**Dina Kania**
Tangan Dina bergetar hebat saat dia melepaskan kancing bajunya sambil meliuk-liuk tubuhnya. Pandangan mata Pak Michael tidak lepas dari kedua buah dada Dina yang masih tertutup kemeja, menunggu dengan penuh harap untuk menyaksikan pemandangan indah berupa bukit kembar Dina dalam kondisi tidak tertutup sehelai benang pun. Dina ingin berhenti, tapi tangannya justru terus membuka kancing dan melepas bajunya. Bra dan isinya yang putih mulus dan montok menjadi perhatian utama Pak Michael.
Dina meraih pengait bra di belakang dan melepaskannya. Saat bra itu menggantung di atas buah dadanya, Dina mulai ragu-ragu dan berusaha menggunakannya menutup buah dadanya. Dina melepaskan celananya sambil masih memegang bra.
Pak Michael jelas menikmati pertunjukan striptease ala Dina Kania ini. Sudah jelas bagi pria tua itu bagaimana malunya perasaan Dina, yang tentu malah menambah nikmat rangsangannya. Saat buah dada Dina keluar dari bra, Pak Michael bisa melihat puting buah dada Dina sudah membesar, tentu karena udara dingin. Saat melepas celana panjang sambil sesekali bergoyang, Pak Michael memperhatikan celana dalam yang dipakai Dina.
Celdam putih biasa saja. Hal ini justru menambah minat Pak Michael. Lebih jelas lagi kalau Dina adalah seorang ibu rumah tangga yang sederhana dan mungkin orang yang pernah melihat Dina dalam kondisi setengah telanjang hanyalah Hasan dan dirinya sendiri.
Dina menggigil ketakutan. Wanita cantik itu berdiri setengah telanjang di hadapan pria asing yang juga bos dari suaminya. Satu tangan mengapit bra yang sudah hampir copot agar tetap menutupi buah dada dan tangan yang satu lagi menangkup selangkangannya sambil terus meliuk-liuk tubuhnya dan kemudian menggigit bibir bawahnya. Pemandangan erotis yang sungguh menyenangkan bagi Pak Michael.
Dengan satu gerakan tak terduga ketika meliuk-liukkan dan memutar tubuhnya membelakangi Pak Michael dilemparkannya bra ke samping dan ketika Dina kembali memutar tubuhnya menghadap bos dari suaminya itu sehingga Pak Michael bisa menyaksikan tubuh istri pegawainya yang nyaris telanjang karena kini hanya ditutupi oleh celdam warna putih.
Pak Michael menatap si cantik Dina dan menikmati ketidaknyamanan wanita itu. Tapi dia kemudian menjadi tidak sabar. Pak Michael membuka tasnya dan melambaikan amplop manila ke arah Dina. Istri Hasan itu tahu apa yang dimaksud Pak Michael dan mengambil nafas sekaligus keberanian ganda. Dina menarik celana dalamnya ke bawah secepat mungkin dan langsung menutup selangkangannya kembali dengan tangannya.
Dina kini sudah berdiri tanpa sehelai benangpun di hadapan Pak Michael, dan berusaha keras menutupi buah dada dan memeknya.
“Teruskan bergoyang seperti tadi.. angkat kedua tanganmu keatas kepala kemudian berputar dengan kedua tangan terbuka di samping tubuhmu..” kata Pak Michael dingin.
Dina tahu inilah saatnya. Saat-saat penentuan. Apakah dia akan menunjukkan tubuh telanjangnya pada laki-laki di hadapannya ini? Setelah mempertimbangkan resiko tidak melakukannya, Dina menarik nafas panjang dan menyerah.
Berdiri tegap dan bergetar hebat, Dina melakukan apa yang diinginkan oleh Pak Michael dan akhirnya Dina mempersembahkan keindahan tubuh telanjangnya yang luar biasa mempesona pada pria tua didepannya selain suaminya. Dina membenci pandangan asusila Pak Michael pada dirinya, dia membenci pandangan laki-laki tua yang sedang memuaskan diri dengan menjelajahi sekujur tubuhnya.
“Berbaliklah sambil menggoyangkan pinggul.. perlahan.. aku ingin menikmati kemolekan tubuhmu dari sisi belakang.” kata Pak Michael.
Dina menurut, sambil menggoyangkan pinggulnya Dina berbalik tubuhnya. Ruangan itu menjadi sunyi dan bagi Dina semuanya menjadi lebih parah karena tidak bisa melihat ke arah Pak Michael. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan laki-laki tua itu. Bagi ibu muda yang cantik dan sederhana itu, kesunyian ini seakan berlangsung amat lama.
“Renggangkan kakimu..” suruh Pak Michael.
“Bagus. Sekarang membungkuklah dan lihat kemari melalui sela-sela kakimu..” lanjut Pak Michael.
Pantatnya yang mulus terangkat merangsang dan memeknya tanpa penutup terlihat jelas di hadapan Pak Michael. Dina menahan nafas saat dia melihat ke arah Pak Michael di antara sela-sela kakinya. Pria tua itu telah melepas semua pakaiannya hingga telanjang seperti dirinya dan dilihat oleh Dina kontolnya yang mengeras mengacung bagaikan menantang langit.
Tidak hanya keras, sepertinya kontol Pak Michael juga lebih besar – lebih besar dan panjang – daripada milik Hasan. Dina juga sadar kalau memeknya bisa dilihat jelas oleh Pak Michael. Angin semilir membelai bibir memeknya yang terbuka menantang. Sebelum ini belum ada satu orangpun yang pernah menyaksikan liang memeknya dengan posisi seperti ini, bahkan suaminya sendiripun belum pernah.
“Berjalan mundur kebelakang dengan posisi seperti sekarang..” ucap Pak Michael.
Dina pun melakukan itu semua sesuai keinginan Pak Michael. Dina melompat kesamping ketika jari jemari Pak Michael mengelus bagian dalam paha mulusnya. Dina berdiri tegak dan menarik nafas. Tapi ketika dia berdiri di samping bos Hasan itu dengan bertelanjang bulat, wajah cantik Dina langsung memerah karena malu.
“Kembali ke sini dan buka kakimu lebar-lebar!” perintah Pak Michael.
Dina berjalan gontai ke arah kursi tempat Pak Michael duduk dan memejamkan mata saat jari jemari Pak Michael masuk ke memeknya. Kali ini walaupun tubuhnya menggigil, Dina tidak beranjak seinci pun.
“Memekmu kering. Aku pengen memekmu basah, masturbasi dulu!” kata Pak Michael.
Dina tidak tahu seberapa jauh lagi dia bisa menahan malu. Bos suaminya tengah memasukkan sebuah jari ke dalam memeknya dan menyuruhnya bermasturbasi. Dina pertama kali bermasturbasi saat dia masih remaja. Dina tahu perbuatan ini tidak baik untuk pertumbuhan mental sehingga dia berhenti melakukannya. Tapi kini seorang pria asing memerintahkannya bermasturbasi langsung dihadapannya.
Dina mencari lubang memeknya dengan jari tengah dan menggosoknya dengan gerakan pelan. Wanita cantik yang dipermalukan itu kemudian merasakan desakan jari jemari Pak Michael di dalam memeknya pada saat dia bermasturbasi. Dina tidak tahu mana yang lebih memalukan – saat mata Pak Michael menatap jari tengahnya atau wajahnya. Kini jari jemari Pak Michael makin bebas keluar masuk liang memek Dina karena cairan pelumas dinding memeknya mulai mengalir.
“Duduk di pangkuanku” ucap Pak Michael dan mencabut jemarinya dari memek istri pegawainya.
Dina lega saat Pak Michael menarik jemarinya sehingga Dina bisa berhenti bermasturbasi. Dina kembali berhadapan dengan bos suaminya mencoba duduk di pangkuan Pak Michael dengan sesopan mungkin, dia berusaha menutup kedua kakinya dengan rapat. Tapi Pak Michael menggeleng dan kaki Dina segera dibuka lebar-lebar. Wanita cantik itu mencoba berdiri ketika melihat kontol Pak Michael berdiri tegak menantang.
Pak Michael tersenyum saat melihat Dina memalingkan wajah.
“Masukkan ini ke dalam memekmu..” kata Pak Michael sambil menggenggam batang kontolnya.
“Kumohon, Pak Michael! Aku tidak bisa melakukan ini! Aku sudah menikah! Ini- ini akan menjadi skandal! Ini zinah!” Dina merengek.
“Masukkan ini ke dalam memekmu, atau…..” ancam Pak Michael.
Dina tahu dia tidak punya pilihan lain. Duduk di pangkuan Pak Michael, Dina mencoba melesakkan kontol laki-laki mesum itu ke dalam memeknya tanpa menyentuh batang kontol bos Hasan itu. Tapi usaha Dina gagal. Ibu rumahtangga yang cantik itu mendesah kecewa dan dengan tertunduk malu meraih batang kontol Pak Michael dan menaikkannya ke atas.
Dina memposisikan memeknya di atas kontol yang sudah menghadap ke atas lalu perlahan melesakkannya sambil duduk di pangkuan Pak Michael. Dina bisa merasakan kontol yang besar dan gemuk itu penuh di liang rahimnya. Dina dan Pak Michael saling bertatapan, saat kontol Pak Michael melesak seluruhnya ke dalam memek Dina.
Tangan Pak Michael meraih buah dada Dina. Dielus dan diremasnya buah dada putih mulus, molek dan montok itu. Jemarinya menjepit puting susu Dina dan memutar-mutarnya dengan kasar. Dina merasa sangat malu saat puting itu mulai membesar. Dina berusaha keras menahan dirinya agar tidak terangsang dengan remasan dan perlakuan Pak Michael pada buah dadanya, tapi gagal. Buah dada Dina menegang dan putingnya membesar.
Tangan Pak Michael melepaskan buah dada Dina, tapi kini giliran mulutnya yang nyosor ke buah dada putih mulus si Dina. Saat Pak Michael mengulum satu putingnya, Dina bisa merasakan jari jemari Pak Michael menangkup bulat pantatnya. Diangkat, lalu diturunkan, lalu diangkat lagi, berulang-ulang. Pak Michael bergeser ke putingnya yang lain, lalu menikmatinya untuk beberapa saat.
Setelah bosan, Pak Michael menyandarkan kepala ke belakang dengan menggunakan lengan sebagai bantalannya. Dengan posisi relaks, Pak Pramono tersenyum sinis.
“Sekarang, pompa kontolku!” perintah Pak Michael.
Mulut Dina menganga tak percaya, dia telah dilecehkan, dihina dan diperdaya. Tapi wanita jelita itu melakukan apa yang diminta oleh Pak Michael. Karena membutuhkan sandaran, Dina meraih pundak Pak Michael dan perlahan mengangkat tubuhnya. Saat seluruh kontol Pak Michael hampir keluar dari memeknya, Dina menghentakkan tubuh ke bawah dan kembali ke pangkuan Pak Michael. Lalu Dina naik lagi, lalu turun, lalu naik, turun, naik turun, naik turun berulang-ulang.
Dina mengentoti Pak Michael, bosnya Hasan. Dinalah yang bergerak naik turun, meskipun Pak Michael sekali-kali menggoyang pinggulnya untuk menumbuk gerakan turun tubuh Dina, tapi ibu muda itulah yang bekerja keras. Dinalah yang saat ini sedang menyetubuhi Pak Michael! Meskipun hal itu saja sudah memalukan, tapi Dina kian tak punya muka saat merasakan kehangatan yang nikmat menjalar liang memeknya. Kontol Pak Michael yang jauh lebih besar dari kontol suaminya menjejal liangnya yang sempit dan memenuhinya dengan nikmat. Gerakan naik turunnya menjadi lebih cepat.
“Aaccchhhh.. occhhh.. acchhh..” Dina tak kuasa menahan desahannya.
Pak Michael mulai melihat perubahan pada wajah Dina. Pada awalnya, Dina bersetubuh dengan perasaan malu dan sakit hati, tapi kemudian perasaan itu berubah menjadi birahi. Pak Michael tahu Dina mulai menikmati ngentot dengan dirinya. Bukan maksud hati Dina untuk bersetubuh dengan Pak Michael, tapi tubuh Dina mengkhianatinya karena lama kelamaan ibu muda yang cantik itu mulai merasa kenikmatan yang sulit untuk dilukiskan walaupun awalnya dia dipaksa untuk melayani pria tua ini.
“Occhhh.. hhmmm.. acchhh.. ssttt.. aaccchhhh..” erang Dina.
“Nikmatilah.. Mbak Dina.. jangan ditahan.. semakin keras desahanmu.. aku semakin menikmatinya.. teruslah mendesah nikmat ngentot denganku..” kata Pak Michael.
Wajah Dina memerah karena malu lalu menunduk, Pak Michael mulai menelusuri tubuh istri Hasan dengan satu tangan dan akhirnya mencapai ujung kelentit memek Dina. Saat Pak Michael menggosok klitoris Dina, mata istri Hasan itu terbelalak dan menatap Pak Michael tak percaya. Tapi Dina tetap meneruskan gerakannya, naik turun dan membiarkan kontol Pak Michael menusuk tiap jengkal ruas liang memeknya. Pak Michael tidak berhenti menggosok klitoris Dina. Tak lama kemudian, Pak Michael merasakan kuku jari Dina menancap makin dalam di pundaknya.
“Occhhh.. aaccchhhh.. uuhhh.. aaccchhhh..” erang Dina dengan keras.
Gerakan Dina makin lama makin cepat hingga Pak Michael tidak sanggup lagi merangsang klitoris Dina.
“Ooocccchhhhh..” Dina melepaskan lenguhan keras dan tubuhnya bergetar hebat sebelum akhirnya berhenti.
Dina sudah mencapai klimaks dengan menutup kedua matanya. Pak Michael menunggu Dina sampai si cantik itu membuka matanya. Wajah Dina yang dilanda kepuasan memerah karena malu. Pak Michael menganggukkan kepalanya sebagai tanda agar Dina meneruskan pekerjaannya. Maka wanita cantik itu kembali menggunakan memeknya untuk memeras kontol Pak Michael. Dina kembali menyetubuhi pria tua yang telah membuatnya orgasme.
Tadi Pak Michael memang ingin memuaskan Dina agar ibu muda yang cantik itu malu, tapi kini Pak Michael hanya menginginkan kepuasannya saja. Pak Michael menarik bokong Dina dan membimbing tubuhnya naik turun memompa batang kontolnya dengan lebih cepat. Dia mendorong tubuh Dina turun ke pangkuannya dengan kasar sementara pinggulnya bergerak sembari menggoyang si manis itu. Makin lama makin cepat. Pak Michael makin tersengal-sengal karena keenakan. Tak lama kemudian Pak Michael orgasme.
Dina duduk di pangkuan Pak Michael saat pejuh pria tua itu membanjiri liang senggamanya. Dina merasa malu, dia merasa dirinya sangat rapuh karena menyerah pada Pak Michael. Dina merasa diperkosa, tapi lebih malu lagi, karena dirinyapun telah mencapai titik klimaks yang belum pernah dirasakannya selama ini. Walaupun awalnya terpaksa, Dina kini juga merasa bersalah pada Hasan. Dia merasa dirinya telah menodai pernikahannya dan bersalah karena mencapai orgasme bahkan Dina yakin dirinyalah yang sebenarnya menyetubuhi bos Hasan itu.
Dina duduk terdiam penuh rasa malu pada diri sendiri saat Pak Michael mulai kembali sadar dari kenikmatan orgasmenya. Perempuan molek itu bisa merasakan kontol Pak Michael mulai mengecil dan keluar perlahan dari memeknya sementara dia duduk di paha sang pria tua dengan posisi kaki terbentang, Dina bisa merasakan pula cairan mani Pak Michael meleleh keluar dari lubang memeknya. Dina tidak bergerak sama sekali karena takut pada pria tua yang bengis itu.
Pak Michael membuka matanya dan tersenyum puas. Dia mendorong tubuh Dina ke samping dan mengambil nafas dalam-dalam.
“Aku berterimakasih atas kerja samanya. Selama kamu terus menerus memberikan kepuasan padaku, maka aku jamin Pak Hasan tidak akan pernah disentuh oleh pihak yang berwajib..” Pak Michael berkata.
Dina tidak menjawab dan hanya mengangguk. Pak Michael mengenakan pakaiannya kemudian duduk di sofa, Dina hanya memandang diam ke arah pimpinan Hasan itu tanpa berkeinginan untuk menutupi ketelanjangannya. Untuk apa? Dia sudah bersenggama dengan pria tua ini dan Pak Michael sudah melepaskan pejuh di dalam rahimnya sehingga mungkin saja dia akan hamil oleh atasan suaminya itu. Apa akan ada perbedaan berarti kalau sekarang Pak Michael melihatnya bugil?
“Duduklah.. Mbak Dina.. disampingku..” kata Pak Michael.
Dina pun melakukan hal yang diminta oleh Pak Michael.
“Dimana anakmu?” tanya Pak Michael karena sejak tadi tidak melihat keberadaan anak Dina dan Hasan.
“Tadi pagi saya titipkan pada orang tua Mas Hasan karena Bapak mengatakan mau kesini untuk membicarakan hal penting, takutnya anak kami rewel sehingga mengganggu.” jawab Dina.
“Terima kasih Mbak Dina untuk semua yang tadi dilakukan.. jujur saya tidak akan melakukan hal ini jika saja Pak Hasan tidak menggelapkan uang perusahaan, saya melakukan hal ini karena saya marah dan ingin memberikan pelajaran kepada Pak Hasan.” ujar Pak Michael.
Dina hanya mengangguk kepala dan dirinya setuju dengan ucapan Pak Michael hal ini tidak akan ia alami jika suaminya itu tidak menggelapan uang perusahaan.
“Apakah Mbak Dina ada kegiatan beberapa hari kedepan?” tanya Pak Michael.
“Tidak ada Pak.. boleh tahu ada apakah?” jawab Dina.
“Begini.. Mbak Dina. Saya akan kembali lagi nanti malam.. saya akan ke kantor setelah ini, saya ingin meminta Pak Hasan untuk melakukan pekerjaan keluar kota selama beberapa hari kedepan, mungkin 4-7 hari. Selama Pak Hasan diluar kota saya ingin bersama Mbak Dina. Malam ini saya ingin menginap disini berdua bersama Mbak Dina. Untuk itu malam ini usahakan anak Mbak Dina dan Pak Hasan menginap bersama mertua Mbak Dina saja, besok baru dijemput. Bagaimana Mbak Dina bersediakah saya menginap disini malam ini dan selalu bersama dengan saya selama Pak Hasan keluar kota.. kali ini saya tidak akan memaksa karena saya ingin Mbak Dina melakukan tanpa merasa terpaksa. Pertimbangkanlah” ucap Pak Michael.
Dina diam beberapa saat mempertimbangkan semua itu dalam hati.
‘_Nanti malam Pak Michael ingin menginap itu artinya aku akan kembali bersetubuh dengan Pak Michael atasan suamiku bahkan mungkin hingga beberapa hari kedepan, untungnya untuk kali ini aku tidak diharuskan dalam arti diriku dapat menolak tapi apakah jika menolak dapat berakibat pada Mas Hasan, tadi pun aku telah menodai pernikahanku karena bersetubuh dengan Pak Michael bahkan boleh dikatakan akulah yang sebenarnya menyetubuhi bos suamiku itu, tapi semua itu tidak akan terjadi jika Mas Hasan tidak menggelapkan uang perusahaan sehingga aku harus menanggung semua ini._’
“Mbak Dina.. bagaimana? Apakah sudah ada keputusan?” tanya Pak Michael.
Dina mengambil nafas panjang dan membuangnya perlahan kemudian memandang lekat pada Pak Michael kemudian tersenyum manis.
“Lakukanlah apapun yang Bapak mau, aku tidak akan menolak. Aku akan menghubungi orang tua Mas Hasan setelah ini untuk menitipkan anakku malam ini. Setelah semua yang tadi terjadi akupun tidak akan melakukan lagi dengan perasaan terpaksa, aku akan melakukan yang Bapak inginkan. Aku akan tunggu kedatangan Bapak nanti malam.” ucap Dina.
“Baiklah kalau begitu.. Mbak Dina.. aku pergi dulu.. sampai jumpa nanti malam..” ucap Pak Michael kemudian bangkit berdiri.
Dina pun ikut berdiri dan tiba-tiba memeluk tubuh pria tua didepannya lalu mencium bibir Pak Michael dengan mesra dan penuh perasaan, Pak Michael membalas ciuman bibir Dina, untuk beberapa menit mereka saling melumat bibir kemudian melepaskan ciuman bibir mereka.
“Sampai jumpa nanti malam ya.. apakah aku harus menyambut kedatangan Bapak nanti malam seperti ini..” goda Dina setelah melepas ciuman bibir Pak Michael masih memeluk tubuh pria tua didepannya.
“Kamu sangat seksi dan menggairahkan dalam keadaan apapun.. Mbak Dina.. tunggu aku ya.. nanti malam.” balas Pak Michael sambil meraba selangkangan Dina.
Ibu muda yang cantik itu pun tersenyum manis dan melambaikan tangan kemudian berdiri dibelakang pintu menyembunyikan tubuh telanjangnya.
**Stella Wijaya**
Sesaat setelah muntah, barulah Stella sadar kalau Pak Kuncoro sudah berdiri di sampingnya. Stella tidak melakukan perlawanan apapun saat pria yang lebih pantas menjadi ayahnya itu memeluk tubuh indahnya yang telanjang dan mengelus rambutnya yang indah untuk menenangkan si cantik itu.
“Apa Mbak Stella sudah enakan sekarang?” bisik Pak Kuncoro.
Mau tak mau Stella mengangguk pasrah. Pak Kuncoro membantu Stella bersih-bersih sebelum membawa ibu rumahtangga yang cantik itu kembali ke ruang keluarga. Pak Kuncoro menyuruh Stella duduk di salah satu sofa sementara dia sendiri duduk tepat di hadapan Stella.
“Santai saja. Jangan dianggap masalah berat. Aku sebenarnya sudah lama sekali ingin menikmati tubuh indahmu dan baru sekarang punya kesempatan ngentot dengan kamu.” kata Pak Kuncoro sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan mulai menghisapnya.
Terdiam tanpa tahu harus berbuat apa, bayangan dirinya diperkosa terlintas di benak Stella, sekali lagi ibu muda itu mengakui kenikmatan yang sempat dirasakan. Merasa sudah gagal menjaga kesucian rumah tangganya dengan Rendra, semua sudah terjadi tidak ada yang harus disesali benaknya.
“Pak.. katakan sejujurnya, apakah ini sudah Bapak rencanakan? Aku ingin tahu seberapa besar keinginan Bapak untuk tidur denganku?” kata Stella.
“Sudah sejak lama bahkan mungkin sejak pertama kali melihatmu aku ingin mencicipi dan menikmati kemolekan tubuh Mbak Stella. Aku selalu mencari kesempatan untuk menikmati tubuh Mbak Stella dan mengentoti memek Mbak. Tadi aku melihat inilah kesempatanku untuk menikmati kemolekan tubuh Mbak Stella. kenapa?” balas Pak Kuncoro.
“Baiklah. Tadi Bapak sudah menikmati tubuhku, bahkan aku melakukannya dengan mulutku dan hal ini sangat jarang kulakukan pada Mas Rendra.” ucap Stella kemudian berdiri dan berjalan menuju Pak Kuncoro lalu duduk di pangkuan pria tua itu.
“Pak.. semua ini sudah terjadi diantara kita. Maukah Bapak melakukannya lagi denganku? Aku ingin menikmatinya.” kata Stella lanjut.
“Tentu saja aku mau Mbak Stella, aku akan memberikan kenikmatan padamu.” jawab Pak Kuncoro.
Setelah menunggu Pak Kuncoro menghabiskan rokok, Stella kembali berdiri lalu meraih tangan Pak Kuncoro dan menarik tubuh Pria tua itu hingga berdiri lalu berjalan menuju kamar tidurnya. Didalam kamar tidurnya Stella duduk disisi ranjang disusul Pak Kuncoro disampingnya.
“Lakukanlah apapun yang Bapak mau lakukan padaku.. aku ingin menikmatinya.” ujar Stella.
Pak Kuncoro mendekap tubuh telanjang Stella kemudian mencium bibirnya sesaat lalu mencium dan menjilat leher dan telinganya. Stella memasrahkan tubuhnya. Pak Kuncoro menurunkan kepalanya ke dada Stella kemudian menjilati buah dada Stella.
“Acchhh.. Ooccchhhh.. Pak.. Aaccchhhh..” desah Stella ketika tangan Pak Kuncoro meraba klitorisnya.
Pak Kuncoro tersenyum puas mendengar suara desahan Stella.
“Suaramu sangat merangsang mbak Stella.. ayo.. nikmati aja.. mendesahlah sesukamu..” kata Pak Kuncoro.
Lidah Pak Kuncoro sudah berada di selangkangan Stella, lidahnya menjilat dan menghisap memek dan klitoris ibu muda cantik idamannya.
“Occhhh.. hhmmm.. enak banget.. aaccchhhh.. pak.. oooooooohhhhhhh..” erang Stella ketika Pak Kuncoro membenamkan wajahnya di selangkangan wanita cantik itu.
Stella Wijaya ibu muda yang semlohay memegang kepala pria tua yang sedang bergumul di selangkangannya, Stella merasa dorongan kuat didalam liang memeknya. Tubuhnya bergetar dan membusungkan dadanya.
“Aaaaccccchhhhhh.. oooooooohhhhhhh..” Stella orgasme cairan wanitanya menyembur keluar dari liang memeknya dan membasahi wajah Pak Kuncoro.
Pria tua itu menyedot seluruh cairan kenikmatan ibu muda itu kemudian terkekeh-kekeh. Setelah mengatur nafas Stella dengan wajah puas mengambil posisi di selangkangan Pak Kuncoro, memandang sesaat ke wajah Pak Kuncoro yang sedang berbaring diatas kasurnya. Menghela nafas panjang Stella menggenggam batang kontol Pak Kuncoro lalu mengocoknya perlahan sesaat kemudian wanita cantik itu menurunkan kepalanya dan menjulurkan lidah menjilat ujung kontol Pak Kuncoro. Setelah beberapa lama menjilat kontol Pak Kuncoro, Stella membuka mulut dan memasukkan kontol Pak Kuncoro kedalam mulutnya.
Menggerakkan kepalanya naik-turun mengulum kontol pria tua itu, setelah beberapa lama kontol Pak Kuncoro berdiri kokoh dan mengeras sempurna. Tanpa membuang waktu Stella merangkak naik sambil menciumi dan menjilat tubuh Pak Kuncoro, jilatan lidah ibu muda itu berhenti di puting Pak Kuncoro. Menjilat dan menghisap puting pria tua itu beberapa saat, Stella kemudian mencium dan menjilat leher Pak Kuncoro.
“Acchhh.. mbak Stella.. ternyata pintar menyenangkan pria..” kata Pak Kuncoro.
Wajah Stella memerah karena malu.
“Aku masukin sekarang ya.. nanti Kylie keburu pulang.” ucap Stella.
Tangan kanan Stella meraih batang kontol Pak Kuncoro kemudian mengarahkan kepala kontol pria tua itu ke bibir memeknya, setelah bibir memeknya menjepit kepala kontol Pak Kuncoro. Stella mencium bibir pria tua dibawah tubuhnya lalu perlahan menurunkan pinggul maka seluruh batang kontol Pak Kuncoro memasuki liang memeknya.
“Acchhh..” desah Stella ketika kontol Pak Kuncoro terbenam didalam liang memeknya.
Stella mulai menaik-turunkan pinggulnya memompa kontol didalam memeknya, disambut oleh Pak Kuncoro yang menghentakkan pinggulnya menusuk kedalam liang memek Stella dengan kontolnya. Pak Kuncoro terus menerus menghentakkan pinggulnya naik-turun menyodok memek wanita cantik diatas tubuhnya.
“Occhhh.. ya.. hhmmm.. aaccchhhh.. Pak.. ooccchhhh..” erang Stella ketika memeknya terus menerus ditusuk oleh Pak Kuncoro dengan kontol.
“Mbak Stella memekmu sungguh nikmat.. rapet.. bagaimana mbak Stella.. rasanya ngentot dengan saya..” kata Pak Kuncoro.
“Occhhh.. iya.. aaccchhhh.. nikmat sekali.. ooccchhhh.. Pak..” desah Stella.
Sekitar 10 menit kemudian Stella merasakan kontol Pak Kuncoro membesar dan berdenyut, Stella mempercepat genjotannya memompa kontol Pak Kuncoro kemudian dia merasakan semburan hangat air mani Pak Kuncoro didalam liang memeknya, setelah semburan berhenti Stella memiringkan tubuhnya ke samping Pak Kuncoro sehingga lepas sudah kontol pria tua itu dari dalam memeknya. Stella merasakan cairan mani Pak Kuncoro keluar dari memeknya hingga ke paha dan pantatnya, Stella segera bangkit dan berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari air mani Pak Kuncoro.
Beberapa saat kemudian Stella keluar dari kamar mandi dan Pak Kuncoro sudah mengenakan pakaiannya, lalu Stella menghampiri pria tua itu dan tersenyum.
“Mbak Stella memang benar-benar wanita yang cantik dan seksi.. memek Mbak Stella nikmat banget.. besok aku akan kembali lagi.. siapkan tubuh Mbak Stella.. aku ingin mengentoti memek Mbak Stella dan mengambil keperawanan lubang yang lain.” ujar Pak Kuncoro kemudian memeluk tubuh Stella dan mencium bibirnya dan menghisap putingnya.
Stella membalas pelukan Pak Kuncoro dan juga ciuman bibir pria tua itu. Pak Kuncoro melirik jam dinding.
“Masih ada waktu 45 menit sebelum Kylie pulang, benarkan?” ujar Pak Kuncoro.
“Iya.. Pak.. memangnya ada apa?” balas Stella.
Pak Kuncoro mengajak Stella duduk disisi ranjang, kemudian lidah Pak Kuncoro menjilat buah dada kiri Stella dan setelah beberapa lama Pak Kuncoro meninggalkan bekas kemerahan di buah dada kiri Stella.
“Jangan bercinta dengan suamimu sebelum bekas cupang ku hilang jika Mbak Stella tidak ingin ketahuan telah bercinta dengan pria lain.” ujar Pak Kuncoro.
Terkejut melihat bekas cupang Pak Kuncoro di buah dada kirinya. Stella hanya mengangguk tanpa suara. Kemudian Pak Kuncoro keluar dari kamar tidur Stella dan pulang kerumahnya. Stella menghela nafas memikirkan bagaimana cara menolak ajakan suaminya jika suaminya itu ingin meminta jatah. Akhirnya Stella mengambil pakaian dan memakainya.
Bersambung…