Pintu kamar mandi terbuka, Olin telah selesai membersihkan tubuhnya. Kini Ia mengenakan dress yang telah tersedia. Kakinya melangkah keluar dari kamar mandi, Ia melihat seorang pria tengah duduk sambil memainkan handphone nya.
“jadi yang cabul disini, saya atau kamu? ” tanyanya menatap Olin dengan senyum licik.
“e-eh om, ngapain disini?”
Reyhan bangkit dari duduknya menghampiri Olin yang tengah berdiri kaku. Dari jarak dekat Reyhan menghirup aroma sabun yang Olin pakai. Matanya menatap sayu, tangan Reyhan terangkat mengelus wajah manis Olin dengan lembut.
“Om? ” panggil Olin, Ia merasa gugup setengah mati oleh perlakuan Reyhan saat ini. Tangan Reyhan masih terus mengelus wajah Olin, elusan nya turun menuju leher. Olin merasakan nafas Reyhan semakin berat, tubuhnya kaku merasakan gerakan sensual tangan Reyhan yang berada pada leher jenjang nya.
“Om, ada apa?” Olin melepaskan tangan Reyhan pada lehernya dan bergerak mundur. Reyhan memasukan kedua tangan nya pada saku celana dan terus maju menghampiri Olin. Olin terus mundur sampai akhirnya punggung Ia bertubrukan dengan tembok di belakang nya.
Reyhan menyunggingkan senyum licik “saya dengar kamu mendesahkan nama saya. ” Reyhan terus berjalan maju.
“Coba ulangi lagi, saya ingin mendengarnya langsung” Kini Reyhan sudah berada pada tepat dihadapan nya.
Reyhan memajukan wajahnya mendekat, lidah nya terjulur menjilat leher seperti yang Olin lakukan padanya malam tadi.
“shh ahh omm” Ia mendesah merasakan gerakan sensual Reyhan yang sedang menjilati leher jenjang Olin. Otaknya berhenti berputar, Ia bimbang harus menikmati sentuhan pria ini atau memberontak.
Reyhan terkekeh kecil saat Olin kembali mengeluarkan suara indahnya. “Panggil nama saya seperti saat kamu mastrubasi tadi, sayang. ” titah Reyhan kembali menjilat, sesekali menggigit pelan leher Olin. Olin menahan desahan nya, Ia tidak bisa berpikir apa yang harus dilakukan sekarang, dirinya ikut terbawa suasana panas.
Reyhan gemas karena wanita ini sedari tadi menahan diri agar tidak mengeluarkan suara, Ia mengecup-kecup leher Olin sembari tangan nya meremas dan menampar bokong sintal Olin.
“Mhhh Ahhh! Reyhan Ahh”
“Pftt, gadis pintar”Tangan Reyhan turun mengelus paha Olin, gerakan lembutnya sungguh membuat Olin terjebak dalam kenikmatan. Ia terus masuk dan mengelus paha dalam Olin. perlahan elusan terus naik menyentuh vagina yang masih terbalut dalaman.
“Ahh” nafas Olin tersenggal-sengal saat dirasakan tangan nakal Reyhan mengusap pelan vagina basahnya.
“Becek sekali, cabul. ” Reyhan menghetikan aktifitasnya dan mundur beberapa langkah. Ia berbalik membelakangi Olin hendak pergi keluar kamar, namun Olin dengan cepat menarik lengan Reyhan dan membawanya ke kasur. Ia tertawa kecil, mendorong Reyhan terjatuh diatas kasur. Nafsunya telah memuncak namun pria di hadapan ini tiba-tiba menghentikan aktifitasnya. Olin merasa tertantang saat ini.
“Wow, wow. Hold on sweetheart, apa yang kamu lakukan? ” Reyhan terkejut dengan tindakan tiba-tiba Olin. Ia kini memposisikan dirinya terlentang, dengan kedua tangan yang menyila, menopang kepala memperhatikan apa yang akan Olin lakukan setelahnya.
Olin menaiki tubuh Reyhan, tangan nya secara trampil membuka kancing baju Reyhan satu persatu. Setelah selesai, tangan nya beralih mengelus benda menonjol yang sedari tadi menarik perhatian nya. Reyhan menutup mata ketika Olin mengelus pelan penis miliknya.
“Udah tegang daritadi ternyata om, kenapa ga di lanjut aja? ” tantang Olin.
Dibuka nya resleting celana Reyhan, Olin menundukan wajahnya sejajar dengan penis besar yang masih terbalut celana dalam, Ia menjulurkan lidah dan menjilat penis Reyhan perlahan.
“nghh” desahan berat keluar membuat Olin semakin bersemangat.
Olin membuka celana dalam Reyhan perlahan, kemudian tangan nya memegang penis berukuran 23cm itu. Mulutnya mengangga melihat ukuran tidak wajar penis pria di bawahnya ini. Dirinya semakin di buru nafsu. Tanpa meminta persetujuan dari Reyhan, Olin segera memasukan penis tersebut kedalam mulutnya, lidah Olin didalam sana bermain dengan urat-urat besar penis Reyhan. Reyhan yang merasakan penisnya tengah dipijat oleh Olin hanya bisa mendesah nikmat. Ia menyukai permainan wanita ini.
“Arghh babe mhhh, jangan dihisap ahhhh ngilu sayangghh shhh” Olin memaju mundur kan kepalanya terus menghisap penis besar Reyhan dengan rakus, tangan nya yang sedaritadi diam, kini mulai mengocok setengah batang yang tak muat di mulutnya. sesekali Ia melepas hisapan dan beralih memainkan twins ball milik Reyhan yang menggoda. Olin kembali memasukan penis nya kedalam mulut dan menggerakan nya secara perlahan membuat Reyhan tersiksa.
“Arrghhhh, pleasee i wanna cum mmmhh Aahhh pleasee percepatlah kuluman mu ahhhhh” Tak tahan dengan pergerakan lambat Olin, Tangan yang bertumpu menyilang di belakang kepalanya kini mengambil alih pergerakan Olin, Kedua tangan Reyhan memegang kepala Olin, Reyhan mengerahkan tenaga nya dengan menghentak kan penis kepada mulut Olin dengan cepat sehingga tercetak jelas tonjolan kepala penis di tenggorokan Olin.
“mhhpphh slurppp khhh grock grock” Reyhan terus menghujamkan penis nya pada mulut Olin membuat sang empu tersedak, namun Ia tak perduli. Kini Ia hanya ingin segera mencapai pelepasan nya.
“Ahhhhh babe shhhh i wanna cumhmm shhhh Arghhhhh pleaasseee babeee ARGHHH” Reyhan menghetakan penisnya keras pada mulut Olin. Dirasakan penis Reyhan membesar, cairan manis dan hangat memenuhi mulutnya.
Olin melepaskan kuluman penis Reyhan sambil menjulurkan lidah memperlihatkan cairan yang berada pada lidahnya kepada Reyhan yang masih tersengal-sengal. Ia lalu menelan cairan manis tersebut dengan gerakan sensual, lidahnya menjilat sisa-sisa cairan kental milik Reyhan yang berada pada jari-jari tangannya. Olin tersenyum licik.
“peju om enak, Olin suka ahhh”
Tubuh Reyhan seperti tersengat, penis yang baru saja mengeluarkan cairan kini menjadi tegang kembali melihat kelakuan binal wanita diatas tubuhnya ini.
Olin membuka dress dan dalaman yang Ia kenakan. Kini mereka sudah bertelanjang bulat tampa sehelai benang pun. Reyhan melihat tubuh cantik Olin kembali merasakan sengatan listrik pada tubuhnya. Ia menelan ludah beberapa kali.
“Om, Olin boleh gesekin memek Olin ke sini kan? ” Olin mengelus otot perut Reyhan, Ia memaju mundurkan tubuhnya sehingga vagina milik Olin bergesekan dengan six pack Reyhan. Tak kuat dengan kelakuan Olin, Reyhan menahan pundak Olin dan menjatuhkan nya pada kasur, kini Ia sudah berada diatas Olin, mengukung Olin dengan kedua tangannya.
Olin menatap mata sayu Reyhan, nafas berat menyapu wajah Olin karena jarak yang begitu dekat antara wajahnya dengan wajah Reyhan.
“boleh saya mencium mu? ” tanya Reyhan membuat Olin salah tingkah ditanya seperti itu.
Olin menggangguk setuju sebagai jawaban, Bibir keduanya mulai mendekat, Reyhan mecium lembut bibir ranum Olin, melumatnya secara perlahan sedangkan Olin membalas apa yang Reyhan lakukan, tangannya mulai melingkar pada kepala Reyhan. Ia membuka mulutnya memberikan akses untuk mereka berdua memainkan lidah nya.
Bagian lain Reyhan tak hanya diam, tangan nya kini turun mengelus dua buah gundukan kembar secara bergantian, di lepaskan nya kegiatan mangut-memangut, kini bibirnya menelusuri leher jenjang Olin dan terus turun hingga sejajar dengan payudara Olin. Reyhan menelan ludah nya merasa sangat tergiur melihat dua buah dada Olin yang begitu cantik, Tanpa ragu Ia langsung mengulum payudara Olin.
“mhhh gelihhh shh Reyyyhh Ahh” Olin mendesah nikmat. Reyhan terus saja memainkan lidahnya sambil sesekali menggigit puting kecil yang sudah tegang itu, sedangkan payudara satunya tidak luput dari genggaman tangan Reyhan, Ia memilin puting tersebut sambil sesekali menariknya pelan mambuat Olin merasakan sengatan listrik menjalar di seluruh tubuhnya.
“Akhh Reyhh mmmhh janghhann dii gihhihtt”
“kenapa? ga suka saya mainin gini puting nya hum? ga suka saya jilat begini?” tanya Reyhan sambil terus memaikan puting Olin yang sudah kemerahan.
Olin menggeleng “sukaahh Ahh”
Reyhan tersenyum simpul, ia melepas kuluman nya pada payudara Olin, lidahnya menjulur mengusap perut hingga kini wajahnya berhadapan dengan vagina Olin yang sudah sangat basah. Ia tediam memperhatikan vagina cantik Olin, Reyhan membuka gelambir gemuk vagina Olin menggunakan kedua ibu jarinya. Ia terus memperhatikan vagina basah Olin dengan lendir yang sedaritadi menetes.
“Om jangan di liatin, Olin malu. ” Olin menutup vagina nya dengan satu tangan menghalangi pemandangan indah Reyhan. Reyhan menyingkirkan tangan Olin lembut.
“Cantik begini masa malu? saya suka lihat nya. ” Tanpa pikir panjang, Reyhan mulai memasukan satu jarinya pada lubang vagina Olin yang masih tertutup rapat.
“shit, hanya satu jari saja, saya sudah merasa sesak” Reyhan menambah satu jarinya, Ia mulai menggerakan kedua jarinya yang berada pada vagina sempit Olin. Olin terus bergeliat geli merasakan benda asing memasuki kemaluan nya untuk pertama kali, rasa perih namun nikmat bercampur menjadi satu membuat Olin mendesah nikmat.
“Ahhh jahann di gituhin memekhh aku nyaah Shhh” Olin menggigit bibir bawahnya menahan rasa geli karena ulah Reyhan yang kini mulai memposisikan jari dengan gaya menggunting merenggangkan lubang Olin, ibu jarinya yang tidak tinggal diam dan mulai menekan klitoris, mengusaknya dengan cepat.
“mhhhh Reyhhhann Ahhh gelihhh” Olin melenguh saat kini kedua jari Reyhan mulai bergerak maju mundur mengocok vagina Olin, gerakannya semakin cepat membuat vagina Olin berkedut dan lendir yang terus meleber semakin membuat Reyhan dengan leluasa merusak vagina Olin. Ia merasakan vagina Olin mengetat seperti menyedot jarinya masuk ketika sedang mengorek seisi vagina.
Olin merengek ketika dirinya mempercepat tempo kocokan pada vagina Olin.
“Ahhhhh Reyhan akuuuh mhh mau keluashhh ”
Drettttt.. Dreettt..
handphone milik Olin yang terletak di atas nakas bedering menandakan sebuah telepon masuk. Tangan kanan Reyhan yang menganggur mencoba untuk meraih handphone Olin, Ia menekan tombol hijau yang berarti panggilan saat ini tengah berlangsung.
“tahanlah, ada yang ingin berbicara dengan mu” Ucap Reyhan membisikan tepat di telinga Olin.
Olin mengambil alih handpone dengan tangan bergetar. Bukannya menyudahi aktifitas tadi, Reyhan malah semakin cepat mengocok vagina Olin dengan kasar.
“halo Ahhhh ada apa nid shhh Ahhh” Olin menutup mulutnya menggunakan lengan lain untuk menyamarkan desahan ulah Reyhan. Ia menatap kearah Reyhan yang tengah tersenyum puas sambil terus mengobok-obok vagina Olin
“ngapain lu anjrit kok desah? ” tanya nida
“gak mhhh apa apAhhh” dirinya prustasi, kini Ia merasakan klitorisnya di usak habis-habisan oleh Reyhan.
“bohong anjirt lagi ngewe ya? ” tanya nida penasaran, sahabat nya ini memang selalu berbicara blak-blakan, tak heran Ia sering mengatakan hal-hal aneh seperti itu.
“AHHH” Olin menjerit ketika sebuah benda basah menyentuh klitorisnya menjilat vagina Olin. Reyhan tetawa kecil melihat Olin mengigit bibir bawah menahan desahan yang hampir saja lolos akibat ulahnya yang tiba tiba menjilat vagina cantik itu. sumber Ngocoks.com
“LO NGAPAIN? ” teriak nida di seberang sana khawatir dengan keadaan sahabatnya itu.
“Kaki gue kepentok, gue gak mhh apaa apAhh” Olin menatap Reyhan dengan tatapan memohon, tubuhnya bergerak tak karuan menandakan Ia akan segera keluar. Reyhan mengambil handphone yang masih berada pada telinga Olin dan langsung mematikan nya. Ia terus mengocok vagina Olin dengan ibu jari yang masih mengucek klitoris Olin mengunakan kukunya.
CPLAK CPLAK CPLAK
Suara basah vagina Olin terdengar nyaring saat Reyhan terus menabrak-nabraknya dengan cepat membuat Olin semakin menggelinjang hebat.
“ReyyyhhAhhh Akuu mauuu shhh keluARHHHHHH AHHH AHHHHHH MMMHHH”
currrr currrr currrr currrr
Vagina Olin memuncratkan cairan bening tanpa henti langsung mengenai wajah Reyhan. Ia tersenyum puas melihat vagina merekah milik Olin mengeluarkan cairan yang ia nanti-nanti. Reyhan memajukan wajahnya menjilat bersih sisa cairan yang berada pada vagina dan paha Olin. Olin yang sudah tidak ada tenaga hanya terkulai lemas atas pelepasannya.
Ketika matanya hendak tertutup, Ia merasakan benda tumpul mencoba untuk masuk pada vaginanya yang baru saja melakukan pelepasan.
“Aaaaaahhh jangganhhh dulu mhhh masih ngiluuuh shhh ReyhAhhhn”
Bersambung…