Kenikmatan yang lebih dahsyat daripada yang baru saja Hajar rasakan bersama pisau cukur, di dalam kamar mandi. Menyemprot keluar lagilah cairan kental putih yang menetes dengan derasnya dari dalam lubang memiawnya membasahi paha putih wanita alim yang lugu ini, dan terus mengalir deras sampai memercik di lantai ruang tengah itu.
Untuk beberapa saat, Hajar terus saja mengejang menikmati orgasme dahsyatnya di pelukan pak Bokir. Setelah kesadarannya pulih, dengan lunglai Hajar terhuyung, dan bersandar ke kursi di dekatnya. Pak Bokir, masih menyeringai, menjilati jarinya yang basah kuyub tersiram cairan memiaw milik Hajar.
Untuk beberapa saat, Hajar merasa tubuhnya tak bisa bergerak lagi. Namun tiba-tiba, ia menyadari bahwa pak Bokir sudah melepas celananya, mulai mendekatinya. Dengan rasa ketakutan, Hajar segera menghindarinya dan berlari masuk kamar.
Sampai di kamar, ia segera menguncinya dan menjatuhkan diri ke kasur, menangis sejadi-jadinya. Dia menangis karena malu terhadap dirinya sendiri dan suaminya, karena marah terhadap pak Bokir, dan terlebih lagi marah terhadap dirinya, yang tidak bisa mengendalikan diri dan malah menikmati perlakuan pak Bokir. Ia menangis sejadi-jadinya.
Sekitar satu jam, setelah tangisnya agak mereda, segera ia memakai baju jubah hijau terusan dan jilbab putih yang lebar, yang tersampir di pintu kamarnya.
Ia tidak mengenakan celana dalam dan BH, karena celana dalam dan Bhnya semua diletakkan di almari di kamar belakang, yang tidak mungkin diambilnya tanpa membuka pintu kamar tidur.
Segera ia menjatuhkan diri ke kasur lagi, dan kembali menangis. Ia bersumpah akan melaporkan tindakan pak Bokir tadi ke suaminya, sampai akhirnya dia tertidur.
Tiba-tiba, Hajar yang tidur terlentang bangun karena merasa ada seseorang yang meremas-remas memiawnya dari luar jubahnya. Saat wanita berjilbab yang berkulit putih ini membuka mata, ia kembali melihat pak Bokir yang menyeringai sambil terus menggerayangi memiawnya.
Ternyata pak Bokir berhasil menemukan kunci cadangan yang berada di dalam lemari pakaian di kamar belakang. “wah, ternyata mbak Hajar tambah cantik kalo pake jubah ama jilbab gini. Bapak jadi kepingin mbak…” kata pak Bokir.
Hajar yang ketakutan segera menepis tangan pak Bokir dan berusaha menjauhinya. Tapi terlambat. Pak Bokir berhasil menangkap tangannya dan segera menarik Hajar kedalampelukannya. “jangan, pak…!!” pinta Hajar memelas.
Air mata kembali mengalir, tapi pak Bokir tidak mau tahu. Ia segera mengulum dan menghisap mulut Hajar yang indah. lidahnya dengan paksa dimasukkan ke dalam mulut Hajar dan mempermainkan lidah wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini,
Sambil tangan kirinya yang tidak digunakan untuk memeluk Hajar turun ke memiaw Hajar, dan kembali meremas – remasnya dari luar jubah.
Hajar meronta berusaha melepaskan diri, namun karena tenaganya kalah jauh dibanding tukang bangunan itu, dan rangsangan demi rangsangan pak Bokir yang dialami lidah dan memiawnya, rontaan Hajar semakin melemah. bahKan akhirnya lidahnya mulai menyambut lidah pak Bokir yang bermain di rongga mulutnya.
Suara desahan dan decakan menggema di kamar tidur muslimah berjilbab itu. Air matanya kembali mengalir. memiawnya kembali basah, sangat basahnya sampai-sampai membasahi jubahnya.
Air liur Hajar mengalir membasahi bibir, pipi, dan jilbab putih lebarnya. Pak Bokir menjilat dan menghisap air liur wanita alim itu dan meneguknya dengan nikmat.
Setelah yakin bahwa Hajar sudah ada di genggaman tangannya, pak Bokir langsung membopong Hajar dan membawanya ke arah halaman belakang menuju dua orang teman pak Bokir.
Hajar berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Bokir dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Mbak.., di sini sepi. Suara teriakan Mbak nggak bakal ada yang denger..” Melihat Hajar, kedua teman Pak Bokir segera bersorak kegirangan.
“wah, akhirnya kita bisa ngerasa’in mbak ini yah!!” kata seorang. “iya!! Selama ini kita cuman bisa ngebayangin kayak apa rasanya memiaw cewek berjilbab, khan?” kata seorang lagi, langsung disambut dengan gelak tawa mereka. wanita alim yang lugu itu hanya bisa menangis ketakutan.
“jangaaaaan, paaaaak…..” katanya mengharap belas kasihan. Tapi para tukang-tukang itu tidak menghiraukannya. Tiba-tiba…, “Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara Hajar sekeras-kerasnya dari luar jubahnya.
“Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa. ..” kata Hajar. “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Pak Bokir yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba memiaw Hajar dari luar jubahnya, sedang Pak Bokir masih memegang kedua tangan Hajar dengan kencang.
“benar, mbak. Kamu nikmati aja, kayak tadi pas sama jari saya. Biar kami nggak perlu nyakitin mbak.” Katanya mengancam. Ngocoks.com
Tidak berapa lama kemudian Hajar melihat ketiganya bergantian mulai melepas pakaian mereka. Hajar hanyaterduduk sembari melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan tongkol mereka yang besar mengacung karena nafsunya.
Batin Hajar kembali berdesir melihat tongkol-tongkol besar itu. wanita yang selalu mengenakan jilbab itu bergidik membayangkan memiawnya akan disodok-sodok oleh tongkol-tongkol besar itu.
Air matanya mengalir semakin deras, tapi dua kali orgasme, dan ketakutan yang teramat sangat membuat dia merasa tak punya kekuatan sama sekali. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh Hajar yang sudah lemas di atas pasir.
Kemudian Pak Bokir menyingkapkan jubah yang dipakai Hajar sampai keatas perut, lalu mulai menjilati memiaw Hajar. “Wah.., memiaw cewek berjilbab wangi loh..” katanya.
Hajar merasakan lidah pak Bokir berusaha menyusupkedalam memiawnya yang sudah basah. Wanita berjilbab lebar itu tersentak dan segera berontak, namun kedua teman Pak Bokir segera memegangi kedua tangan dan kaki Hajar.
Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan Hajar sambil menghisap dan mengulum puting susu Hajar dari luar jubahnya. Begitu bernafsunya dia, sampai-sampai jubah wanita alim yang lugu itu basah kuyub karena air liurnya.
Tidak berapa lama kemudian Pak Bokir membentangkan kaki Hajar yang putih lebar-lebar dan mulai mengarahkan tongkolnya yang besar ke lubang memiaw wanita berjilbab yang berkulit putih itu.
“eeehhhmmmm…. !!” Hajar tersentak saat ia merasa benda yang besar itu mulai memasuki liang memiawnya. Dan ternyata, sama seperti yang Hajar bayangkan sebelumnya, rasanya benar-benar sangat nikmat.
Benar-benar berbeda dengan suami Hajar. Namun karena malu, Hajar terus berontak sampai Pak Bokir mulai mengoyangkan tongkolnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa Hajar justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.
“hhhmm…..aahhmmm……hhhhmm….” terdengar rintihan dan desahan tertahan dari mulut Hajar yang terttutup rapat. Hajar berusaha menutup rapat mulutnya, agar desahan-desahan kenikmatan itu tidak keluar, namun yang terdengar justru desahan itu semakin terdengar seksi, dan membangkitkan nafsu biadab para tukang bangunan itu.
Mendengar desahan Hajar yang seksi, kedua teman Pak Bokir tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka,
Hajar sadar namun mau memberontak lagi Hajar merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah wanita alim itu terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan Hajar tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Bokir.
Tidak lama kemudian Pak Bokir membalikkan tubuh Hajar yang masih memakai jubah dan jilbab lengkap dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari memiaw Hajar.
“aaahhhmmm….” Putaran badan itu membuat Hajar merasa tongkol pak Bokir mengaduk liang memiawnya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan tongkolnya ke mulut Hajar.
Hajar berusaha berontak, namun si gendut mencengkeram kepala Hajar yang mesih terbungkus jilbab dengan keras, sehingga Hajar menurutinya. Ia dipaksa mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti permen lolipop.
Hajar benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian Hajar mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah Hajar alami sebelumnya.
Tubuh wanita alim yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu mengejang, tersentak-sentak disertai desahan panjang selama hampir satu menit, lalu kemudian menjadi lemas dan jatuh tertelungkup.
Namun tampaknya Pak Bokir belum selesai, sehingga cengkeramannya pada pinggul Hajar semakin kuat, sampai-sampai kulit Hajar berdarah karena tergores kuku Pak Bokir yang Hitam.
Genjotannya juga semakin dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim Hajar. Saking banyaknya, sampai-sampai sperma pak Bokir meluber keluar, bersama cairan memiaw ibu muda berjilbab yang alim itu, mengalir turun membasahi jubahnya.
Begitu Pak Bokir mencabutnya, Hajar kembali mendesah saat si botak langsung memasukkan tongkolnya ke dalam memiaw Hajar tanpa memberi waktu untuk istirahat.
Sambil terus menyodok memiaw Hajar dalam posisi anjing, jari si botak menyusup ke dalam jubah Hajar, mempreteli kancing jubah itu sampai perut, dan meremasi payudara wanita alim yang lugu itu yang sudah terlihat bergantung bergoyang-goyang mengikuti irama sodokan si botak.
Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan tongkolnya ke dalam mulut Hajar dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam mulut wanita berjilbab yang berkulit putih itu.
Banyak sekali spermanya yang Hajar rasakan di mulutnya, namun ketika Hajar hendak membuang sperma itu, Pak Bokir yang terlihat sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama… pasti nikmat… ha.. ha.. ha..” Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, Hajar menurutinya berkumur dengan sperma itu.
Sungguh erotis sekali, melihat seorang muslimah yang masih memakai jubah dan jilbab, berkumur menggunakan sperma seorang laki-laki yang bukan suaminya, sementara ekspresinya tegang menahan kenikmatan dari sodokan demi sodokan yang ia terima dari belakang.
Sementara si botak terus menyodok-nyodok tongkolnya didalam memiaw Hajar, Pak Bokir masuk ke dalam rumah Hajar dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang dibeli Hajar tadi pagi untuk dimasak, serta sebuah kalung mutiara imitasi milik wanita alim itu.
Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan Hajar pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut, dengan memiaw yang berlepotan sperma, yang mengalir turun membasahi pasir dibawahnya.
Melihat temannya sudah selesai, Pak Bokir menghampiri Hajar sambil memaksa Ibu muda berjilbab lebar itu kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan dari mbak Hajar ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam memiaw Hajar.
Tentu saja ibu muda berjilbab yang alim itu terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi Hajar. Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam memiaw Hajar.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga wanita alim itu menggoyang-goyangka n pantatnya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…”kata si botak. “Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut. Dengan perlahan Hajar merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Desahan demi desahanpun keluar dari mulut wanita berjilbab itu, bersamaan dengan gerakan terong yang terasa mengaduk-aduk memiawnya.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit Hajar berhenti, tetapi setiap Hajar berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat wanita alim yang lugu itu. Tidak berapa lama wanita berjilbab yang berkulit putih itu mencapai klimaks, dan dari memiawnya kembali menyembur keluar cairan putih. melihat itu mereka tertawa.
Pak Bokir kemudian menghampiri Hajar, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus Wanita berjilbab lebar itu. Hajar kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata. “Sekarang mbak maju pelan-pelan yaa..”
Dan ketika Hajar bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus Hajar sampai habis, dan kembali pula wanita alim yang lugu itu mendesah dan mengerang, menikmati sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya itu.
Begitulah mereka mempermainkan Hajar sampai kemudian mereka siap memperkosa wanita alim itu lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka klimaks, Hajar pun turut orgasme dengan arti Hajar menikmati diperkosa.
Dan malam harinya ketika suami Hajar pulang, wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab
yang lebar itu sama sekali tidak melaporkan kejadian…