Lengan kuat berurat terlihat melingkat di pinggang ramping Ciara yang terlelap. Dua manusia berbeda kelamin yang sedang telanjang itu terlihat kelelahan dan menikmati hasil kerja keras mereka tadi.
Mereka melakukan aktivitas dewasa itu dengan durasi yang cukup lama dan dengan banyak ronde. Wajar saja jika mereka kelelahan sekarang.
” papiii, Ciara lapeeerr”. Ciara merengek pada papinya saat mereka berdua mendengar suara perut keroncongan Ciara.
“Papi pesen ya sayang. Kamu mau apa, pilih dulu pakai hp papi. Papi mau mandi dulu, papi harus ke kantor sekarang”. Dengan senyum nya yang begitu tampan, ia bicara dan menatap Ciara dengan penuh Cinta.
“Papi ngapain ke kantor?. Ciara sendiri dong di rumah”. Ciara bicara dengan nada manja dan merengek pada papinya. Nada yang begitu menggoda bagi sebagian pria.
“Ada masalah di kantor papi sayang”. Matthias bicara dengan lembut menenangkan Ciara.
“Ya udah deh pi”. Ia terpaksa mengalah pada kantor sang papi. Jika keras kepala, bisa- bisa uang jajannya dipotong. Jangan sampai.
Tanpa bicara lagi, Matthias pergi ke kamarnya untuk siap- siap. Sedangkan Ciara masih memilih makanan yang akan ia pesan.
####
Sambil menunggu pesanannya datang, Ciara mulai membuka aplikasi cerita dewasa. Ia membuka sebuah cerita tentang wanita muda. Ada chapter dimana wanita itu juga tengah menunggu makanan yang dipesan.
Saat pesanan itu datang, dengan berani wanita itu mengambilnya dengan balutan handuk yang menutupi tubuhnya. Sebenarnya tidak menutupi seluruh tubuh. Hanya menutupi setengah dada dan pahanya. Bahkan puting susu dan memeknya nyaris terlihat.
Dengan birahi yang sudah memuncak wanita itu menggoda pria yang mengantar makanan dengan tubuh seksinya. Dengan berani wanita itu membuka sedikit handuknya hingga mempertontonkan puting tegangnya pada sang kurir.
Belum sadar, pria itu dikejutkan lagi dengan tangan wanita itu yang meraih tangannya kemudian dengan cepat ia langsung saja menyentuhkan telapak tangan pria tepat ke tengah- tengah memek basahnya.
Ciara yang membaca chapter itu tiba- tiba jadi sange lagi. Padahal ia sudah lelah karena gempuran tak berhenti papinya.
“Iih kayaknya enak deh digrepe- grepe orang nggak dikenal. Aku juga pengen kayak di chapter ini, tapi takuut.”
“Iih, aku pengen banget itil aku dimainin kayak gini. Pasti cepet banget ya keluarnya, apa lagi kalau tambah dientot.. aaahhh”
Ding… Dong
Ding… Dong
“Ooh udah dateng mas nya. Gak usah pake baju kali ya, mungkin aja masnya mesum trus sangean kan plus berani juga. Biar langsung grepe aku tanpa dipancing. Hihihi…..”
“Ooh iya duitnya lupa. Banyak juga ya ditinggalin papi, aku pesen banyak juga sih.”
Ding… Dong
Ding… Dong
“Iya mas, sebentar”.
“Iih mas nya gak sabaran deh. Apa lagi kalau liat aku gini yaa… Hehe”.
Untung aja tadi aku udah bilang ke mas nya buat langsung masuk aja, kalau gak kan aku harus bukain pagarnya dulu. Mana setengah telanjang lagi.
“Maaf lama ya mas, saya lagi mandi jadi nggak kedengaran”. Pas banget kaya yang aku pikirin. Masnya cuma liat wajah aku bentar aja, terus fokus ke badan aku apa lagi paha sama susu aku yang hampir liatin putingnya. Udah gitu masnya keliatan mesum lagi.
“A.. gapapa dek, saya gak buru- buru kok”. Dia tetap aja liatin susu aku.
Aku goda aja kali yaaa. iih nakal banget ya aku. baru dipegang beberapa orang aja padahal, hehehe.
aku sengaja menyenggol ikatan handukku agar sedikit longgar dan saat aku gerak. Benar saja, saat aku mencoba mengambil bungkusan makanan dari tangan mas nya, handuk yang aku pakai hampir lepas dan membuatku telanjang bulat.
“Aaahh”. Aku sengaja menjerit dengan sedikit desahan sambil mengangkat handukku lebih tinggi. Sehingga aset ku yang sangat menggiurkan itu menyapa nya dengan malu- malu.
“Ahh maaf ya mas. Jadi gak sopan di depan mas nya”. Entah kenapa aku suka dengan pandangan mas ini yang seakan menelanjangi aku. Bikin memek aku banjir aja deh.
“Ooh gak papa kok dek. Saya gak keberatan sama sekali”. Dia bahkan tidak menatapku sedikit pun, sibuk menatap lapar memek imut ini.
“iih mas nya bisa aja deh”. Aku dengan berani menyentuh lengan kanan mas itu. Uuuh sangat kokoh, pasti enak kalau digesek ke memek deh.
Aku yang emang udah sange karena situasi ini, tidak memerhatikan paha ku yang ternyata udah dialiri semacam air. Berbeda dengan mas itu, ia kelihatan sangat fokus menatap paha ku yang tiba- tiba basah.
Karena terjebak di situasi yang mendebarkan begitu membuat aku makin banjir dan makin membuat mas itu bernafsu menatap bagian bawah ku. Aku juga melihat tonjolan yang cukup besar di balik celana jeans nya. Iiih mas nya tegang karena aku niih.
“Mau saya bantu tarok di dalam aja gak dek. Karna kan tangannya sibuk tuh, megangin handuk yang nutupin itu…”. Kayaknya si mas sadar deh aku goda, ia menatap susuku yang nyaris keluar tanpa malu- malu.
“boleh deh mas, kalau mas nya nggak keberatan. Saya lagi sibuk nih, soalnya”. Aku juga dengan makin berani menggerakkan tangan ku yang ujung- ujungnya membuat susuku yang montok itu bergoyang.
Aku dengan sengaja berjalan lebih dulu sengaja memamerkan pantat ku yang bohay. Biar masnya makin menggila. sumber Ngocoks.com
“Tarok disini aja mas…”. Aku dengan gerakan yang sedikit slow membalikkan badan yang ternyata hampir berdempetan dengan mas nya. Belum sempat aku melanjutkan ucapan ku, tangannya yang besar dan lebar itu dengan berani langsung mengelus memek ku yang basah. Bukan susu atau pantat, tapi langsung memek aku loh yang dia sentuh.
“Udah basah banget ya memeknya. Dari tadi manggil- manggil nih memeknya. Pengen di entot ya, sampai kayak lacur gitu godainnya”. Tanpa waktu lama, tangannya langsung menggesek itil dan menusuk lubangku pakai dua jarinya yang besar dan panjang- panjang. Uuhh benar- benar nikmat.
“Aaaahh…. maaass… enak banget aaahh…. colok terus aaahh…. colok terus mas memek aku iisshh aaaahhh”.
“Enak ya dek, memeknya dicolok- colok orang gak dikenal gini”. Makin cepat jari- jari mas itu mengocok dan menggesek itil aku. Aduuh rasa nikmatnya sampai bikin aku pusing.
“Aaahh iya mas, enak banget. Cepatin lagi mas tangannya, aku mau keluar aaahh… aaahh.. ssshhh.. uuuhh… enaaaakkkk”. Tanganku yang tadi menahan handuk sudah berpindah meremas susuku sendiri, dan tentunya aku sekarang jadi telanjang bulat di depan mas itu dengan handuk yang tergeletak di lantai.
Baru aja si mas mau masukkin puting aku ke dalam mulutnya, telepon genggamnya bunyi. Aku lihat namanya, boss. Tanpa babibu si mas langsung menarik tangannya dari memekku yang sialnya sebentar lagi mau croot dan menjawabnya dengan cepat.
“Nanti kita lanjut ya sayang. Sorean mas kesini lagi, buat ngentot”. Aku yang awalnya bingung, langsung mengambil hp si mas yang kebetulan udah nganggur dan mengetik nomor telfon ku.
“Telfon ya mashh”. Dengan suara manja dan mendesah aku mengingatkan masnya. Dan di balas dengan elusan ringan di memekku yang buat aku menggelinjang.
“Pasti”.
Bersambung…