Tubuhnya bergetar keenakan merasakan sedotan-sedotan mulut Farida, apalagi Reina kini mulai menyerang dengan melumat-lumat dan mencumbui batang penisnya. Andra mulai mengayunkan batang penisnya, sementara Farida semakin lahap menyedot-nyedot penisnya, demikian pula dengan Reina yang mengendusi dan menghisapi batangnya, Emmmhh… Cupp,,, Mmmmhhhhh…, Ahh Mmpph.
“Uhhhhhhhhh…, Reiiii, enak bangettt…, Huuhh ?? Terus Faaa sedot yang kuat…, WAduhhhh….. Euhhhh….” Reina dan Farida benar-benar memanjakan penis Andra, cukup lama Andra membiarkan mereka bermain-main dengan batang penisnya, kini ia mengambil dua buah kursi, kemudian mendudukkan Farida dan Reina berdampingan.
Andra tersenyum ketika mereka merapatkan paha mulus mereka, kedua tangan mereka menyilang berusaha menyembunyikan wilayah intim yang selama ini belum pernah dilihat oleh seorang lelaki manapun, Reina dan Farida tampak risih ketika Andra mulai berlutut dengan perlahan di hadapan mereka.
“Aduhh mulusnyaaaaa…… “ dengan spontan Andra memuji kemulusan paha Reina dan Farida sementara kedua tangannya bergerak mengelus dan merayapi permukaan paha kedua gadis itu yang halus mulus.
“Jangan Ahhh…. “ Farida menepiskan tangan Andra yang hendak menarik pergelangan tangannya, Andra mencekal pergelangan tangan Farida dan menariknya. Farida tampak jengah ketika Andra menatap tajam selangkangannya, Andra mendorong bahu Farida agar bersandar ke belakang, nafas Farida tertahan di dadanya ketika Andra merenggangkan kedua paha mulusnya, tubuh Farida merinding hebat ketika merasakan hembusan-hembusan nafas hangat Andra menerpa permukaan vaginanya.
“Ahhhhhhhhhhh… Aaaaaaa……. “ Farida menekuk wajahnya menatap kepala Andra yang terbenam di selangkangannya, berkali-kali tubuh Farida terperanjat ketika lidah Andra yang basah hangat terjulur keluar dan bermain di lingkaran otot vaginanya, lidah Andra begitu taktis dalam memberikan kenikmatan, terkadang Andra melumat bibir vagina Farida, kemudian mengecupi selangkangan dan permukaan vaginanya.
“Andra Ahhh…crrrrrttttt…” tanpa disengaja Farida membelai lembut kepala Andra, sementara Andra menyeruput cairan gurih yang tiba-tiba membanjiri belahan vagina Farida, Srrrrppppp Sllllrrrpppphhhhh….., diemutnya vagina Farida dan ditelannya cairan lengket berwarna putih yang beraroma mirip daun pandan, dengan lembut Andra mengecup vagina Farida kemudian beralih untuk melakukan penyerangan terhadap Reina.
“Eeeee.., Ehhhh…, Ehhhhhhhh…..” Reina sibuk menepiskan tangan Andra, sementara Andra juga sibuk berusaha menaklukkan tangan Reina, begitu berhasil menaklukkan kedua tangan Reina, si pegulat tangguh segera membenamkan kepalanya pada wilayah segitiga di selangkangan Reina, percuma saja walaupun Reina merapatkan kedua kakinya dan kedua tangannya berusaha mendorong-dorong kepalanya, dengan liar Andra mengendusi permukaan vagina Reina, sementara tangannya merayapi sepasang paha Reina yang merapat ketakutan.
“Tenang Reiiii…, tenangggg…..he he he, anggap aja lagi dijilatin sama aku, Vivi atau sama Maya“ Farida terkekeh, ia berusaha menenangkan Reina, dengan lembut Farida memeluk tubuh Reina dari samping lidahnya terjulur keluar menghampiri bibir Reina yang mendesis-desis nikmat, Reina menjulurkan lidahnya menyambut lidah Farida, kedua siswi cantik itu semakin asik berperang lidah dan saling melumat dengan penuh gairah. Andra meletakkan sepasang kaki kiri dan kanan Reina yang mulus mengangkang di kedua bahunya, sementara kepala Andra merosot mengejar selangkangan Reina.
“Ohhhhh ?? !! “ Reina terperangah merasakan hembusan – hembusan nafas dan jilatan-jilatan Andra yang bernafsu, ia merintih-rintih lirih merasakan hisapan-hisapan kuat Andra yang mengenyot-ngenyot liang vaginanya yang masih perawan ting-ting. Tubuh mulus Reina gemetaran merasakan hisapan dan jilatan-jilatan lidah si pegulat tangguh, kedua kakinya yang mulus semakin mengangkang keenakan. Terkadang Reina mengatupkan kedua kakinya karena merasa geli sekaligus merasa nikmat yang tidak terhingga..
“Auhhhhh…, mampus aku…nnngggghhhhh…. “ Reina kelabakan ketika Andra mencekal pergelangan kakinya. Si pegulat tangguh mengangkangkan kakinya mengangkang ke atas kemudian menghujani belahan vaginanya dengan ciuman-ciuman yang liar dan kasar, sementara Farida memeluk tubuh Andra dari samping, tangan kanan Farida meremas dan mengocok-ngocok batang penisnya.
“Annn… Andraaa, Aaandraaaaa Crrrrrrr Crrrrrrrrr“ Reina semakin gelisah ketika cumbuan Andra semakin liar, vaginanya tiba-tiba berdenyutan dengan nikmat
Tubuh Reina mengejang selama beberapa detik kemudian terkulai lemas sambil menyandarkan punggungnya ke belakang, dibiarkannya si pegulat tangguh yang masih menggeluti vaginanya dengan liar, Andra terkekeh ketika Reina mendorong kepalanya, sesekali bibir Andra mengejar bibir vagina Reina dan mencumbuinya yang kini semakin rileks mengangkangkan kedua kaki mulusnya. Tiba-tiba ia melepaskan Reina, lalu menarik Farida agar berdiri, kemudian dengan bernafsu ia menggosok-gosokkan kepala penisnya pada selangkangan Farida, licin, nikmat dan geli rasanya ketika alat kelaminnya beradu dengan alat kelamin Farida, cukup lama Andra menggesek-gesekkan kepala penisnya pada vagina Farida
“KECROOOOTTTTT….. CROOOOOOO…TTTTT “ dengan reflek Farida menarik vaginanya ketika merasakan tembakan cairan panas yang lengket, sperma Andra belepotan dari vagina hingga paha Farida, Andra memeluk tubuh mulus Farida, tangannya merayap dan mengelusi tubuh mulus Farida yang terdiam, pasrah ketika Andra menggerayanginya.
“Liattt donngggg Faaaaaa……. , liat bawah bolehhh ,, masa liat atasnya nggak bolehhhh“ Andra mengeluh kecewa ketika tangan ditepiskan oleh Farida, Andra meringis ketika Farida mencubit perutnya yang berlemak, ia bertambah kecewa menyaksikan Reina dan Farida yang tengah memakai celana dalam dan juga rok seragam mereka kembali, si pegulat tangguh segera mengejar dan memeluk tubuh Reina dan Farida dari belakang, kemudian bertanya penuh harap
“ Reiiii…, Faaaa…, lain kali aku mau lagi ya….bolehkan??“ Reina dan Farida tidak menjawab namun juga tidak menolak ketika ketika Andra merayapi lekuk liku tubuh mulus mereka, mereka hanya termenung kemudian saling berpandangan satu sama lain, keduanya menepiskan tangan Andra yang merayapi pinggul mereka kemudian tanpa banyak bicara Reina dan Farida meninggalkan Andra..
**********************
Sementara itu…
Angela
Angela
Sambil sesekali bersenandung kecil, lidahku terjulur-julur keluar menjilati sebatang ice cream, Nyummm… Nyummmmmmm…..,Hmmmmmm…., lama kelamaan, koq?? Waduhhh malah mikirin yang enggak-enggak , entah kenapa tiba-tiba terbayang Vivi yang tengah menjilati sebatangggggg….. WAKSSSS…, aku menggeleng-gelengkan kepalaku berusaha mengembalikan kesadaranku.
“(tenang Maya ini hanya ice cream….,SADAR…..SADARRRR…!!! SADARRRRRRRR….!!!)” Aku berkata dalam hati berusaha mengingatkan dan menenangkan diriku
“Eittttt……??!!Heuupppp…..Dukkk……..!!“ aku segera melompat, bersembunyi di balik sebuah pilar beton sambil mengusap-ngusap jidatku yang sempat menyeruduk tembok beton
Detektif Maya mengintip sesosok tubuh gemuk yang tengah menarik pergelangan tangan seorang siswi cantik. Akhirnya kepala sekolah bejat itu kembali beraksi. Setelah membuang ice cream di tanganku aku segera meluncur ke TKP.(sebenarnya sihhhh…, ice creamnya tadi jatuhhh, hu hu huuuuu…T_T) Dengan mengendap-ngendap aku mengekori Pak Dion, aku berusaha mengatur nafasku dan mengatasi ketakutanku, kukerahkan keberanianku dan kuikuti si kepala sekolah bejat naik ke gedung sekolah tua tepat di belakang sekolah kami.
Kuintai dan kuekori Pak Dion dari jarak yang aman, telingaku mendengar suara pintu kelas tua yang terbuka dan kemudian tertutup kembali, tampaknya berasal dari ruangan kelas, tepat disamping tangga. Hmmmmmmm ?? karena bekerja sendirian aku membutuhkan motion sensor, otakku berpikir dengan cepat, kuloloskan celana dalamku dan kutaruh di kaki sebuah anak tangga, setelah itu aku kembali mengejar Pak Dion, dengan hati-hati aku mendekati kaca jendela yang sudah pecah , aku mengintip kedalam, kutekan tombol shortcut dihp-ku untuk merekam kebejatan Pak Dion.
“Ayolah Angela sayang, jangan malu-malu begitu… he he…”
“Jangan Pakkkk…sadar…Pakkkk..sadarrr!!” Angela berusaha mengingatkan Pak Dion
“Sadarrr…?? Ha Ha Ha…, Nihhh liattt…., mama kamu begitu liar bercinta dengan Pak Djono, harusnya kamu yang lebih muda lebih liar lagi doonggg, masa kalahhhhh sihhh he he he “ Pak Dion memperlihatkan rekaman di kamera Hpnya, Angela menundukkan kepalanya, ia terisak-isak menangis, kecewa, marah, sedih dan takut bercampur menjadi satu..
“Tidakkk….!! “ Angela menepiskan tangan Pak Dion, Pak Dion terkekeh-kekeh dan menerkam tubuh mulus Angela, nafsu binatangnya memuncak ketika Angela meronta berusaha melepaskan diri.
“PLAKKKKK……. “ dengan berani Angela menampar wajah Pak Dion hingga kepala sekolah bejat itu terhunyung ke belakang, Angela tercekat ketika Pak dion berubah beringas, dan balas menampar wajahnya PLAKKKKKK…satu tamparan keras membuatnya terjatuh ke belakang, pandangannya berkunang-kunang.
“Ahhhh……… Hmmmmppphhhh…“ Pak Dion membungkuk dan merengut pinggang Angela, bibirnya menyekap bibir gadis itu, sudah lama Pak Dion tidak mendapatkan mangsa secantik Angela.
“WHEUUWWWWW!! Brengsek…….PLAKKKK…PLAKKKK..=>>” Pak Dion menjambak rambut Angela dan menamparnya sekali lagi ketika Angela menggigit bibirnya. Pak Dion tampak marah, ditamparnya lagi, lagi dan lagi sampai Angela limbung, tubuh gadis itu merosot lemas. Kepala sekolah bejat itu merengut tubuh Angela yang sudah terkapar tanpa daya.
“Blukkkkk…… “ Pak Dion melemparkan tubuh Angela ke atas kasur busa di sudut ruangan kelas, kepala sekolah bejat itu merangkak bagaikan seekor harimau buas, tubuh gemuk itu meneduhi tubuh Angela yang menangis terisak.
“Ahhhh, Angela, akhirnya Bapak dapat menikmati tubuhmu.. Cupphh Cuuuuuuuppppp….., wangi sekali mmhhh cuppp“ Pak Dion mengendus leher dan mengecupi bibir Angela, kedua tangan si kepala sekolah bejat itu membelit melingkari tubuh muridnya yang cantik. Angela memejamkan matanya rapat-rapat ketika Pak Dion mencumbui batang lehernya sebelah kiri dan sebelah kanan, terkadang murid cantik itu mengerjap-ngerjapkan matanya, sedikit namun pasti Angela mulai menikmati cumbuan-cumbuan Pak Dion yang sudah sangat banyak makan asam garam, Pak Dion begitu Ahli memberikan kenikmatan bagi Angela yang masih hijau, belum berpengalaman dalam bercinta.
“Ohhhhhh…………. “ Angela menatap sayu ketika tangan Pak Dion merayap dan melepaskan kancing baju seragam sekolahnya sebelah atas, kemudian satu lagi…., satu lagii, hingga akhirnya Pak Dion menyibakkan baju seragamnya, ditariknya kedua cup branya hingga gundukan payudara gadis itu melompat keluar dari balik branya, nafas Pak Dion berdengusan keras sebelum akhirnya membenamkan wajahnya pada belahan dada murid cantik itu.
“Aaaaaaaaa….., Pp Pakkkk…., Ohhhhhhh….. “
Pak Dion mengendus-ngendus belahan dada Angela, tangan kepala sekolah bejat itu merayap, menggerayangi bulatan dadanya, diremas-remasnya induk payudara Angela dan dielusnya puncak payudara murid cantik itu yang mendesah-desah menahan rasa nikmat.
“Ha Ha Ha…, Duhhhhh Indahnya, he he he, halussss “
Mata Pak Dion menatap puting Angela yang meruncing, lidahnya terjulur keluar dan slapp..slapppp…slllllppppp…., lidahnya membasuhi puncak payudara Angela, sesekali diemutnya puncak payudara murid cantik itu. Angela mendesah dan merintih, tubuhnya menggelinjang ketika permainan Pak Dion semakin memanas, kepala sekolah bejat itu semakin aktif meremas-remas dan menghisapi payudara Angela, tampaknya Pak Dion benar-benar kehausan, sebenarnya Pak Dion cs merasa agak curiga, belakangan ini pekerjaan Doni sangatlah mengecewakan. Dengan rakus Pak Dion melumati kedua puncak payudara Angela. Angela menahan nafas ketika Pak Dion mengangkangkan kedua kakinya dalam posisi tertekuk mengangkang, murid cantik itu menatap wajah pak Dion yang tersenyum mesum, tangan kepala sekolah bejat itu merayapi pangkal paha Angela yang halus mulus, Angela mendesah-desah pelan ketika tangan Pak Dion menyelinap ke balik celana dalamnya.
“He he he, enak ya??“ Pak Dion terkekeh-kekeh sementara tangannya menggaruki selangkangan Angela, terkadang Pak Dion meremas gemas selangkangan murid cantik itu yang terpejam-pejam keenakan. Angela pasrah ketika Pak Dion menjambret celana dalamnya hingga terobek Bretttt…. Bretttttt……., nafas Pak Dion semakin keras memburu, matanya menatap tajam vagina Angela yang molek..
“Ohhhhhh…….. “ murid cantik itu mendesah panjang ketika Pak Dion mengelus selangkangannya, ada rasa hangat yang menggelitik ketika si kepala sekolah bejat itu mengelusi dan menggerayangi vaginanya, ada rasa geli dan nikmat yang menyiksa ketika jari Pak Dion mengurut-ngurut belahan vaginanya yang semakin becek. Mata Pak Dion merayapi tubuh mulus Angela, murid cantik itu terlihat sensual dengan pakaian dan rok seragamnya yang tersibak menampakkan kemulusan tubuhnya.
“Auhhhhh… Ohhhhhhhhhhhhh!!” tubuh Angela tersentak bagaikan terkena sengatan listrik ketika kepala pak Dion terbenam di selangkangannya, nafas murid cantik itu berdengusan dengan keras, sekeras hembusan-hembusan nafas Pak Dion yang semakin bernafsu mencumbui permukaan vaginanya. Jari Pak Dion menekan belahan vagina Angela hingga merekah, si kepala sekolah bejat tersenyum lebar ketika vagina gadis itu mulai menampakkan keindahan isinya, diendusinya isi vagina Angela yang berwarna merah muda, dihirupnya dalam-dalam aromanya, ada cairan lengket yang semakin banyak membanjiri belahan indah di selangkangan Angela dan Pak Dion menyukai cairan itu.
“Sllllllllcckkk. Ckkkk Slllllllccckkk….. Ck Ckkkk “ mulut Pak Dion berdecakan , batang lidahnya meraih cairan-cairan lengket di selangkangan Angela, sesekali diemut-emutnya belahan vagina Angela untuk mengenyot cairan gurih lengket itu hingga kering, kedua kaki Angela melejang-lejang ketika si kepala sekolah bejat menyantap belahan vaginanya dengan rakus. Lidah Pak Dion terayun menampar-nampar klitoris Angela hingga murid cantik itu tersentak-sentak mengejang didera rasa nikmat. Ujung lidah Pak Dion semakin giat menusuki kelentit Angela. Lidah pak Dion menyapu-nyapu belahan vagina Angela yang masih suci, si kepala sekolah bejat mengecupi vagina itu sebelum disapunya belahannya dengan batang lidahnya yang basah.
“Unnnhhhh…..Crrrr Crrrrrrrrrrr…….ttt….. “ Angela melenguh, nafasnya terputus-putus, Ohhhh, enakkkkkk, begitulah pikiran murid cantik itu, tubuh mulusnya menggelinjang dan menggelepar. Angela merasakan vaginanya berdenyutan ,menyemburkan cairan kenikmatan, yang langsung diseruput hingga habis oleh Pak Dion, si kepala sekolah bejat mengecup kelentitnya. Dengan batang lidah lidah dibilas-bilasnya kelentit Angela, diciumi dan dimainkannya hingga gadis itu puas. Kepala sekolah bejat itu mulai melepaskan pakaiannya sendiri, mulai dari kemeja, kaos oblong, celana panjang dan yang terakhir celana dalamnya yang dekil.
“Ihhhhhhhhh…….. “ Angela buru-buru memalingkan wajahnya ketika sesuatu yang besar dan panjang muncul menampakkan dirinya di selangkangan Pak Dion. Si kepala sekolah bejat hanya tersenyum sambil mengangkangi wajah Angela, kedua tangannya mendekap kepala gadis itu, dipaksanya murid cantik itu untuk menatap batang penisnya. Mata Angela terpejam rapat ketakutan namun di antara rasa takut ada rasa penasaran yang menggedor setiap detak jantungnya, rasa penasaran yang meronta semakin keras dan keras.
Akhirnya Angela memberanikan diri membuka matanya, murid cantik itu terpana menatap penis Pak Dion yang besar dan panjang. Angela membuka mulutnya ketika Pak Dion menjejalkan kepala penisnya dengan paksa ke dalam rongga mulutnya.
“Ayoo Angela, hisapp…, Ayoooo…. Ahhhhhh… kamu hebat sekali sayang….. terusss , lebih kuat…. Nahhhhhhh….begituu“ Pak Dion mengajari Angela untuk memainkan batang penisnya, pelajaran special dari Pak Dion untuk Angela, muridnya yang cantik jelita. Pelajaran yang berguna di masa depan untuk memuaskan nafsu si kepala sekolah bejat, nafsu akan kenikmatan yang membuat Pak Dion selalu kelaparan dan ketagihan untuk menikmati tubuh mulus murid-muridnya yang cantik.
Pak Dion meletakkan kaki Angela di bahunya, murid cantik itu menggeliat resah ketika merasakan desakan–desakan kuat penis Pak Dion pada belahan vaginanya, sekujur tubuhnya merinding, tubuhnya mengejang merasakan lingkaran otot vaginanya semakin melar dan benda asing yang disebut dengan penis itu mulai masuk perlahan-lahan membelah vaginanya. Pak Dion mengambil ancang-ancang ketika merasakan sesuatu menghalangi penisnya untuk masuk lebih dalam, ia tahu selaput kegadisan Angela-lah yang menahan penisnya untuk masuk lebih dalam…..
“Oawhhhhhhhhhh…………………… ???!!!!!!! “ Angela menjerit keras ketika sesuatu melesat bagaikan anak panah menembus kegadisannya, rasa perih, pedih, dan ngilu terasa begitu menyiksa, nafasnya memburu tidak beraturan, siswi cantik itu mengerang menahan rasa sakit yang tidak terhingga ketika penis Pak Dion merengut keperawanannya, ia merintih-rintih dengan nada memelas, memohon agar pak Dion menghentikan tusukan-tusukan liarnya.
“Aduhhh.., sakittt…..tt…, sakitttt Pakkkk…, Hentikannnn, aduhhhhh…, tolongggg pakkkkk, HENTIKANNN.. Awwwwwww…sakiiiit” Pak Dion terus menjejalkan batang penisnya dengan susah payah pak Dion menyentak-nyentakkan batang penisnya hingga sesekali penisnya tertekuk ketika berusaha menyelami vagina murid cantik itu. Lingkaran otot Angela tertekan ketika Pak Dion menekankan batang penisnya kuat-kuat, jerih payah pak Dion tidak sia-sia, si kepala sekolah bejat itu tersenyum sambil menekuk wajahnya menatap penisnya yang tertancap sempurna di belahan vagina Angela. Sambil mengelus-ngelus paha Angela Pak Dion mulai memompa belahan vagina muridnya yang cantik.
“ennnhhh.. Ennnhhhhh…. Ennnnhhhhhh….. “ nafas Angela berhembusan ketika penis Pak Dion menusuk-nusuk vaginanya, sakit dan perih menyertai setiap tusukan-tusukan penis Pak Dion yang terlalu besar dan panjang untuk dinikmati oleh Angela, tusukan-tusukan itu terlalu sakit, sakit sekali…
Berkali-kali Pak Dion menusuki belahan vagina Angela yang masih kesulitan menerima tusukan-tusukan penisnya yang besar dan panjang, setelah beberapa saat akhirnya penis Pak Dion agak leluasa memompa vagina Angela karena semakin banyaknya cairan yang bergotong royong melumasi batang penisnya.
“Hssshhhh Emmmhh Ahhhhhh… Ahhhh “ Angela mulai mendesah-desah keenakan ketika rasa pedih dan perih perlahan-lahan memudar, rasa nikmat mulai memanjakan vaginanya yang sedang ditusuk-tusuk oleh penis Pak Dion, murid cantik itu merintih lirih tanpa dapat berbuat banyak, keringatnya mengucur deras ketika penis itu semakin cepat dan kuat memacu vaginanya.
“Ohhhh… Paakkk…, Pakkk Dionnnnn Ahhhhh Crrrrrrrrrr Crrrrrrrr…..”
Pak Dion menghentikan tusukannya agar Angela dapat lebih berkonsentrasi menikmati puncak klimaksnya, cairan vaginanya muncrat berdenyutan, Crut… Cruutttt…., tubuh mulus murid cantik itu menggelinjang keenakan. Pak Dion tersenyum menyaksikan tubuh Angela yang menggeliat menikmati puncak klimaksnya.
“ENAK BUKANNNN ??? NIHHHH…. !!! NIIHHHH…..!! BAPAK TAMBAHINNN…, BIAR ENAKKKK…!!! Pak Dion mencekal pergelangan kaki Angela kemudian mengangkangkannya terbuka mirip huruf “V” yang indah kemudian merojok-rojokkan batang penisnya dengan kasar, cepat dan kuat.
“Clepppp… Cleppppp… Cleppppppp…..”
Suara terbenamnya Penis pak Dion terdengar semakin keras ketika memacu batang penisnya menyodoki vagina muridnya yang cantik, terkadang pinggul Pak Dion bergerak seperti bermain hulahop, kemudian kembali menyodok-nyodok vagina Angela kembali. Pak Dion terus menggenjot vagina Angela dengan perpaduan antara permainan penis hulahop dan juga sodokan-sodokan kasarnya.
“Ahhhhh… Ahhhhh Aaaaa Aaaaaaaa…. Aaaaaaaaahhhh” Pak Dion tersenyum mesum mendengarkan suara desahan-desahan dan rintihan lirih Angela, kepala sekolah bejat itu semakin rajin menggenjotkan penisnya menyodok-nyodok belahan vagina muridnya yang cantik jelita, terdengar rengekan-rengekan Angela yang mengairahkan ketika ia menyodok-nyodok vaginanya dengan kasar dan liar.
Pak Dion merebahkan tubuhnya yang gemuk itu meneduhi tubuh mulus Angela, kemudian ia menghempas-hempaskan penisnya dan berkutat dengan gaya missionary. Pak Dion terkekeh-kekeh merasakan tubuh mulus Angela yang menggigil di bawah tindihan tubuh gemuknya. Suara kekehan Pak Dion terdengar semakin menjijikkan, di sela suara rintihan-rintihan Angela yang menggairahkan. Nafsunya semakin beringas dan liar, tubuh mulus Angela tampak menggoda, mengintip malu dari pakaian dan rok seragamnya yang tersibak, Pak Dion ingin lebih leluasa menikmati tubuh muridnya yang cantik, dilucutinya pakaian gadis itu hingga tubuh Angela bugil 100%, kini tubuh Angela telanjang bulat dengan sempurna, kepala sekolah bejat itu menarik tubuh Angela untuk berdiri.
“Henhhhhhhh….. “ Angela mendesah ketika Pak Dion memeluk tubuhnya dari belakang, ia mengelus pinggul Angela, kemudian kedua tangannya merayap, mengejar dan mencapit induk susu Angela. Angela merintih nikmat ketika merasakan pak Dion mengecupi bahu dan pundaknya kemudian menggeluti batang lehernya dari samping kiri dan kanan, Pak Dion sangat ahli memilin dan memelintir-melintir puting Angela yang runcing, rasa nikmat semakin hebat merayapi dan menyiksa tubuh mulus gadis itu.
Tangan Pak Dion menarik pinggul Angela hingga berdiri menungging, tubuh mulusnya tersentak ketika Pak Dion menjebloskan batang penisnya menusuk belahan vaginanya dari belakang. Pak Dion membenamkan penisnya hingga selangkangannya beradu dengan buah pantat Angela yang terasa lembut padat.
“Aduhhhh.. Duhhhh.. Ahhhhhhh!!“ tubuh Angela tersungkur-sungkur ketika Pak Dion mulai melakukan gerakan-gerakan memompa yang semakin lama semakin cepat dan kuat.
“Plokkkk… Plokkkk Plokkkkkkk…….”
Sambil menarik-narik pinggul Angela, Pak Dion menusukkan batang penisnya dengan nafsu yang meledak-ledak sampai ke ubun-ubun. Angela mengerang dan merengek keenakan ketika Pak Dion memompa vaginanya, rintihan-rintihan lirihnya semakin lancar terdengar dari bibir murid cantik yang tengah disodok oleh kepala sekolah bejat itu dari belakang. Ia mendesah keras ketika Pak Dion bergerak semakin cepat memompakan batang penisnya menjejali belahan sempit vaginany. Tubuh mulus Angela tersentak maju mundur mengikuti irama tusukan-tusukan Pak dion yang semakin liar, ia meraih kenikmatan demi kenikmatan, penis Pak Dion terus memeras cairan vaginany. Ia merasa setiap tusukan penis itu terasa semakin nikmat dan membuatnya lemas hingga pada suatu saat ketika kenikmatan itu melandanya kembali, kedua lututnya tertekuk lemas, tubuhnya merosot turun…..
“AHHHHHHHHH…. Crrrr Crrrrrrrrrrrrrrrr…… Cruuuutttt…..” Pak Dion mengimbangi tubuh Angela yang merosot turun hingga menungging dengan lemas , Ploooppphh…, suara penis besar itu ketika dibetot dengan kasar oleh pemiliknya keluar dari jepitan vaginanya.
“Ja.. Jaaa. Ngannn… Ohhh Jangannnn Pakkkkk…..”Angela menolak ketika Pak Dion berusaha menyodominya, dengan kasar pria itu mengikat kedua tangan Angela dengan sabuknya yang berwarna hitam, kemudian Pak Dion kembali sibuk berkutat berusaha menyodomi anusnya.
“Owww.., Jangann pakkk…, saya mohonnn, tidakkkk.. Ngheheksss… Heggggggghhhhhhhhh……” Angela mendelik kesakitan ketika kepala penis pak Dion melesat dan menembak lubang anusnya, tubuh mulusnya menggeliat-geliat menahan rasa sakit akibat perbuatan Pak Dion.
“Jaa JAngannnnnnn…..”Angela menjerit ketika merasakan penis Pak Dion semakin menekan dan terus menekan dengan kuat, anusnya serasa melar, panas dan ngilu ketika penis besar itu membongkar otot anusnya dengan paksa.
“Jangan ?? Jangan lupa ditusuk maksudnya ha ha ha ha” Angela memekik keras ketika Pak Dion menghantam-hantamkan batang penisnya, Pak Dion tidak peduli dengan keadaan Angela yang mengerang keras kesakitan, jepitan liang anus gadis itu terlalu nikmat hingga ia merasa sayang jika harus menghentikan perbuatan bejatnya, penisnya yang besar dan panjang menyelami anus Angela sedalam mungkin. Pak Dion terus mendesak-desakkan penisnya walaupun penis besarnya sudah mentok dan masuk seluruhnya terjepit oleh anus gadis itu, buah pantat Angela yang berdesakan dengan selangkangannya rupanya menjadi sensasi tersendiri bagi pak Dion, buah pantat murid cantik itu yang bulat padat terasa begitu lembut dan halus, sedangkan anusnya menggigit kuat-kuat batang penis Pak Dion yang tertancap di duburnya.
“SAkittt… SAkittt Pakkkkk……Arrrrhhh “ Anggela mengerang kesakitan ketika Pak Dion mulai memompa liang anusnya, perih, pedih dan ngilu rasanya ketika penis besar itu menggaruk – garuk dinding anusnya yang kesat kering., sambil membelit pinggang Angela, Pak Dion menjatuhkan dirinya terlentang ke belakang, dengan otomatis Angela harus rela menduduki batang penis Pak Dion..
“OAAAAHHHHH……………….. “Angela membeliak, mulutnya ternganga lebar menahan rasa sakit , batang penis pak Dion yang besar dan panjang terasa menombak liang anusnya yang terasa sesak dipenuhi batang penis si kepala sekolah bejat yang keenakan menyodokkan penisnya ke atas, tubuh mulusnya tersentak dan terlompat – lompat diterjang oleh penis Pak Dion. Gerakan-gerakan penis Pak Dion begitu brutal menyodoki liang anusnya.
“Ampunnnn Pakkkkk Auhhhhhh!!!“ Angela meringis
Pak Dion menggeliat, bangkit duduk sambil memeluk tubuh Angela dari belakang. Murid cantik itu menduduki penis guru bejatnya, ia berusaha mengatur nafasnya, tubuhnya yang mulus basah tampak indah dilelehi oleh butiran keringat yang melelehi tubuhnya, sambil melepaskan ikatan tangan Angela , Pak Dion berbisik di telinga si cantik itu
”Cobalah untuk menaik turunkan pinggulmu Angela, LAKUKANLAH…, atau bapak akan berbuat lebiiiih kasarr..!! “ ancam pak Dion, kemudian kepala sekolah bejat itu kembali membentaknya…,
“AYO CEPAT LAKUKAN…!!” bentak pak Dion lagi sambil kembali menjatuhkan punggungnya ke belakang..
“Baikk.. ba baikk Pakkk…..” sambil menahan rasa pedih Angela berusaha menaik turunkan anusnya, berkali-kali angela meringis ketika merasakan gesekan yang menyakitkan, sekujur tubuhnya mengejang menahan rasa sakit dan ngilu.
“AYOO… ANGELA…, LEBIH CEPATTT……!!
Angela berusaha setengah mati menahan rasa sakit di anusnya, sementara pinggulnya berusaha naik turun dengan lebih cepat mengikuti perintah pak Dion. Butiran-butiran keringatnya mengucur dengan deras, ia tampak sangat menderita sambil menangis kesakitannya berusaha menaik turunkan pinggulnya, ia mengeluh ketika Pak Dion menyambut gerakan-gerakan pinggul Angela dengan menghujamkan batang penisnya ke atas, setiap kali pinggul Angela turun ia menyambut dengan menghantamkan penis besarnya ke atas hingga Angela meringis keras kesakitan di sela-sela isak tangisnya., tubuh mulusnya semakin sering terlompat-lompat di atas penis besar Pak Dion yang menghujam, menyodok dengan kuat dan cepat.
Pak Dion tersenyum lebar tubuhnya bangkit duduk, tangan kirinya membelit tubuh mulus Angela sedangkan tangan kanannya bertumpu ke belakang untuk menjaga keseimbangan, isak tangis Angela menjadi bumbu yang lezat ketika kepala sekolah itu menyantap bulat-bulat kehangatan dan kenikmatan tubuh mulusnya. Lelehan cairan kewanitaan Angela bercampur dengan darah keperawanannya meleleh dari belahan vaginanya membasahi penis Pak Dion yang sedang asik menyodomi liang anusnya. Angela meringis dan terisak menangis ketika penis Pak Dion bergerak dengan teratur, ia merasakan lubang anusnya semakin panas dan perih.
“Ploppppppssshhh….heiiii!!!! “ Pak Dion tampak murka ketika tiba-tiba Angela berontak hingga batang penisnya terlepas dari gigitan liang anus murid cantik itu, Angela buru-buru menerkam Pak Dion dan menyumpal bibir Pak Dion dengan bibirnya. Pak Dion membalas lumatan-lumatan bibir Angela, sementara kedua tangan kepala sekolah bejat itu menggerayangi tubuh mulusnya yang basah dan hangat. Angela naik duduk saling berhadapan wajah dengan Pak Dion, kedua kakinya menjepit tubuh gemuk kepala sekolah bejat itu.
“Emmmhhh… Mmmmmmhhhh… Hhhhhh hhhhhhmmmm “ dari menyumpal kini keadaan mulai berbalik, bibir Pak Dionlah yang menyumpal dan melumati bibir Angela, Angela memeluk kepala Pak Dion yang terbenam di antara belahan payudaranya, terdengar suara kecupan-kecupan keras penuh nafsu ketika Pak Dion mencumbui payudara muridnya yang cantik.
“Ahhhhhh… Aaaaa…….. Aaaaaaa…..aahhhhh” Angela mendesah-desah panjang merasakan jilatan – jilatan lidah, hisapan dan gigitan-gigitan gemas Pak Dion menggeluti payudaranya bergantian, terdengar geraman-geraman gemas Pak Dion yang sedang melampiaskan nafsu bejatnya.
“Ohhhhhhhhhhhhh…. Pakkkkkk…….. “ Angela menekuk wajahnya, ketika Pak Dion menempelkan kepala penisnya pada belahan vaginanya yang merekah menerima batang penis kepala sekolah bejat, Angela merintih sambil menurunkan pinggulnya perlahan-lahan, terus turun dan turun hingga akhirnya penis Pak Dion masuk dengan sempurna membelah vaginanya,
Tidak berapa lama terdengarlah rintihan dan desisan liar Angela ketika hempasan-hempasan vaginanya yang bergerak turun naik disambut oleh sentakan-sentakan penis besar Pak Dion, desah nafas Angela berdengusan semakin keras, demikian juga deru nafas Pak Dion. Tubuh guru bejat dan muridnya yang cantik tampak semakin basah menggairahkan, gerakan-gerakan Angela semakin tidak beraturan, tubuhnya sering menggigil seperti sedang menahan sesuatu. Pak Dion yang sudah berpengalaman tentu sudah sangat mengenal gejala-gejala seperti ini, dirojoknya vagina Angela dengan lebih cepat dan kuat. CLEPP CLEPP CLEPPPP CLEPPPPPP… CLEPPPP.
“Ahhhhh.., Pakkkk… Ahhh Aaa… Crrrrrr Cretttt Creeeetttt….” Tubuh mulus Angela mengejang, cairan vaginanya meledak berdenyutan, tenaganya seolah mengucur habis keluar seiring dengan denyutan puncak klimaksnya. Angela merintih lirih ketika Pak Dion terus menghujani vaginanya dengan sodokan-sodokan penis besarnya yang nikmat.
“Eaahhh…. Ehhhsssshhhhh.. Nnnngggghhhh…” Angela merengek-rengek, nafasnya terengah-engah, sementara tubuh mulusnya tersentak dan terlompat-lompat kuat akibat belahan vaginanya disodok-sodok oleh penis Pak Dion yang besar dan panjang, sambil memeluk tubuh mulusnya, Pak Dion bangkit berdiri.
“Ohhhhh… Ahhhhhhhhhhhhh….. Hsssshhhhhh” Angela mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion, sementara kedua kakinya berusaha berkalung di pinggang si kepala sekolah bejat, tubuh mulusnya terayun-ayun, diayunkan oleh penis Pak Dion, semakin keras Angela meringis dan merintih maka semakin kuat dan cepat pula Pak Dion menghujamkan batang penisnya, Angela semakin lama semakin liar, ia menghempaskan vaginanya menyambut tusukan-tusukan Pak dion yang kuat dan cepat, terdengar jeritan-jeritan kecilnya yang semakin liar dan binal.
“Ha Ha Ha…apa Bapak bilanggg, kamu pasti lebih liar dari mamamu…, makin muda makin liarrrrr… nihhhh… bapak kasiiiihhhhh..” ucap Pak Dion melecehkannya namun rupanya Angela sudah dibutakan oleh hawa nafsu sehingga tidak lagi mempedulikan ucapan pak Dion yang merendahkannya. Cukup lama Pak Dion memanjakannya dengan batang penisnya hingga akhirnya ia kembali mengeluh merasakan puncak klimaksnya., belum juga Angela selesai menikmati puncak klimaks, Pak Dion sudah mengaturnya untuk menungging. Pak Dion kembali menjejalkan penisnya kedalam vaginanya dari belakang Plokkkk… plokkkkk… plokkkkk… plokkkkkk….!!!
“AHHHH…!! AHHHHH….!! Aaaaaa!! “
Pak Dion tersenyum mesum mendengar suara merdu dari bibir Angela yang sedang disodok-sodok oleh penisnya dalam posisi doggy style, tubuh mulusnya tersungkur-sungkur dengan hebat ketika si kepala sekolah bejat itu menunggangi bokongnya dan menghantamkan batang penisnya dengan kuat dan cepat, entah kenapa tiba-tiba Pak Dion menghentikan tusukannya kemudian mencabut penisnya. Angela mendesah kecewa, dengan cepat ia mendorong tubuh Pak Dion yang terkekeh keenakan ketika Angela menaiki tubuhnya dan….
“Hmmmpppphhhh…. Akkhhhh Owwwww….., Ahhh PAKKK…” kini Angela tampak rajin menaik turunkan pinggulnya, vaginanya menunggangi penis Pak Dion yang tenggelam keluar masuk jepitan otot vagina murid cantik itu yang memekik keenakan ketika memacu penisnya dengan kencang dan kuat.
“Ouuhhhhh Ahhhhhhh…., Pak Dionnnnn Awwwww…..” Angela menjerit liar sambil menunggangi si kepala sekolah bejat yang berulang kali menyodok-nyodokkan batang penisnya ke atas, tusukan-tusukan Pak Dion begitu prima dan kuat, berkali-kali penis besarnya yang panjang melesat bagaikan anak panah menusuk belahan vaginanya. Kedua tangan Pak Dion mencekal pinggangnya, membantu agar ia bergerak naik-turun dengan lebih cepat.
“Nnggghhh, Ahhh Aduhh Pakkk Ehhhhssshhh…Huunnnhh Ahhh“ wajah Angela terangkat keatas, matanya terpejam-pejam keenakan, desisan-desisan dan erangan kenikmatan terdengar semakin keras dari bibirnya, tubuh mulusnya semakin basah bercucuran keringat, Clepppp…, Clepppp.., Clepppppp, suara terbenamnya batang penis Pak Dion terdengar semakin keras, wajah si kepala sekolah bejat tampak bengis dan gemas ketika menyodokkan batang penisnya, Jrebbb…Jrebbbbb… Jrebbbbbbb, ditusuk-tusuknya belahan vagina Angela yang sempit peret.
“Ha Haaa. ayo Angela.., lebih cepat lagi, HA HA HA HA….” Pak Dion menyemangati Angela.
“Aduhhh.., Aduhhh PAKKK Ohhhhhhhhhh… OHHHHH….”Angela menghempas-hempaskan vaginanya dengan lebih cepat dan kuat, begitu pula Pak Dion yang bersemangat menghentakkan penisnya berulang-ulang menyambut hempasan vaginanya. Payudara Angela yang membuntal melompat-lompat dengan semakin indah, dengan gemas Pak Dion meremasinya.
“Uhhhhhhhhhh…… “ Angela mengeluh ketika Pak Dion membantingkan tubuh mulusnya, Pak Dion menerkam tubuh mulus Angela yang terlentang pasrah, dengan bernafsu Pak Dion mencumbui betang lehernya bagian kiri dan kanan, hingga meninggalkan bekas – bekas kemerahan.
“Unhhhhhh….. “ Angela melenguh ketika Pak Dion meremas kuat induk payudaranya , terdengar desahan Angela ketika lidah Pak Dion melingkari putingnya yang keras meruncing, si kepala sekolah bejat terkekeh mesum sambil meremasi kedua payudaranya, mulutnya sibuk mengemut-ngemut puncak payudaranya murid cantik itu, yang semakin membuntal padat..
“He he he.., Bleeessshhhhh…. “ Pak Dion mengangkangkan kedua kaki Angela dengan satu tusukan yang kuat pak Dion membenamkan batang penisnya pada belahan vaginanya yang sudah becek dan memar kemerahan, tubuh mulus Angela kembali terguncang dengan hebat disodok-sodok batang penis Pak Dion.
“Ennnnnhhh… Ouhhhh Pakkkk… Hssshhhh Ahhhh, unnnhhhh “ Angela mengangkat-angkat pinggulnya keatas menyambut tusukan-tusukan batang penis Pak Dion. JREBBB… JREBBBBB.., batang penis Pak Dion menghantam belahan vagina Angela..
“Sini Angela, Bapak ajarkan gaya standing doggy style….” Pak Dion membalikkan tubuh Angela, kedua tangan Angela bertumpu pada sudut ruangan, sementara punggungnya merendah dan pinggulnya terangkat naik sesuai dengan perintah Pak Dion.
“Ahhhhhhhhhhhh…….. “ Angela mendesah panjang ketika tangan Pak Dion menekan buah pantatnya, sikepala sekolah bejat menempelkan kepala penisnya tepat di depan pintu masuk anusnya.
“Accchhhh…, Pedih pakkk, sakit…. ahhh….”
“Rileks Angela, semakin ditahan semakin sakit rasanya karena otot anus kamu menyempit” Pak Dion mengajari Angela, Angela mengatur nafas sambil berusaha merilekskan anusnya, wajahnya semakin merah padam ketika penis besar pak Dion meluncur semakin dalam berkelana ke dalam duburnya.
“Nahhhh…, masuk semuanya, Ohhhhh, susu kamu halus sekali Angela” tangan Pak Dion mendekap gundukan susu Angela, kemudian sambil memompakan batang penisnya si kepala sekolah bejat itu mencubit dan menarik-narik puting Angela yang semakin keras meruncing..
“Auhhhh Plokkkk… Plokkkkk Aaaaa…Plokkkkkkkk“ suara Angela yang menggairahkan terdengar disela-sela suara selangkangan dan penis Pak Dion yang sedang bergerak dengan cepat menumbuki buah pantat Angela yang bulat padat. Angela merintih kecil ketika merasakan remasan-remasan tangan Pak Dion yang sedang meremas-remas payudaranya, cukup lama pria itu menusuki anus dan kemudian beralih pada liang vaginanya.
“Ohhhhh…. Pak Dionnnnn……” Angela mengalungkan kedua tangannya pada leher Pak Dion sambil mengangkangkan kedua kakinya ketika penis pak Dion menusuki vaginanya, kini ia bergerak seirama dengan penis pak Dion, jika pak Dion menarik penisnya maka ia juga menarik vaginanya, jika Pak Dion menusukkan batang penisnya maka Angela juga menghempaskan vaginanya sehingga alat kelamin guru dan murid itu beradu dengan keras.
“Ohhhh Pakkk Dionnnnn…, Emmmmhhh Heennkkkkss Ahhhh”
“Ohhh Angela, kamu pintar sekali manis…. He he he”
Tengah sibuk-sibuknya aku merekam kebejatan Pak Dion….., telinggaku mendengar suara gelak tawa…seseorang, suara Pak Dede….,rupanya motion sensor ala MAYA membuahkan hasil yang gemilang (MAYA underwear powerrr!!)
“HA HA HA………. …snifffhhh.. snifffff” suara kekehan mesum Pak Dede terdengar menjijikkan
Kulepaskan sepatuku dan kujinjing, dengan mengerahkan kemampuanku dalam meringankan tubuh, aku menghindar, berjingjit menjauhi arena TKP (he he he he he he…, aku berhasil merekam aksi sikepala sekolah bejat, lariiiiiiii dulu Ahh….ngacirrr……,^_^), Eiiitttt Ckkkkiiiiieetttttttt! aku mengerem langkah kakiku.
Glekkkkkkk ?? Celaka……, Ohhhhh, Aku mendengar suara langkah-langkah kaki yang terburu-buru, menaiki sisi anak tangga yang lain. Aku terkepung…. Whuaaaaaaa..!!!!, aku melangkah mundur ketakutan.
“BUKKKKKK…..??!!” tiba-tiba seseorang memukul tengkukku dari arah belakang, pandanganku mendadak gelap, seseorang memanggul tubuh Maya yang terkulai lemas, masuk ke dalam sebuah ruangan, pintu kelas itu tertutup dengan perlahan, terdengar suara clik tanda pintu itu dikunci dari dalam.
====================================================
“Ohhhhhhh!!!“ aku mendesah panjang sambil menggeleng-gelengkan kepalaku, uh, tengkuk-ku rasanya nyeri dan pegal, pandanganku masih agak kabur disertai kerlip-kerlip bintang yang mengelilingi kepalaku, kukedip-kedipkan mataku, HAAAA?? siapa tuchhh?? WHUAAAAA?? Pak Dionnnnn ???!! Waaakkkkssss…..!! ada Pak Djono Juga….!! Pak Djono tengah mengotak-atik Hp-ku, kemudian ia memperlihatkan sebuah rekaman di-hape-ku kepada Pak Dion.
“Hmmmmm….pantas!! pantas saja kerja Doni belakangan ini sangat tidak memuaskan…rupa-rupanya ia berkolaborasi dengan Pak Romi merebut jatah kita…” kening Pak Dion berkerut membentuk angka 11, wajahnya tampak masam.
“Kita harus memberi mereka pelajaran….., HARUS Pak HARUSSSS…!! “ Pak Djono mengepalkan tangannya karena merasa kesal setelah melihat video tersebut.
“Oooo pasti Pak Djono…, saya akan mengambil tindakan tegas atas perbuatan mereka yang sudah berani melanggar wilayah kita berempat…, SAYA AKAN MENGHUKUM MEREKA..BERDUA..!!! Pak Djono sudah memanggil mereka berdua bukan?? “wajah Pak Dion tampak semakin beringas mimik wajahnya amat menakutkan.
“Oooo…sudah Pak Dion, sudah saya sms…….!saya sudah suruh mereka kemari..! Nah, sepertinya itu mereka datang!!“ Pak Djono berkata setengah berbisik ketika mendengar suara pintu diketuk oleh seseorang.
“MASUKKK!!! “Pak Dion berteriak keras.
“Selamat siang Pak Dion., wahhh, asikk punya nehh” Doni mendelikkan matanya menatapku dan ketiga teman-temanku yang tengah terikat tak berdaya.
“WAduhhhhh…, pantesan Bapak mengundang saya, ternyata Pak Dion mendapatkan mangsa baru ya….Ck Ck Ckkkk, pesta besar kita hari ini” mata Pak Romi berbinar-binar bergantian merayapi tubuh kami berempat.
“He he he, begini, saya ingin meminta meminta bantuan kalian berdua, tolong saya untuk mengambil paket kiriman di jalan XXX, hati-hati jangan sampai ketahuan siapa-siapa, paket ini amat penting bagi saya!” Pak Dion tersenyum sambil bergantian menatap Doni dan Pak Romi, dua orang yang berdiri dihadapannya ternyata musuh dalam selimut, duri dalam daging yang harus segera dicabut dan dimusnahkan, begitulah pikiran Pak Dion.
“Baikk. Pakkkk….pokoknya pasti beressssss, tapi jangan lupa ya pakkkkk…, bagi-bagiii“ Doni tersenyum dengan polos, sementara Pak Romi tersenyum dengan bangga , ia merasa hanya dirinya dan Doni-lah yang dipercaya oleh Pak Dion,
Pak Dion mendengus sambil memandangi punggung Pak Romi dan Doni yang menjauh darinya, setelah Pak Romi dan Doni menghilang dari pandangannya, si kepala sekolah bejat menghubungi seseorang dengan telepon genggamnya.
“Haloooo…., tolong bantu saya untuk mengurus Pak Romi dan Doni…, ya mereka sedang menuju ke jalan XXX“ Pak Dion menghubungi salah seorang koleganya,
Aku yakin sesuatu yang buruk akan menimpa diri Pak Romi dan Doni, sementara Pak Djono tersenyum-senyum senang sambil menatapku dengan tatapan matanya yang mesum. Kurapatkan kedua kakiku ketika mata Pak Djono melirik ke bagian bawah tubuhku.
Farida
Farida
Eee.. Ehhhh, suara-suara apa itu ya? aku memasang kedua telingaku baik-baik ketika mendengar suara bentakan Pak Dede dan Pak Ahmad dari arah luar kelas, tampaknya mereka berdua tengah menghardik seseorang yang menjerit kecil ketakutan.
“Brakkkkk…Awww!!“ Pak Dede dan Pak Ahmad mendorong tiga orang siswi berseragam putih abu-abu yang sudah sangat kukenal..
“Mayaaaa?!” ketiga sahabatku berseru terkejut setengah mati, menyaksikan aku yang sudah terikat tanpa daya di sebuah kursi.
“Farida ?? REiiii ? Viiii?“ Aku juga ikut terkejut setengah mati, waduhhhh…tamat sudah nasib kami berempat. Pak Dede, Pak Ahmad, dan Pak Djono mengikat Vivi, Reina dan Farida masing-masing pada tiga buah bangku yang dijajarkan di samping kiriku.
Setelah mengikat ketiga sahabatku mereka menghampiri Pak Dion yang tengah bersandar di dekat jendela, mereka berempat tampaknya tengah membahas sesuatu. Tampaknya mereka tengah membahas penghianatan yang dilakukan oleh Pak Romi dan Doni.
“Brengsek Si-Doni kalau saja Pak Agung tidak dipindah tugaskan ke sekolah lain, saya akan minta agar Pak Agung mencekik si-Doni sampai mampus!!” Pak Dede mengutuk penghianatan yang dilakukan oleh Pak Romi dan Doni.
“Emang betul itu Pak Ahmad..!! apalagi Pak Romi, tua-tua keladi, makin tua makin menjadi” Pak Ahmad ikut mengumpat kesal.
“Ho-oh, ngak tau diri…, dasar bejat!!” Pak Djono mengumpat.
“REiiii , Vivi, Faaaaa… ? kalian koq bisa ketangkap sich??“ aku menolehkan wajahku ke kiri sambil menatap ketiga sahabatku.
“Iya nich Mayyyy…kami bertiga kepergok sedang umhh, emmm Andraaaa….. ehhhh “ Reina tampak kesal, bibirnya meruncing, ia tidak jadi untuk melanjutkan kata-katanya, ia terlihat serba salah ketika hendak menjelaskan sesuatu.
“Hahh ? kepergok ? emang kalian lagi ngapain?“ aku bertanya dengan nada menyelidik, Reina hanya tersenyum pahit sambil menekuk wajahnya yang bersemu merah. Ngocoks.com
“kalau saja Riska nggak keburu pindah ke kota lain karena ikut dengan kedua orang tuanya yang dipindah tugaskan, aku adu-in dia sama Riska biar si-Andra dihajar…., huuuhh…sebelll” Vivi tampak kecewa dengan sikap Andra yang tidak setia kawan, si pegulat tangguh meninggalkan teman-temannya disaat – saat yang paling kritis.
“Iya nihhhh…badan doang yang gede….pengecut“ Farida menggerutu panjang lebar,ia mengumpat karena kesal,
“Ha ha ha ha, jadi berdasarkan hasil undian, saya yang berhak untuk memilih terlebih dahulu…Emmm siapa yaaa, ahhh kamu saja yaaaa he he he he he“ aku menolehkan wajahku ke arah gerobolan Pak Dion cs ketika mendengar suara tawa Pak Djono yang tertawa senang, ia memilihku, aku bergidik ngeri ketika Pak Djono menghampiriku ia tersenyum-senyum mesum sambil berlutut di hadapanku, kedua tangannya menyambar pergelangan kedua kakiku..
“Ehhh.. Ehhhh… “Aku melejang-lejangkan kedua kakiku, aduh… Pak Djono berlutut sambil menangkap kedua pergelangan kakiku. Kusentakkan kaki kiriku hingga terlepas dari cekalan tangannya, Hiattttt…… Bukkkk…dengan secepat kilat kutendang dada Pak Djono hingga ia terpelanting kebelakang.
“He he he… tenagamu kuat juga manisss… “sambil mengusap-ngusap dadanya yang kutendang, aku merinding mendengar suara kekehan Pak Djono yang menghampiriku dari arah samping, aku berusaha untuk kembali menendangnya namun sulit karena posisinya kini berada di samping tubuhku., sementara Vivi, Farida dan Reina memaki-maki Pak Djono yang tengah memeluk tubuhku.
“Ihhhhhhhh…..Cuppphhh.. cupphhh “ Aku memalingkan wajahku ketika ia berusaha untuk mencium bibirku, ahhhh…, ternyata Pak Djono malah mengalihkan serangannya menggeluti batang leherku, hsshhhhh, aku sedikit mendesis menahan rasa geli ketika bibir Pak Djono melumati batang leherku, batang lidahnya yang hangat menggelitik dan mengulas-ngulas rahang dan daguku, sementara tangan kanannya menjambak rambutku hingga wajahku terangkat ke atas.
“Hemmmmm Mmmhhhhppppp…mmmmmphhh” Pak Djono mencaplok bibirku, ia tampak begitu lahap melumat dan terus melumat bibirku yang terkatup rapat, batang lidahnya terjulur keluar kemudian menjilati sela-sela bibirku, tangan kirinya meremas buah susuku seolah-olah ia ingin memecahkan buah apel,
“sakitt!! Sakittttt.!!Awwwww..,Ahhhhhhhhh…Emhhhh Mmmmhhhh….” mulutku yang ternganga kesakitan dimanfaatkan Pak Djono dengan mencelupkan batang lidahnya kedalam mulutku, nafasku terasa sesak ketika ia semakin bernafsu menghisap-hisap bibirku.
Unnnhhhhh….!!Breeekkk Awwww… Awwwwww…Brekkkkk…!!“ kedua tangan Pak Djono mencekal kerah bajuku di sebelah depan kemudian tangannya bergerak kasar menghentak-hentak ke arah yang berlawanan, hingga satu persatu kancing bajuku seragamku berhamburan.
Kedua mataku terasa panas, air mataku meleleh ketika tangan Pak Djono merogoh buah dadaku, dengan kasar tangannya meremas-remas susu kiriku.
“uhh” aku mengeluh ketika tangan Pak Djono menarik cup bra kiriku ke bawah, kemudian tangan guru bejat itu mengusap bulatan payudaraku
“Aduhhhh….. mulusnya, lembuttt…lembut sekali” Pak Djono menundukkan kepalanya, sementara Pak Dion, Pak Dede dan Pak Ahmad mulai mengelilingku, mereka memberikan semangat pada Pak Djono sambil menontonku yang tengah mendesis menahan rasa geli di puncak payudaraku sebelah kiri.
“Ayooo…, Pak Djono terusssss….hisappp!” Pak Dede melolot menatap susuku yang tengah dihisap-hisap oleh Pak Djono.
“Wahhh ,Gileeee!!Pak Djono…, saya ikutan ya…, sampe ngiler nich “ Pak Ahmad menyeka air liurnya yang menetes dari sudut bibirnya.
“Ohhh bolehhh silahkan Pak Ahmad, silahkan, kita nyusu bareng disusu-nya Maya he he he he” Pak Djono menarik cup braku sebelah kanan, kini payudaraku dihisapi oleh Pak Djono dan Pak Ahmad, sementara tangan mereka bermain-main mengelus – ngelus permukaan pahaku.
“Ahhh ahhhhhhhh… aaaaaaaa…….”aku mendesah keras kegelian ketika hampir bersamaan mulut Pak Djono dan Pak Ahmad mencapluk puncak payudaraku, tubuhku sampai bergetar hebat merasakan kemutan-kemutan mulut mereka yang sedang menghisap puting susu-ku.
Bersambung…