Hari Senin Siang, sepulang sekolah….
Hari itu, aku dan Reina tengah mengekori Doni si mata-mata, kakak kelas yang jahat dan bengal itu tampak seperti sedang menunggu seseorang. Ia kemudian masuk ke salah satu ruangan kelas di gedung tua. Aku mencolek pinggul Reina, bibirnya meruncing sambil menepiskan tanganku. yang nakal hendak menyibakkan rok seragam abu-abunya ke atas.
Kubisikkan sesuatu di telinganya, kemudian kami berdua mengendap-ngendap menghampiri jendela di ruangan kelas itu, dari luar jendela itu, aku dan Reina dapat mengintip ke arah pintu kelas, kami juga dapat mengintip Doni yang sedang kesal, berkali-kali ia menarik nafas panjang untuk meredakan kekesalannya. Tidak berapa lama pintu kelas itu terbuka lebar, seseorang masuk ke dalam kelas itu. Doni langsung sewot dan menghampiri orang yang baru datang itu…..
“PAK ROMI GIMANA SIHHH…!! KAN JANJINYA KEMARIN MASING-MASING DAPAT SEORANG SATU, EHH INI MALAH DIEMBAT DUA_DUANYA….! ” Doni mendengus kesal karena Pak Romi ternyata menghianatinya, kami merekam perseteruan antara Pak Romi dan Doni, dengan sebuah handycam.
“Lohhhhh, saya kan cuma bilang akan saling berbagi, tapi bukan berarti kamu yang mendapatkan keperawanan Cheria dan Tania, nanti kalau saya sudah puas menikmati mereka, barulah kamu saya bagi…!! Gitu aja koq repot!!” sifat serakah Pak Romi langsung muncul ke permukaan, wajah si tua bangka yang biasanya tampak memelas itu kini tampak beringas.
“AHHHH… SUDAHLAH.., SAYA NGGAK AKAN PERNAH PERCAYA SAMA BAPAK LAGI…!!! ” Doni naik pitam karena Pak Romi ternyata tidak mau kalah, apalagi mengaku salah.
“Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi yang penting saya minta data-data mengenai para murid cantik yang sudah kamu dapatkan termasuk rahasia-rahasia mereka agar saya dapat kembali merasakan daun-daun muda yang mulus dan segar, ingat nanti saya yang pilih duluan, setelah saya baru buat Pak Dion…!!” Pak Romi tersenyum dengan licik. Doni bertambah geram ketika menatap wajah Pak Romi yang semakin menyebalkan.
“Kalau tidak saya akan membeberkan penghianatan yang kamu lakukan terhadap Pak Dion, hehehe….” Pak Romi terkekeh-kekeh sambil mengancam Doni.
“Dan saya akan membeberkan semua kejadian ini kepada polisi, biar Pak Romi mampus, Pak Dion dan para guru lainnya juga pada mampus, BIAR KITA SEMUA MAMPUS….!!! ” Doni malah balas mengancam hingga Pak Romi tercekat karena Doni ternyata senekat itu.
“sebentar…, sebentarrr…. ” Pak Romi buru-buru mencegat langkah Doni, ia membisikkan sesuatu di telinga Doni, DEGGG…!! Jantung Doni berdebar-debar, ketika Pak Romi membisikkan sebuah nama, nama seorang murid cantik di sekolah itu, Novita, mendengar nama itu disebut saja sesuatu diselangkangan Doni langsung menggeliat resah, Pak Romi sengaja menyuguhkan Cheria kepada ayah Novita yang senang menikmati daun muda, kemudian mempergunakan kecerobohan ayah Novita untuk menjaring Novita si murid cantik itu.
“Pak Romi tidak mempermainkan saya bukan ?? “
“Ohhhh, jangan kuatir kali ini saya bersungguh-sunguh, anggap saja ini permintaan maaf saya, selanjutnya kita bekerja sama, gimana ?? ” Pak Romi mengulurkan tangannya, sambil tersenyum Doni menjabat tangan Pak Romi
“Oke, Kalau begitu biar saja Pak Dion dan guru-guru bejat itu yang masuk penjara, Ohh iya, jangan lupa kita pilih dulu yang paling cantik, biar Pak Dion nomor dua….. hehehehehe” kata Doni sambil tersenyum lebar, Pak Romi tertawa senang kemudian mengirimkan SMS untuk seseorang. sebuah SMS untuk Novita.
“Tok Tok Tok….,” beberapa saat kemudian terdengar suara pintu kelas itu diketuk oleh seseorang dari luar, mata Doni melotot lebar ketika Pak Romi menarik seorang murid cantik masuk ke dalam ruangan kelas itu. Bagaikan terhipnotis Doni mendekati Novita yang tertunduk tanpa daya, wajahnya tampak murung dengan seribu masalah yang membebani pundaknya. Doni mengangkat dagu Novita agar mata gadis itu menatapnya, pandangan mata Novita tampak kosong tanpa gairah, air matanya meleleh membasahi pipinya ketika bibir Doni mengecup dan melumat bibirnya. Novita tidak menyangka kalau dirinya akan mengalami kejadian setragis ini, jatuh tanpa daya dalam genggaman nafsu Doni. Siapa yang tidak kenal dengan Doni, wajahnya culun menyebalkan, rambutnya yang kini agak dikeriting, hitam dan dekil, Novita juga tidak menyangka kalau Pak Romi yang tampak lemah dan tidak berdaya tiba-tiba dapat berubah menjadi seorang pemangsa yang ulung.
“Ckkk.., Ckkkkk.., Ckkkkkk… ” Doni semakin bernafsu mengecupi dan melumat-lumat bibir gadis itu.
Lidah Doni menjilati pinggiran bibir Novita yang sedikit merekah, dipeluknya tubuh gadis itu sambil mengulum bibir mungilnya. Sementara Pak Romi semakin kurang ajar, ia melepaskan pengait rok seragam Novita, ia bersujud sambil menarik turun celana dalam murid cantik itu. Lidah Pak Romi menjilati buah pantat Novita, digelitikinya belahan pantatnya hingga gadis itu menggelinjang sambil menarik pantatnya menjauhi batang lidah Pak Romi yang basah. Sambil tersenyum Pak Romi menarik sebuah kursi kemudian meminta agar Doni segera duduk bertelanjang bulat di hadapan Novita, tanpa disuruh dua kali Doni melepaskan pakaian seragam SMAnya kemudian duduk dengan santai dikursi yang disediakan oleh Pak Romi.
“BERLUTUT….!!” Pak Romi memerintahkan agar Novita berlutut di hadapan Doni yang mengangkangkan kedua kakinya semakin lebar, ketika perlahan-lahan Novita berlutut diantara kedua kaki Doni, ia memalingkan wajahnya ke kanan ketika matanya beradu pandang dengan penis Doni yang mengacung dengan keras, Pak Romi memaksa agar Novita mau menatap batang kemaluan Romi.
“Jilattt… ” Pak Romi memberikan instruksi lebih lanjut
“Nggakkk mauuuu, Hkkkk Hkkkkkks… ” Novita malah menangis terisak – isak, Pak Romi dan Doni tertawa terkekeh-kekeh ketika mendengarkan suara isak tangisnya, Novita semakin terisak ketika Pak Romi menekankan belakang kepalanya ke arah selangkangan Doni yang terkekeh sambil menjejalkan kepala penisnya pada mulut gadis itu, namun Novita tetap membandel mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Pak Romi mengambil sabuknya kemudian menghajar pantat Novita keras keras sambil berteriak-teriak…
“BUKA MULUTTTT…!!! BUKAAAAA…!!! CTARRRR… CTARRR…!! ” dengan bengis Pak Romi melecutkan sabuknya menghajar buah pantat Novita
“Aduhhhh, sakittttt, Ampunnnnn Pakkkk, Aduhhhh… “
“MAKANYA NURUT…!” Pak Romi mendengus kesal,
Doni terkekeh-kekeh ketika Pak Romi kembali memerintahkan Novita untuk membuka mulut lebar-lebar, dan kali ini ia menuruti keinginan Pak Romi. Si penjaga perpustakaan mesum itu kembali menekankan belakang kepala Novita kearah selangkangan Doni. Doni menyambut niat baik Pak Romi dengan mengarahkan batang kemaluannya ke arah mulut Novita yang ternganga lebar. Nafas Doni memburu kencang ketika merasakan kepala penisnya mulai memasuki rongga mulut Novita yang basah dan hangat, kedua kaki Doni semakin mengangkang, kedua tangannya kini ikut menekan belakang kepala Novita. Doni semakin senang ketika Novita mulai melakukan sedotan-sedotan kuatnya, sesuai dengan perintah Pak Romi.
Doni menekuk wajahnya, ia menatap wajah Novita yang cantik khas oriental dengan matanya yang sipit, kulit yang putih mulus, buah dada yang berukuran sedang kini tersembul ketika Pak Romi mulai melepaskan pakaian seragam dan bra Novita. Doni tersenyum senang, dibelainya kepala Novita yang masih melakukan sedotan-sedotan kuat sambil terus menaik turunkan kepalanya dengan teratur untuk mengoral batang kemaluannya, sesekali wajah cantik itu mengernyit ketika Pak Romi menekan kuat-kuat belakang kepalanya hingga penis Doni menusuk dan menyesaki kerongkongannya.
“Ahhhhhhhh, Hhhhhh Hhhhhh…… ” Novita tiba-tiba meludahkan penis Doni untuk mengambil nafas mengisi dadanya yang terasa sesak, sementara Pak Romi membimbing Novita duduk di pangkuan Doni dalam posisi melintang, Doni meraih tubuh Novita sambil merayapkan tangannya ke arah buah dada Novita sebelah kanan sedangkan Pak Romi mengelusi yang sebelah kiri.
“Esssshhhh, Ohhhhhhhhhh,….” mata Novita terpejam-pejam merasakan elusan dan remasan-remasan di buah dadanya, Pak Romi dan Doni saling berpandangan ketika mendengarkan rintihan lirih Novita kemudian hampir besamaan mereka tersenyum kecil.
“Yang kaya gini yang susah kita dapetin di luar….Pak Romi”
“Iya, beruntung banget kita ya,bisa ngerasain Amoy yang masih anak sekolahan , duh kencengnyaaaa….He he he” Pak Romi terkekeh sambil meremas kuat-kuat induk payudara Novita hingga gadis itu melenguh keras, Doni menambahkan dengan menjepit dan memilin-milin pentil Susu Novita.
“Ihhhhh… ” tubuh Novita semakin sering berkelojotan, ketika Pak Romi dan Doni semakin aktif mempermainkan payudaranya., dicubit, dielus, dan diremas, bulatan buah dada Novita semakin membengkak karena mereka terus menerus merangsangnya, Doni merayapkan tangannya ke arah perut dan menainkan jari telunjuknya di permukaan perut Novita bagaikan sedang melukis, matanya menatap tajam permukaan vagina Novita yang botak….
“Koq memeknya masih botak ya pak ?? “
“Waa.. ha…hahaha, saya yang nyuruh supaya jembutnya dibersihkan, supaya lebih afdol, gitu lohhhh…. ” Pak Romi menjawab sementara jari telunjuk dan jari jempolnya mencubit keras dan menarik-narik puting Novita hingga ia meringis-ringis antara sakit dan nikmat.
“Cupppp, Cuphhhhh, Emmmhhh.. Mmmmmm ” bibir Doni kembali mengecupi kemudian melumat-lumat bibir Novita sementara tangannya menggerayangi selangkangan Novita yang mulai basah oleh cairan kewanitaanya.
Tubuh Novita mulai menggigil ketika merasakan jilatan-jilatan lidah Pak Romi mengulas-ngulas buah dadanya, kemudian tubuh gadis itu mengejang hebat ketika merasakan mulut Pak Romi melumat-lumat puncak payudaranya.
“Cpokkk..!! Auhhhhhhhhh…!! Sakitttt, Sakittttt…… ” Novita menarik bibirnya dari bibir Doni, ia merintih keras ketika jari telunjuk Doni terbenam di antara belahan bibir vaginanya, Doni menggerakkan jarinya semakin dalam, kemudian mencabut jari telunjuknya sekaligus, ada cairan kemerahan di ujung jari telunjuknya. Doni menjilati cairan kemerahan itu, mulutnya berdecakan merasai darah keperawanan Novita.
“Gimana rasanya….?? ” Pak Romi bertanya kepada Doni
“He he he.., lezat….. ” Doni menjawab pertanyaan Pak Romi, Pak Romi ikut mencobloskan jari telunjuknya pada belahan Vagina Novita hingga murid cantik itu kembali meringis merasakan rasa pedih akibat tusukan jari Pak Romi, mata Pak Romi berbinar-binar ketika menatap jari telunjuknya yang berbasuhkan cairan kemerahan bercampur dengan cairan kewanitaan Novita, setelah mengendus-ngendus cairan di telunjuknya pak Romi menghisap cairan itu….
“Hemmm ?! Ckk Ckk, wangiii, lezat dan gurihhh hehehe” Pak Romi membopong dan melemparkan tubuh Novita ke atas sebuah matras yang sengaja sudah disiapkan sebelumnya, Novita tampak ketakutan ketika Pak Romi dan Doni berdiri sambil mengacung-acungkan penis mereka, hampir bersamaan mereka menggeram dashyat, mereka berdua menerkam tubuh Novita yang mulus.
“Ahhhhhhhh, tidakk, Owwww!!! ” Novita mulai berontak ketika Pak Romi dan Doni mulai menggeluti tubuhnya, ia semakin ketakutan ketika kedua laki-laki itu menggeram gemas, kedua tangannya berusaha mendorongkan tubuh Pak Romi dan Doni yang berebutan memeluki tubuhnya.
Tangan kiri Pak Romi mencekal pergelangan tangan kanannya sedangkan tangan kanan Doni mencekal pergelangan tangan kirinya, dengan kasar mereka merentangkan tangannya ke atas, bagaikan dikomando Pak Romi dan Doni menerkam buah dadanya yang membusung tanpa daya.
“Owwwww, Akhhhh, lepaskannn, JANGANNNN…. ” tubuh mulus Novita melenting-lenting di antara tubuh Pak Romi dan Doni yang tengah mengapitnya dari sisi kiri dan kanan, ia memekik kecil ketika Doni dan Pak Romi saling berlomba untuk menjilati dan mengenyot-ngenyot buah dadanya.
Lidah Doni memutari puttingnya yang berwarna merah muda, ujung lidah Doni menari untuk menggelitik benda bulat mungit itu. Pak Romi tidak mau kalah, lidahnya membelai putting Novita sebelum akhirnya mengenyot-ngenyot puncak payudaranya.
“Ahhhh, jangaaaaaannnnn!” Novita menggeser – geserkan pinggulnya ketika Doni mulai membenamkan kepalanya diselangkangan gadis itu, sementara kedua tangan Pak Romi menekankan bahu Novita kuat-kuat sambil membenamkan kepalanya di belahan dadanya.
“Ahhh, Ahhhhh, Emmmmfffhhhh…. ” tubuh Novita merinding merasakan rasa enak ketika mulut Doni mengunyah bibir vaginanya, sementara buah dadanya terasa semakin geli karena Pak Romi semakin rakus menyusu disana, bibir Pak Romi mengecup-ngecup dan melumat-lumat bulatan buah dada Novita tanpa terlewatkan secenti-pun, mulutnya menerkami puncak payudaranya, kemudian mengenyot kuat-kuat puncak payudara gadis itu hingga tubuh gadis itu berkelojotan.
“Cupphhh, Cupppp, Emmmmmhh, wangi amat sihhh, Slllccck Sllccck ” Doni mengecupi daerah vagina Novita, diendusinya aroma vagina gadis itu yang harum merangsang, dijilatinya belahan bibir vagina itu, dikenyot-kenyotnya cairan kewanitaan Novita yang meleleh di selangkangannya.
“Ahhhh…!! ” Novita menjerit keras ketika Doni menggigit gemas bibir vaginanya, Doni terus menyerang belahan daerah sensitif itu bagaikan seorang pengelana yang kehausan, cairan vagina Novita bagaikan setetes air di padang pasir yang gersang,
“Auuhhhh…., Crrrr Crrrrr, Crrrrrrrrrrrettt… ” tubuh Novita terperanjat keenakan, tubuhnya menggeliat-geliat dengan lemah ketika Doni menyeruput cairan vaginanya yang tiba-tiba muncrat berdenyutan.
Doni mulai mengarahkan kepala penisnya pada belahan vagina Novita, kini kepala penisnya turut andil dalam merangsang murid cantik itu, dengan sabar kepala penis Doni menjilati vagina Novita seolah-olah sedang mencumbuinya, dikucek, digesek dan sedikit ditekan-tekan, semakin lama Doni semakin keranjingan untuk menekan-nekankan kepala penisnya hingga terbenam membelah jepitan vagina gadis itu. Seluruh tubuh Novita tampak menegang ketika merasakan penis Doni masuk terbenam semakin dalam.
“Jangan Doniiii, Ampunnn, jangan perkosa sayaaaaaa…., Hkk Hkkkk… Ahhhhhhhhh !!! “satu pekikan keras akhirnya terdengar dari bibir Novita, tubuhnya yang putih mulus kelojotan ke sana kemari, erangan – erangan kecil semakin sering terdengar dari bibirnya, isak tangisnya terdengar semakin keras dan memilukan.
“Anjingggg…Siah!! Akhirnya jebol juga memek loe….Bangsattt..!!”Doni menyentakkan batang penisnya berkali-kali kemudian ia mulai memaju mundurkan batang kemaluannya tanpa mempedulikan isak tangis gadis itu.
“Aduhhh, Ampuunnn Doniiii, Sakitttt… Sakittttt……” Tubuh mulus Novita terguncang dengan keras ketika Doni mulai menghentak-hentakkan batang penisnya, Doni semakin asik menusuk-nusukkan batang penisnya, ditusukinya belahan vagina yang seret dan peret itu.
Selangkangan Pak Romi menaiki wajah Novita. Si penjaga perpustakaan tersenyum mesum sambil menjejalkan penisnya kedalam mulut Novita yang sedang terengah- engah dipacu oleh batang penis Doni.
“Hommmfffhhhhhhh, Mmmmmm… Mmmmffffhhh,,, ” mulut Novita terisi penuh oleh batang penis Pak Romi, wajahnya yang cantik mengernyit penuh dengan penderitaan ketika Pak Romi mendeepthroatnya, berulang kali penis pria itu menusuk-nusuk kerongkongannya.
“Tolonggg pakkkkk, tolongg jangannnn!” Novita memohon dengan memelas, kedua tangannya menahan penis Pak Romi yang hendak dijejalkan kedalam mulutnya.
“Kalo gitu, sekarang jilatin kontol saya, kaya Non Cheria ngejilatin kontol papanya Non Novita.” Pak Romi menunjukkan layar HP bututnya yang ternyata berguna untuk mempertontonkan persetubuhan antara ayah Novita dengan Cheria, Pak Romi membimbing kedua tangan Novita agar mau memegangi batang kemaluannya, dengan jijik Novita berusaha memegangi batang penis Pak Romi, lidahnya terjulur keluar berusaha menjilat-jilat batang penis Pak Romi yang terkekeh keenakan, berkali-kali bibirnya menciumi sepanjang batang penis Pak Romi sampai ke daerah kepalanya, diemutnya kepala penis Pak Romi, sementara tubuh mulusnya terus terguncang dengan kuat disodok-sodok oleh Doni.
“Ahhhhhhhh….. Crrrrrrrrrr Crrrrrrrrrrrrrrrr….. ” Novita megejang kuat kemudian tubuh mulusnya terkulai dengan lemah, Novita merasakan tubuhnya lemah tidak bertenaga ketika cairan itu muncrat berdenyut dengan nikmat, walaupun tubuh Novita yang mulus sudah terkulai lemah hal itu tidak menjadi halangan bagi Doni untuk menikmati kehangatan dan kenikmatan tubuh Novita, demikian juga bagi Pak Romi ia malah semakin bernafsu begitu menyaksikan tubuh mulus itu terkulai dengan lemah, digelutinya kembali tubuh Novita dari samping dijilatinya bibir Novita yang mendesah-desah lirih, dihisap-hisapnya leher Novita yang sudah basah bersimbah cairan keringat hingga meninggalkan bekas cupang kemerahan, dijilatinya leher gadis itu yang putih jenjang.
“Pak Romi, mau nyobain memeknya nggak??” Doni bertanya kepada Pak Romi sambil melepaskan batang penisnya yang masih tegang.
Tanpa membuang-buang waktu Pak Romi segera membalikkan Novita dalam posisi menungging, Doni duduk dengan santai di hadapan kepala Novita.
“Novita.., sekarang juga kamu harus menservice kontol Doni, Awass, kalau dia sampai ngak puassss….., Cepattttt…. Plakkkkk….!! ” Pak Romi menampar buah pantat Novita kuat-kuat.
“Aduhhhh…!! Iya pakkkk, Iyaaaa…. ” Novita merangkak, menggeser tubuhnya yang sedang menungging hingga kepalanya berada di atas penis Doni yang sedang duduk mengangkang dengan santai, kedua tangan Doni bertumpu ke belakang.
“WOWWWW….???!!” Doni menekuk kepalanya, perlahan-lahan ia membaringkan tubuhnya sementara kedua kakinya tertekuk dan menjepit kepala Novita yang sedang bergerak turun naik di selangkangannya, lidah Novita berkali-kali terjulur untuk menggelitiki leher penis Doni yang mendesah keenakan, jilatan lidah Novita tiba-tiba berhenti, murid cantik itu menolehkan wajahnya ke belakang ketika merasakan sesuatu yang kenyal dan keras menggesek belahan vaginanya kemudian….
“Jrebbbbb…! Ahhhhhhhhhhh… ” tubuh Novita tersungkur hingga wajahnya mencium selangkangan Doni pada saat Pak Romi nyentakkan batang kemaluannya dengan kuat.
Kini sebatang penis tertancap di belahan vagina Novita yang sedang menungging dengan posisi doggy style, sebelum Pak Romi menyodokkan penisnya dengan terburu-buru Doni menjejalkan batang penisnya ke dalam rongga mulut Novita, kedua tangan Doni memegangi kepala Novita.
Pada saat Pak Romi memacu batang penisnya menyodok-nyodok vagina Novita dengan otomatis batang kemaluan Doni teroral oleh Novita yang tersungkur-sungkur dihantam oleh penis Pak Romi, Doni menyodor-nyodorkan penisnya ketika merasakan sedotan-sedotan kuat mulut Novita., kedua tangan Doni merayap menggapai buah dada Novita yang terayun-ayun tanpa daya, diraih dan diremas-remasnya benda itu, berkali-kali jari tengah dan jempolnya menjepit puting Novita dan memelintir-melintirnya, sesekali ditarik-tariknya putting susunya yang semakin keras meruncing. Sesekali terdengar suara isak tangis Novita di sela-sela geraman-geraman gemas yang keluar dari mulut Pak Romi dan Doni.
Novita semakin sering merintih, bahkan suara rintihannya semakin keras. Pak Romi yang sudah banyak makan asam garam tahu apa yang akan dialami olehnya, dengan semakin gencar ia menghujam-hujamkan batang kemaluannya.
“Plakkk, Plakkk, Plakkkk, Plakkkkkk… Crrrrrrrrr Crrrrrrrrrreett ” setelah beberapa hantaman yang super keras dan kuat menghajar vagina Novita dari belakang, tubuhnya yang sedang menungging menggelinjang dengan indah, vaginanya berdenyut-denyut dengan nikmat.
Doni mengacungkan jempolnya ke arah Pak Romi yang kembali mengayun-ngayunkan batang penisnya. Novita mengangakan mulutnya ketika Doni kembali menjejalkan batang penisnya ke mulutnya. Benar-benar suatu pemandangan yang mengerikan ketika menyaksikan seorang murid cantik bertubuh putih mulus sedang disetubuhi oleh Pak Romi dalam posisi doggy style.
Sementara murid cantik itu dipaksa menghisap-hisap sebatang penis milik seorang murid laki-laki dengan wajahnya yang culun dan menyebalkan, Pak Romi kembali terkekeh-kekeh ketika berhasil mempecundangi Novita, tubuh Novita kembali mengejang ketika merasakan sebuah badai kenikmatan yang dashyat berdenyutan menghantam vaginanya, cairan vaginanya muncrat dalam kenikmatan yang menyiksanya hingga gadis itu merintih-rintih keenakan.
Akhirnya Pak Romi menyoruh Doni agar tidur terlentang, kemudian Doni menarik pinggang Novita ketika Pak Romi menempatkan gadis itu menduduki benda yang masih mengacung tegak perkasa di selangkangan Doni. Pak Romi mengajari Novita bermain dalam posisi women on top, tangan Novita bertumpu pada bahu Doni untuk menjaga keseimbangan, sementara pinggulnya bergerak turun naik di atas penis Doni, Pak Romi membantu menarik dan menekankan pinggul Novita agar gadis itu dapat belajar dan semakin pandai menghempas-hempaskan vaginanya untuk memuaskan nafsu birahi mereka.
Tiba-tiba Pak Romi menekan kuat-kuat buah pantat Novita, Doni tersenyum sambil menyodokkan penisnya keatas hingga terbenam sedalam-dalamnya di jepitan vagina Novita. Dengan bernafsu Pak Romi menaiki buah pantat Novita, ditekannya buah pantat Novita bagaikan sedang membelah duren hingga anus Novita menampakkan dirinya. Anus itu semakin mengkerut ketakutan ketika kepala Pak Romi menyentuh anusnya.
“Debbbb.., debbbb,,, debbbb “Pak Romi menusukkan penisnya kuat-kuat sambil menggeram-geram dengan gemas berusaha menghancurkan kekuatan anus Novita yang berusaha bertahan mati-matian menghadapi serangan penis Pak Romi.
“JROSSSS….!!Aaaaaaaaaaaaaaa!!! ” Novita menjerit keras ketika merasakan batang penis Pak Romi membelah lubang anusnya, penis itu menyentak-nyentak dengan kasar dan memaksa lubang anusnya untuk melar dan menerima penis yang haus akan kenikmatan.
Pak Romi menekankan penisnya sampai selangkangannya beradu dengan buah pantat Novita yang halus mulus. Tubuh mulus Novita ambruk tanpa daya, murid cantik itu mengerang keras kesakitan ketika Pak Romi semakin dalam menekankan batang kemaluannya, Novita merintih keras karena kesakitan ketika batang penis pak Romi mulai bergerak dengan liar menyodominya, Doni masih diam sambil memeluk erat-erat tubuh mulus Novita yang ambruk menindih tubuhnya.
“Grrrrrhhh, Eaarrrhhhhh….. ” Pak Romi menggeram dengan dashyat , sambil menyodomi Novita dengan brutal, batang penisnya terus merojok-rojok lubang anus Novita dengan liar, erangan Novita semakin keras terdengar, sementara Pak Romi semakin kasar menyodomi lubang anusnya
“Pokkkkkk.. Pokkkkkk… pokkkkkkkk…..”
“Cleppppp… Cleppppp. Cleppppppppp “
Doni mulai bergerak melakukan serangannya, dua batang penis yang tertancap dianus dan vagina Novita kini bergerak – gerak dengan liar menusuk dan terus menusuk-nusuk lubang anus dan vagina Novita yang menangis kesakitan, tubuh mulusnya digarap dan dihimpit oleh Pak Romi dan Doni yang tengah menikmati kedua lubangnya yang hangat dan nikmat, berkali-kali terdengar pekikan-pekikan Novita disertai rengekan-rengekannya ketika tubuh mulusnya terguncang dengan semakin hebat dihantam oleh dua batang penis yang asik menyodok-nyodok anus dan vaginanya,
“Ahhhh….. Aaaaaa… Crrrrrr Keccrrttttttttttt………… ” Novita menggigil hebat , Pak Romi dan Doni tahu apa yang tengah dialami oleh Novita, mereka membenamkan penisnya dalam dalam, dibiarkannya Novita mengambil nafas, keringat membanjiri tubuh ketiga orang itu yang terengah-engah dengan desah nafas mereka yang berdengusan dengan keras.
Novita menggeliat lemah, tubuhnya terasa remuk, sesekali tubuh mulusnya tersentak kuat ketika Doni atau Pak Romi bergantian menghentakkan batang penis mereka dengan gemas.
“Ampunnn Doni, Ahhh ampunnn Pak Romiiiii, cape, aduhhhhh “
Doni malah tertawa senang mendengarkan rengekan-rengekan Novita, murid cantik itu mengaduh kesakitan ketika tangan Pak Romi menjambak rambutnya hingga kepala Novita tertarik ke belakang, tubuhnya kembali terguncang, tersentak-sentak dihantami oleh penis Pak Romi dan Doni.
“Ohhhhhh, Aduhhhh Doniii, Awwwww, Pak Romiiii Akkkkk “benar-benar tragis nasib murid cantik itu yang sedang dimangsa oleh Doni dan dilahap habis-habisan oleh Pak Romi, tubuhnya tersentak-sentak kuat di antara himpitan tubuh dua orang laki-laki yang sedang keasikan menusuk-nusukkan penis mereka menyodok vagina dan menyodomi anusnya.
“Uhhhhh……. Cretttt…. Cretttttt ” Novita kembali mengeluh keenakan tubuhnya bergetar hebat merasakan denyutan-denyutan puncak klimaks mendera vaginanya yang masih ditusuk-tusuk penis Doni. Mereka tertawa sinis ketika Novita merengek-rengeik memohon ampun, ketika vagina dan anusnya kembali dihajar habis-habisan oleh mereka
************************
Sementara itu..
“Andra, ngapain sihhhh… aduhhhh….. !!” Vivi memukul-mukul tangan Andra yang begitu kuat mencekal pergelangan tangannya. Si pegulat tangguh menyeret Vivi ke dalam sebuah gudang tua di belakang sekolah., Vivi mencubit-cubit lengan Andra hingga memar kemerahan, namun Andra
“Utsssss….!!” Vivi Buru-buru menghindar ketika Andra menerkamnya, Andra dengan mudah mencegat langkah Vivi yang hendak melarikan diri, sementara Vivi tersurut mundur, ia tidak menyangka tubuh sebesar Andra dapat bergerak secepat itu. Vivi terus mundur hingga punggungnya tertahan oleh dinding gudang tua itu, ia berusaha melemparkan tas sekolahnya tapi dengan mudah Andra menangkap tas sekolah Vivi dan meletakkannya di samping kaki Vivi.
Vivi merinding ketika Andra tiba-tiba mendekap pinggulnya, dengan berani Andra mengelus-ngelus pinggang Vivi yang ramping, kedua tangannya terjulur meraih kancing baju sekolah Vivi. Vivi hanya membelakkan matanya ketika dengan lincah tangan Andra mempreteli kancing baju seragam sekolahnya, hingga kancing bajunya yang terakhir, dengan lembut tangan Andra menyibakkan baju seragam Vivi terlepas dari bahunya dan lepas ke belakang melalui kedua tangan Vivi yang gemetar tanpa daya, mata Andra menatap nanar buah dada Vivi yang bongsor, ditariknya turun cup bra sebelah kiri hingga payudara kirinya melompat keluar, sementara yang kanan masih tetap aman bersembunyi di balik cup bra kanannya. Vivi tampak semakin seksi ketika ia memejamkan matanya, bibirnya sedikit merekah ketika telapak tangan Andra mengelus bulatan dadanya yang bongsor.
“Andraaaa…., kamu mau apa….?? ” Vivi bertanya lirih ketika Andra membalikkan tubuhnya ke dinding dan memeluknya dari belakang, Andra menarik nafas panjang-panjang sambil membenamkan hidungnya ke arah leher Vivi.
“Unnnhhhhh….. ” Vivi mengeluh ketika Andra menggigit lembut lehernya dari belakang, nafasnya semakin tidak beraturan ketika merasakan tangan Andra melepaskan branya kemudian merasakan bibirnya mengecup-ngecup batang lehernya sebelah kiri terus mengecupi tengkuk lehernya dan menjalar bergilir mengecup-ngecup leher kanan, sementara kedua tangan Andra mendekap gundukan buah dadanya. Vivi mendesah-desah lirih ketika merasakan Andra mulai meremas-remas payudaranya yang semakin keras mengenyal.
“Viviiiiiiiiiii ” Andra mendesis sambil melepaskan pengait rok seragam Vivi, kemudian membiarkan rok abu-abu itu melorot turun terlepas dari pinggul Vivi dan terjatuh di bawah kakinya. Andra bersujud kedua tangannya mengelusi sepasang paha Vivi, sesekali kaki Vivi yang mulus melejang karena kegelian ketika jari-jemari Andra menggerayangi kemulusan kedua pahanya, Andra berusaha menenangkan Vivi ketika Andra menarik turun celana dalam Vivi yang berwarna violet.
Mata Andra melotot ketika telapak tangannya mengusap-ngusap bulatan buah pantat Vivi yang padat dan keras, untuk beberapa saat Andra terus mengecupinya sampai akhirnya ia kembali berdiri dan menyelipkan batang penisnya kesela-sela pantat Vivi.
Andra mengesek-gesekkan kepala penisnya di belahan buah pantat Vivi yang hangat dan lembut, sesekali ia menekan-nekankan batang penisnya dengan kuat hingga tubuh Vivi tersungkur-sungkur, kedua tangan Vivi bertumpu kuat-kuat pada tembok untuk menahan serangan-serangan penis andra yang semakin kuat menekan lubang anusnya dan menggesek-gesek belahan buah pantatnya.
Andra semakin kuat mendesak-desakkan selangkangannya hingga tubuh Vivi semakin tertekan merapat dan merapat ke tembok gudang tua itu.
“Viiii, tolongg aku Viiii, aku nggak kuat, aku ingin..akuu…tolonggg!!” Andra memohon lirih di telinga Vivi, si pegulat tangguh tidak sanggup lagi untuk menahan beban api birahi di dadanya yang terus menerus dipendam semenjak kejadian syur beberapa hari yang lalu ketika keduanya mengintai Pak Romi.
Andra membalikkan tubuh Vivi kehadapannya, tangannya merayapi induk buah dada Vivi sebelah atas, putih dan lembut sekali kulit buah dada Vivi yang bongsor, Vivi melenguh pelan ketika Andra meremas-remas buah dadanya.
Vivi berdiri sambil menyodorkan vaginanya ke depan wajah Andra yang kini tengah bersujud di hadapan vaginanya, tanpa menolak ataupun jijik Andra membenamkan wajahnya di vagina Vivi, Vivi mendesah-desah lembut ketika merasakan hembusan-hembusan nafas Andra yang hangat memburu, menggelitiki permukaan vaginanya.
“Ahhhhh, Andraaaaaa…enakkkkk…. ” Vivi menekuk wajahnya menatap Andra, bibirnya mendesah-desah keenakan ketika merasakan jilatan jilatan lidah Andra yang semakin nakal menggelitiki selangkangannya.
“Aaaaaaa….. ” hanya sebuah huruf vocal yang pendek melompat dari bibir Vivi ketika Andra melumat belahan bibir vaginanya, tangan Vivi membelai-belai kepala Andra yang sedang rakus melumat-lumat selangkangannya, wajahnya memerah karena menahan rasa malu, risih dan nikmat. Vivi merasakan tubuhnya semakin hangat dan kenikmatan itu semakin hebat menggelitiki vaginanya.
“Ahhhhhh…, Crrrr Crrotttttt…..” Vivi menekankan kepala Andra, terdengar suara hisapan-hisapan rakus yang justru membuat Vivi semakin kelojotan tersiksa dalam kenikmatan.
Andra bediri dan kemudian memeluk tubuh Vivi dengan lembut, Vivi balas memeluk tubuh Andra , kedua matanya yang sipit terpejam rapat, sementara bibirnya tersenyum ketika merasakan kedua tangan Andra merayapi gumpalan buah pantatnya, yang bulat dan padat.
Andra tampaknya masih belum merasa puas, sambil menjengkingkan pinggang Vivi ke belakang mulutnya menciumi buah dada Vivi yang besar dan putih. Vivi mendesah panjang sambil membusungkan dadanya menyongsong kerakusan Andra si pegulat yang terus menggeluti buah susnya dengan rakus, bergantian dari yang kiri dan yang kanan.
“Ohhhh, Andraaaaa, Awww….gelii!” Vivi merintih-rintih kegelian ketika merasakan lidah Andra menggelitiki putting susunya, kemudian mulut Andra menyusu diputing susunya yang semakin mengeras,
Vivi menggapai batang penis Andra, tangannya mengocok-ngocok penis itu, ia berusaha melakukan perlawanan untuk memuaskan nafsu birahi Andra si pegulat yang semakin liar mengecupi bongkahan buah dadanya yang bongsor.
Vivi membalas mendorong tubuh Andra hingga si pegulat bersandar pada dinding gudang tua itu, kemudian ia bersujud di hadapan penis Andra, tangannya bergerak dengan lincah mengocok-ngocok dan meremas-remas batang penis Andra, ia terus mengocok-ngocok penis itu hingga kedua tangannya terasa pegal….
“Andraaaa, cape ahhhh…. ” Vivi mengeluh
“Pake mulut aja Viiii….. ” Andra menyodorkan penisnya kearah mulut Vivi, Vivi mengangguk kemudian mengangakan mulutnya lebar-lebar menerima batang penis Andra , imajinasi liar Andra melambung setinggi langit ketika merasakan hisapan-hisapan mulut Vivi, sambil menghisap-hisap kepala penis Andra, lidah Vivi memutari kepala penis Andra si pegulat tangguh dan mengait-ngait leher penis bagian bawah.
“Ahhhhh, Hhhh Hhhhhhh!!” Vivi melepaskan penis Andra dari dalam mulutnya, nafasnya berhembusan panjang, Andra menarik tubuh Vivi untuk berdiri, kemudian Andra menundukkan kepalanya untuk mengejar bibir Vivi dan..,
Emmmmhhh, Mmmmmmmmm, Vivi mengalungkan kedua tangannya ke leher Andra. Tangan kanan Andra merayapi perut Vivi dan terus turun ke bawah, tangan Andra mengucek-ngucek bibir vagina Vivi dengan penuh nafsu, lelehan cairan vagina Vivi membuat Andra semakin betah memainkan selangkangannya, dikucek-kuceknya bibir vagina Vivi dan diremasnya selangkangannya dengan lembut.
*************************
Seseorang tampak sedang mengintip adegan panas antara Andra dan Vivi, siapakah orang itu? orang itu adalah aku, Maya, si detektif yang cantik jelita, Ceglukkkk, Ceglukkkk, aku berkali-kali menelan ludah, mengintip adegan panas antara Vivi dan Andra, jantungku berdebar-debar kencang, telingaku mendengar rintihan lirih Vivi , tubuhnya meliuk-liuk dengan indah sementara Andra tampak semakin asik meremas-remas buah dada Vivi dari belakang.
Aku menutup buku harianku
Kutatap sebuah Hp milik Doni yang sempat tertinggal tadi siang.
Di dalamnya ada nomor – nomor telepon Hp Pak Dion cs
Perpecahan semakin menggerogoti mahluk-mahluk bejat itu..
Aku berpikir dengan keras sesuai dengan tugas hari ini
Berusaha mencari jalan untuk menghancurkan penjahat kelamin
Yang menghantui murid-murid cantik di sekolah kami.
Tubuhku terasa hangat ketika mengingat-ngingat
adegan panas yang terjadi tadi siang… WAKKKKSSS…!!
Aku buru-buru menyadarkan diriku yang terbawa dalam khayal
Ikut bermain ditengah-tengah adegan panas yang semakin membara.
===================================================
Dengan mengendap-ngendap Andra menghampiri Reina dan Farida, tampaknya mereka berdua sedang merekam aksi seorang guru bejat yang sedang bersiap menggeluti dua orang murid cantik di dalam ruangan olah raga indoor, perlahan-lahan Andra menghampiri mereka, tangannya bergerak dengan cekatan menekan-nekan tombol Hpnya, kemudian si pegulat tangguh menekan tombol send, Hp di tangan Reina bergetar ketika SMS singkat itu masuk.
Reina membuka Sms dari Andra, kemudian menyenggol Farida yang tengah merekam adegan XXX di dalam ruangan itu dengan sebuah handycam. Farida mengikuti arah pandangan mata Reina, Farida meruncingkan mulutnya sambil meletakkan jari telunjuk di hadapan bibirnya yang meruncing.
Andra mengangguk kemudian mengendap-ngendap menghampiri Reina dan Farida. Setelah berlangsung cukup lama, adegan XXX yang terjadi di sana pasti turut membakar nafsu Farida dan Reina, Andra merasa yakin 100 %, posisinya berada di belakang tubuh Farida dan Reina, ia menekuk wajahnya menatap bokong mereka bergantian. Ia memberanikan diri mengelus bokong mereka
“Glekkkk,Ceglukkk… Ceglukkkkkkk…..” Andra menelan ludah, kedua gadis cantik itu diam tidak bergerak, mereka seakan-akan membiarkan tangan Andra untuk mengelus dan bermain dengan sesuka hati.
Andra merapatkan tubuhnya, Reina dan Farida menyandarkan punggung mereka ke dada Andra, Andra bergegas menggiring keduanya ke dalam salah satu ruangan kelas yang kosong di sekolahan itu, setelah mengunci pintu kelas Andra membalikkan tubuh, WHOAAAAAAAAAAAAAA !!
Mata Andra melotot menyaksikan Reina dan Farida yang tengah berpelukan. Bibir mereka saling melumat, dengan terburu-buru si pegulat tangguh menghampiri mereka. Andra berdiri di belakang tubuh Reina, tangannya gemetar ketika merayap meraba-raba bokong Reina, Uhh, begitu bulat dan terasa padat, dengan tergesa – gesa Andra menarik turun resleting rok seragam Reina, Sretttttt…..
“Ohhhhh ?? !! Cpokkkk Emmmhhhh Mmmmmmm…..” Reina terkejut dan menarik bibirnya dari bibir Farida, ia hendak memalingkan wajahnya kebelakang namun Farida yang membutuhkan pelampiasan kembali menyumpal bibir Reina.
Andra tersenyum lebar, sambil berlutut ia menarik turun rok seragam Reina. Matanya membeliak, tangannya merayapi sepasang paha Reina yang putih mulus. Tangan Andra bergerak membetot celana dalam Reina..
“Ckkk… Mmmhh Ckkkk….. “ Reina masih asik berciuman dengan Farida sementara celana dalamnya mulai merosot turun ditarik oleh Andra, terdengar suara kecupan keras ketika bibir Andra mengecupi buntalan buah pantat Reina, lidahnya terjulur keluar kemudian bergerak lembut mengulas dan membasuh buah pantat Reina yang bulat padat, diremas-remasnya bongkahan pantat Reina dengan lembut.
Reina menggoyangkan pinggulnya karena kegelian ketika jemari Andra mengusap-ngusap dan mengelusi belahan vaginanya, gerakan-gerakan jemari Andra mirip seperti sedang menggaruki belahan vagina Reina dari belakang.
Si pegulat tangguh menarik pinggul Reina agar menungging, tubuh Reina mengggigil hebat ketika lidah Andra mengelus dan merayapi otot vaginanya, dengan gemas ia mengecup dan melumat-lumat belahan vagina Reina sebelum berpindah ke belakang bokong Farida.
“Aku liat ya Faaaaaa…he he he “ Andra mulai melepaskan pengait rok seragam Farida, kemudian menarik turun resleting rok Farida Sretttt… kembali terdengar suara turunnya resleting rok seragam sekolah akibat perbuatan Andra, sebuah senyuman kembali mengembang di wajahnya.
Bibir Andra memanguti buah pantat Farida, lidahnya mulai mengecap lelehan-lelehan lendir di belahan vagina Farida, kemudian mulai mengecupi belahan pantat gadis itu, dikaitnya anus Farida kemudian digigitnya buah pantatnya dengan gemas..
“Auhhh…, Andraaa…..!! “ Farida menarik pinggulnya, tangannya bergerak ke belakang mendorong kepala Andra ketika merasakan gigitan Andra. Andra terjatuh kebelakang, Huppp…, tubuh gemuk dan besar itu begitu sigap bangkit dan menerkam tubuh Farida dan Reina.
“Reiiiii… Cupppp.. Mmmmmhhh…, Faaaa… Hummmmppphhh….” Andra begitu rakus melumat-lumat dan mengecupi bibir Farida dan Reina bergantian, sementara tangan kanan dan kirinya merayap menggerayangi lekuk liku tubuh mereka. Andra menekan bahu Farida dan Reina agar berlutut di hadapan permukaan celananya yang menggebung,
“Faaaa….buka gihhh!!“ kata Reina sambil menolehkan kepalanya pada Farida yang tengah menatap sesuatu yang masih bersembunyi di balik celana panjang abu-abu yang dikenakan oleh Andra. Ngocoks.com
“Yaaaaaa…., Ehhhh…, kamu aja Ahhh…, seremmmm “ Farida menolak, akhirnya Andra terpaksa membuka celananya sendiri, Farida dan Reina membelakkan mata, terpana menatap benda di selangkangan Andra “WADUHHH…, Koq cuma diliat sihhh?” Andra membatin dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalanya, di saat inilah Andra harus tampil menjadi seorang pemimpin mengajari Farida dan Reina seperti halnya Andra mengajari Vivi si susu besar.
“Buka mulut Reiiii….. “ Andra meminta dengan tegas, Reina menurut dan membuka mulutnya. Si pegulat tangguh mengarahkan kepala penisnya ke rongga mulut Reina yang ternganga.
“Ehhh…mau apa??“ Reina buru-buru menutup mulut ketika penis Andra mendekati mulutnya yang ternganga, ia bertanya sambil menengadahkan kepalanya menatap Andra.
“Udahh nurut aja, nanti juga tahu, kalau kamu takut sih meremm aja..” Tangan Andra mengelus kepala Reina, ia tampak berpikir sesaat kemudian kembali membuka mulutnya lebar-lebar sambil memejamkan matanya rapat-rapat. Andra mendesah sambil memasukkan kepala penisnya kedalam rongga mulut Reina yang basah dan berair.
“Ihhhhhh…., Andra… nggak mau ahhh….”Reina buru-buru meludahkan kepala penis Andra, dengan sabar Andra membujuk Reina agar mau menuruti kemauannya, cukup lama Andra membujuk dan merayunya agar mau kembali menuruti keinginannya., sambil menghela nafas panjang akhirnya Reina menuruti keinginan Andra.
“Ahhhh… Reiiii, “Andra Mendesah pelan, sambil menekan-nekan belakang kepala Reina, Andra mulai memaju mundurkan batang penisnya dengan perlahan, si pegulat tangguh tambah keenakan ketika merasakan sedotan-sedotan mulut Reina, sementara Farida terkesima menyaksikan Reina semakin asik memainkan dan memanguti penis Andra, dengan lembut Reina mengecupi kepala penis Andra yang semakin membengkak dan mengkilat.
“Ehhhh, enggak Reina aja…“ Farida menolak ketika Andra menyodorkan penisnya , Reina berbisik di telinga Farida
“Masa sihhh??“ tanya Farida, Reina tersenyum kecil sambil menganggukkan kepala, Akhirnya setelah mengumpulkan keberaniannya Farida mendekatkan wajahnya pada penis Andra, lidahnya terjulur keluar berusaha menjilat cairan bening dimulut penis si pegulat tangguh.
“Eummm, ckkk…,aduh Reiii, baunya anehhh…amatt.” Farida menarik kepalanya, sementara Reina menahan belakang kepala Farida sambil meminta agar Farida bersedia membuka mulutnya.
“Nanti juga baunya nggak kerasa koq, rasanya mirip kaya waktu kita belajar ngoral pake sosissss…..“ Reina berusaha meyakinkan Farida sambil mengarahkan kepala penis Andra pada mulut Farida, dengan ragu-ragu Farida kembali membuka mulutnya, Andra mendesah ketika kepala penisnya kembali terbenam ke dalam rongga mulut yang hangat dan basah.
Bersambung…