“Aaahhh….. bapakkhhh”. Tangan Pak Randi yang makin gencar mengelus dan menarik- narik puting Ciara membuat gadis itu makin kelojotan. Ia masih sange karena rangsangan dari Pak Roan dan Raka tadi, sekarang ditambah dengan tanga nakal Pak Randi yang tak mau berhenti.
“Kenapa cantik. Kok sampai kelojotan gitu?. Padahal gak bapak apa-apain loh. Kamu lagi gak enak badan ya?”. Pak Randi pura-pura polos sambil tetap meraba sambil meremas- remas susu Ciara yang makin keras karena nafsunya yang makin naik.
“Aaahhhh bapaaaakkk……ssssshhhhh Cia gak kuat aaahh.. jangan mainin susu Cia pak. Cia gak tahan, gatel banget aaahhh uuhhh”. sambil meracau Ciara juga menggerak- gerakkan pinggulnya, berharap lembahnya yang sudah lembab itu bisa digesek oleh celana dalam tipisnya.
Tapi bukannya mereda, memek Ciara makin geli dan gatal. Ciara bahkan mencoba menggesekkan memeknya ke tangan Pak Randi. Namun pria itu sepertinya sadar dengan gelagat Ciara, karena ia mencoba menjauhkan tangannya yang bebas dari tubuh Ciara.
“Gatel kenapa Ciara, apanya yang gatel hmm?. Mau bapak apain?”. Sengaja pria itu hanya menyentuh susu Ciara, padahal tangannya benar- benar tak tahan untuk menyentuh benda basah nan menggiurkan dibawah sana.
“Aaahhh…. ssshhhh bapak aahhhhhh…… itu nngghh memek sshhh….. memek Cia gatel aaahhh banget pakkhhh….. gesek aaahh gesek memek aaahhh Ciaaa paaakkhhh…. Cia aaahhh mohhooonnnhhh”.
Ciara langsung menarik tangan kanan Pak Randi yang masih parkir di susunya menuju memeknya. Ia sudah tak tahan ingin disentuh pria. Bahkan saat mengarahkan tangan Pak Randi, memek Ciara tak berhenti berkedut membayangkan tangan besar itu memelai memek gatalnya.
“Ooohh ini. Ini ya yang gatel”. Pak Randi menangkup memek Ciara di semua permukaan telapan tangan Ciara. Dengan gemas ia malah meremas memek Ciara yang pastinya makin membuat Ciara uring- uringan.
“Aaahhh… Ssshhh paaakkhhh”. Ciara mecoba melepaskan memeknya dari remasan pak Randi dengan menggoyang pinggulnya. namn bukannya terlepas, yang ada memek Ciara malah makin gatal berkat gesekan antara tangan dan memeknya.
“Memek lontenya gatal hanya karena saya mainin puting kamu ya?. padahal belum memeknya lo yang dimainin tangan nakal saya. Mungkin bakalan bocor ya sayang. Kalau kena kontol saya gimana?”. Pak Randi mulai memaju mundurkan tangannya menggesek memek Ciara. Ia mencium sekilas pipi Ciara dan menjilatnya.
“Aaahhh…. ssshhh nnggghh mancur paakkhhh…. memek aaahh Ciara sshhh bakal mancur kalauu ssshhh kena kontol aahh bapakkhhh…..”. mendengar perkataan vulgar Ciara, Pak Randi langsung melumat ganas bibir Ciara. Pria tampan itu memojokkan Ciara hingga pantat besarnya berbenturan dengan seat bus.
cup… cup… cup… slruupp slrupp slruupp
Ciuman mereka terasa sangat panas dan menuntut, makin nikmat ciumannya tak terasa kaki kiri Pak Randi sudah berada tepat di antara kaki Ciara. Yang artinya kaki kekar itu siap menggesek aset Ciara yang sudah amat basah.
Ciara yang merasakan ada sesuatu di antara kakinya sontak saja menempelkan memeknya dan menggoyangkan pinggulnya maju mundur seperti ia ngentot dengan kontol besar. Kali ini ia ngentot dengan kaki pak Randi yang masih sibuk menggigit bibirnya.
“Aaahhh paakk sshhh…. Memek Cia aaahhh mau ssshhh pipiss hhhhh….. Aaaahhhh aaahhhh AAGGHHHH”. Ciara mendesah keras karena pak Randi tiba- tiba juga ikut menggerakkan kakinya menggesek memek Ciara.
“Memeknya kedut- kedut ya. Memek nakalnya gak tahan mau muncrat ya sayang”. Makin cepat gerakkan tangan pak Randi membantu pinggul Ciara bergerak sambil tanggannya meremas kuat pantat montok si gadis.
“Aaahhh….aaahhh.. ssshhh cia nggak kuat aahh….nggghhh paakkk. Cia aahhh…. Cia mau muncrat”. Mendengar itu pak Randi memegang tangan Ciara agar mengangkat roknya, dan ia segera berjongkok bersitatap dengan memek Ciara yang sudah dari tadi menggodanya.
Ia pinggirkan g string Ciara untuk melihat dengan jelas memek Ciara yang indah dan terlihat sudah meneteskan cairan. Tangannya membuka bibir memek dan menyentuh itil besar Ciara. Pak Randi memasukkan 2 jari besar dan panjangnya langsung ke lubang Ciara dan segera menyodoknya.
“Loh kamu emang binal ya Ciara. Pakai vibrator waktu study tour”. Tangan kiri pak Randi yang bebas menggesek dan mencubit itil Ciara yang sudah keras dan menggoda. Ia bukannya mengeluarkan vibrator itu, tapi makin menekannya di dalam memek Ciara.
Sibuk mengobok lubang Ciara, vibrator itu tiba- tiba bergetar dengan level paling tinggi dan memancing tangan pak Randi untuk makin kurang ajar pada memek Ciara.
“Aahhhh ssshhhh….. Pak Cia aaahhh mauhhhh aahh….. Ahhh….. AAAAAGGHHH AAAAHHHH SSSHHH…. NGGGHHH CIA KELUAAARRRRHHHHHH……AAAAHHHHH”. Bukannya berhenti, pak Randi makin menjadi memainkan memek Ciara hingga ia tak berhenti mancur. Memeknya terasa begitu tersiksa namun nikmat karena tangan pak Randi.
“Waaaahhh…. sayang, kamu sengaja hidupin vibratornya ya pas lagi saya kocok gini memeknya. Dasar lonte”. Sambil menggoda CIara, tangannya masih membelai mengocok memek CIara yang sampai dua menit masih mengeluarkan cairan walau tidak muncrat lagi.
“Aaahhh… sshhh bukan aahh bukan Ciara yang shhh…. masukkin paaakkkhhhh. Aaaahhh udahh aaahhh paaakkk memek Ciaa sssshhh ngiluuhhhhh nnggghhhh”.
Ciara mencoba menjauhkan tangan Pak Randi dari memeknya, namun tentu saja itu usaha yang percuma. Karena kini pak Randi sudah berdiri dan menahan kedua tangan Ciara ke belakang. Jadi posisi Ciara kini terlihat membusung memberikan susunya pada pak Randi untuk dijamah.
Masih terbungkus baju tidak menghalangi niat pak Randi untuk menghisap dan mengemut puting susu Ciara yang sudah keras dan menantang. Ciara lagi- lagi harus merasakan siksaan yang nikmat dari tangan dan mulut seksi pak Randi.
Tiba- tiba pak Randi menghentikan rangsangan pada tubuh Ciara. Bahkan dengan sengaja ia berdiri berjarak sekitar 5 jengkal dari tubuh Ciara. Gadis yang sudah kembali terangsang itu tentu saja melihat pak Randi dengan tatapan bingung dan melas.
“Aaaahhh paaakkk~~”. Ciara mencoba berjalan sedikit mendekan ke arah Pak Randi sebagai permintaan agar kembali di sentuh pria itu. sumber Ngocoks.com
“Kenapa sayang, hhhmmm?”. Jahilnya, Pak Randi sengaja menjaga jarak dengan Ciara untuk menggoda gadis mungilnya itu. (walau dibeberapa bagian tidak mungkin mungil yaa )
“Cia mau dimainin lagi hikss…”. Wajahnya mulai memerah karena hasrat yang belum tersalurkan dengan utuh.
“Apa yang mau dimainin lagi hmm?”. Bukannya berhenti, pria tampan itu malah makin menjadi menggoda Ciara dengan tatapan tajam dan suara berat yang serak. Ia sengaja menahan nafsuya untuk mengentoti Ciara karena masih ingin menggoda Ciara.
Padahal benda besar dan berurat dibalik celananya sudah mengacung dengan sempurna tak sabar dijepit bibir Ciara. Bibir bawah tentunya.
“Memek sama susu Cia mau dimainin tangan bapak lagiihh. Hiikksss … Cia mohonhhh”.
“Memeknya gatal lagi?, mau di maiinin lagi memek lontenya, hmm?”. Kali ini pak Randi duduk di hand seat bus yang empuk, berseberangan dengan posisi berdiri Ciara yang sedang menggesek memeknya sendiri.
“Iyaaa aaaahhhh…..”.
Bersambung…