Adam yang sudah tidak sabaran. Langsung membuka semua pakaian di tubuhnya dengan cepat. hingga menyisakan pakaian terakhir yang menutupi rudalnya yang mengeras sempurna.
“Dek.. Berapa usiamu berapa? Tanya Adam yang menurunkan kain terakhir dan rudal panas sudah tegak langsung mengancung tegak dengan urat-urat kemarahan.
“16 tahun,” jawab Tia sambil merilekskan badan untuk mempersilahkan kepada pria di depannya untuk lanjut.
Muda sekali, pikir Adam yang kini sudah duduk di bangku Sma kelas 3.
Kemolekan tubuh Tia benar-benar mantap, apalagi wajahnya begitu cantik mengemaskan.
Rudal panas lelaki normal jelas langsung bangkit. Kalau melihat Tia terbaring seperti itu.
Topeng kulit berwajah joker di pasang. Adam perlahan-lahan merangkak sampai rudal panasnya berada di di atas inti yang pink merekah.
Rudal yang tegak itu masuk ke dalam tubuh Tia yang rapat dan menjepit erat.
Adam tersenyum puas. Misinya merobek para perawan sepertinya selalu berhasil. Seperti ia mengambil malam pertama Narnia dan para wanita lainnya.
Memikirkan bagaimana nasib Narnia yang tergila-gila padanya. Adam tidak perduli, ia akan menikmati Narnia setelah ia sudah bosan dengan Tia.
Yang penting yang di depannya sekarang, harus ia lakukan sampai tuntas. Kapan lagi bisa mencicipi gadis gratis seperti ini. itulah di benak Adam saat ini.
“Mmmhh..” Tia memejamkan mata sambil mengepalkan tangan mencoba meresapi kesakitan yang luar biasa. di pangkal pahanya yang semakin di masuki.
Buk buk buk
Adam semakin menghentakan dengan kecepatan tinggi.
Desahan pertama Tia sampai keluar ruangan saking sakit di hentakkan secara kasar seperti ini. oleh pria yang pertama kali untuknya.
Lala yang di luar, rasanya ingin menutup telinga. Ia tidak sanggup mendengar desahan Tia. Karena cemburu pada gadis bernama Tia yang sedang berhubungan intim dengan Adam. Herman melihat ke arah Lala. Ia tau, Lala menyukai Adam yang mempunyai rupa seperti dewa yunani.
Herman juga tau, Lala adalah wanita yang serahkan. Tanpa Lala tau, Herman sudah menumbalkan Lala sebagai tumbal pertama dalam persugihan. Kedua adalah Narnia.
Entah berapa banyak wanita yang sudah di tumbalkn oleh Herman. Herman tidak pernah menghitungnya. Begitu juga dengan Adam, yang mempunyai sikap seperti Herman. Semua wanita yang bersama dengannya. Ia tumbalkan kepada Joko. Agar bisa jadi artis sukses di usia dini dan menikmati tubuh wanita dengan gratis tanpa keluar uang.
Desahan Tia meledak-meledak sampai keluar rumah. Mata Lala langsung terpejam mencoba menenangkan diri dari rasa cemburu. Hatinya terus mengulang tekatnya, kalau setelah ini selesai. ia bisa bersama dengan Adam secara diam-diam. Seperti yang mereka lakukan secara diam-diam selama ini.
Badan Tia di angkat dan sekarang tubuh Tia itu terus di hentakkan sambil bergerak maju berkeliling ruangan persugihan.
Tia tersungkur menungging, tapi hentakkan di belakangnya sama sekali belum melambat sedikit pun. Sebaliknya semakin kuat dan dalam.
Tia terus mendesah kesakitan akibat permainan kuat Adam yang tiada kenal lelah dan ampun sama sekali.
“Sakit..” ucap Tia terengah-engah dengan kedua dadanya masih bergoyang mengikuti hentakkan Adam darri belakang.
Tangan Adam menarik kembali badan Tia. Hingga badan cantik itu tegak, sambil menahan badan Tia tetap tegak. Tangan Adam juga bermain-main dan meremas puncak cerah milik Tia.
“Kamu sungguh hebat, Dek! Aku suka,” ucap Adam yang masih kuat menghentakkan inti tubuh Tia berkali-kali.
Tia terus berteriak ampun hingga berapa jam berlalu. Badan Tia menegang hebat dan kemudian melemas berkali-kali. Melihat Tia yang terpejam kenikmatan, membuat Adam semakin mengebu-gebu dan tertawa nyaring.
“Ha ha ha.. enak banget nih! Kapan-kapan kita bermain lagi di berbagai tempat,” ucap Adam yang merasakan waktunya mengeluarkan cairan kehidupan.
Adam tidak sempat menarik rudalnya, ia mengeluarkan cairan kehidupan di dalam tubuh Tia dalam jumlah yang sangat banyak hingga meleber-leber.
Bruk…
Tia yang tepar, jatuh menungging di lantai yang dingin.
Joko merasa kegiatan di dalam selesai.
“Ayo masuk,” Joko mengajak Herman dan Lala untuk masuk ke dalam.
Mata Lala terbelalak menatap Tia yang posisi sekarang di lantai dapur. Jauh dari ruang persugihan milik Joko dan posisi Tia dengan posisi terngkurap. Kecemburuan terasa di hati Lala, ia benci dengan wanita yang di setubuhi oleh Adam. Hingga menumpahkan cairan kehidupan di dalam tubuh Tia, yang kemungkinan besar Tia bisa hamil anak Adam.
Tia tengkurap lemas dengan area selangkangan basah penuh cairan kehidupan milik Adam. Yang semakin menambah rasa iri, cemburu dan dengki dalam hati Lala. Ia ingin sekali mencabik-cabik gadis bernama Tia itu dengan kedua tangannya.
“Hah hah hah..” Tia yang tengkurap lemas, menarik nafas tersendat-sedat.
Joko mendekati Tia dan membalikkan badan Tia hingga badan cantik itu terlentang. Kemudian melihat ke arah Lala yang sudah merupakan wanita tua.
“Kau menginginkan tubuh ini?” tanya Joko.
Lala terdiam, ia menatapi kemolekkan tubuh Tia yang benar-benar mulus.
“Tentu saja, aku ingin punya tubuh seindah itu!” balas Lala tegas.
Joko tertawa terbahak-bahak dan melihat ke arah Herman.
“Kalau kamu?” tanya Joko yang sudah tau jawaban Herman dari dulu.
Herman ingin kembali muda, sama seperti keinginan Lala. Mereka berdua sudah menghabiskan banyak uang untuk biaya perawatan dan operasi wajah. Hasilnya tidak banyak membantu sama sekali.
“Wanita ini lumayan memuaskan!” timpal Adam yang sudah memakai pakaiannya kembali.
“Kau menginginkannya?” tanya Joko dengan maksud tertentu.
“Ya, aku menginginkannya dan kekasihku yang sekarang sungguh membosankan!” ucap Adam jujur.
“Ok. Kita sepakat! Aku akan memberikan Tia padamu dan kekasihmu akan tinggal di sini,” ucap Joko yang mengelus paha Tia hingga menaik, kemudian memasukkan kedua jemari ke dalam liang Tia. yang tanpa sengaja membuat Tia mengeluarkan suara merdu
Suara Tia, langsung membangkitkan gairah Adam hingga bawahnya sudah mengeras kembali. Ia tidak segan-segan menukar kekasihnya yang sekarang dengan Tia. Untuk mendapatkan Tia yang masih rapat dan membangkitkan gairahnya setiap saat.
“Ok, aku sudah bosan dengan dia! Sungguh hambar di atas ranjang,” ucap Adam dengan percaya diri dan ia langsung menarik Tia pergi dari Joko.
Sisa Herman dan Lala, keduanya belum memberikan apa yang akan di minta oleh Joko.
“Kemudaan dan penampilan yang awet, itukan yang kalian mau!” ucap Joko dengan menatap keduanya dari matanya yang menakutkan yang sudah tidak ada isi bola mata di dalam.
“Tentu saja. Selain uang! Kami menginginkan ke awetan.”
“Itu gampang, pergilah dan awasin wanita bekas Adam yang ia campakkan! Kau godain atau perkosa dia, terserah padamu. Dengan sering menyentuh mereka, maka kau akan semakin muda secara perlahan-lahan,” jelas Joko yang di angukkan oleh Herman.
“Aku bagaimana?” tanya Lala yang tidak terima, Hanya Herman yang kembali muda. Sedangkan ia tetap tua keriput seperti ini.
“Cari pria yang tertarik denganmu, maka hasilnya akan terlihat! Imbalan dari kalian berdua, akan ku minta nanti!” jelas Joko yang melambaikan tangan untuk mengusir mereka berdua keluar dari rumahnya.
Keduanya pamit pergi dari rumah Joko. Terutama Lala dan Herman, mereka tidak puas dengan apa yang di katakan oleh Joko. Karena terlihat seperti sebuah jebakkan dan juga pilih kasih.
Joko selalu mengutamakan Adam dari yang mereka berdua. Itulah yang membuat Herman dan Lala iri dan sekaligus curiga dengan jebakkan yang di minta oleh Joko di kemudian hari.
“Kita fokus jualan dulu, setelah itu pelan-pelan kita cari tau! Apakah ini sebuah jebakkan atau tidak?” usul Herman.
Lala diam dan berpikir dengan apa yang di katakan oleh Herman yang memang ada benarnya. Selama ini, hal mengunakkan hal gaib memang selalu menggunakan tumbal dan takutnya, tumbal yang di minta oleh Joko. Ada mereka sendiri, sama saja bodoh namanya.
***
Malam hari, Ardi yang tidak sabaran untuk menyentuh Narnia. Sengaja memberikan Narnia obat perangsang di dalam minuman yang akan di berikan untuk Narnia minum.
“Nar, ini ada nasi goreng dan minuman? Mau tidak?” tanya Ardi yang berpura-pura baik hati.
Narnia yang sudah kelaparan, menerimanya dengan senang hati. Tanpa curiga sedikitpun dengan apa yang di rencanakan oleh Ardi malam ini.
“Terima kasih banyak,” ucap Narnia yang melihat wajah Ardi yang sedikit mirip dengan Adam.
Merasakan di perhatikan oleh Narnia, Ardi menyentuh wajahnya.
“Ada yang aneh di wajahku?” tanya Ardi spontan.
“Tidak ada, hanya perasaan dirimu mirip dengan Adam!” ucap Narnia yang keceplosan.
“Oh…” balas Ardi datar. Karena ia sangat benci dengan Adam.
Tetapi Ardi berpikir, jika ia bisa meningkatkan otot di tubuhnya. Maka akan mirip dengan Adam dan itu akan membuatnya menyentuh bisa menyentuh Narnia sesuka hati dan sewaktu-waktu ia mau. Tanpa menunggu giliran dan bahkan wanita-wanita dari Adam. Bisa ia sentuh dengan puas tanpa ketahuan mereka.
Pikiran itu terus berputar di benak Ardi dengan senyuman licik. Hal tersebut akan ia lakukan.
“Aku mau tidur, kau habiskan dulu makanannya!” pamit Ardi yang langsung pergi dari hadapan Narnia.
Narnia melihat kepergian Ardi, ia pun segera ke dapur untuk makan malam.
Selesai makan semua nasi goreng dan minun. Narnia merasa sangat ngantuk sekali.
“Apa karena kekenyangan karena ngantuk? Apa karena sudah larut malam dan waktunya tidur?” gumam Narnia pelan yang berjalan ke arah kamarnya.
Sesampai di dalam kamar, Narnia menganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Di ruangan remang-remang. Sambil berhayal jika malam ini, ia bisa bisa bercinta dengan Adam seperti malam-malam sebelumnya.
“Kenapa jadi Adam sih! Coba sekali-kali menjadi Ardi. Pasti juga tidak kalah hebat dengan Adam yang aku hayalkan,” desah Nadia secara spontan, membayangkan Ardi sebagai imijinasi liarnya sebelum tidur dan ukuran bawah Ardi yang besar. Hingga membuat bawahnya perih dan sesak untuk menerimanya.
Hal ini selalu di lakukan Narnia setelah ia gagal mendapatkan cinta Adam dan imijinasinya semakin liar dari hari ke hari. Saat Narnia tahu, Adam sering melakukan hubungan tubuh dengan para murid di dalam kelas. Tanpa sepengetahuan pacar utama.
Narnia berharap juga di sentuh oleh Adam, tapi tidak pernah terwujud. Seakan Adam tidak tertarik padanya. Apa lagi menyapa dirinya saja, tidak pernah di lakukan oleh Adam padanya selama ini.
“Adam,” gumam Narnia dengan suara mengodanya di sertai dengan suara merdu yang keluar dari bibir seksinya.
Perlahan-lahan Narnia mulai tidur dan Ardi yang sudah mengawasi di depan pintu, berapa kali melihat jam di tangannya. Memastikan sudah waktunya. Ia pun langsung masuk ke dalam kamar Narnia dengan diam-diam tanpa mengeluarkan suara sama sekali.
Ardi tidak ingin Narnia mengetahui, apa yang ia lakukan malam ini. Malam yang akan memuaskan keperkasaannya sejak berapa hari ini. Melihat Adam yang selalu menyentuh Narnia secara diam-diam, membuat Ardi semakin cemburu, iri dan dengki.
Maka mala ini, Ardi memutuskan akan melampiaskan semua hasrahnya yang terpedam berapa hari ini. Hasrah untuk di puaskan.
Dengan langkah perlahan-lahan tanpa menimbulkan suara. Ardi berjalan ketepi ranjang dan ia mulai melepaskan pakaian satu persatu yang melekat di tubuhnya. Lalu naik ke atas ranjang, memandangi Narnia yang tidur pulas dengan wajah cantiknya yang mengoda. Bahkan kulitnya dapat terlihat dari balik pakaian berenda.
Saat ini, Narnia mengenakan pakaian lingerie merah dengan rendah tipis dan G-string di area bawah. Atasannya tidak menggunakan apapun. Sehingga menantang Ardi untuk menyentuhnya dan meremasnya dengan gerakkan halus.
Narnia yang tertidur mulai terusik dengan gerakkan yang di atas tubuhnya. Seakan merasakan ada sentuhan di lehernya dengan lembut dan kedua dadanya di remas dengan kuat dengan kedua tangan yang kasar dan dapat di pastikan oleh Narnia. Jika tangan yang meremas dadanya saat ini, adalah tangan pria.
Tak puas dengan remasan pelan, Ardi meremasnya dengan kuat dan menarik puncaknya dengan kedua tangannya. Sementara bibirnya terus mengecup leher Narnia hingga menurun dan menurun ke bagian salah satu dada. Kemudian mengulumnya dan menghisapnya.
Narnia menegahkan kepala sambil menikmati sentuhan dari pria tersebut. di sertai dengan suara merdu yang keluar dari bibirnya, saat pria itu tengah sibuk mempermainkan dadanya dengan remasan dan hisapan di mulut pria yang menyantap tubuhnya.
“Adam?” ucap Narnia dengan memanggil nama nama Adam tanpa sengaja.
Mendengar nama Adam yang keluar dari bibir Narnia. Wajah Ardi langsung menghitam, Ketika Narnia merasakan kenikmatan akibat sentuhan dan perbuatannya. Tapi mengucapkan nama pria lain di hadapannya, yang terkesan seolah menghinanya. tapi mengingat apa yang sedang ia lakukan, hal ini dapat di maklumi oleh Ardi.
Ardi yang semakin gelap mata, mulai memainkan kedua dada Narnia dengan semakin meremasnya dengan keras dan menarik puncaknya berapa kali. Yang membuat suara Narnia keluar dengan merdunya. yang memancing gairah Ardi semakin tinggi.
Senyuman Ardi semakin jahat, ia sudah tahu. Narnia sudah merasakan bagian bawahnya sudah berdenyut hebat. maka ia akan pelahan-lahan menyiksa Narnia dengan sentuhan pelan dan mengoda. Untuk membuat Narnia semakin menginginkan untuk di masuki.
Saat ini, Nanrnia sungguh menambahkan milik Adam yang keras dan panas menghujam masuk ke intinya dengan hentakkan kuat.
“Ah…” desah Narnia semakin nyaring.
Setiap sentuhan di atas tubuhnya saat ini. sudah berhasil membuant Narnia mengeluarkan ceceran lendir kenikmatan atas setiap sentuhan yang ia terima di atas tubuhnya.
Bersambung…