Pernah aku bertanya pada mamanya, katanya sekarang dia kos agar dekat dengan kantor. Suamiku juga lagi sibuk mengurus pesantren, dengan limpahan materi yang ada tidak juga menutup kebutuhan seksku. Tiap hari aku beronani, klo malam aku menonton cici dengan narto. Aku benar2 kesepian ditengah rahmat yang kutrima. Kondisi suamiku yang kepayahan sering kali menjadi kendala kami untuk bercinta.
Pagi itu selepas mengantar suamiku berangkat, aku menerima telepon.”Halo assalamualiakum betul ini sy bicarakan dengan mbak dewi?” terdengar nada seorang laki diseberang telpon.”wa alaikum salam, benar sy dewi, sy bicara dengan siapa? ”aku benar2 tdk mengenali suaranya.“ Aku anton, mbak.
Saya temennya rendy, bisa kita bertemu? Aku sdh ada dikomplek mbak.” Deg, hatiku bergetar begitu nama rendy disebutkan “i…iya ndak papa, saya ada dirumah kok” aku sedikit gugup. “ baik mbak saya akan segera datang, assalamualaikum” anton menyudahi pembicaraannya “ wa alaikum salam” aku hanya bisa termangun.
Tak lama kemudian ada mobil sedan berhenti di depan rumahku, sesosok pemuda seumuran rendy turun dr mobil.”assalamualikum…..”, “Waalikum salam…..” aku membalas salamnya. “saya anton, mbak” ujarnya” Dewi” aku membalas uluran tangannya dengan hanya meletakan tanganku didadaku. “ada perlu apa, dek anton?
Maaf saya tidak bisa terima tamu lama2 suami saya tidak ada dirumah” aku member penegasan agar anton segera memberi kabar tentang rendy.”langsung aja, mbak. Kedatanganku kesini untuk mengabarkan klu sudah seminggu ini rendy sakit. Sakitnya semakin parah karena semua makanan tidak dapat dimakan. Tiap hari ia hanya menyebut nama mbak dewi. Ngocoks.com
Akhirnya kuputuskan untuk menemui mbak dewi”Aku menghela nafas panjang mendengar ceritanya”lalu apa yang bisa kulakukan? Aku juga bukan seorang dokter?”. ”setidaknya jenguklah dia, mbak” aku bingung harus bagaimana.” klu mbak masih bingung aku bisa meninggalkan alamat kontrakan kami” tak lama ia menyodorkan secarik kertas berisi alamat.” aku pamit dulu, mbak.
Assalamuaikum” “wa alikum salam” aku hanya bisa memandangi kepergian anto dari ruang tamuku. Tak lama berselang aku menjadi gundah antara rasa kasihan dan gengsi akhirnya aku memutuskan untuk pergi kealamat kontrakan rendy. Dengan menaiki taksi dan sengaja aku memakai cadar agar tidak dikenali orang akupun meluncur ke alamat tersebut.
Aku telah tiba disalah satu perumahan elit yang ada dikotaku, didepan pintu gerbang aku segera memencet bel. Tak lama kemudian tampak anton membukakan pintu gerbang. Rupanya ia sudah mengenali aku walaupun mukaku tertutup cadar.”assalamualikum” ”wa alaikumsalam. Mari masuk, mbak. Wah mbak tampak cantik walau pake cadar.”
”terimakasih” jawabku singkat sambil aku bergegas masuk krn aku kuatir ada orang yang melihat. Di ruang tamu yang mewah itu aku dipersilahkan dulu oleh anton, dia pamit untuk mengabari rendy. “Maaf, mbak. Sebelumnya aku minta maaf, rendy tidak bisa bangun, bagaimana kalau mbak menjenguk rendy dikamarnya” aku termenung sejenak, sebenarnya berat juga untuk melangkah tetapi sudah kepalang basah.
Akhirnya aku memilih untuk menengok rendy dikamarnya. Waktu pertama aku kekamarnya kulihat betapa nyaman kamarnya, bersih dan besar. Kulihat diranjang rendy tergolek dengan muka pucat ”Assalamualikum, dek rendy”. Rendy memalingkan mukanya menghadapku”walaikum salam” jawabnya bergetar. Aku hanya berdiri mematung melihat keadaan rendy. Tak lama anton datang membawakan minuman dan menggeser sofa agar aku bisa duduk disamping ranjang.
Aku dipersilahkan minum” Minum dulu mbak, aku permisi dulu ada keperluan”, ”iya dek makasih” aku meminum minuman yang disusuhkan lalu anton pergi keluar tak lama kemudian deru mobil meninggalkan rumah. Kini aku sendiri bersama rendy, sampai saat ini aku tidak menyadari ada keinginan lain dari rendy.” dek kamu kok bis gini?” tanyaku ke rendy.”
Aku mencintaimu mbak. Siang malam aku memikirkanmu”. “Kau tahu bahwa itu tidak mungkin terjadi”aku bergetar seolah tubuhku mulai dirambati panas entah dari mana. “aku tahu mbak, maafkan aku” tangan rendy sudah memegang tanganku dengan erat.”Ijinkan aku hanya mencium tanganmu,mbak” krn rasa iba kuijinkan rendy menciumi tanganku. rendy mencium punggung tanganku dengan lembut.
Ciuman di punggung tangan ku yang juga disertai kecupan kemudian jilatan lidah oleh rendy semakin merembet seiring dengan rembetan syahwat birahiku. Bibir rendy mulai mengulum jari-jari lentik ku. Amppuunn… aku tersadar diantara birahiku, ternyata minuman itu telah dicampur oleh obat perangsang Perasaan ku menjadi merinding dan berdesir, tiba-tiba kini datang sebuah sensasi lain yang bertolak belakang terasa sedang merambati sanubariku, demikian angin lembut membisik di telingaku.
Sensasi itu berupa energy yang menggelitik dan membangunkan saraf-saraf libidoku. Sebuah rangkaian isyarat dari libidonya yang membangkitkan hasrat birahi. Kuluman dan jilatan bibir dan lidah rend langsung menerpa syahwatnya. Aku merasa seakan dibanting dan kemudian dilemparkan ke orbit nikmat syahwat yang tak bisa diucapkan dalam kata.
Bibir dan lidah kasar rendy yang mengulum dan mejilati jari-jariku membuat aku terbangkit dari lumpuhku. Tubuh dan jiwa ku disentak-sentakkan untuk menerima sebuah nalar baru. Seakan bertekuk lutut pada apa yang tak mampu aku hindarkan. Aku mendesah dan melenguh panjang, aku telah tenggelam dalam hasrat seksual yang sangat tinggi.
Sesudah tak terjamah oleh lelaki selama 1 bulan dan karena pengaruh obat perangsang aku begitu ingin dipuasi.. Rendy sepertinya tanggap pada apa yang kini menyergap diriku. Rendy mulai menindih tubuhku untuk kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah ku. Disingkapkan cadarku tanpa melepaskan jilbabku Bibir rendy dengan rakusnya menerkam bibirku.
Lidahnya diruyakkan ke mulut ku untuk mendapatkan lidah ku. aku merasa demikian kehausan pertama aku tidak menyambut lidahnya sampai akhirnya ujung lidahnya menyapu ujung atas bibirku menyebabkan gairahku berkobar. Yang aku rasakan kini adalah kenikmatan saling pagut dan lumat antara mulutku dengan mulut rendy. Desah dan lenguh saling bersahutan keluar dari mulut kami. Dengan desah, lenguh dan rintihan itu aku telah mendongkrak semangat rendy menjadi berlipat kali.
Dia semakin kiprah dengan jilatan dan kecupannya. Arus birahi ku spontan menuntun untuk memeluki bahu dan leher rendy dan saat itulah rendy mulai membuka jilbab yang aku kenakan. Ketika kurasakan gigitan kecil dileherku aku hanya berharap bahwa itu tidak akan meninggalkan bekas dikulitku.”mbak aku ingin memberikan cintaku” aku hanya membalas dengan menjambak rambutnya.
Perasaanku dan hargdiriku benar kucampakan karena birahiku sudah tak mampu lagi aku kontrol.aku sadar rendy sudah sedemikian ahli dalam soal bercumbu. Ciuman rendy telah kembali ke bibirku, Ia mulailah perlahan menuju bagian tubuh sensitif lainnya.
Dibuka kancing depan yang ada di jubahku, Perlahan makin turun hingga pada belahan dadaku itu. aku makin melayang, antara sadar dan tidak sadar aku membiarkan rendy melepas satu persatu kancing bajuku. Saat itu aku memakai jubah terusan, dengan mudah jubah itu meluncur jatuh kelantai saat semua kancingnya terlepas. Kini nampak payudara ku yang masih terbungkus indah oleh sebuah bra berenda-renda hitam.
Warna yang kontras dengan warna kulitku yang putih bersih. Namun rendy tak mau benda itu menghalangi hasratnya, ia tahu segera melepas pengaitnya. Rendy menggigil saat ke dua daging kembar ku menyembul dari balik pembungkusnya. aku sendiri sudah terperangkap dalam hasrat birahiku sendiri, aku tak kuasa menolak perlakuan rendy, Malah aku kini cenderung memberi peluang rendy bertindak lebih jauh.
Aku menikmati setiap jamahan rendy pada tubuhku Perlahan cumbuan rendy berpindah ke dadaku, rendy membuka mulutnya lebar-lebar, lalu perlahan dibenamkannya ke salah satu puting susu ku lalu menghisapnya kuat.Lidahnya menjilat ke seluruh permukaan bukit kembar ku seolah menjilat ice-cream. Kedua puting susu ku dihajar secara bergantian hingga mengacung tegak kedua-duanya.
“Oohh… oohhhh… ooohhhhhh ren….” suara rintihan ku tak lagi tertahan. Tubuhku mengelinjang gelinjang karena nikmat akibat perbuatannya. Putingku menjadi sangat sensitif, rendy benar-benar berpengalaman melakukannya. Aku tak menyadari tubuhku kini sudah terbaring diatas kasur, dadaku terlihat naik turun mengiringi nafasku yang mulai tak beraturan. Sejak tadi celana dalamku sudah terasa sangat basah oleh cairan bening yang terus menerus mengalir keluar dari kemaluannku.
Sambil terus menyusu tangan rendy mulai mengelus-elus permukaan perut ku yang rata. Jemarinya bermain disekitar pusar ku, lambat laun bergerak menjelajah semakin ke bawah meraba bagian dalam paha. perlahan menelusup ke pangkal paha, dan mulai mengelus gundukan bukit kemaluan ku yang masih tertutup celana dalam renda-renda hitam. Lalu jemarinya menemukan gundukan itu sudah basah dengan sebuah garis membelah tercetak pada permukaan kain celana dalamku.
Tangan rendy meremas lembut gundukan ku dan menggunakan jari tengahnya mengusap belahan tipis tersebut, perlahan ke atas dan kebawah. aku menggigil rangsangan yang tiada henti silih berganti. Hingga akhirnya jemari Rendy bergerak ke samping. Jemariku berusaha mempertahankan penutup tubuhku yang terakhir ketika aku rasakan rendy perlahan berusaha menariknya ke bawah. “Ohhh!! Reenn.. jangannn yang ituuu … …” ujar ku lirih. Perlahan rendy melepaskan cumbuannya pada dada ku , berangsur kecupan-kecupannya turun semakin ke bawah.
Lalu ia sampai pada tempat diantara pahaku, Percuma saja aku berusaha merapatkan kedua kakiku. Kepala rendy sudah terlebih dulu masuk di antara kedua pahaku . rendy berhasil membenamkan wajahnya pada selangkanganku.
Walau masih tertutup oleh celana dalam, lidahnya menjilati seluruh permukaan kain lembut itu. Gundukan itu semakin basah oleh air liur rendy terutama pada belahanku. Jemariku tak kuasa lagi mempertahankan celana dalamku ketika untuk kedua kalinya rendy menariknya.
Benda itu akhirnya menyusul lepas sehingga kini tubuhku sudah tak tertutup selembar benangpun. “mbak..dewi…..cantikkk sekalii….” Bisiknya lirih “rennnn……kamu liat apaaa?…..aaa”Dengan ke dua telapak tanganku secara spontan menutup selangkanganku karena malu. Wajah rendy hanya beberapa mili dari milikku yang paling pribadi. Rendy mengecupi kedua pahaku pelan-pelan hingga ke sekitar selangkangan termasuk jemari lentik ku.
Lama rendy bermain di situ, perlahan jemariku membuka dengan sendirinya. Aku hanya terlentang pasrah. Semuanya sudah terlanjur sulit untuk dihentikan lagi. Kini tak ada penghalang lagi bagi mulut dan lidah rendy untuk mengeksplorasi bagian paling intim milik aku.
“Ohhh…” desah ku saat rendy mengecup lembut belahan bibir kewanitaanku . rendy mengecup lagi.. dua kali…tiga kali..lidahnya disapukan dari dari bawah hingga ke atas. Crass..crasss..cairan memancar meleleh keluar dari belahan vagiana dan kemaluanku.
Dengan penuh ketelatenan dia melahap dan menghisap tiap mili vagina ku yang sudah basah itu, lidahnya dengan liar menjilati dinding vagina dan sesekali sapuannya menyentuh kelentitku . Jilatan lidahnya segera ia pusatkan ke situ, ia memulai menjilat dengan lembut. Secara perlahan-lahan sekali, lalu gerakan lidahnya dipercepat dan tekanannya makin kuat. Kelincahan lidahnya bergerak memberikan sensasi luar biasa bagi ku.
Sesekali rendy menggunakan bibirnya untuk menghisap kelentiku itu seakan-akan ia berciuman dengan vagina ku. dan secara bersamaan lidahnya menggelitik kelentitku yang berada di tengah dengan gerakan lidah. Perlahan, kuluman dan jilatan pada kelentitku membuatnya mengeras bak sebuah kacang.
Aku menunduk untuk melihat perlakuannya terhadap selangkanganku aku terpekik pekik-pekik kecil dibuatnya. Rasa geli dan sengatan birahi membuat aku semakin tak mampu menahan laju gairah Rendy Kedua paha ku mengepit kepala Rendy.
Sampai akhirnya sebuah orgasme datang menyapaku untuk pertama kali dalam kehidupan ku, kudapatkan dari oral sex. “Auuuwwwwwww!!!!…rennnnn!!!!!!!!” aku terpekik tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat. Otot-otot vaginaku mengejang dahsyat, berkontraksi kuat dan berirama, cairan cintaku memancar lebih banyak lagi hingga tumpah di sprey.“Inikah yang disebut orgasme oral? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan.
Tapi aku memperoleh orgasme pertamaku dari jilatan-jilatan lidah dari orang yang bukan suamiku” pikirku. Aku benar dibawah pengaruh obat perangsang, setelah orgasmepun aku masih memiliki gelora seolah tiada habisnya. Masih tersisa rasa maluku untuk meminta rendy agar segera memuaskan aku dengan penisnyai.
Aku masih menikmati sisa2 orgasmeku, rendy segera menindih tubuhku. Ia berusaha merentangkan kedua pahaku, namun aku bergeming kusilangkan kedua kakiku. Rendy tak juga mau menyerah, dengan telaten dimasukkan kontolnya diantara jepitan pahaku. “Rendy… kamu mau apaaa?..”
“mbak pernah petting ngga?” bisik Rendy ketelingaku, aku menggeleng, aku sungguh tak mengenal istilah tersebut. “Kita cobain yuk” bisiknya lagi,“rennnn…..jangan….aku ngga mauu”“ngga pa pa… Rendy Cuma mau masukin kepalanya aja trus Rendy cabut lagi” Rendy mengosokan ujung penis ke atas dan kebawah pada bibir vagina ku. “ja..ngannn rennn ..ohhhhh”Rendy dalam posisi yang tepat sehingga aku tak kuasa mencegahnya.
Leppp!!! Ujung kulup Rendy yang mbdol besar itu lenyap juga membelah dan masuk ke belahan liang ku. “ngga sakit lagi kan mbak? Rendy masukin lagi ya mbak seperti tadi?”“ngga mau ah” aku masih menahan gengsi. “ Rendy janji ngga dalem-dalem” aku mengeliat saat benda itu kembali bersarang di kewanitaanku, diiringi geli dan nikmatnya bukan kepalang.
Setelah masuk Rendy menahannya lebih lama dari tadi. Pinggul Rendy mulai bergerak mundur maju mengocok lembut vagina ku. Ia tarik mundur sedikit namun tak sampai penisnya lepas tercabut lalu kembali melesak masuk lagi sedalam tadi. Memang tak banyak gerakan yang dibuat Rendy, namun itu cukup untuk membuat aku menggelinjang nikmat.
Ia gosokan penisnya ke atas dan ke bawah belahan vaginaku menyentuh klitoris lalu lalu perlahan bulatan kepala masuk hingga memenuhi pintu vaginaku “uhh.. dia masuk lagiii” gumamku lirih. Rendy mengocok dengan cepat. Membuatku terbuai dan larut dalam goyangan birahi Rendy. Beberapa menit ini aku cukup kelabakan menangani napsu anak ini yang tak kunjung reda.
Aku harus berusaha menghindari Rendy, aku takut makin terhanyut oleh permainan anak itu hingga akhirnya harus menyerahkan milikku yang paling berharga. Namun selalu seperti sebelumnya, aku tak bisa. aku tak sanggup menolak.
Naluri kewanitaanku juga menginginkan belaian-belaian dari rendy.Kenikmatan itu begitu memabukkan, membuatku ketagihan, Ughh…penis itu kembali menancap vaginaku. Gatal nikmat menjalar cepat menyengat selangkanganku akibat ujung sengat Rendy. “Mbak….” “Egg?”
“boleh ya mbak, kali ini … Rendy masukan semua titit Rendy kepunya mbak?” aku telah menduga sejak awal kalau akhirnya rendy akan meminta hal itu juga. “Jangan rennn …, Rendy kan sudah janji . tidak akan melakukan lebih dari hanya sebatas petting..” Dengan akal sehatku, aku masih berusaha mengendalikan hasrat pada dirikuyang juga menggelora. Aku bukan tidak tahu resiko permainan apiku dengan Rendy.
Hanya tinggal satu langkah lagi akudan Rendy akan melakukan apa yang hanya boleh aku lakukan dengan suamiku yang sah. “Rendy ngga mau ingkar janji sama mbak, tapi…kalau mbak ijinkan meski hanya sekali ini saja Rendy ingin menjadi laki-laki yang ngentot sama ibu, demi cinta Rendy sama mbak” Rendy masih menindih tubuh sintal aku, itupun Ia terus menerus memberikan rangsangan terhadap tubuh ku, mulutnya menghisap kuat puting sebelah kiri payudara ku karena ia tahu yang kirilah yang paling sensitif.
Sementara kepala penisnya tetap bergerak keluar masuk dalam kelopak vagina ku, ini adalah posisi paling aku sukai Ia merasakan kenikmatan ganda. Hampir satu jam lamanya ia melakukannya. Entah kenapa Rendy tak kunjung ejakulasi padahal aku sudah empat kali memperoleh orgasme.
Semakin lama vaginaku semakin sensitive terhadap rangsangan. Bahkan orgasme yang terakhir barusan nyaris membuat air kecingku ikut memancar keluar bersama cairan cintaku. Rasanya aku tak mampu terus menerus melawan kemesraan yang diberikan Rendy padaku
“Rennnn……masuk..kan…semuaaa, mbak tak tahann lagiii ohhhh…” akhirnya aku berbisik demikian ke telinga Rendy, Rendy bukan main terkejut namun gembira mendengar penyerahan terakhir kunya itu, sungguh ia tak menyangka akhirnya aku mengijinkannya melakukan penetrasi penuh ke liang senggamaku. “ughhh mbakkkk.…
Rendy entot sekarang ya?” ujar rendy lirih “Iya rennn..iya.. milikii mbak sayangg!!!! Ohhh!!” rintih ku. Tak ada rasa malu yang tersisa aku sudah tak peduli lagi terhadap statusku sebagai seorang istri ustad. Birahiku sudah sampai pada titik puncak Kini aku hanya butuh penuntasan dari rendy menggumuliku.
Tak membuang waktu Rendy mendekap tubuh sintal ku Mulutnya menyergap kembali putting sebelah kiri ku.
Melumatnya untuk meningkatkan rasa nikmat bagi ku sebelum penyatuan itu terlaksana. Hingga tak terlalu sukar bagi penis Rendy melakukan penetrasi total. Rendy menurunkan pinggulnya dan dengan satu hentakan lembut kewanitaanku merengang dan terkoyak “Awww.. Rennnn!!!” pekik ku lirih perih saat kontolnya memasukki lorong nikmatku, jemarinya mencengram pinggul Rendy.
Penis nya terus mendesak masuk perlahan menjamahi semua keindahan yang sudah sekian lama didambakannya di dalam sana hingga akhirnya berhenti setelah ujungnya yang berkulup menyentuh dasar liang cintaku.
Penantian Rendy selama ini telah menjadi kenyataan, kini aku sudah menyerah secara utuh dalam dekapan eratnya. Kulit ku yang halus lembut bersentuhan tanpa penghalang dan batas apapun dengan tubuh kasar Rendy. Kemaluan kami bertaut erat menyatu dengan sempurna seakan penis Rendy memang tercipta bagi vaginaku begitupun sebaliknya.
“Ougghhh..rennnn…pelann pelannn…” aku mulai merasakan sengatan nikmat melanda selangkanganku, Rendy mengocok lembut daging kejantanannya. Ditariknya sedikit sejauh satu senti menghujam lagi perlahan hingga menyentuh dasar rahim lalu dua detik ditahannya di sana.
Berulang-ulang ia ulangi gerakan itu“Ouhh…uuu..rennn” aku mengangkat pinggulku tiap kali kontol Rendy ditarik keluar, begitupun bila penis Rendy menekan masuk, aku mengikuti arah gerakannya. Vaginaku begitu penuh sesak oleh daging cinta hitam milik Rendy. Gatal dan nikmat makin tak tertahankan. Ketika orgasmenya datang akupun pun terpekik “rendyyyyyyy!!!!!!!! Oughhhhh…”
Akupun mempererat dekapanku, Kedua kakiku melingkar dipinggul Rendy dan menekannya. Ini orgasme ku hasil persetubuhan secara penuh dengan Rendy. Bola mata ku lenyap hanya tinggal putihnya. Cairan cintaku memancar deras, sungguh tak terkira nikmatnya, jauh lebih nikmat dari sebelumnya, bahkan berjuta kali jauh lebih nikmat dari petting barusan. Rendy tahu apa yang harus ia lakukan saat itu, Ia berusaha menambah sensasi kenikmatan orgasme bagi ku.
Sambil bertahan ketika vagina ku berkontaksi melumat penisnya, ditekannya benda itu sedalam dan selama mungkin pada kemaluan wanita itu. Lalu dikerahkannya kekuatan otot kemaluannya untuk membuat denyutan-denyutan berirama dan keras, nampaknya ia berhasil. Vaginaku masih terus menghisap penisnya hingga satu menit. “mbak….dewi…enaakkkkkk!!”
Rendypun terpekik dalam sensasi nikmat. Rendy menggigil menahan nikmat namun ia tak mau berakhir secepat itu. Spermanya seakan ingin meledakan di ujung penisnya namun masih dapat ia pertahankan sekuat tenaga. Rendy tetap mengocok penisnya kali ini secara cepat. aku terkejut gerakan Rendy kali ini membuatku begitu cepat melambung “Ohh.. Rendyiii… kamu kuat sekaliiiii”. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com
Nampaknya sesi kali ini tidak berlangsung lama, baik Rendy maupun aku tak mampu lagi bertahan.“mbak dewi sayaaang…Rendyii sudah mau keluaarrr!!” aku mengeratkan jepitan kakiku pada pinggul Rendy mencegahnya untuk mencabut penisnya. Segera hanya hitungan detik, orgasme dasyat melanda kami berdua. Seketika itu juga Rendy menekan tititnya secara penuh dan membentur mulut rahimku.
“arrrggghhhhhsss………..Rendyyyyyyyyyy” jeritku disusul Vagina ku berkontraksi hebat melumat tiap senti daging penis Rendy, menghisapnya dengan segenap cinta dan kepasrahan. aku rasakan sekujur tubuhnya menggigil. Kesadaranku sejenak hilang, pandangannya nanar, serasa jiwanya melayang tinggi, raganya serasa terendam ke dalam samudera kenikmatan ragawi yang tak bertepi. Secercah cahaya putih yang berpendar di matanya lalu menjadi kabur. Entah berapa lama ia tak sadar.Rendy pun mendekap erat tubuhku.
“Ouggghhhhh..mbak!!!!!!..Rendy keluarrrrrr!!!!” pekiknya merasakan kenikmatan yang datang jauh lebih dasyat dari pada sebelumnya. Nampaknya kali ini Rendy tak mampu bertahan lagi. Pertahannya runtuh oleh nikmatnya lumatan dasyat vaginaku sungguh membuat kejantannya tak berdaya.
Penis rendy berdenyut denyut kencang, air mani yang tersimpan dalam testisnya selama hampir satu jam ini tak tertahankan meletup dari ujung kepundannya dan memancar deras pada tiap denyutannya.
Denyutan yang menghentak berulang-ulang jauh lebih dering dan keras dari biasanya, Rendy seakan-akan ingin mengosongkan seluruh isi testisnya ke dalam rahim ku. Orgasme dasyat itu berlangsung sekitar satu setengah menit namun bagi ku dan. Setelah orgasme ku mereda dan kesadaran kembali pulih, aku berusaha mengatur napasnya. Penis Rendy pun masih menancap ketat.“Uhh..rennn…cabut duluu” pinta ku lirih ketika aku rasakan kewanitaanku agak ngilu.
Rendy mencabut perlahan meski ia masih ingin berlama-lama di dalam situ. “Plokk…” saat benda itu terlepas sebagian sperma Rendy tumpah ke seprey. aku memperhatikan bercak-bercak lendir putih menempel pada penis Rendy. Aku tersadar telah melakukan hal terlarang dan telah larut didalamnya. Kepalaku menjadi semakin berat, tiba2 gelap telah menutup mataku dalam keadaan bugil aku tidak sadarkan diri didepan mata rendy…