**Dina Kania**
Dina menghapus air matanya kemudian naik ke atas ranjang lalu mendekap tubuh Pak Michael, dan membaringkan kepalanya di dada atasan suaminya itu. Beberapa menit kemudian Dina mengelus selangkangan Pak Michael dan menggenggam batang kontol Pak Michael, Pak Michael membalas dengan senyuman dan belaian lembut kepala Dina lalu mencium pucuk kepala ibu muda cantik yang itu.
Dina bangkit dan duduk di samping tubuh Pak Michael lalu tangannya melepas kancing baju Pak Michael satu persatu, setelah semua kancing terlepas Dina meloloskan baju itu dari tubuh Pak Michael. Kemudian wanita cantik itu menatap pada kontol besar Pak Michael yang mulai ereksi kembali, hati Dina tertantang untuk mencoba mengulumnya. Wanita cantik itu menurunkan kepalanya dan membuka mulut untuk mengulum kontol Pak Michael. Tapi baru beberapa kali kepala Dina naik-turun Pak Michael meminta Dina berhenti.
“Sudah cukup.. ayo.. kita mandi bersama..” ajak Pak Michael.
Dina tahu bahwa dirinya tidak bisa menolak permintaan Pak Michael maka dengan terpaksa Dina bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi diikuti oleh Pak Michael, setelah didalam kamar mandi Dina pun menyalakan shower dan air dari shower pun membasahi tubuh mereka berdua.
“Ambilkan sabun mbak Dina!” kata Pak Michael.
Dina pun mematikan air shower lalu meraih botol sabun cair dan menekan tutup botol sabun ke telapak tangan Pak Michael kemudian meletakkan botol sabun tersebut dipinggir bak mandi. Dina kaget ketika Pak Michael menyabuni tubuhnya, mulai dari punggung Dina kemudian leher lalu dadanya, Pak Michael pun sempat meraba dan meremas buah dada Dina untuk beberapa saat, mata wanita cantik itu tertutup ketika Pak Michael meremas buah dadanya dengan sabun.
Kemudian tangan Pak Michael turun menyabuni perutnya, pinggul dan kemudian beralih ke pantatnya yang bulat dan mulus dan Pak Michael beberapa kali meremas pantat mulus milik istri Hasan, sesaat kemudian Dina merasakan satu telapak tangan Pak Michael sudah meraba selangkangannya dan menggosok memeknya. Mata Dina kembali terpejam menikmatinya, Pak Michael melihat dan mengetahui bahwa Dina sedang menikmati rangsangan pada tubuhnya maka jemarinya pun menekan klitoris wanita cantik didepannya.
“Aaccchhhh.. Pak..” akhirnya istri Hasan melepas desahannya tak kuasa menahan nikmat.
Dina membuka kedua matanya dan meyakinkan diri bahwa semua sudah terjadi, dirinya tadi sudah menikmati kontol Pak Michael dengan memeknya bahkan mulutnya pun telah mengulum kontol bos dari suaminya itu maka tanpa merasa bersalah yang telah mengkhianati suaminya kemudian Dina pun tersenyum manis sambil menatap pada Pak Michael.
Tangannya menekan tutup botol sabun sehingga cairan sabun jatuh pada salah satu telapak tangannya kemudian Dina pun menyabuni tubuh Pak Michael seperti yang dilakukan oleh Pak Michael pada tubuhnya hingga kemudian tangan Dina menyentuh kontol Pak Michael, tersenyum pada atasan suaminya. Tangan Dina perlahan mengocok kontol dalam genggamannya untuk beberapa saat lalu masih sambil menggenggam kontol Pak Michael Dina berjalan ke bawah shower dan menyalakan kembali maka air shower tersebut membilas tubuh mereka.
Tangan Dina tidak lepas dari kontol Pak Michael, setelah tubuh mereka bersih dari busa sabun maka Dina menurunkan tubuhnya dan berjongkok di depan Pak Michael, Dina melihat kontol Pak Michael kembali mulai ereksi. Mendongak menatap pada Pak Michael dengan senyuman manis kemudian Dina pun menjulurkan lidahnya menyentuh lubang di ujung kontol Pak Michael lalu menjilat kepala kontol Pak Michael dan juga batangnya.
Sesaat kemudian Dina membuka mulut dan memajukan kepalanya sehingga kontol Pak Michael masuk kedalam mulutnya. Dina bergerak maju-mundur untuk mengulum kontol Pak Michael hingga beberapa saat kemudian kontol bos Hasan itu mengeras dan membesar dalam mulutnya.
Pak Michael memegang kepala Dina dan mendorong perlahan mengikuti gerakan Dina, Pak Michael mempercepat gerakan kepala Dina maju-mundur menyepong kontolnya, kontol Pak Michael dirasa Dina semakin keras dan berdenyut, wanita cantik itu tahu Pak Michael akan orgasme lagi maka dia bermaksud untuk melepaskan kontol Pak Michael dari mulutnya tetapi Pak Michael menahan kepala Dina lalu menusukkan kontolnya kedalam mulut wanita cantik itu menyemprotkan air maninya didalam mulut Dina.
Ketika semprotan air maninya berhenti Pak Michael menarik kontolnya keluar dari mulut Dina, beberapa tetes air mani Pak Michael keluar dari sela bibir Dina.
“Telan spermaku mbak Dina.. telan semuanya..” ucap Pak Michael.
Dina yang sudah bertekad untuk mengikuti semua permintaan Pak Michael pun menelan semua air mani Pak Michael didalam mulutnya dan menjulurkan lidah menjilat air mani Pak Michael yang keluar dari sela bibirnya. Setelah menelan semua sperma Pak Michael tanpa diminta Dina menggenggam batang kontol Pak Michael lalu memasukkan lagi kedalam mulutnya dan dengan lidahnya memutari kontol atasan suaminya tersebut didalam mulut untuk beberapa saat.
Setelah melepas kontol Pak Michael Dina pun berdiri dan berjalan mengambil handuknya kemudian kembali dihadapan bosnya Hasan lalu mengeringkan tubuh pria tua didepannya setelah tubuh Pak Michael kering maka Dina mengeringkan tubuhnya dengan handuk yang sama. Keluar dari kamar mandi mereka berjalan beriringan sambil menggenggam tangan layaknya sepasang kekasih menuju ranjang.
Dina merebahkan tubuhnya diatas ranjang dengan kedua kakinya terbuka memperlihatkan memeknya yang menggoda semua pria normal yang melihatnya ditambah rambut disekitar memeknya yang masih sedikit basah sehingga sungguh mempesona Pak Michael yang menatapnya.
“Naik sini.. Bapak sayang.. Dina udah pengen..” ucap Dina senyum menggoda dan kedua tangannya meraba buah dadanya.
Pak Michael pun tersenyum dan mengangguk lalu menyusul Dina keatas ranjang lalu pria tua itu mendekap tubuh telanjang Dina dan melumat bibir ibu muda cantik dibawah tubuhnya. Dina menyambut lumatan bibir Pak Michael dengan membuka mulut dan membiarkan lidah atasan suaminya itu menjelajah rongga mulutnya dan tangan kanan Dina meraba selangkangan pria tua diatas tubuhnya, tangan kirinya merangkul pundak Pak Michael. Mereka saling bercumbu dengan penuh nafsu untuk waktu yang cukup lama, Dina merasa kontol Pak Michael sudah ereksi dan mengeras.
“Pak Michael sayang.. masukin sekarang ya.. Dina pengen disetubuhi oleh Bapakku sayang.. pengen memek Dina ditusuk kontol..” ucap Dina.
Pak Michael memposisikan tubuhnya diantara kedua kaki Dina yang terbuka, Dina pun menuntun kontol besar Pak Michael ke bibir memeknya dan memasukkan kepala kontol besar pria tua itu di belahan bibir memeknya sehingga kepala kontol Pak Michael dijepit oleh bibir memeknya. Pak Michael menurunkan pinggulnya perlahan maka kontol besar milik atasan Hasan amblas ditelan liang memek Dina.
Pak Michael menggerakkan pinggulnya naik-turun menggenjot memek Dina, ibu muda cantik itu memeluk tubuh pria tua atasan suaminya dan mencium bibirnya.
“Aaccchhhh.. Bapak.. ssttt.. sayang.. occhhh.. enak banget.. hhmmm.. ya.. ooccchhhh..” desah Dina nikmat yang dirasakan oleh tubuhnya ketika Pak Michael terus menghujam keras kedalam liang memeknya.
Beberapa menit kemudian Pak Michael mencabut kontolnya dari liang memek Dina, pria tua itu membalikkan tubuh istri Hasan itu, Dina mengerti apa yang diinginkan oleh Pak Michael pun menungging bertumpu pada lutut dan sikutnya. Pak Michael kemudian menghunus kontol besarnya kedalam liang memek Dina lalu memaju-mundurkan pinggulnya menggenjot tubuh Dina.
“Occhhh.. sayang.. teeruussss.. lebih cepat dan keras.. aaccchhhh..” erang Dina.
“Mbak Dina sayang.. tubuhmu sungguh mempesona dan memekmu sungguh nikmat sekali.. nikmati ngentot denganku Mbak Dina sayang..” kata Pak Michael.
“Ooccchhhh.. i.. iya.. nikmat banget.. aku mau keluar.. acchhh..” desah Dina.
Dina merasa sesuatu dorongan yang kuat ingin keluar dari liang memeknya berkumpul pada satu titik.
“Ooccchhhh.. teeruussss.. aaccchhhh.. lebih cepat dan keras sayang.. aaaaccccchhhhhh..” erang Dina mendapat orgasme.
Sesaat kemudian tubuh Dina menjadi lemas sehingga tubuhnya roboh diatas kasur empuknya, Pak Michael menghentikan genjotannya memberi jeda untuk Dina menikmati orgasmenya. Pak Michael mencabut kontolnya dan berbaring diatas kasur empuk sang wanita cantik, Dina yang sudah bisa menguasai tubuhnya dari kenikmatan orgasme yang baru saja ia peroleh kemudian merangkak keatas tubuh Pak Michael dan memposisikan selangkangannya diatas kontol besar milik atasan suaminya.
Dina mengarahkan kepala kontol Pak Michael ke bibir memeknya dan perlahan Dina menurunkan pinggulnya sehingga kontol besar pria tua itu kembali menerobos kedalam liang memeknya. Ibu muda cantik itu pun menggerakkan pinggulnya naik-turun memompa kontol Pak Michael.
Pria tua itu meremas kedua buah dada Dina yang padat dan kenyal dengan keras sementara Dina terus bergerak memompa kontol Pak Michael dengan memeknya naik-turun.
Beberapa menit kemudian Dina merasakan kontol besar milik atasan suaminya semakin keras dan berdenyut didalam liang memeknya, Dina mempercepat gerakan pinggulnya menggenjot kontol Pak Michael.
“Uuhhh.. Mbak Dina.. terimalah pejuhku.. sayang.. aaaaccccchhhhhh..” teriak Pak Michael kemudian menyemburkan pejuhnya didalam liang memek Dina.
Beberapa saat setelah semburan pejuh hangat berhenti, Dina merasa kontol besar milik atasan suaminya mulai mengecil sehingga terlepas dari memeknya dan pejuh Pak Michael meleleh keluar dari liang memeknya. Dina merebahkan tubuhnya disamping Pak Michael.
“Mbak Dina sayang.. terima kasih.. aku sangat puas ngentot dengan kamu.. Mbak Dina luar biasa nikmat yang kamu berikan.. Mbak Dina sungguh hebat dan luar biasa..” puji Pak Michael lalu memeluk tubuh Dina dan mencium kening dan bibir istri Hasan.
“Sama-sama sayang.. aku pun merasa sangat senang dan nyaman tubuhku bisa memuaskan Bapakku sayang..” balas Dina yang juga mencium bibir Pak Michael atasan suaminya dengan mesra.
Sambil berpelukan dalam ketelanjangan Dina menarik selimutnya lalu mereka pun tertidur.
**Stella Wijaya**
Stella menguap usai menonton film malam di televisi, karena sudah merasa mengantuk maka dimatikannya pesawat tv. Film yang diputar mulai jam 23.00 itu baru usai jam 01.00 dinihari. Rendra sudah terlelap setelah kelelahan seharian bekerja, Kylie juga sudah nyenyak di kamar.
Hanya tinggal Stella sendiri yang belum tidur. Akhir-akhir ini Stella mengalami kesulitan tidur, mungkin karena trauma akibat insiden yang dialaminya. Stella telah diperkosa oleh Pak Kuncoro, salah seorang tetangga di komplek.
Saat hendak melangkah dan mematikan lampu, tiba-tiba saja HP-nya berdering. Dengan langkah yang sedikit malas karena sudah sangat mengantuk, Stella meraih HP-nya di meja. Siapa yang menelpon jam segini? Stella terkejut melihat nama yang muncul bertuliskan ‘Pak Kuncoro’.
‘_Mau apa Pak Kuncoro menelepon malam-malam._’ gumam Stella mulai khawatir.
“Halo?” ucap Stella setelah menekan tombol hijau dari layar HP.
“Suaramu merdu sekali, manis..” ucap Pak Kuncoro terdengar suara dengung lembut khas telepon genggam di telinga Stella.
Sudah beberapa hari ini baik Pak maupun Bu Kuncoro tidak terlihat datang ke rumah Stella dan Rendra. Sejak hari naas bagi Stella itu, hanya sekali Bu Kuncoro datang ke rumah. Stella merasa lega karena berharap Pak Kuncoro lupa akan niatnya yang jahat. Sayangnya harapan Stella tidak terwujud.
Suara Pak Kuncoro yang berat membuat jantung Stella langsung berdebar-debar. Seketika itu juga rasa kantuknya menghilang. Stella mengintip ke arah kamar tidur dan berharap mudah-mudahan Rendra tidak terbangun.
“Akhir-akhir ini aku sangat sibuk bekerja sampai-sampai tidak sempat mengunjungi Mbak Stella lagi. Jangan takut, aku akan selalu ingat saat-saat indah kita bermain cinta, sayang..” ucap Pak Kuncoro.
“Pak Kuncoro sudah gila? Menelponku jam segini?” Stella mendesis marah.
Suaranya bergetar karena ketakutan.
“Aku rindu kehangatan tubuhmu sayang.. pengen ngentot denganmu lagi malam ini. Bagaimana kalau Mbak Stella datang ke pos kamling yang sepi di ujung gang? Aku pengen memeluk tubuhmu yang seksi itu untuk menghangatkan diri di malam dingin ini..” ujar Pak Kuncoro.
Stella mendengar suara dari arah kamar. Sepertinya Rendra, suaminya sudah terbangun.
“Sekarang?! Pak Kuncoro benar-benar sudah gila ya?” Bisik Stella sepelan mungkin.
“Stella? Sayang? Ada telpon ya? Dari siapa malam-malam begini?” tanya Rendra dari dalam kamar. Untunglah Rendra tidak terbangun. Dia hanya bertanya dari tempatnya berbaring.
“Bu-bukan siapa-siapa, sayang. Salah sambung. Tidur saja lagi.” jawab Stella.
“Aku belum gila, sayang. Cuma lagi pengen ngentotin kamu saja. Sudah dua hari ini aku tidak melihatmu, padahal aku selalu membayangkan tubuh indahmu yang telanjang dan bermandikan keringat. Aku selalu teringat suaramu merintih nikmat saat kontolku menembus memekmu yang wangi itu. Aku juga yakin kamu merindukan kontolku menusuk kedalam memekmu..” ucap Pak Kuncoro terkekeh-kekeh.
“Ya sudah. Aku tidur lagi ya..” kata Rendra.
Rendra menutup kembali tubuhnya dengan selimut. Dia sudah terlampau capek sehingga tidak bisa bangun.
“Dengar, Pak Kuncoro. Aku tidak mau melakukannya lagi. Tidak mungkin. Apalagi sekarang ?! Bapak tahu ini jam berapa? Aku juga tidak pernah menginginkan kontolmu..” bisik Stella supaya Rendra tidak curiga.
Dia takut suaminya itu belum benar-benar tertidur sehingga bisa mendengarkan percakapan ini.
“Sayang sekali. Aku yakin.. sekarang kamu pasti bisa mengingat saat-saat kontolku menembus memekmu. Bagaimana kamu mendesah nikmat ketika orgasme akibat tusukan kontolku. Jangan pura-pura tidak mau dan munafik. Apa perlu aku yang ke rumahmu sekarang? Apa perlu kamu aku hajar sekali lagi? Atau mungkin perlu besok aku membawa Kylie jalan-jalan dan meninggalkannya di tengah kota? ucap Pak Kuncoro mengancam.
Stella mulai berkaca-kaca menahan tangis. Dalam hati ia mengakui kenikmatan itu. Tidak ada jalan lain melepaskan diri dari ancaman maut Pak Kuncoro. Stella ketakutan, dia tidak mungkin menceritakan semua perkosaan yang dilakukan Pak Kuncoro pada Rendra karena takut pria tua yang sangat kasar itu akan menyakiti tidak saja dirinya tapi juga suami dan anaknya yang masih kecil, belum lagi iapun menikmatinya.
Stella hanya bisa pasrah. Ancaman Pak Kuncoro sangat nyata. Tubuhnya bersandar di dinding dengan lemas.
“Tidak.. jangan malam ini.. Pak Kuncoro.. aku mohon..” ucap Stella berharap Pak Kuncoro membatalkan niatnya.
“Sayang.. malam ini aku sedang merindukan tubuhmu.. memekmu.. aku ingin mengentotmu malam ini. Baiklah kalau begitu aku akan mendatangi rumahmu..” kata Pak Kuncoro.
“Tidak perlu kemari. Aku yang akan segera ke sana.” desah Stella pasrah.
“Mbak Stella sayang..” ucap Pak Kuncoro.
“Ya?” jawab Stella.
“Datanglah menggunakan pakaian rumah paling seksi dan paling tipis yang kamu miliki dan juga jangan memakai BH dan celana dalam. Aku akan menunggumu..” ucap Pak Kuncoro.
“Aku tidak punya pakaian yang seksi dan tipis..” bisik Stella sambil mengintip ke arah kamar.
Rendra benar-benar sudah terlelap sekarang.
“Jangan bohong.. datanglah secepatnya.. aku sudah tidak sabar menunggu kamu menyajikan kemolekan tubuhmu yang indah untuk kunikmati..” ujar Pak Kuncoro.
“Aku tidak punya! Mas Rendra bukan orang yang pikirannya kotor seperti Pak Kuncoro! Dia menikahi aku karena mencintaiku, bukan hanya menginginkan tubuhku seperti Bapak!” balas Stella.
Stella takut pria tua itu marah karena nada suaranya meninggi. Tapi terdengar suara kekehan pelan yang menyeramkan.
“Hmm.. kalau begitu aku menyerahkan keputusan itu padamu, sayang. Pokoknya aku pengen kamu segera ke pos kamling pakai baju seksi, daster yang tipis juga boleh. Hahaha..” ucap Pak Kuncoro.
“Aku sudah bilang aku tidak pun..” ucap Stella menggerutu kesal.
“Aku tunggu di pos kamling paling lama 10 menit.. jika tidak aku akan mendatangi rumahmu.. Klek..” ucap Pak Kuncoro dan menutup telpon.
Tetesan air mata Stella mulai deras. Dengan sesunggukan istri Rendra itu berusaha bangkit, tapi tubuhnya tak mau beranjak dari dinding tempatnya bersandar. Kepalanya terasa berat dan jantungnya terus didera detakan bertubi.
Tiba-tiba telpon berbunyi kembali. Stella bergegas mengangkat telpon. Terdengar suara kekehan Pak Kuncoro.
“Ada apa lagi?! Apa bapak mau orang satu kampung ini bangun? Bapak pengen Mas Rendra tahu?” desis Stella marah.
“Aku cuma mau mengingatkan, kalau-kalau suamimu nanti terbangun dan kebingungan mencari-cari istrinya yang tidak ada di rumah. Rendra pasti kalut. Kamu harus mencari alasan yang tepat untuk mengelabui Rendra karena aku pengen pakai memekmu agak lama malam ini.” ujar Pak Kuncoro.
“Apa yang harus aku katakan pada Mas Rendra?” tanya Stella.
Terdengar suara dari kamar. Hendra bergerak lagi.
“Stella? Sayang? Ada telpon lagi?” tanya Rendra dari kamar.
Sambil berharap Rendra tidak bisa menangkap getar rasa takut dari suaranya, Stella menengok ke arah kamar.
“Ti-Tidak apa-apa kok, sayang. Bener. Tidur aja lagi.” ucap Stella kepada Rendra.
“Bilang saja Bu Kuncoro lagi sakit atau apa. Pikirkan sesuatu. Kamu kan pintar.” Klek. Sekali lagi Pak Kuncoro menutup telepon.
Stella kembali ke kamar dengan perasaan kacau. Dia berpikir dengan keras. Apa yang harus dikatakannya pada Rendra? Dia harus punya alasan secepat mungkin. Perlahan Stella berjalan ke ranjang dan duduk di samping Rendra memeluk selimutnya erat.
“Siapa yang telepon?” tanya Rendra.
Matanya masih tertutup. Stella mengelus rambut suaminya dengan penuh sayang. Rendra memeluk tubuh sintal istrinya.
“Itu tadi Pak Kuncoro..” jawab Stella mencoba mencari alasan, paling tidak memang benar Pak Kuncoro yang menelponnya.
“Dia baru bepergian jauh dan dia telpon dari rumah, katanya Bu Kuncoro sakit. Aku disuruh menengok dan menemani Bu Kuncoro malam ini. Paling tidak sampai Pak Kuncoro datang. Boleh?” kata Stella minta ijin suaminya.
“Boleh saja. Bu Kuncoro kan sudah banyak menolong kita. Perlu aku antar?” ucap Rendra.
“Tidak usah. Mas Rendra kan capek dan besok pagi harus berangkat ke kantor. Kalau aku besok bisa berangkat agak siang..” balas Stella.
Stella membungkuk dan mencium bibir Rendra. Pria itu tersenyum saat merasakan sapuan bibir mungil Stella yang basah.
“Aku sayang Mas Rendra..” ucap Stella setelah mencium bibir suaminya.
Untung saja Rendra terlelap dan tidak membuka mata sehingga tidak bisa melihat Stella yang hampir menangis.
“Aku juga sayang kamu..” balas Rendra lalu menguap.
“Mudah-mudahan Bu Kuncoro tidak apa-apa. Kalaupun tidak bisa ditinggal, kamu tidur di sana saja malam ini. Kasihan Bu Kuncoro sendirian. Pak Kuncoro kemana sih, kok istri sakit ditinggal sendiri?” lanjut Rendra.
“Mau mencari obat katanya. Katanya tadi sih begitu..” ucap Stella berbohong.
Dia merasa sangat bersalah pada Rendra. Suaminya itu tidak tahu, kalau lelaki tua yang disebutkan namanya itu sebentar lagi akan melesakkan kontolnya dalam-dalam di memek Stella.
“Baiklah, hati-hati di jalan ya. Sorry.. aku mengantuk sekali.” Rendra berbalik dan perlahan tenggelam lagi dalam tidurnya.
Setelah Rendra terlelap, Stella mulai membuka lemari pakaian dan mencari-cari baju. Pak Kuncoro tidak menginginkan Stella mengenakan BH ataupun celana dalam, tapi Stella tidak mau ambil resiko. Diambilnya satu celana dalam G-String transparan yang sudah tidak pernah dipakainya sejak sangat lama. Rendra membelikannya saat bulan madu.
Untung saja, Stella bukanlah tipe wanita yang melar tubuhnya saat melahirkan ataupun berubah ukuran celananya dengan drastis. Walaupun agak kesempitan, tapi celana dalam itu pasti masih cukup dikenakannya.
Stella mengambil daster terusan yang ada di dalam lemari. Dengan 2 tali dipundak. Selain itu dengan daster yang sedikit longgar di bagian leher dan bahu, belahan dada Stella akan terlihat sangat menantang, belum lagi bagian bawah daster sangat pendek hingga hanya bisa pas menutup sampai selangkangan Stella.
Kalau dia membungkuk sedikit pasti celana dalamnya kelihatan. Itulah yang menurutnya paling seksi yang ia miliki. Daster itu tipis sekali, sehingga dengan cahaya seredup apapun, kemolekan lekuk tubuh Stella akan terlihat menerawang. Saat melangkah ke pintu depan, terdengar suara panggilan kecil dari kamar Kylie.
“Mama?” suara Kylie memanggil.
Stella berbalik dan menemui Kylie yang terbangun.
“Shhh. Tidur lagi yah sayang..” bisik Stella sambil memeluk dan mencium putri tersayangnya. Kylie langsung terlelap dengan cepat. Si kecil itu tidak merasakan lelehan air mata yang menetes di pipi sang ibu.
Bersambung…