancap di selangkanganku. Kugeliatkan tubuhku. sambil kutepiskan tangan nakal pak Agung yang hendak mencubit putting susuku.
“Hssshhh, hssshhh. Ahhh, aa-ahhh…Baphakkk, Baphakkkk ahhhhhh”
Tubuhku terlompat-lompat tanpa daya, sementara seiring dengan gerakan tubuhku. Vaginaku bergerak turun naik pada batang penis pak Agung yang menggeram keenakan. Membanjirnya cairan vaginaku membuat batang besar pak Agung bergerak semakin lancar keluar masuk menusuki belahan liang sempitku. Rasa sakit dan ngilu yang semula terasa menggigit kabur dikejar oleh rasa nikmat yang membuatku berdesahan. Tanpa kusadari pinggulku ikut bergoyang.
“ha ha ha, gimana Maya ?? enak bukan?? Ayo sayang, goyang.., kita nikmati kenikmatan ini bersama-sama.., ayo manis, ayoooo…, nahh benar itu digoyang, digoyang yang he he he”
Aku tidak tahu kenapa, yang jelas aku semakin lincah menaik turunkan pinggulku, bergoyang, memutar-mutar vaginaku dan mendesakkannya pada tusukan-tusukan liar batang penis pak Agung yang merojoki belahan vaginaku. Gairahku memuncak semakin tinggi dan vaginaku disengat oleh kenikmatan yang membuat tubuhku mengerjat dengan spontan.
“aaaaaaaaaaaah !! Crettt.. cretttt.. crettt..“
Aku mendesah keras sambil mendesah dan mengangkat wajahku ke atas karena tak sanggup menahan rasa nikmat yang berlebih. Batang besar milik pak Agung yang menyangkut di dalam vaginaku terasa semakin mengasikkan.
Tanganku mencoba menggapai kebawah, kuraba benda besar yang mengait vaginaku. Pak Agung semakin erat memeluk tubuhku yang menggelepar lemah dalam dekapannya. Beberapa saat kemudian ia mencabut batangnya dan memposisikanku menungging kemudian mengambil tali plastic dan berbisik di telingaku.
“Mayaa, bapak minta anal , boleh ya ?? “
“Hahh ?? t.tunggu, tunggu dulu pakk…!!j-jangannnnn…auhhh, lepaskan pak LEPASSS.. KANN, nggakkk mauu, akhhhhh”
Aku protes keras saat ia tiba-tiba mengikat kedua tanganku ke belakang. Kugoyangkan pinggulku ke kiri dan kanan berusaha menghindari ujung benda besar itu, tapi pak Agung hanya tertawa sambil terus mengincar lubang anusku, tangan pak Agung merekahkan buah pantatku.
“Cebbbb…, OWWWW….!! “
Benda tumpul itu menusuk kasar. Kurebahkan pinggulku dengan harapan dapat mempersulit benda panjang itu. Waduhh, koq pak Agung malah menaiki bokongku ya? Telapak tangannya mengusap-ngusap punggungku, auhhh..!!, ia menyelipkan ujung penisnya menyentuh kerutan otot anusku. Kurapatkan kedua kakiku sambil menggeser-geserkan pinggulku menghindari serangannya dan ia mendesah kecewa lalu pak Agung mengambil sebuah alat aneh dengan panjang sekitar 30 inci.
“nakal amat sich, terpaksa bapak pake legs spreader, klikk… klikkkkk….”
Pak Agung membelengu pergelangan kakiku dengan legs spreader bar, percuma saja aku meronta berusaha melepaskan diri. Kedua tangannya mengelus-ngelus bongkahan buah pantatku. Kemudian menekan dan merekahkan buah pantatku, sebuah benda mendesak belahan pantatku.
“ck ck ck, anget, apa lagi kalau sudah masuk ya”
“j-jangan pakk…, lepas, lepas….kannn…aduh.!!”
Pak Agung terkekeh sambil menekankan ujung penisnya, batang besar itu mengorek-ngorek dan mengkais-kais lubang duburku, hup…, hupp.., kugerakkan pinggulku keatas kebawah hingga batang pak Agung terpeleset.
“E-ihh…, nakalnya ha ha ha ha”
Tangan kanannya menekan bokongku kuat-kuat hingga aku tidak dapat bergerak lagi dan kini ujung penisnya kembali mendesak-desak liang anusku, sesekali ujung penis Pak Agung mencoblos belahan vaginaku dan kemudian ia kembali menusuk-nusukkan batang besar itu berusaha menjebol liang duburku. Lumayan lama Pak Agung berkutat, berjuang menjejal-jejalkan batang besarnya , lama kelamaan otot anusku terasa merekah dan panas
“JEBOLLL…!! BLUESSSHHHH..“
“aaaaAAWWW !! Hengggehh…!!.ADOWWWWW… @_@”
Nafasku tertahan merasakan rasa sakit yang begitu hebat mendera liang anusku, rasa perih, panas dan nyeri bercampur menjadi satu menyiksaku. Aku kembali memekik keras saat benda itu diamblaskan oleh pemiliknya dengan kasar.
“Ampun pakkk, Awww…, adu-duhh. Ahhhhhhh…!!AWWWW”
“oughhh…!! Gila..!!aduh-aduduh Mayy, AWW, kontol bapak kejepit nih, Wuahhh enak nian bool mu May…uhhh..”
Terdengar suara Pak Agung seperti sedang meledekku. Ia terus menekan-nekankan batangnya ke dalam liang anusku. Centi demi centi batang besar itu amblas ke dalam anusku. Mataku mulai berkunang-kunang, berkali-kali tubuhku mengejang menahan rasa sakit yang mendera hebat saat benda besar itu menyelam semakin dalam, benda itu seperti mengambil ancang-ancang dan kemudian menerjang anusku.
====================================================
“ARGGGHHH…ADUHHH!! Hkk hk hkk..”
Pak Agung merebahkan tubuhnya menindih tubuhku dari belakang. Selangkangannya mendesak kuat gundukan buah pantatku, ia membujukku agar berhenti menangis.
“s-sudah pakk.., dicabuthh ajaa.., sakit pak, sa..kiiitttt.. aww.”
“waduhhh, jangannnn dong , dengan susah payah bapak akhirnya berhasil menyodomi kamu, masa sekarang harus dikeluarin sih”
“Ahhhh, Ahhhh, awwhhhhh…!!” aku menjerit sejadi-jadinya saat benda besar itu mulai bergerak menumbuk-numbuk liang anusku
Aku mengerang, merintih dan memekik kesakitan, tubuhku terguncang dan terdesak-desak dengan hebat oleh benda besar diselangkangan pak Agung yang memompa kuat liang duburku.
“Plakkk.. plakkk plakkk plakkkkk…”
Tubuhku terasa lemas tak bertenaga. Gempuran demi gempuran batang penis pak Agung seolah menguras habis tenagaku, tumbukan-tumbukan batang penisnya semakin kuat dan cepat. Aku mengerang dan merintih kesakitan disodomi olehnya. Akhirnya aku tidak tahan dan mulai merengek memohon agar pak Agung mau meperlembut tempo sodokannya.
“Sudah pakkkk, aduhh, sakit pakk..! sudah, nnnggeehh, akkhh”
“sudah ??, enak aja !! kalau pelan pelan sih boleh , tapi syaratnya kamu harus nurut mengikuti pelajaran anal dari bapak, gimana heemm ??”
Dengan terpaksa aku mengangguk menuruti keinginan pak Agung, dengan perlahan pak Agung mencabut batang penisnya dari dalam liang anusku, kemudian ia melepaskan legs spreader yang belengu kakiku. Aku menurut saat ia memintaku untuk menaiki tubuhnya yang terlentang.
“sekarang kamu masukin kontol bapak ke dalam anus kamu…”
“tapi pak…”
“loh tadikan kamu sudah setuju..!!, AWAS YA JANGAN MEMAKSA BAPAK UNTUK MENGASARI KAMU,KAMU MENGERTI.MAYA…!!!”
“iya pak, i-iya..”
“aduh susah pak, nggak muat..”
“pelan-pelan aja, terus dicoba ntar juga masuk…”
Bentakan pak Agung membuatku miris dengan terpaksa kutempelkan ujung penisnya dipintu duburku. Dengan hati-hati kuturunkan duburku yang masih kesakitan saat bersentuhan dengan batang besar di selangkangan pak Agung yang terus memberikan instruksi dan bimbingan.
“BAGUS..!! terus Maya, TERUSS…!!”
“He-ekhhhh,”
“nah itu ujungnya mulai kerasa masuk..ke bool kamu.. terusss, tekan yang kuat, lebih kuat lagi Maya..!!”
“Heeenggggghhh, akhhhhhh…”
“Blepppphhh…”
“Yie hehe he nahhh kan akhirnya masuk juga, anget may, enak”
“hsssshhh aduh pak, aduhhhh.. j-jangan goyang-goyang pakk…”
Setelah menarik nafas beberapa kali, kutahan nafasku untuk mengurangi rasa sakit dan kuturunkan pinggulku. Aku mengeluh keras saat ujung benda besar itu menguakkan kerutan anusku yang kewalahan menerima sedikit kehadiran dari batang besar di selangkangan pak Agung. Aku mengerang keras sambil terus menekan duburku pada batang besarnya yang keras. Dengan susah payah akhirnya aku berhasil menenggelamkan kepala penisnya ke dalam lubang anusku. Kutatap pak Agung dengan tatapan memelas sambil berusaha untuk menawar.
“sudah ya pakkkkk.., kan sudah masuk”
“yah, masa cuma sebatas leher penis, terus masukin…, lebih dalam lagi”
“masuknya dikit aja ya pak, jangan dalem-dalem…”
“koq nawar melulu, memangnya lagi belanja di pasar apa ?? Hihhhh…!!”
“OWWWWW….!! Hikk hkkk hkkk”
Tubuhku langsung ambruk dengan nafas tertahan di dadanya saat pak Agung mengangkat pinggul sambil menyentakkan batang penisnya ke atas. Aku melolong keras saat batang besar itu amblas hingga sebatas pangkal penis. Tangan kiri pak Agung mengelus-ngelus punggungku yang basah berkeringat sedangkan tangan kanannya mengelusi rambutku. Auh, tiba-tiba saja kurasakan kedua tangannya mencengkram buah pantatku dan meremas kuat, aku hanya dapat menangis merasakan rasa pedih dan ngilu disodomi olehnya.
“duh asiknya , he he padet , empuk..”
“Blepppphh. Blepppphhh.. Blepppphhh….”
“awhh, akhhhh…ahh hssshhh awwwwww…Pakk Agung, BAPAKK, Auhhh”
Aku menggeliat dan mengaduh kesakitan saat batang besar itu mulai bergerak dengan teratur menyentak-nyentak menyodomiku. Aku meringis saat pak Agung berusaha duduk sambil memelukku, dengan otomatis liang anusku merosot ke bawah pada batang besarnya. Sambil terus menyodokkan batangnya pak Agung mengecupi bibirku, di antara suara kecupan bibir, aku terus memohon agar pak Agung mau menghentikan tusukan-tusukannya yang liarnya.
“Emmhh Bapakkk, mmmhh cupphh cuphhh, sakit pakk emmm cuphhhh…, auhhh, akhhh ngilu pak , sudah pakkk, sudah, OWWW…”
Di saat aku tengah melolong keras, kurasakan seseorang mengelus buah pantatku. Dengan reflek aku menoleh ke belakang, aku tidak menyadari kehadiran Andra yang muncul di belakangku. Kedua tangannya mencapit pinggang dan giat membantu untuk menaik turunkan pinggulku, sesekali ia menekan bokongku kuat-kuat hingga aku menjerit keras.
“ihhhh, hsssshhh aaaaa, ahhhhhh, jangan ditekan , andra jangann, ADUHH!!”
Andra meraih dan meremasi buntalan buah dadaku dari arah belakang. Tubuhku semakin kuat tersentak-sentak keatas dihantam batang penis pak Agung yang bergerak kasar merojoki liang anusku. Aku menjerit merasa sakit dan ngilu akibat sodokan-sodokan batang besar pak Agung yang tengah menyodomiku dan sesekali aku merintih lirih menikmati kepandaian Andra.
Ia begitu pandai memainkan sepasang buah dadaku, tangannya meremas induk payudaraku dan jemarinya mencubit menarik-narik putik susuku yang mengeras. Mulut Andra semakin aktif memangut mengecup-ngecup bahu, pundak dan menghisap-hisap leherku, batang lidahnya ikut bermain untuk menggelitik daun telingaku bagian belakang dan menjilati batang leherku.
Bibirku menjadi piala bergilir bagi mulutnya dan pak Agung yang bergantian melumat, memangut dan mengulum sementara tangan mereka tak pernah berhenti bermain di tubuhku yang basah berpeluh.
“ahhhhhh…” aku mendesah saat pak Agung merubah posisi
Tanpa melepaskan batang penisnya dari anusku, ia memutar tubuhku dan memposisikanku tidur menyamping. Tangannya menarik tungkai kakiku keatas, kemudian ia menyodok-nyodokan batang penisnya dengan kuat. Andra menaruh wajahnya tepat di depan buah dadaku yang terguncang.
“Pefffhhh Peffffhhhh Peffffhhhh..!!”
“aaahh, ahhh Owwwww….!!”
“Wuih, gila!! susunya sampe muter-muter!!, terus pakk..!!HAJAR..!!”
“sudah pakkk, sudahhhh, aduh-aduhhhh, ahhhhh…”
Andra terkekeh sambil meremasi buah dadaku, ia berteriak menyemangati Pak Agung agar menyodomiku seliar mungkin dan aku terus merengek agar pak Agung menghentikan keliarannya. Namun semua rengekanku hanyalah sia-sia belaka, batang besar pak Agung malah bergerak lebih kasar dan lebih kuat lagi menghantami liang anusku. Semakin dalam batang itu merojok semakin panjang lidahku terjulur-julur keluar.
“j-jangann, Akhhhh…, owhh..!!awww, aduh pakkk, akhhh, Andraa ohhh”
Jempol Andra mengurut-ngurut tonjolan klitorisku dan tangannya mengucek-ngucek belahan vaginaku hingga kedua mataku merem-melek keenakan. Entah dari mana ia mempelajari keahliannya yang mampu untuk menghanyutkanku ke dalam lautan gairah yang menggebu. Aku mendesis keras saat vaginaku berdenyutan menyemburkan cairan hangat berwarna putih pekat.
“Ahhhesssshhhhhh…. Creetttt. Cretttt….. cretttt…..”
“pak , andra pengen dong, ikutan yak pak..”
“Boleh , Plofffh….., kita suruh nyepongin kontol kita berdua..”
“Wa ha ha ha, boleh juga idenya pak..”.
Pak Agung menghentikan sodokannya kemudian mencabut batang penisnya dari dalam anusku, sementara Andra membersihkan wilayah intimku dengan menggunakan sebotol Pocari lalu ia mendudukkanku di sebuah kursi.
Aku hanya bisa pasrah kelelahan saat Andra dan Pak Agung menggerayangi kemolekan tubuhku hingga akhirnya mereka berdiri. Kini dua batang penis tersaji di sebelah kiri dan kanan, kuperhatikan penis milik pak Agung, besar, berurat, kutengok batang penis milik Andra, besar dan gemuk seperti juga tubuhnya, panjangnya hampir mirip.
“ihhh….”
Kutepiskan ujung penis Andra yang menoel pipi kiriku, kutarik wajahku untuk menghindari kemesuman Pak Agung yang ikut-ikutan menempelkan batangnya di pipi kananku. Aku dikepung oleh dua batang penis besar yang dipaksakan oleh pemiliknya untuk kukulum dan kukocok.
Bergantian mulutku dijejali penis pak Agung dan Andra yang akhirnya menarik batangnya dari dalam mulutku kemudian berlutut sambil mengelus-ngelus pahaku. Dengan kasar jarinya menarik bibir vaginaku, ia membenamkan wajahnya di selangkanganku. Beberapa kali ia mengecup kemudian bibirnya mengemuti bibir vaginaku..
“cuphhh cuphhhh mmuahh cupphhhWuihhhh, wanginya memek kamu may, slepphh. Ckk sllcckk, asikk, memek rasa pocari, nyoottt nyottttt…”
“hhssshhh ahhh , auwwww…, emmmhh hssshhhh”
Kedua tanganku berusaha mendorong-dorong kepala Andra. Kecupan mulutnya, emutannya dan jilatannya yang liar membuatku menggelepar menahan rasa nikmat yang menggelitik
Karena merasa terganggu Andra memborgol kedua tanganku ke belakang kemudian ia kembali melumat-lumat vaginaku. Habis sudah vaginaku jadi santapan mulutnya, berkali-kali ia mengecap mencicipi rasanya
“May, memek kamu imut kaya orangnya may, ck ck, nyam, ckkk, gurih.”
“Ketimbang kamu mangap nggak puguh gitu, mendingan ngemut kontol Bapak”
“Houfff Mmmmmhhh.. Mhhhhhh..”
Pak Agung menarik kepalaku dan menjejalkan batangnya ke dalam mulutku. Ia terus menjejalkan batangnya hingga ujung penisnya merojok kerongkonganku. Semakin dalam dan lebih dalam lagi menusuk tenggorokanku hingga aku terbatuk saat batangnya masuk semakin dalm.
“uhukkk.. uhk.., uhukk, UHUKK”
Kutarik kepalaku hingga batangnya lepas dari mulutku dan menggeleng-gelengkan kepala menolak masuknya batang besar pak Agung ke dalam mulutku. Dia tertawa sambil memukul-mukulkan batangnya ke wajahku. Andra mengambil posisi tidur terlentang, Pak Agung memberi perintah agar aku segera naik keatas tubuh andra.
“jrebbb jrebbb , Hihhhh..!! JREBBBBB…BLESSSHHH…Hiahhh..!!”
“uhhh, Pelan pelan draaa, aaah- ANDRAA..!!”
Batang Andra yang gemuk panjang mendesak sela bibir vaginaku. Tangan Andra mencapit pinggangku, ia menyentakkan batangnya berkali-kali, menjejal-jejalkan dengan kasar hingga batang gemuknya terbenam kedalam kepitan liang vaginaku.
“Oughhh, gila, perettt.,. ayo belajar ngentot bareng andra, naikk, turun.., naikkk, turunnn… siiippp, terus Mayyy…TERUSSS…”
“Clepp clepppp.cleppp cleppppp…, aduhh-duhh.. awwww.. hhssshhhh”
Pak Agung dan Andra bekerja sama menaik turunkan pinggulku dengan paksa. Dengan lincah Tangan Andra mengangkat dan menarik pinggangku turun sedangkan pak Agung menekan buah pantatku hingga batang gemuk milik Andra semakin dalam terbenam menyodok liang vaginaku. Sodokan kuat batang penis Andra membuatku kewalahan dan mendesis tak berdaya saat tubuhku tersentak-sentak ke atas.
“Nyummm Nyoottt Nyotttt Nyottttt….cuphhh cupphhh Nyoootttttthhh..”
Dari samping mulut Pak Agung menyerang buah dadaku, mulutnya menghisapi puncak payudaraku yang membuntal, batang lidahnya mengulasi putting susuku kemudian mulutnya naik mencumbui batang leherku lalu kecupan kecupannya merambat turun ke arah dada dan happ..,!! ia mencaplok menyusu di puncak payudaraku.
“ahhh, andrahhh. Cruttt cruuttt cruttttt…”
Dengan bernafsu kini Pak Agung mulai menaiki bokongku, ia menyelipkan batangnya mencari-cari liang anusku. Tubuhku terhimpit di antara tubuh pak Agung yang berotot dan tubuh Andra yang berlemak.
“ohhhhhhhh…, UuuNGUHHH…”
“Blessshh—hhh Jrebbbbb…. Blusssshhhh”
Sekujur tubuhku mengejang hebat saat batang besar Pak Agung melakukan penetrasi. Vagina dan anusku ditancap oleh penis Pak Agung dan Andra, terasa sodokan-sodokan lembut yang menghantarkan rasa nikmat ke seluruh tubuhku. Lama kedua batang yang besar itu menusukiku dengan lembut, rasa nikmat semakin bertambah saat Pak Agung dan Andra berlomba menusukkan batang mereka masing-masing menghajar liang vagina dan anusku.
“Plakk plakk plakkkk…”
“Clepppeffffhhh Clepppppphhhh”
“Aduhh aduh PAkk, BAPAKKK..!! Ahhhh nnnhhh ANDRAAA nnn.. ddrah”
Tubuhku tak berkutik, semakin kuat terjepit di antara tubuh Andra dan Pak Agung. Tusukan-tusukan batang penis semakin menggila, semakin cepat dan liar. Mereka berdua tertawa senang saat aku terkulai dihempaskan oleh kenikmatan puncak klimaks.
Ungggghhhhh….Crruttt cruttttt…seiring dengan muncratnya cairan vaginaku, gaya persetubuhanpun mulai berubah. Tubuhku terlentang dengan kedua kaki yang dikangkangkan ke atas oleh Andra, batangnya menggesek-gesek vaginaku. Batang besarnya terbenam diamblaskan oleh pemiliknya kedalam belahan vaginaku yang sudah memar kemerahan.
“Slllleppphhh.. jebrussshhh..!!”
“Unggghhh, ssshhh….Hhhhhhhh”
Kupalingkan wajahku ke arah lain. Sungguh sebal melihat wajah mesum Andra yang tersungging puas mendengar suara lenguhan kerasku saat batang besarnya menusuk vaginaku. Kutepiskan tangan pak Agung yang meremas induk payudaraku.
“Cleppp Cleppp cleppp clepp CLEPPPP…” suara becek yang khas terdengar keras saat Andra menyentak-nyentakkan batang penisnya menusuki liang vaginaku, batang gemuknya bergerak keluar masuk dengan tersendat-sendat..
“Edan may…!!, Hiihhh, Hearhh..!blussshhh Bluessshhh”
“Afffhhh, hssshhh ssshhhh, Andra pelannnhhhhh…”
Pak Agung menindih tubuhku yang terlentang dari arah samping. Batang lidahnya terayun menjilati bibirku, sementara kedua tangannya mencekal pergelangan tanganku yang berusaha melawan. Dengan paksa ia mendesakkan batang lidahnya masuk ke dalam mulutku, menoel-noel batang lidahku, mengusap dan membeliti lidahku, menggoda bibirku dengan gigitan-gigitan dan pangutan kecilnya.
“Jrebbbb……”
“Awwww… heemmm mmmhhh hemmm”
Tiba-tiba kurasakan sodokan yang kuat, sekuat tenaga Andra menyodokkan batang penisnya hingga lidahku melompat keluar. Mulut pak Agung mencaplok kemudian menghisap-hisap lidahku yang berkali-kali melompat keluar sangking kasarnya sodokan batang penis Andra.
“awww, crruttt cruttt crutttt…, oww, sudah, c-cukup.. cukupp..”
“belum mayyy he he he…, ngangkang yang lebar ya.., bapak mo maenin G-spot kamu.., tapi sebelumnya bapak mau nyukur jembut kamu , biar rapi he he he…”
Andra menahan kedua kakiku menggantung di udara sementara pak Agung mengelus-ngelus rambut-rambut halus yang menghiasi vaginaku. Dengan reflek aku mengeluh saat pak Agung menyemprotkan foam untuk bercukur, rasa dingin membuatku terkejut.
“jangan bergerak may, kalau nggak mau terluka…”
“krrrttt krrrttt krrrutttt…”
Aku menahan nafas saat pisau cukur di tangan pak Agung membersihkan rambut jembutku hingga botak. Mata Andra dan pak Agung melototi vaginaku yang kini bersih tanpa jembut sehelaipun. Pak Agung menusukkan dua jarinya ke dalam vaginaku. Jarinya seperti sedang menggapai, mengais-ngais mencari sesuatu di dalam sana.
“ahhh., ah AHHHHHHHHHHH”
“ha ha ha, kena..!!”
Yang kutahu jari pak Agung mengarah ke atas seperti kait yang sedang mengodok sesuatu di dalam belahan vaginaku. Tubuhku mengejang nikmat. Andra memaksaku duduk mengangkang sementara ia mengambil posisi merapat di belakangku.
Jari tengahnya memutari putting susuku yang mengeras, tanpa dapat tertahan lagi semburan-semburan hangat yang terasa nikmat membuatku merintih lirih. Belum begitu lama tubuhku kembali menggelepar hebat, vaginaku kembali berkedutan, kali ini rasa nikmat semakin hebat mendera vaginaku dan menyebar pada panggul.
Usapan-usapan jari Pak Agung menghasilkan sensasi dan perasaan seperti keluarnya orgasme. Aku semakin kewalahan, lidah pak Agung memainkan tonjolan klitorisku dan tangan Andra meremas-remas sepasang buntalan buah dadaku yang membuntal. Vaginaku berdenyut cepat dan kemudian berdenyut melambat, mungkin sekitar 10 sampai 15 kali denyutan yang membuatku merasa melayang ke atas awan.
“sssruuupphhh.. ckk gluukkkk. Srreepphhhh…sipp juice memek”
Pak Agung menyeruput lelehan cairan kewanitaanku jarinya kembali memainkan titik ternikmat di dalam vaginaku. Tanpa sadar aku merengek dan meringis yang rupanya menyenangkan hati Andra dan Pak Agung, hingga akhirnya pandanganku kembali nanar dan klitorisku menghilang karena tertarik akibat kontraksi orgasme klitoral. Otot-otot di seluruh tubuhku mengejang selama berkontraksi, nafas dan denyut jantungku menjadi lebih cepat .
“Crrutttttt… crruttt crutttt.crutttt….”
“sslcccckk duhhh, ampe luber,NYOOT..NYOTTTT, nyemm NYOOTT..!! ck ssllrrrppp, glekk glekkk, ah segarrrr, siap-siap may, bapak pengen ngentot lagi nih.”
Berkali-kali mulut pak Agung mengenyot vaginaku. Dengan pandangan berbinar ia mengambil posisi menyerang sambil mengangkangkan kedua kakiku keatas mirip seperti huruf V. Jakunnya bergerak turun naik tanda ia sedang menelan cairan vaginaku, kepala penisnya mengucek-ngucek bibir vaginaku yang becek oleh lendir-lendir licin yang lengket sebelum akhirnya menekan kuat hingga kepala penis pak Agung amblas dengan susah payah ke dalam belahan bibir vaginaku.
Dapat kurasakan kedutan-kedutan alat kelamin kami yang menyatu, sesak sekali saat batang itu bergerak, sesak yang terasa nikmat saat centi demi centi pak Agung memaksa mengamblaskan batangnya dengan sentakan-sentakan kuat hingga batang besarnya amblas semakin dalam dan selangkangan kami saling mendesak.
Berkali-kali tubuhku mengerjat keenakan saat pak Agung mulai menggenjotku. Genjotan-genjotan kasarnya dipadu dengan goyangan penis yang nakal ke kiri dan kanan. Batang penisnya menumbuk kasar kemudian tiba-tiba memutar hingga ku tak sanggup lagi mempertahankan benteng pertahananku dan tubuhku mengejang menggelepar. Dua kali pak Agung mempecundangiku dengan genjotan-genjotan kasarnya.
“aduhhh, adu-duhh akhhhhh… hsshhhh OWWWW….crrutt curtttt”
“Blessshh.. Jrebbb JRebbb JREBBB…”
“Ahhh owwwwww….”
Beberapa kali batang besarnya menyodok kasar vaginaku hingga tubuhku terguncang keras kemudian sambil terkekeh kedua tangannya mencengkram buah pantatku dan ia berusaha untuk berdiri. Karena beban tubuh, vaginaku merosot hingga mentok pada pangkal batang besarnya.
Aku berusaha berpegangan pada bahu pak Agung untuk menjaga keseimbangan sementara Andra mengambil posisi berdiri di belakang tubuhku. Ia membantu mencapit pinggangku untuk menjaga agar aku tetap pada posisi yang diinginkan oleh pak Agung.
“aduh-aduh bapakkk, BAPAKKKK, Akhhhh…”
Tubuhku terayun-ayun di udara saat batang penis pak Agung mengayun dengan kuat, tumbukan-tumbukannya kasarnya membuatku menjerit keras, dengan wajah memelas aku menatap pak Agung, sorot matanya terlihat liar, nafasnya memburu seperti gemuruh badai ditengah-tengah suara desahan dan rintihan lirihku yang membuatnya semakin cepat mengayunkan batang penisnya yang besar dan panjang.
“owwwwwhhh akhhh aduhhduhh crrrcrruttt cruuttt cruttt.”
“PErmisi yach mayy, Andra mo ikutan , he he he…”
“Ohhhhhh…, AWWWW…!”
“JRrebbbbbhhh….. jrebbbb brusssshhhhh…ouggghh, uenak mayy”
Belum juga selesai aku merasakan puncak kenikmatan terasa Andra menyelipkan batangnya di antara bongkahan buah pantatku. Penisnya menyodok kuat dan mengoyak liang anusku, rasa ngilu terasa hingga ke ulu hati saat batang gemuknya menggelusur masuk, rasa nikmat bercampur aduk dengan rasa ngilu.
“Tess, tesss tesss teshhh” butiran peluh menetes deras, keringatku bercampur dengan keringat Andra dan pak Agung saat tubuh mereka mendesakku, dengan gaya disandwich sambil berdiri mereka menghajar liang vagina dan liang anusku.
Kocokan-demi kocokan kasar menyerang saling berlomba, tumbukan-tumbukan bersuara becek dan suara pekik rintihanku bercampur baur menjadi satu. Tumbukan Andra dan Pak Agung semakin liar dan kasar, desahan panjangku disambung keluhan keras mereka berdua saat kami bertiga bersambungan mencapai puncak klimaks, berkali-kali batang mereka berkedutan menyemburkan sperma panas didalam liang vagina dan liang anusku yang memar, perutku terasa hangat saat sperma mereka menyemprot berkali-kali mengisi dua liang tubuhku.
“Crrruccc krcreettt cuurrrrrrr….oowwhhh”
“HAUHH Crooooooootttt. Croooottttt…”
“OAGGGHH.. Crrrottt crottttt…..”
Pak Agung melepaskan tubuhku yang merosot lemas di bawah kaki kedua lelaki itu, dengan santai pak Agung keluar dari dalam ruangan sementara Andra berdiri memperhatikan tubuhku yang berpeluh. Batang gemuk di selangkangannya mulai terangguk-angguk kembali dan berdiri.
Masih dalam keadaan nafas yang tersenggal-senggal. Andra menarikku berdiri, dengan langkah tertatih aku berusaha berjalan. Di atas sebuah sofa empuk pak Agung duduk mengangkang sambil tersenyum ke arahku yang digiring oleh Andra ke arah sebuah pintu dan ia berbisik pelan di telingaku. Tangan Andra memutar kunci yang tertancap di lubangnya dan mendorong sedikit pintu itu hingga aku dapat melihat ke dalam
“waktu kamu diperawani sama pak Agung andra juga lagi maen may, kita intip dikit keadaan Farida, Rei, sama Vivi, kamu liat may, mereka kecapaian abis dientot sama Andra, aku hebat kan maaay he he he he”
Rei, Farida dan Vivi terkulai dalam keadaan telanjang bulat dengan rambut yang acak-acakan, mata mereka terpejam kecapaian. Andra menahanku yang hendak menghambur ke dalam, kemudian mengunci pintu itu kembali.
“belum saatnya Maya, sekarang sich kita private dulu aja, biar asik he he”
Andra kembali menarikku ke kebun belakang. Rumput hijau tertata dengan rapih dan sinar matahari terasa hangat. Aku masih melihat jam di dinding sebelum keluar jam 10.30 sian hari, ia membalikkanku ke arahnya kemudian mendorong bahuku hingga aku terjatuh ke atas water bed yang hangat karena terjemur di bawah sinar matahari. Tubuh gemuknya merangkak dan berbaring di sisiku.
“gimana may ?? udah siap digenjot kan ??”
“Andra aku cape, tolong jangan lakukan itu lagi”
Mata Andra bersinar liar, dengan liar ia mendekapku. Si gemuk mulai menggelutiku, air mataku kembali berderai saat batangnya mendesak kembali menyodok liang vaginaku dan tubuhku terdesak-desak di bawah tindihan tubuhnya yang besar gemuk.
Aku kesal karena ketidak berdayaanku, jatuhnya air mataku ternyata tidak membuat Andra berhenti, ia malah semakin kuat menggenjotiku. Berkali-kali aku mengalami kekalahan telak di bawah tindihan tubuhnya yang gemuk dan kembali menangis sambil memohon kepadanya yang liar dan sangar.
“Andra, aku sudah ngak kuat lagi, sudah Ndra, aku mohon hentikan.hk hkk.”
“ntarr mayy, kalo Andra udah puas hi hi hi”
Aku memohon kepadanya saat ia memaksaku untuk menungging. Batangnya seperti sedang memilih, lubang manakan yang akan ia tusuk. Mataku membeliak merasakan batang andra menekan liang anusku dan JREBBB, tubuhku tersungkur disertai rasa pedih saat batang besar milik seorang laki-laki gemuk menjebol kerutan anusku dan batang panjang ituu terus menggali semakin dalam. Wajahku roboh ke atas water bed hingga dapat kudengar dengan jelas guncangan air di dalamnya.
“PLAKK BLUBB. BLUBB PLAKKK PLAKKK BLUBBBBLUBB”
Suara keras guncangan air berbaur dengan suara benturan selangkangan Andra dengan buah pantatku yang bersuara seperti sedang ditampar keras. Suara desahan dan rintihanku juga geraman gemas Andra turut menyemaraki suara batang gemuknya yang menyodok dengan kasar,
Cukup lama tubuhku yang berpeluh tersungkur-sungkur dalam posisi Doggy Style dan anusku terasa semakin panas bergesekan dengan batang Andra hingga akhirnya ia mencabut batangnya dari dalam liang anusku. Batangnya ganti menggesek-gesek belahan vaginaku, gerakannya mirip seperti sedang mengiris belahan vagina dengan menggunakan batang gemuknya yang panjang.
“hi hi, colokkk, Bleppppp, cabutttt..Pofffh, Jlebbb colok, pfffh cabut.”
dengan jahil kepala penis Andra mencolek-colek vagina Maya kemudian mencelupkannya terbenam sebatas leher penis dan dengan sekali sentakan Andra mencabut batangnya hingga terdengar seperti suara orang membuka tutup botol. Berkali-kali ia mempermainkan dan menggoda Maya dengan aksi colok – cabut.
“nnhhhh, hsssshhh, nnnnhhhh,jangan digituin Ndra, jangan digituin a-nnhhh ”
Andra dapat merasakan jantungnya sendiri berdetak dan berdebar dengan keras. Harum tubuh Maya dan aroma lendir di selangkangan Maya memacu libido si gemuk mendidih sepanas-panasnya. Suara rintihan dan desahan gadis itu seperti tengah mengundang laki-laki bertubuh besar itu untuk semakin rakus menikmati kehangatan tubuhnya.
Andra menempelkan batang penisnya kembali pada vagina Maya, sambil menarik pinggul gadis itu ia mengamblaskan kepala penisnya. Celah sempit di selangkangan menggigit kuat-kuat kepala pelir Andra hingga ia menggeram merasakan nikmatnya belahan bibir vagina Maya yang mungil menggigit batang gemuknya.
Rasa nikmat semakin terasa saat ia membenamkan batangnya lebih dalam menusuk liang kenikmatan Maya hingga akhirnya selangkangannya mendesak buah pantat gadis itu yang bulat dan padat.
“uhhh, uhhh seeeppp, he he he”
Andra semakin betah mendesakkan selangkangannya pada buah pantat Maya, selain rasa nikmat yang menggigit batangnya. Andra juga merasakan nikmat saat selangkangannya bergesekan dan mendesak buah pantat Maya yang halus dan padat kenyal, liang mungil Maya terasa menyedot saat Andra menarik batangnya.
Setelah mencapat leher penis, Andra mencoba ngayunkan batangnya dengan kuat menerobos liang kenikmatan itu kembali namun Maya malah tersungkur ke depan dan batang besar Andra terpeleset dari jepitan belahan vagina gadis itu.
“,peffff pofffh, yiahhh, titit Andra kepeleset nih..,hemmm,btw gimana kalau kita maen 6-9 aja may, yukkk, pasti asoy deh….”
Andra membalikkan posisi tubuh dan mencubit kedua paha Maya agar mengangkang. Matanya melotot menatap tajam pada belahan vagina Maya, dengan cepat Andra menerkam vaginanya yang belepotan lender. Mulutnya mereguk lelehan cairan vagina yang harum dan lengket.
Dengan gencar Andra mengecupi bibir vagina Maya, dilumatnya liang Maya yang terasa gurih dan lezat. Semakin hebat melumati vagina Maya, semakin keras terdengar suara desahan dan rintihan lirihnya yang membangkitkan birahi. Ngocoks.com
“eithhh, may ?? uhhh,i-iya may, betul begitu, terus may, emut titit Andra oughh..hisap may “
“sslllppphh sllllcckkk, mmn nyumm ammmmhhh, nyoottt nyotttt NYOTT..”
Andra terdiam menikmati sesuatu, ia merasakan jilatan jilatan lidah Maya yang mulai menari menjilati batang penisnya. Rupanya aksi Andra mulai membuat Maya terangsang hingga gadis itu menjilati batang penis si gemuk.
Andra menggoyangkan pinggul ke kiri ke kanan karena geli kembali kembali asik menjilati belahan vagina Maya sementara Maya menjilat dan menghisapi batang penis Andra yang menggantung tepat di atas wajahnya yang imut menggemaskan, cukup lama mereka saling melumat dan menjilat kemaluan lawannya masing-masing hingga akhirnya Maya mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, dan mulut andra menghisap Vaginanya dengan buas dan rakus.
“Nyrmmhh Hemmmm NYOOOOOOTTT..”
“crutt cruttt. Cruttt..”
“Mhummm, Glukk ceglukkk Glukkkk.., guriihhhhhh”
Andra menghisap dan menampung vairan vagina Maya di dalam mulutnya, mengulum cairan kemaluannya kemudian meneguk habis lendir yang kaya akan nutrisi itu sampai habis sementara batangnya masih cukup tangguh bertahan di dalam kuluman mulut Maya hingga akhirnya Maya menyerah dan melepaskan batang gemuk itu dari dalam mulutnya.
Tampaknya pertarungan antara si gemuk dan si cantik berjalan tidak seimbang. Lelehan peluh yang mengucur menguras tenaga tubuh molek Maya yang menggeliat lemah dimana menambah gairah Andra dengan batang gemuknya yang semakin keras ereksi.
Posisi pertarungan mulai berubah, dari arah belakang Andra merapatkan tubuh pada Maya yang sedang bersujud, kedua tangannya merengkuh tubuh mungil yang bersimbah keringat dan batangnya mencari kemudian mendesak vagina Maya dari arah belakang,
Wajah Maya terangkat ke atas dengan ekspresi yang renyah saat liang Vaginanya terasa sesak diiisi kembali oleh batang gemuk Andra yang panjang. Suara rintihan lirihnya terdengar menggairahkan saat batang Andra mendesak masuk semakin dalam, suara desah dan rintihan lirih Maya membuat Andra bergerak cepat penuh semangat menusukkan batangnya.
Dengan teratur Andra menusuk-nusukkan batang penisnya yang membuat tubuh Maya terdesak oleh batang di selangkangan Andra yang bergerak maju mundur. Tubuh Maya menggeliat erotis saat buah dadanya diremas oleh Andra, ia mendesah keras disiksa oleh rasa nikmat yang berlebih.
“M-may enak mayy, Ouhh.., URRRHHH..”
“nnnhh Andraaaa.. Ohhh hsssshhh, adu-du-duhhhh ahhhh”
Andra menggeram keenakan merasakan empuknya buah dada Maya yang sedang diremas dan dielus olehnya. Sesekali jari jempol dan jari telunjuknya mencapit putting susu Maya dan memilinnya dengan lembut. Terkadang jari tengahnya masing-masing menekan-nekan dan memainkan kedua putting susunya yang mengeras dalam gerakan melingkar. Sementara batangnya bergerak mengocok semakin cepat saat merasakan Maya yang semakin gelisah.
“nnhhh crruttt cruttttt.. crutttt…ohhhhhh…..”
“oufffhh,,rupanya kamu crut-crut ya may hi hi hi..”
Bersambung…