Cerita Sex Lubang Surga yang Merah Merekah – Setelah suamiku pergi, aku ngulet sebentar. Aku melihat jam… Mmh… jam 6. Aku bangun dari tempat tidur yang masih telanjang bulat, sisa pertarungan gak seru semalam. Aku melihat di cermin lemariku, melihat vaginaku yang agak tebal dan sedikit merekah… ulah Alex! Selama sebulan ini digenjot terus-terusan.
Ya main berdua lah, bertiga lah, berempat lah… Gila! Bonyok memek gue bisa-bisa, pikirku. Walaupun begini, suamiku sepertinya gak sadar, tapi kayaknya, dia memang gak ngerti. Bayangin aja… selama kenal Alex, aku sudah di perkosa sama beberapa teman dan sepupunya.
Sering juga sih 3some bareng Rieke, terus pernah 3some sama temen kantornya, pernah berempat sama 2 sepupunya… vaginaku di gilir. Tapi gak apa-apa… mereka semua punya zakar yang besar, jadinya aku juga ikut puas… lagipula, akunya juga suka kok!
Sepanjang pagi itu, aku gak pakai apa-apa dirumah. Pembantuku sedang pulang kampung dan Fanny lagi di rumah ibuku. Bener-bener sendiri. Setelah mandi, aku sarapan terus nonton TV sampai jam ½ 9. Sekitar jam 9 kurang seperempat, Alex telfon. Dia bilang, dia harus ke Surabaya selama 2 minggu, tugas kantor katanya. HUH… BT! Gak ada orang di rumah, gak ada Alex… emangnya memekku mau nganggur selama 2 minggu? Ya sudah… aku terusin aja nonton Tv.
Cerita Sex Sekitar jam 10an, ada yang memencet bel rumah. Siapa sih pagi-pagi begini? Pikirku malas-malasan, dan aku memang malas kalau harus berapih-rapih. Ya sudah… aku tutupi saja tubuhku dengan kain pantai yang tipis sekali. Kain itu tidak bercorak apapun, hanya warna krem saja… polos! Kain pantai itu gak panjang, juga gak lebar. Jadi, setelah aku pakai, tubuhku hanya tertutup sebatas toket sampai kira-kira 15 cm dibawah pantat.
Itu saja hanya menutupi toketku beberapa cm saja diatas putting susuku. Sehingga belahan payudaraku yang besar ini, kelihatan banget. Sementara di dalam, aku gak pakai apa-apa. Lagipula, mungkin itu tamu yang gak penting. Lalu aku berjalan ke depan untuk membukakan pintu.
Ternyata, tamunya adalah teman kantor suamiku, namanya Andre. Kami sudah saling kenal.
“Eh ‘Ndre… ada apa? Kok gak ke kantor?” tanyaku setelah mempersilahkan dia duduk. Andre tampak kaget sekali melihat dandananku. Tapi bodo amat, paling Cuma sebentar.
“Eh… mmhh… anu…” katanya sedikit gugup. “Aku mau ngambil gambar blue print proyek nya Tino (suamiku-pen). Tadi katanya ketinggalan”
“Tinonya mana?” tanyaku lagi.
“Dia buru-buru ke Sukabumi, ke proyek. Maka itu dia nyuruh aku…” jawab Andre sudah lebih tenang.
“Ooo… ya sudah. Kamu cari sendiri aja di kamar! Aku nggak tahu… ngomong-ngomong, mau minum apa say?”
“Mmh… es teh manis aja deh…” katanya sambil tersenyum. (Anjrit… manis juga senyumnya, pikirku).
Lalu dia pergi ke kamarku. Tapi kayaknya dia sempet melihat belahan surgaku deh… soalnya, yang bangun duluan kan aku, pas bangun, aku agak sedikit mengangkang. Aah… bodo amat!
Pas lagi bikin teh didapur, aku mikir… Andre… Mmh… dia sudah married, dia temen suamiku, tapi dia ganteng banget. Tinggi, putih… jujur saja, waktu aku lihat dia berenang di laut waktu ada acara outing kantor suamiku dulu, dia tuh keren banget. Pas ngeliat dia pakai celana renangnya… Uuh… aku dan 4 ibu muda lainnya yang lagi ngumpul di teras bungalow, langsung pada ber-fantasi ria.
Menurut kami, dan itu disetujui oleh semua, enak kali ya, kalau di ‘hajar’ pake barang segede gitu?! Hihihi…. Nakal ya kami…. Tanpa di duga, tiba-tiba selangkanganku basah. Anjing! Gue horny, pikirku.
”Hei… kok bengong?” kata Andre mengagetkan aku dari belakang.
“Eh… eee… mmhhh…. Gak apa-apa kok” sahutku sedikit panik dan gugup. “Sudah ketemu anunya?”
Andre tersenyum, “Anunya apa?”
“Ee… blue printnya maksudku…”
“Oo… sudah… nih!” Kata Andre lagi sambil menunjukkan 3 gulung kertas blue print yang tadi dicarinya. “Mi, mana teh ku?”
“Ini…” kataku sembari memberikan gelas tehnya. “Liat-liat apa di kamarku? Soalnya aku belum beres-beresin kamar!”
“Nggak liat apa-apa… Cuma lingerie yang sexy banget, bra, kondom, g-string hitam yang tipis dan bentuknya imut banget, 3 vcd blue, sama fotomu yang pakai bikini” jawab Andre sambil tersenyum.
“Aah… kamu tuh, iseng banget sih?” kataku sambil memukul pelan pundaknya (dan berharap dia agak-agak terangsang melihat aku. Horny berat niiihhh!!!)
“Lagian berantakan gitu!” katanya lagi, “Mi, kamu tuh sexy banget ya…”
“Mmh… genit deh. Kenapa? Karena dandananku sekarang?”
“Enggak… mmhh…. Iya juga sih!”
“Lagian,… males banget pake baju. Kirain gak ada siapa-siapa yang dateng.”
“Ya… tapi kan….”
“Aah… udah ah…” potongku genit, “gak usah di omongin!”
“Ya sudah… tapi aku penasaran deh… itu kamu gak pake…”
Aku memotong lagi, “Enggak… gak pake apa-apa!”
“Bohong…..”
“Nih lihat!” kataku sambil melepas kain tipis yang menutupi tubuh indahku ini. Sekarang aku bugil lagi. Aku tersenyum.
“Bangsat…” kata Andre, “Sumpah! Bagus banget bodymu Mi!” Tiba-tiba, Andre membungkuk dan ngeliatin vaginaku sedemikian rupa.
“Ngeliat apa kamu say?”
“Ini lho…” kata Andre, “memekmu basah gini… kamu lagi horny ya Mi?” tanya Andre sambil tersenyum.
“Kalo iya, kenapa?” tantangku.
Tanpa banyak cingcong, Andre segera memeluk dan menciumku. Dia melumat bibirku dengan liar, ya sudah, aku membalas lebih liar lagi. Lalu Andre melingkarkan tangannya ke belakang tubuhku dan meremas kedua belahan pantatku. Demikian juga aku, ku tarik kepalanya dan ku hisap dalam-dalam lidahnya. Andre memanas… Dia membuka baju dan celananya, tapi ketika hendak membuka CD-nya, dia kutahan.
“Ini bagianku!” kataku. Akupun langsung melepas celana dalam Andre, pelan… peelan… peeelan… sampai aku berlutut di depannya, sementara mulutku face to face dengan batang kontolnya yang baru setengah bangun.
Setelah melihat Andre dan saling tersenyum, zakarnya langsung aku masukkan ke mulutku dan ku kulum, perlahan tapi pasti. Butuh sekitar 3 menitan untuk membuatnya benar-benar menjadi KONTOL. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com Setelah mengeras, aku lepas kulumanku, dan ku genggam erat-erat dan mengocoknya perlahan-lahan, sambil sesekali menjilati bagian kepalanya.
Tak lama setelah itu, Andre menyuruhku berdiri dan membopongku ke kamar tidur. Sesampainya di kamar, Andre membaringkan aku terlentang. Dan dia pun ‘balas budi’. Vaginaku di ciumi, di jilati, dan kelentitku di gosok-gosok menggunakan jarinya. Cairan pelumasku keluar lagi. Vaginaku sudah basah kuyup. Tanpa banyak basa-basi, Andre membuka pahaku lebar-lebar dan memasukkan benda keras dan panjang itu ke dalam lubang kesayanganku. Sumpah! Rasanya enak banget. Setelah itu, batangannya mulai merangsak maju mundur (kadang berputar) di dalam memekku.
Sekitar 10 menit kemudian, Andre menyruhku menungging. Dia ingin doggy style rupanya. Lalu dia berlutut dan menghajar memekku dari belakang. Tusukan-tusukannya sangat cepat tapi berirama, dan membawa dampak kurang baik bagiku, karena orgasmeku cepat sekali mau datang. Sesekali Andre menghentikan serangannya, membiarkan dinding vaginaku merasakan denyutan urat kontolnya.
Dan itu enak banget! Pada kali keempat dia berhenti, aku orgasme! Merasa batangannya disiram mendadak, teman suamiku ini malah menggenjot aku semakin cepat. Andre memegang kedua sisi pinggangku dengan erat, dan dia menghajar, menusuk dan mengeweku semakin keras dan liar.
Goyangan buah dadaku yang seperti lampu gantung kena gempa, menandakan buasnya serangan bapak beranak 2 ini. Keringat kami deras sekali mengucur, sementara desahan, erangan dan teriakan kenikmatan ku sangat keras sekali terdengar.
Tiba-tiba, aku merasakan akan orgasme lagi… “Gila!”, pikirku… “cepet banget!” Tak lama setelah aku orgasme kedua (dan itu enak banget!), Andre mengerang. Aku tahu…. Dia mau orgasme. Benar saja, tak lama kemudian, Andre menghentikan serangannya, dan menarik pinggulku dengan cepat, supaya kontolnya masuk semua. Dia muncrat di dalam memekku. Nikmat sekali rasanya, bagian dalam itil kesayanganku disiram cairan hangat, kental dan lengket.
Dan kayaknya banyak banget! Lalu dia mengeluarkan penis besarnya dan membaringkan aku terlentang, setelah itu, dia menumpahkan sisa spermanya ke mulutku, yang segera aku minum dan telan.
“Gurih juga pejumu, Ndre!” kataku. Andre hanya tersenyum mendengar komentarku tentang cairan kenikmatannya itu.
Lalu kami berdua berbaring kelelahan. Setelah bercumbu sebentar, kami ke kamar mandi untuk membersihkan jejak-jejak pertempuran kami yang hebat sekali. Kemudian, Andre berpakaian dan akan langsung ke Sukabumi. Sejujurnya, aku gak mau… tapi, mau gimana lagi?
Aku mengantarkan Andre sampai pintu depan, dengan masih bertelanjang bulat. Di depan pintu (yang belum dibuka) aku secara terang-terangan ngomong ke Andre…
“Sayang… Usahain nanti bikin Tino agak lama di sana ya… 2 – 2 harian gitu deh. Syukur-syukur sebulan….?!”
“Kenapa?” tanya Andre bingung.
“Mmh… aku mau lagi di perkosa sama kamu…”
Andre tersenyum mendengar ucapanku, “Ya sudah… pasti aku usahain!”
“Tapi kamu nanti balik lagi kesini, ya…. Bilang aja sama istrimu, kamu nginep di Sukabumi…!”
“Ya sudah. Aku usahain jam-jam 7 aku sudah sampai disini lagi!” sahut Andre.
“Bener ya…?” rengekku agak manja, “Janji lho! Aku beneran nih hornynya….!”
“Iya… iya….!”
Lalu kami berpelukan dan berciuman dengan bernafsu sekali. Akibatnya… kami ML lagi di depan pintu sambil berdiri (Andre hanya melepas celananya saja). Setelah selesai, Andre berangkat ke Sukabumi. Sementara aku berbaring kelelahan di sofa dengan sperma Andre mengalir pelan, keluar dari vagina indahku yang kian menebal dan lubang surganya yang mulai merekah, karena selalu dihajar oleh batang-batang zakar yang besar-besar.
Dan aku berfikir, semua orang yang ML sama aku selalu membuang cairan kenikmatannya di dalam memekku (tapi aku nggak khawatir hamil. Soalnya aku selalu minum pil KB)… Tapi nggak apa-apa… akunya juga suka kok!
Sekitar jam ½ 8, Andre sudah sampai lagi dirumahku, sementara suamiku (atas usaha Andre) tetap di Sukabumi, dan baru pulang besok malam. Kami 4 kali ML malam itu. Top banget stamina Andre. Pada game ke 3, suamiku telfon. Aku berbicara dengan sumiku dalam posisi nungging, sementara Andre bergerak pelan sekali… Lucu juga melihat tampang teman suamiku ini.
O iya… aku lupa bilang. Anakku tersayang juga melihat memek ibunya ini dihajar oleh Andre. Anakku pulang sekitar jam 9 malam (beberapa saat setelah game 1). Dia diantar oleh ibuku. Ketika melihat Andre yang mengenakan kaos dan celana pendek (dia gak sempat pake cd, buru-buru banget!), ibuku bertanya kepadaku didapur…
“Mia… itu siapa? Kok malem-malem ada laki-laki kesini?”
“Dia itu namanya Andre, bu… tetanggaku kok. Dia kesini nyari mas Tino…” ucapku asal.
“Ya sudah… suruh dia pulang! Sudah malam!”
“Iya… iya…!”
Pada saat itu, aku hanya mengenakan tanktop dan celana pendek yang super pendek dan ketat (no bra, no cd!). Tak lama kemudian, ibuku pulang dengan berpesan kepadaku (dan ini membuatku kaget sekali… )
“Hati-hati… jangan sampai Tino dan tetangga yang lain tahu!”
“Ha…??? Tahu apa bu?”
“Jangan pura-pura bego kamu! Itu seprai buktinya. Di situ ada celana dalam laki-laki, baju laki-laki, bh dan celana dalammu. Terus di situ juga ada tissu yang lengket-lengket basah. Ibu tahu kamu habis ngapain…”
“Maafin Mia ya bu…”
“Ya sudah… asal hati-hati saja. Lain kali, kalau mau aman, ke rumah ibu saja!”
Tentu saja, aku kaget, terharu tapi senang. Langsung aku peluk ibuku dan dia tersenyum bijak. Setelah itu, ia memesankan hal yang sama kepada Andre, dan dia menghormati ibuku. Andre berjanji pada ibuku untuk merahasiakan hal ini…
“Bu…” kata Andre, “saya janji, gak akan nyakitin Mia…”
“Bagus… bagus….” Sahut ibuku.
“Kecuali….”
“Keecuali apa?” tanya ibuku bingung.
“Kecualiii… mmhh… sakit-sakit enak!” sahut Andre.
Kami bertiga tertawa… “Bisa aja kamu!” kataku. Saking senangnya dengan suasana ini, aku memperlihatkan penisnya Andre ke ibuku, yang cuma bisa tersenyum dan kagum.
Setelah itu, ibu pulang…
Paginya, aku terbangun karena suara telefon yang berdering dari arah ruang tamu. Tanpa berepot-repot mengenakan pakaian, aku langsung mengangkat telfon… Rupanya suamiku. Dia ngecek keadaan rumah dan berpesan supaya hati-hati. Dia pulang malam ini.
Setelah menutup telfon, akupun langsung menuju ke kamar mandi. Ketika sedang membasuh sisa sabun di sekitar kemaluanku, Andre masuk ke kamar mandi (aku tidak menutup pintu kamar mandi. Dan dia juga masih telanjang.)
“Siapa tadi yang telfon Mi?” tanyanya.
“Tino…” jawabku.
“Ngapain? Iseng amat pagi-pagi nelfon?”
“Yaa… ngecek istrinya lah…”
“Buat apa? Kan istrinya ditemenin sama laki-laki yang baik ini…”
“Justru itu… dia mungkin takut kalo istrinya yang sexy ini diperkosa sama laki-laki itu…” kataku sambil mulai menggenggam kontol teman suamiku ini dan mendekatkan tubuhku ke tubuhnya yang bidang itu.
“Tapi istrinya kan nggak diperkosa…” Kata Andre sambil meremas kedua buah dadaku yang ranum. “Dia di perlakukan dengan baik… karena…. (tangannya mulai turun ke bawah) memeknya… (tangannya mulai mengelus memekku) enak banget…!”
Andre langsung mencium bibirku dan melumatnya. Aku langsung membalas serangan Andre. Ku hisap dalam-dalam lidahnya… dan kugenggam dengan erat kontolnya dan mulai mengurut dan mengocok batangan yang makin lama makin keras dan memanjang itu.
“Mami…”
Aku dan Andre segera menghentikan kegiatan kami ini ketika Fanny memanggilku, tapi kami tetap berpelukan dengan erat sekali.
“Kenapa sayang?” kataku.
“Mami sama Om Andre lagi ngapain?” tanyanya.
“Mami sama Om Andre lagi mandi…” Jawabku.
“Kok madinya pelukan?” tanyanya lagi.
“Mmmhhh….” Belum selesai menjawab, Andre memotong…
“Mami kedinginan… makanya Om peluk supaya badannya anget!”
Aku tersenyum mendengar jawaban Andre. “Iya sayang… airnya dingin banget!”
Andre lalu melepas pelukannya dan langsung berlutut didepan Fanny, “Fanny mau mandi bareng sama Om, sama mami?”
“Mau…”
Lalu kami bertiga telanjang bulat dan masuk kedalam Bath tub, dan berendam bersama-sama.