Intinya, walaupun hasil akhirnya adalah aku bakal kecewa, aku ga akan pernah nyalahin kamu. Jadi aku minta ke kamu, kamu nikmatin aja, lupain semua masalah yang ada dimanapun di bagian pikiran kamu. Fokus aja dalam mencari kenikmatan kamu yang paling maksimal.” Kataku.
“Iya pak.” Kata Novi.
“Udah siap?” Tanyaku.
“Udah pak.” Jawab Novi sambil tersenyum malu.
Melihat kesiapan Novi, aku langsung menindih tubuhnya dengan cepat dan tiba-tiba, dan langsung menciumi bibirnya. Luar biasa, dalam saat ini, inilah pertama kalinya aku merasakan tubuh telanjangku menindih tubuh telanjang Novi.
Kehangatan tubuhnya, birahinya, dan nafsu nya seolah-olah menempel sepenuhnya ditubuhku. Novi pun balas menciumku dengan penuh gairah. Lidah kami saling berpilin di dalam mulutku dan mulut Novi, sementara tubuh kami saling berpelukan.
Peluh mulai mengucur secara deras dari tubuhku dan tubuh Novi, kemudian membaur ditubuhku dan tubuh Novi. Aku melihat rambut dan seluruh tubuhnya mulai basah oleh keringat, membuatnya semakin cantik dan seksi.
Kini, aku membetulkan posisi tubuhku agak turun sedikit, sehingga batang kemaluanku berada persis di depan lubang kemaluan Novi. Novi yang sepertinya menyadari apa yang hendak kulakukan, mulai membuka kedua pahanya, sehingga paha dan selangkanganku mudah masuk keantara dua pahanya. Kini, batang penisku hanya berjarak sekitar 1cm dari lubang kemaluannya.
“Ingat ya Nov, fokuslah saat-saat ini untuk mencari kenikmatan biologis saja. Pikirkan akibatnya nanti saja setelahnya.” Kataku.
Novi hanya mengangguk.
Aku mendorong pantatku sedikit, sehingga kepala penisku sudah bergesekan dengan bibir lubang vaginanya. Aku terus memaju-mundurkan batang penisku untuk menggesek-gesek lubang kemaluan Novi. Ciuman dan permainan lidah kami semakin liar, sementara keringat kami semakin mengucur deras seolah-olah kami berada di dalam sauna yang sangat panas.
“Noovv… yaangg kayaakk ginii… udahh pernaah.. ngerasaaiinn beloom?” Desahku.
“Belluummm paaakkk…” Desah Novi.
“Kamu siap-siaappp yaahh Novii… Adaa yang lebiihh… nikmaatt lagiihh…” Desahku.
Dalam posisi itu, kudorong penisku sedalam-dalamnya ke dalam lubang kemaluan Novi. Aahhh, akhirnya batang kemaluanku menerobos lubang vagina Novi. Lubang vaginanya sangat pas untuk ukuran penis sebesar punyaku. Novi menggeliat nikmat.
Aku mulai memompa selangkangan Novi dengan perlahan-lahan. Cairan kenikmatan yang dikeluarkan oleh lubang kemaluan Novi membuat dinding lubang kemaluannya semakin licin, sehingga penisku semakin mudah untuk menggesek-gesek dinding lubang kemaluannya.
Lama-kelamaan, aku menambah irama genjotanku. Aku pun merasakan pantat Novi mulai bergoyang-goyang mengikuti irama genjotanku. Cleepp… Cleepp… Cleeppp… Cleeppp… Suara genjotan penisku ke lubang vagina nya.
“Ooohh… Teruuss paak… Akuu gaakk kuaatt…” Desah Novi.
Ceplaakk… Ceplookk.. Ceplaakk… Ceplookk… Suara genjotan penisku yang semakin kencang memompa lubang kemaluan Novi. Putaran pantat Novi pun semakin liar. Ciumannya bertambah liar lagi, dan tangannya memeluk tubuhku dengan erat.
“Paakk… Novii udaahh nggaa ta… tahaann lagii… Novii boleehh keluaarr?” Erang Novi.
“Ayoohh Novv keluaarr ajaahh… Ingeett… jangan.. ditahan-tahaann…” Erangku seraya memompa selangkangannya semakin cepat.
“Oouuuhhh… Auuhhhh… Noviii keluaarrr… paakk…” Erang Novi.
Kurasakan tubuhnya mengejang, dan lubang kemaluannya berkontraksi dengan sangat cepat sehingga memberikan pijatan yang hebat ke batang penisku yang masih tertanam di dalam lubang kemaluannya. Tangan kanannya menjambak rambutku, dan tangan kirinya memelukku dengan sangat erat.
Pantatnya ia naikkan setinggi-tingginya, sehingga batang penisku bisa menancap secara maksimal. Aku menciumi bibirnya untuk memberikan kenikmatan lebih kepada Novi yang sedang orgasme.
“Ooohh… Haaahhh… Huuuhhh…” Lenguhnya yang menjadi pertanda berakhir orgasme nya.
Kurasakan pijatan lubang kemaluannya sudah berhenti, dan Novi telah tergolek lemas dibawah tindihanku.
“Nikmat kan sayaangg?” Tanyaku.
“He eh… Mainan seksku tidak ada apa-apanya dibanding punya bapak.” Kata Novi sambil tersenyum puas.
“Ya iyalah. Masa punyaku kamu samain ama dildo. Dildo mah dingin, punyaku kan hangat-hangat gimana gitu Nov.” Godaku.
“Lebih panjang dan besar juga, pak. Nikmat sekali untuk kemaluan perempuan. Kalau Emi dan Desi merasakannya, mereka pasti kejang-kejang.” Kata Novi.
Lah, ga tau aja dia, yang ketinggalan kereta itu kamu tau Noviii.
“Tapi Emi udah ngerasain kan punya bapak?” Tanya Novi.
“Tau darimana kamu?” Tanyaku.
“Kan hari pertama bapak tidur berduaan sama Emi. Pas pagi tadi Desi buka pintu, aku ga liat jelas, tapi yang kulihat sih di kasur itu ada 2 pasang kaki yang bertindihan.” Goda Novi.
Aku hanya terdiam, betul-betul dibikin skak mat aku. Tapi aku tidak mau memikirkan hal itu, yang mau kupikirkan adalah apa yang harus kulakukan selanjutnya agar Novi terbakar lagi. Maka kuciumi bibir Novi dengan lembut, sementara tanganku mengusap-usap kening dan rambutnya.
“Aku sayang kamu Novi, sayang banget.” Kataku.
“Aku juga sayang bapak.” Kata Novi sambil membalas ciumanku.
Tidak lama waktu yang diperlukan untuk kami mengubah ciuman kami menjadi permainan lidah. Kedua tanganku meremas-remas buah dada Novi untuk memberikan rangsangan lebih. Novi pun kembali memelukku.
Aku sedikit menggerak-gerakan penisku yang masih tertancap di dalam lubang kemaluannya. Akibat rangsangan yang diberikan oleh Novi, nafsuku betul-betul menanjak tajam. Kembali kugenjot lubang kemaluannya dengan perkasa.
Batang kemaluanku betul-betul masuk sepenuhnya ke dalam lubang kemaluan Novi, sehingga rambut-rambut yang ada diselangkanganku bergesekkan dengan rambut-rambut yang ada di selangkangan Novi. Nikmat dan geli rasanya.
Bibirku sibuk menciumi pipi, bibir, dan buah dada Novi. Aku merasakan nafsu Novi mulai bangkit. Nafasnya semakin terengah-engah, dan pantatnya kembali berputar-putar mengimbangi genjotanku.
“Kamu ingiinn.. lagi Novv?” Desahku.
“Hee eehh paakk…” Desah Novi.
Kemudian aku bergulung membaliknya, sehingga kini Novi ada diatasku.
“Ayoohh gantiaann Noovv.. sekarangg kamu… diataass…:” Erangku.
Dengan posisi diatasku, Novi memutar-mutar pantatnya untuk mengocok batang kemaluanku. Kini, ia ganti menjilati seluruh wajahku, kemudian leher dan putingku. Aku hanya bisa merem-melek mendapat rangsangan yang benar-benar membuat pikiranku melayang-layang.
“Beneer kaan… Noovv… Badan kamuu.. otomatis ber… begeeraakk sendirii…” Desahku sambil meremas-remas buah dadanya.
Bermenit-menit, Novi terus memompa selangkanganku. Keringat kami semakin deras lagi, sehingga kami betul-betul basah kuyup seperti habis kehujanan saja. Mulut kami tidak berhenti mengulum satu sama lain.
Kemudian, aku merasakan Novi menambah kecepatan irama genjotannya dengan drastis, nafasnya mulai tidak beraturan, sementara lidahnya makin liar memilin lidahku. Tubuhnya mulai mengejang, dan kurasakan puting susunya mengeras.
“Paakkk… Novii udaahh maoo… keluaarr lagii sayaanngg..” Erang Novi.
Melihat Novi hampir keluar, aku kembali bergulung sehingga aku kembali diatas dan Novi dibawah. Aku yang kini berada diatas memompa selangkangan Novi dengan cepat. Novi memelukku sekuat tenaga, sementara napasnya semakin tidak menentu.
“Kalau udah keluaar… ngomongg sayaangg… Jangan ditahann-tahaannn…” Desahku.
“Oooohhh… aaahhhh… Novii keluaarr… bapaakk sayaaannggg…” Erang Novi.
Orgasme Novi membuatku semakin tidak tahan. Kupikir, sekarang lah saatnya aku orgasme, ya aku merasa bahwa orgasmeku ini akan hebat. Aku terus memompa selangkangan Novi dengan kencang, tidak mempedulikan dan memberi waktu Novi untuk menyelesaikan orgasme nya, karena aku sudah sangat tidak tahan. Aku peluk tubuh Novi sekuat tenaga.
“Noovv… akuu maoo keluaarr… sayaannggg…” Erangku.
Mendengar aku yang hampir keluar, pantat Novi berputar-putar semakin cepat. Tangannya semakin erat memelukku, dan bibirnya semakin liar menciumku. Akibatnya, tak lama kemudian aku betul-betul keluar. Croott… crooottt… crooottt… Kumuntahkan semua spermaku di dalam lubang kemaluan Novi. Croott.. croott… crootttt… Gelombang kedua pun segera datang.
“Uuuggghhhh… Oooggghhhh… “Dengusku seraya menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Novi.
Croott.. croott… crootttt… setelah gelombang ketiga, akhirnya tubuhku melemas dengan sendirinya. Gelora kenikmatanku perlahan-lahan mulai mereda. Gila, sepertinya ini sperma paling banyak yang pernah kusemprotkan.
Saking sempurnanya tubuh Novi, aku betul-betul bergairah malam ini. Tubuhku masih menindih tubuh Novi untuk beberapa waktu. Setelah mengumpulkan tenaga, aku mencabut penisku, dan berguling ke samping Novi. Kemudian, Novi kurangkul ke dalam pelukanku, sementara kuelus-elus rambutnya.
“Nov… sorry ya Nov, aku udah memaksa kamu melakukan tindakan ini.” Kataku.
Novi hanya terdiam saja. Akhirnya, setelah beberapa lama pun kami tertidur, dengan Novi masih ada di dalam pelukanku.
Hari-hari selanjutnya, semuanya berjalan normal. Kami pindah ke Marbella pada hari Sabtu untuk menginap disana. Kami hanya menyewa satu kamar disana. Karena kami sudah berhubungan seks satu sama lain, kami menjadi lebih terbuka.
Bahkan kini, Novi pun dengan santai berganti baju didepanku. Kami pulang pada hari minggu pagi. Di perjalanan pulang, mereka bertiga tidak tidur walaupun lelah. Mereka tetap menemaniku ngobrol agar aku tidak bosan dan ngantuk.
Padahal semula, aku menganggap mereka itu aneh, tapi ternyata mereka itu betul-betul baik, extraordinary malah. Aku tidak pernah menyesal ikut dalam perjalanan ini. Perjalanan yang membuatku terhubung dengan yang lainnya melalui persetubuhan.
Di pikiranku terlintas kejadian-kejadian yang sudah lalu, dari awal Emi mengajakku untuk pergi bareng, berkumpul di McD, perjalanan menuju Arumdalu, voli pantai dimana aku sangat terangsang untuk pertama kalinya, malam pertama yang kuhabiskan bersama Emi, sunbathing yang berujung pada “memanggang roti” bersama Desi, tubuh sempurna Novi dan permainan seks nya, semuanya terbayang-bayang dalam pikiranku.
Mereka itu terlihat seperti tiga perempuan aneh. Emi, wanita yang polos dan ceria, yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingannya. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Desi, wanita yang memakai bahasa yang baku dan tidak banyak omong, yang sangat liar dalam bersetubuh. Novi, wanita bertubuh sempurna yang memerlukan kasih sayang dari seorang laki-laki. Mereka bukanlah perempuan aneh, melainkan tiga temanku.
Rutin dua-tiga kali seminggu, aku selalu mencuri waktu untuk berhubungan seks dengan salah satu dari ketiganya. Biasanya sih sudah ada jadwal-jadwalnya sendiri. Semua itu kulakukan tanpa menarik kecurigaan teman sekantorku. Semuanya kulakukan di siang hari saat jam istirahat, agar tidak mengundang kecurigaan keluargaku.
Suatu waktu, Emi resign karena mendapat kerjaan baru di Singapura. Sebelum berangkat ke Singapura, tidak lupa kami melepas hasrat terlebih dahulu. Bahkan, ketika aku mendapat tugas dinas ke Singapura, aku tinggal di apartemen tempat Emi tinggal. Jika sudah begitu, kami selalu melepaskan hasrat kami masing-masing tiap ada kesempatan.
Desi pun resign setahun setelah Emi untuk mengejar cita-cita dan impiannya untuk menjadi penari. Setelah menjadi penari, goyangannya semakin mantap saja. Aku yang biasanya tahan dua ronde, hanya tahan satu ronde setelah Desi menjadi penari. Desi tidak pernah berubah, ia yang paling liar di ranjang.
Sampai akhir, Novi tetap bersamaku di perusahaan ini. Ia mulai tertarik pada bidang teknologi yang kuminati. Ternyata ia punya bakat di bidang teknologi, bakat terpendam. Setelah mempunyai dasar yang cukup, ia pindah dari divisi HRD ke divisi technology yang dibawahi olehku.
Saat aku menjadi Technology Director, tahu-tahu ia sudah menjadi Vice-President of Technology, tepat dibawahku. Saat tugas dinas keluar negeri, otomatis Novi ikut denganku. Kami tidak henti-hentinya melepas hasrat saat kesempatan itu datang, entah di pesawat maupun di hotel negara tujuan kami.
Novi pun semakin terbuka dalam hal berhubungan seks. Karena ada pemeriksaan ketat dari aparat pemerintahan, premanisme tempat suami nya bertugas hilang sepenuhnya, sehingga suaminya menjadi begajulan yang kerjaannya tiap hari hanya minum-minum terus.
Berkat dukungan dariku, Emi, dan Desi, Novi akhirnya berani menceraikan suaminya. Sekian dan Terima kasih. Sampai jumpa pada kesempatan selanjutnya.