Cerita Sex Anak Muda – Sebuah kisah romantis dewasa yang menceritakan tentang perjalanan seorang anak muda dalam menaklukkan wanita-wanita dewasa di sekitarnya.
Layaknya manusia pada umumnya, pasti setiap orang memiliki hawa nafsu. pada kisah ini, seorang anak muda memiliki nafsu khusus (Fetish) kepada para perempuan dewasa (MILF).
Cerita ini dikemas dengan gaya bahasa yang santai dan cocok untuk menemani waktu luang anda. bagaimana kisah dari pemuda bernama Dito tersebut? simak kisahnya hanya di situs Ngocoks.

Ngocoks Hari ini aku terbangun kesiangan lantaran kesibukanku kerja pada malam hari yang memaksaku terjaga hingga larut malam. Aku terbangung dengan perut keroncongan lantaran waktu juga telah menunjukkan pukul 10 siang.
Setelah menghisap habis sebatang rokokku aku pun bergegas menuju warung nasi disamping rumahku. Aku memang beberapa bulan terakhir ini tinggal sendiri di rumah baruku yang aku beli hasil dari aku menjual crypto ku pada saat harga lagi tinggi-tingginya.
Hal lain yang membuatku memutuskan untuk membeli rumah adalah aku suka kebebasan dan meskipun aku masih berstatus sebagai mahasiswa, aku sudah mampu menghasilkan uangku sendiri dengan melakukan trading forex.
“Mau makan apa, To?” Tanya bi Nana si penjual nasi, sesampainya aku disana.
“mau nasi, telur balado, sama kering tempe aja, Bi.” Ucapku sembari duduk didekat etalase makanannya.
“jangan lupa esteh manisnya ya, Bi.” Sambungku.
Tak lama berselang makananku pun sudah berada diatas meja dan siap untuk disantap. Dan pada saat itu juga aku baru tersadar betapa bahenolnya pantat bi Nana ini, meskipun sudah berusaha ia tutupi dengan daster gombrongnya, namun tak mampu menyembunyikan betapa bahenolnya pantatnya itu.
Sembari makan, aku terus berusaha mencuri pandang dengannya. Ia Nampak terlihat sangat menggairahkan hari ini, dengan pantat yang bahenol, dada yang cukup besar, dan body yang nampaknya sudah agak melar lantaran usianya yang hampir menginjak kepala empat.
Pikiran-pikiran negative tentangnya segera aku tepis dan aku bergegas menyelesaikan acara makan pagiku yang aku gabung dengan makan siang ini karena aku harus menemui dosenku untuk melakukan bimbingan skripsi.
Setelah semuanya siap aku bergegas untuk langsung menuju ke kampusku untuk menemui dosenku. Ditengah saat aku mengeluarkan motorku dari garasi, melintas mbak Devi, tetanggaku selang beberapa rumah dari sini yang menyapaku.
“Eh mas Dito, Baru mau berangkat kuliah mas?” tanyanya basa-basi.
“Eh iya mbak, ada janji sama dosen mau bimbingan.” Jawabku ramah.
“Mau kemana mbak, siang-siang gini jalan kaki.” Tanyaku melanjutkan.
“Ini mas, mau beli pampers di depan.” Jawabnya.
“oh yaudah kalo gitu, bareng aja mbak sampai depan, kebetulan kan aku lewat minimarket itu juga.”
“ga ngerepotin emangnya mas?” tanyanya.
“enggak lah, mbak. Kan sekalian jalan, lagian juga searah.” Jawabku.
Akhirnya mbak Devi bersedia untuk aku antar. Namun aku salah focus dengan tetenya ketika ia jalan kaki, tetenya seperti mengikuti tiap irama jalan kakinya sehingga memantul seperti bola.
Aku terpana dengan keindahan body dari ibu satu anak ini yang membuat otongku seketika langsung berdiri. Disepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya berusaha focus untuk menghindari lubang dari jalanan desaku ini.
Dan ternyata hal tersebut justru menjadi keberuntunganku karena jalanan banyak yang berlubang sehingga membuat dada mbak Devi nempel dengan punggungku. Selain itu juga dengan sengaja aku sering ngerem mendadak sehingga terasa empuk di punggungku.
Beberapa hari tidak ada kejadian apa-apa dan aku menjalankan aktivitasku dengan normal. Malam hari itu saat aku ditengah kesibukanku memantau grafik forex yang membuat portofolioku memerah, aku kelaparan.
Waktu menunjukkan pukul 9 malam, aku berpikir sejenak, apakah warung bi Nana masih buka atau tidak, kalo tutup akan sangat repot bagiku untuk mencari makan, karena sekitar rumahku sekitar jam segini sudah pada tutup dan kalaupun pesan lewat ojol, pasti akan lama datangnya. Dengan Langkah malas, aku pun beranjak untuk segera pergi ke warung bi Nana. Dan syukurnya warungnya masih buka.
“Loh, udah beberes aja bi. Berarti lauknya udah abis dong?” tanyaku ketika aku memasuki warung bi Nana.
“Itu, tinggal sayur sop sama gorengan aja.” Ucapnya sambil berlalu membawa nampan kosong bekas wadah makanan ke belakang.
“yaudah deh bi, gapapa, timbang malam ini aku ga makan.” Ucapku.
Bi Nana pun segera menyiapkan makananku, dan ketika ia menyiapkannya, mataku tak beralih focus dari tubuhnya yang makin hari makin ku padang makin menggairahkan yang membuat si otong tiba-tiba mengeras dan memberontak.
Selesai makan, aku berinisiatif untuk mengembalikan piringnya ke belakang untuk sekalian dicuci. Di kusen pintu yang sempit, aku berpapasan dengan bi Nana yang juga hendak membersihkan warung setelah ia beres mencuci dan dengan tak sengaja si otong nempel dengan pantat bahenol milik bi Nana karena posisinya ketika berpapasan bi nana membelakangiku, yang sontak membuat si otong langsung ingin memberontak.
“udah taroh situ aja, biar nanti bibi yang cuci, kamu kan pelanggan, gak perlu repot-repot lah.” Ucap bi nana setelah melewatiku dan sedang membersihkan etalase makanannya.
“eh, i…ya bi…” jawabku kaku karena masih shock dengan kejadian tadi. Kejadian yang sebenarnya tak pernah terpikirkan olehku namun kejadian yang juga aku harapkan. Ngocoks.com
Setelah selesai menaruh piring, aku pun bergegas ke depan untuk membayar dan segera pulang. Namun dari pintu aku melihat bi Nana sedang nungging dan pantatnya bergoyang mengikuti irama dari tangannya yang sedang mengelap etalase makanannya.
Tak ingin lama-lama berlarut dalam rasa konak, aku pun langsung membayar makanan dan pulang kerumah dengan keringat mengucur di kepalaku setelah menyaksikan beberapa kejadian tersebut.
Aku memang bisa dikatakan pria yang cupu dalam hal seperti itu, terlebih aku tidak pernah berpacaran selama hidupku 21 tahun ini. Sehingga hal-hal seperti itu sangat jauh dari bayanganku dan paling hanya bisa aku saksikan lewat video dewasa saja. Dan selama ini aku belum pernah melakukan seks, paling banter hanya bisa coli sambil melihat adegan film dewasa.
Sesampainya di rumah, aku masih terbayang bayang akan kejadian tadi. Dan tanpa disadarinya, aku telah mengambil beberapa jepretan ketia bi Nana sedang nungging membersihkan etalase makanannya.
Karena sudah tidak tahan menahan birahiku, akhirnya aku memutuskan untuk coli sembari membayangkan betapa nikmatnya bisa men-doggy pantat bi Nana sambil aku tampar-tampar pantat yang montok itu.
Bersambung…