Cerita Sex Kekuatan Cinta – Selamat malam sobat Ngocokers. Kekuatan cinta memang susah untuk dimengerti. Hanya karena cinta, manusia mampu melakukan segalanya. Dan begitupun denganku. Namaku Surya, seorang suami yang beberapa kali melakukan kesalahan kepada istriku dalam hal cinta.
Aku telah selingkuh dengan beberapa orang wanita. Dan semua itu kulakukan hanya berdasarkan emosi sesaat. Namun, semenjak aku mengerti akan betapa pentingnya sosok yang telah mendampingiku selama ini, pada akhirnya aku sadar jika aku sangat ketakutan untuk kehilangan istriku.
Sarah, wanita yang aku kenal semenjak kuliah, adalah wanita pertama yang menerima cintaku dengan sungguh-sungguh. Wanita bertubuh sintal dengan kulit kuning langsat yang selalu mensupport diriku. Wanita penyabar yang telah mengenalkanku sebuah kenikmatan dunia bernama seks.
Namun, semenjak perselingkuhan itu terjadi padaku, aku baru sadar, jika aku tak bisa hidup tanpa cintanya. Hingga pada akhirnya, Sarah, wanita tercintaku, membalas semua kelakuan kotorku.
Ngocoks Aku bekerja di sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang pertambangan. Dan sebagai manager project lapangan, tanggung jawab pekerjaanku selalu menuntut untuk tak dapat diam hanya di satu lokasi. Tak jarang aku harus meninggalkan istriku untuk mengawasi project luar kota selama 1-3 bulan.
Bahkan seringkali, karena kesibukanku, aku sampai lupa menanyakan kabar Sarah atau memberitahu kondisi diriku hingga berminggu-minggu. Terlebih, semenjak kenal dengan istriku, aku tahu jika dia adalah wanita mandiri yang selalu bisa mengatasi semua kebutuhan dirinya.
“Dia pasti akan baik-baik saja…” Batinku dalam hati setiap kali aku memikirkan istriku.
Berbekal dari semua kemandirian Sarah, aku jadi yakin, jika selama dia aku tinggal tugas keluar kota, aku tak perlu mengkhawatirkan kondisinya.
Kerja ekstra keras, tak mengenal waktu, lokasi hidup di daerah pedalaman yang sulit, semua kendala pekerjaan dapat dengan mudah aku atasi. Namun, satu-satunya hal yang tak bisa aku tahan dari pekerjaanku ini adalah, nafsu birahi.
Itu adalah satu-satunya kelemahanku yang hingga saat ini tak bisa aku atasi. Seminggu pertama aku meninggalkan istriku untuk bekerja, hampir setiap hari aku melakukan masturbasi. Dua minggu, tiga minggu, sebulan, dua bulan. Aku mulai tak tahan.
Aku tak sanggup lagi melampiaskan nafsu birahiku dengan tanganku sendiri. Sampai di suatu saat, aku mulai berpikir nakal. Aku mulai berpikir untuk selingkuh.
Merasa jauh dari pengawasan istri, sudah banyak wanita dengan macam profesi yang ikut menemani diriku dalam melampiaskan petualangan birahiku. Rekan kerja satu kantor, penjaga toko, SPG, ibu rumah tangga, hingga anak sekolah, kenikmatan tubuh mereka sudah aku rasakan semua.
Penghasilan besar dari hasil gaji, tunjangan hingga tips vendor, membuatku menjadi mabok kepayang. Tak ada habisnya untuk aku hambur-hamburkan guna merasakan kenikmatan tubuh wanita. Belum lagi jika ada pitching vendor yang selalu menyediakan wanita sebagai upah entertainment dari mereka.
Ketika berfoya-foya, aku sama sekali tak pernah memikirkan kondisi Sarah. Yang jelas, selama aku sudah mengirimkan duit belanja bulanan, aku merasa telah melaksanakan tugas sebagai seorang suami. Hingga pada akhirnya, aku mendengar kabar dari tetangga, jika sekarang istriku sekarang tinggal bersama teman lelakinya.
Mendengar kabar mengejutkan seperti itu, aku segera memutuskan untuk pulang dengan pesawat paling pagi keesokan harinya. Dan setelah sampai di rumah, ternyata memang benar. Di tempat tinggalku ada seorang pria yang sama sekali belum pernah aku kenal.
“Mas… Kenalin, ini mas Markus…. “ ujar istriku mengenalkan teman lelakinya. “Mas Markus adalah teman yoga adek mas… “ jelas istriku lagi.
“Sekitar sebulan lalu, mas Markus terkena musibah mas… Dia baru saja ditipu rekan bisnisnya hingga bangkrut…mobil, rumah hingga uangnya ludes…” Ucap Sarah menceritakan perihal mengapa Markus berada di rumah kami.
“Yaudah… karena adek kasihan… Adek ajak aja mas Markus untuk tinggal disini…”
“Kenapa kamu nggak ngabarin aku dulu dek…?” tanyaku.
“Khan mas tau, percuma adek ngabarin mas kalo mas sedang berada di proyek… Mas khan nggak bakalan mengangkat telpon tiap kali adek mencoba menghubungi mas…” Ujar Sarah lagi. ” Terlebih… tak jarang adek mendapati beberapa wanita berbeda yang mengangkat telpon adek setiap kali adek telpon mas…”
“Wanita-wanita sialan…” batinku. “ Pasti perek-perek itu yang menerima telpon istriku…”
“Adek tahu mas kalo mas sudah selingkuh dibelakang adek…”
“……….”
“Dan adek tahu mas… Jika perselingkuhan itu sudah mas lakukan semenjak setahun pernikahan kita… dan selama itu adek hanya bisa diam saja…”
“…………….”
“Jadi…. Jangan salahin adek ya mas kalo sekarang adek membalas semua kelakuan busuk mas…”
Mendengar penjelasan istriku, aku tak bisa marah, aku pun tak boleh dendam. Aku hanya bisa mencoba untuk mengerti istriku ketika selama ini, istriku aku selingkuhi.
Sarah pasti kesepian. Sarah pasti butuh perhatian. Dan ketika ia mengenal Markus, dia mendapat teman yang cocok. Teman yang selalu ada ketika istriku aku tinggalkan untuk selingkuh keluar kota. Teman yang selalu siap membantu istriku ketika jauh dariku. Teman yang pada akhirnya menggantikan posisiku ketika istriku membutuhkan kehangatan seorang suami.
“Jadi sekarang kamu selingkuh dengan lelaki pengangguran itu dek…?” tanyaku dengan nada yang aku buat setenang mungkin.
“Iya…” jawab istriku singkat.
Dengan terang-terangan, istriku menceritakan padaku tentang ‘perselingkuhan satu-satunya’ dengan Markus. Termasuk tentang persetubuhannya yang sering mereka lakukan dirumah ini. Semuanya Sarah ceritakan guna membalas perselingkuhan yang aku lakukan dengan banyak wanita lain.
“Jadi sekarang kita impas donk mas… mas selingkuh adek juga selingkuh…. Walau jika diingat selama ini mas sudah selingkuh dengan banyak wanita… jadi seharusnya adek bisa berselingkuh dengan banyak lelaki juga …” kata istriku ketika kami berdebat tentang perselingkuhan dirinya. “Tapi itu mah gampang… Adek bisa melakukannya perselingkuhan dengan lelaki lain kapan saja…”
***
Sudah hampir sebulan aku berada dirumah, dan semenjak kepulanganku, aku memutuskan untuk bekerja dirumah. Mengambil tugas di kantor pusat dan membawanya pulang untuk diselesaikan dirumah. Semua aku lakukan guna meminta maaf pada istriku. Dan juga mencegah supaya Sarah tak berselingkuh dengan Markus lagi.
Namun semua itu sia-sia. Merasa diawasi olehku, perselingkuhan mereka seolah semakin menjadi-jadi. Dan aku yakin, Sarah bertekad untuk benar-benar membalas semua kelakuan busukku.
Sering kali aku melihat istriku dan selingkuhannya bercanda, bercengkrama dan berciuman didepanku ketika aku menonton TV. Mereka sengaja duduk tak jauh dari tempatku berada, dan memamerkan kemesraannya kepadaku.
Tak jarang aku melihat Markus menepuk pantat atau mencubit payudara Sarah ketika mereka bercanda. Begitupun sebaliknya, istriku pun sering meremas pangkal selangkangan Markus ketika bersenda gurau.
Di ruang makan pun mereka sering suap-suapan, seolah mereka pengantin baru. Di dapur, sering aku melihat istriku menjilat dan mengulum jemari tangan Markus yang belepotan bumbu dapur. Juga Markus yang sengaja menorehkan kecap atau saos ke dada istriku untuk ia jilat.
Benar-benar membuatku emosi.
Hingga beberapa waktu lalu, aku mendengar dengan telingaku sendiri. Persetubuhan istriku dan selingkuhannya di teras belakang rumah ketika aku sedang sibuk menyelesaikan tugas kantorku di dalam kamar.
“Dek…okelah jika kamu berselingkuh dengan Markus… tapi khan bukan berarti, kamu bisa dengan seenaknya bersetubuh di rumah ini …” Ucapku datar, mencoba meminta pengertiannya…
“Ya itu resikomu mas kalo bekerja dirumah… “ Bela istriku “Kalo mas nggak suka, mending mas balik lagi ke proyek mas aja… Sekalian nerusin perselingkuhan mas dengan wanita-wanita itu… ”
“Ya bukan begitu dek…”
“Atau mas mau adek pindah? Adek bisa kok lakukan sekarang juga …” potong Sarah
“…….” Aku tak bisa berkata apa-apa lagi.
“Udah berulang kali adek katakan ke mas… Adek minta mas buat ninggalin adek…” ucap Sarah ketus
“Tapi mas masih sayang kamu dek… Mas nggak mau kehilangan kamu…”
“Ya sudah kalo begitu… mas harus mulai membiasakan diri untuk melihat dan mendengar perselingkuhan adek…”
“………….”
“Mas mas…. Udah punya istri… Siapa juga suruh selingkuh… “ cibir Sarah
Entah apa yang bisa aku lakukan untuk mengembalikan keutuhan rumah tangga kami, yang walau sebenarnya, rumah tangga kami masih utuh. Kami masih bersama, istriku juga masih melayani semua kebutuhanku, masih mencintai dan menyayangiku seperti sedia kala.
Bedanya, di bawah atap tempat tinggal kami sekarang, ketambahan sosok lelaki lain yang siap kapan saja memenuhi kebutuhan biologis istriku. Tentu saja, ketika mereka melakukan adegan percintaan itu, mereka tak ingat situasi.
Mereka melakukannya dimanapun mereka suka. Sampai akhirnya, istriku memintaku, untuk sementara waktu pindah ke kamar tidur tamu supaya mereka bisa bersetubuh dengan leluasa di kamar tidurku.
Aku tak pernah tahu, hal apa yang membuat Sarah tergila-gila pada selingkuhannya itu. Bagiku, Markus sama sekali tak menarik, tak cakep, tak gagah, tak berpenghasilan, dan tak bermasa depan. Bukannya mau menyombongkan diri, tapi semua aspek positif dari seorang pria tak satupun ada dari diri Markus.
Satu-satunya yang membuatku iri akan diri Markus adalah, lelaki itu memiliki ukuran penis yang lebih besar dari milikku. Bahkan jauh lebih besar.
Jika bibandingkan, ukuran pentungan nikmat milik Markus, hampir dua kali lipatnya milikku. Dan karena daging lebih itu, sepertinya istriku mampu terpuaskan olehnya. Amat sangat terpuaskan.
Markus mampu membuat istriku berubah. Istri yang dulu berucap sopan, sekarang menjadi sering melenguh dan mengembik bak pelacur murahan. Istri yang dulu berkelakuan santun, sekarang mirip pelacur dengan vagina yang meronta-ronta kegatelan.
Istri yang dulu tak mau melakukan hal aneh, sekarang menjadi pelacur haus sodokan kasar yang siap bercinta dengannya kapan saja dan dimana saja.
Minggu kemaren, kedua orang tua Sarah meminta kami berkunjung ke kediamannya. Mereka kangen akan putri kesayangannya yang sudah lama tak berkunjung. Mungkin kunjungan terakhir kami adalah ketika lebaran beberapa tahun lalu.
“Sarah mau banget mah, cuman saat ini dirumah Sarah ada seorang teman special yang sedang berkunjung…” ujar Sarah menjelaskan tentang keadaan yang sedang terjadi di rumah kami
“Serius mah….? Sarah boleh ajak…?” Tanya Sarah dengan nada girang.
“Okelah kalo begitu, Sarah bakal datang weekend besok…”
Dari percakapnnya, aku bisa mengetahui, jika acara berkunjung ke rumah orang tua Sarah besok, bakal ada kejutan buatku.
“Sayang… Besok kita kerumah Mama ya… Adek kangen banget… Udah lama banget khan kita nggak maen kesana…” pinta istriku sambil tersenyum bahagia.
“Lalu, si Markus gimana? Ditinggalin di sini aja ya….?” Tanyaku
“Nggak donk… Adek mau kenalin mas Markus ke Mama Papa…”
“Apa…?”
“Kenapa…? Kamu ga mau…? Kamu ga suka…?” Tanya Sarah dengan nada yang mulai sedikit sewot. “Kalo kamu nggak mau juga gapapa… Adek masih bisa kesana berdua aja kok bareng mas Markus…”
“Enggak… Gapapa kok sayang…” pasrahku.
“Makasih ya ganteng….” Ujar istriku manja sambil mengecup keningku.
***
Rumah orang tua Sarah berjarak sekitar 6 jam perjalanan, sehingga guna menghindari kemacetan, kami berangkat dari semenjak subuh.
Seperti biasa, semenjak keberadaan Markus di kehidupan kami, akulah yang selalu menjadi supir. Duduk sendirian di kursi depan, dibelakang roda kemudi. Sementara Sarah dan Markus, selingkuhannya, selalu memilih untuk duduk di kursi tengah.
Selama perjalanan ke rumah orang tua Sarah, aku hanyalah seperti patung yang tak mereka gubris sama sekali. Hanya menyetir dan konsentrasi ke jalan, sementara istriku dan Markus saling memainkan nafsu birahi mereka dengan leluasa.
Sarah, dengan atasan tanktop tanpa bra dan rok mini tanpa celana dalam, selalu dapat diakses oleh Markus dengan segala cara. Markus selalu duduk di sebelah kiri istriku karena dengan tangan kanannya, dia dapat dengan mudah mengobel vagina Sarah, menghisap putting Sarah, dan memuaskan birahi istriku dengan lebih leluasa.
Sedangkan Sarah selalu ada di samping kanannya, supaya dengan mudah melakukan segala permintaan Markus termasuk permintaan untuk mengoral penisnya.
“Uuughh …sedot terus Mas!” kudengar desis birahi istriku di belakang jok mobilku. Dari kaca spion tengah aku berusaha melihat percumbuan mereka. Sengaja, semenjak beralihnya tugasku dari seorang suami menjadi supir, aku mengganti kaca spion tengah mobil dengan kaca spion cembung berukuran besar. Supaya dapat melihat semua sudut interior mobil dengan jelas.
Kulihat, Sarah sudah duduk mengkangkang tanpa celana. Memamerkan kobelan jari-jari tangan kiri Markus yang telah keluar masuk ke vagina tak berambutnya sudah membanjir basah. Markus pun sudah tak bercelana, melebarkan kedua pahanya guna membiarkan batang hitam beruratnya untuk dikocok-kocok oleh tangan kiri istriku.
Pria jahanam itu dengan liarnya mencumbui payudara istriku karena tanktop tipis Sarah sudah terangkat penuh setinggi leher, Markus dengan leluasa melumat habis-habisan kedua payudara montok Sarah. Tak jarang tangan kanannya meremas dan memelintir putting merah muda Sarah hingga ia menjerit kesakitan.
“Eeemmhhh…enak banget mas!” kudengar rintihan Sarah memanaskan telingaku
“Enaknya banget dek ngenyot tetek besarmu…Sluuuurrrppp….” desah Markus
“SREEEEPPP… SLUUURPPP…” suara mulutnya mengisap dan mengempot payudara Sarah.
Kocokan jari Markus pada vagina Sarah juga makin ganas, terdengar dari suara kecipak yang menandakan Sarah sudah sangat basah karena terangsang berat.
“Aku mau keluar mas… Aku mau keluar….” Teriak istriku tiba-tiba ketika ia merasakan kenikmatan kocokan jemari tangan kiri Markus.
Buru-buru, istriku segera beranjak dari tempatnya duduk dan berpindah ke pangkuan Markus. Ia pun segera mengarahkan kepala batang raksasa lelaki pengangguran itu supaya tepat di lubang kenikmatannya. Dan setelah dirasa pas, Sarah segera menurunkan pinggulnya.
CLEEEPPPP.
“Ooouuuuugggghhhhh maassssss…..” teriak Sarah begitu ia merasa vagina sempit miliknya sudah terisi penuh oleh batang kejantanan Markus yang ada dibawahnya. “Enak bangeeeet maaaassss….”
“Goyang dek… goyang….” Pinta Markus.
“Enaaaak bangeeet maaaasss…. “ Teriak istriku setiap kali ia menurunkan dan menaikkan pinggulnya dari batang penis hitam milik Markus. “Eeeennnnnaaaaakkkk…..”
“Sempit banget memekmu dek….” Puji Markus.”Rasanya seperti memek perawan…”
”OOouuuuggghhhh…..Entotiin aku mas…. Entotin aku….”
Suasana didalam mobil seketika berubah berisik karena teriakan-teriakan mereka berdua. Sarah dan Markus seolah kehilangan ingatan jika saat itu, mereka sedang bercinta di dalam mobil yang sedang melaju di padatnya lalu lintas.
Walau kondisi kaca mobil tak sepenuhnya gelap, dan ada kemungkinan jika mereka bisa terlihat dengan jelas dari luar mobil, mereka seolah tetep tak peduli. Yang penting nafsu birahi mereka segera terpuaskan.
“Sarah pasti sangat menikmati persetubuhan…” batinku dalam hati. Karena dari kaca spion, aku bisa melihat jika walaupun saat itu vagina Sarah terlihat tersiksa karena sodokan penuh batang raksasa Markus, tapi dari suara desahan dan erangan kenikmatan yang ia teriakkan. Aku bisa tahu jika istriku sangat menikmatinya.
Tubuh ramping Sarah, meliuk-liuk kesana kemari, mengimbangi sodokan-sodokan kasar Markus setiap kali ia menghujamkan batang beruratnya kedalam celah vagina istriku. Membuat mobil ini terasa ikut berayun, menikmati goyangan percintaan mereka.
Gila. Ini benar-benar gila.
Aktifitas mesum mereka berkelanjutan selama perjalanan ini. Mereka bahkan tetap meneruskan aktifitas mesum mereka ketika mobil kami berhenti di palang kereta api sembari menunggu kereta yang lewat.
Alih-alih menghentikan bersetubuhan, mereka malah semakin memperganas aktifitas percintaannya. “Terus mas… terus sodok memek adek….” Pinta istriku sembari mengobel klitorisnya.
Tubuh istriku terlihat begitu bergoncang setiap kali menerima sodokan tajam Markus. sesekali ia membungkukkan badannya kedepan dan berpegangan pada jok tempatku duduk.
“Adek sayang kamu mas…. Adek sayang kamu…” ujar istriku tiba-tiba sambil memajukan kepalanya dan mengecup pipi kiriku dari belakang. Ngocoks.com
Reflek. Akupun mengusap dan menepuk pelan kepala istriku dengan tangan kiriku, sambil melihat persetubuhan mereka melalui ke kaca cembung spion. Muka istriku terlihat begitu merona merah, menandakan jika ia benar-benar terangsang. Tubuhnya membungkuk, matanya nanar, dan payudara besarnya saling menepuk satu dengan lainnya.
Mendadak terdengar suara siulan keras dari arah samping. Ternyata, suara itu berasal dari sebuah truk yang juga berhenti menunggu di persimpangan kereta.
Kernet truk itu buru-buru mengeluarkan HPnya dan mulai merekam persetubuhan istriku dan selingkuhannya. Tak lama, supir yang ada disampingnya pun melakukan hal serupa, mengeluarkan HP dan mulai merekam kearah kami.
Mendengar kegaduhan kernet truk itu, situasi di persimpangan kereta pun mulai memanas. Para pengemudi mobil dan pengendara motor mulai menengok kearah kami.
“Dek, ada yang liatin tuh!” aku memperingatkan mereka tanpa menoleh ke belakang.
“So what gitu loh?… Biarin ajah mas….” jawab sekenanya Sarah asal sambil terus menggeliatkan tubuhnya.
Aku hanya diam saja berpura-pura tidak tahu, membiarkan persetubuhan istriku dan selingkuhan menjadi tontonan mereka seperti orang bego. Aku hanya berharap kereta segera lewat dan pintu persimpangan segera terbuka.
“Aku mau keluar dek… “ ujar Markus ditengah kehebohan situasi persimpangan kereta.
“Aku juga mas…. Aku jugaaaa……” teriak istriku sambil terus menggeliat-geliat.” Kita keluar bareng yyyaaaaa maaaassss….”
“OOOooooooooooggggghhhhhhhhhhhh” teriak istriku lantang. Diikuti dengan hentakan badannya yang tak terkontrol. “Aku keluar mas… aku keluaaarrr….”
Seiring teriakan orgasme istriku, rangkaian kereta pun melintas. Suara gemuruh roda besi kereta untuk sesaat meredakan suara-suara persetubuhan Sarah dan Markus.
“CREEET….CREETTT…CREETTT….”
“Apa ini…?” tanyaku dalam hati, mencari tahu cairan apakah yang membasahi tangan kiriku dan dashboard mobil ini. Kembali aku melihat kearah spion. “ANJRIT…..” umpatku dalam hati “… ini sperma Markus….”
Bersambung…