Cerita Sex Pestanya Para Artis Papan Atas – Hari hujan dengan sangat derasnya, banjir di Jakarta sangat mengganggu aktifitas orang bekerja, demikian pula denganku yang malas malasan untuk bekerja, suasana villa cukup menyegarkan juga. Aku hendak pergi ke villa yang biasa aku pakai bercinta dengan artis artis lain. Dengan hujan yang mengguyur itu aku berangkat juga. Namun tak disangka, di villa itu aku berpesta seks dengan para artis papan atas.
Aku datang ke villa itu ketika sudah menginjak malam, sekitar jam 21.00, pas aku leyeh leyeh mendadak ada mobil menyembunyikan klakson, aku ogah banget, namun bunyi klakson bertalu talu membuat aku membukakan gerbang. Dengan payung aku membuka, dari kaca jendela seseorang mengeluarkan kepalanya.
“Haloo , sayaaang “ sapanya. Aku menjadi gregetan, niat mau santai justru malah diganggu Alice Norin, bahkan aku tak tahu kalo di dalam mobil juga da wanita lain, Tina Talisa.
Ngocoks Aku berjalan tanpa menutup gerbang, dan masuk ke teras menunggu mereka berdua. Setelah mereka memasukkan mobil ke garasi lalu menuju ke teras tempatku yang sedang duduk merokok mneyeruput kopi. Alice Norin datang langsung saja duduk di pangkuanku sambil merangkulkan tangannya memegang kepalaku dan melumat gemas bibirku.
“Gimana kabarmu … nih aku bawain istrimu, Tina Talisa “
“Baik… hmmm… kok lama dia “ tanyaku
“Bentar… tuh muncul… bodynya makin yahuut khan… lama kamu nggak bercinta dengan dia setelah kelahiran anak pertama hasil dari benihmu… “
Aku memadang dengan senyam pada Tina Talisa, Tina Talisa langsung saja juga duduk di sampingku
“Halooo… sayang “ sapaku sambil merangkulkan tanganku dan Tina Talisa juga memelukku, besaran buah dadanya makin besar saja.
“Baik… makasih ya… anak kita ganteng… mirip seperti kamu… “ sapa Tina Talisa dengan melumat bibirku dengan sangat bernafsu. Malah tangan Tina Talisa meremas penisku dengan gemas, sudah begitu, Alice Norin tak kalah nakal membuka bajunya.
“Aaah… jangan disini donk… di dalam yuuk “ ajakku bernafsu.
Alice Norin langsung beranjak dari pangkuanku dan menarik tanganku, kugandeng Tina Talisa dan aku langsung meremas buah dada Tina Talisa yang masih memakai pakaian blazer dari kantor.
“Kami berdua mau nagih sperma ya… layani kami berdua… please “ ujar Alice Norin dengan meremas penisku dengan keras membuat aku sampai menjambak rambutnya.
“Pelan aaah…sakit tahu… kalian berdua telanjang saja… “ godaku dengan tersenyum
Kami sampai ke dalam rumah dan masuk ke dalam kamar, di kamar itu, Tina Talisa dan Alice Norin langsung melucuti pakaiannya tanpa tersisa, aku sampai berdegup kencang ketika Tina Talisa membuka BHnya, besaran buah dadanya semakin montok saja, demikian pula dengan buah dada Alice Norin. Ditariknya aku yang sedang bengong. Tina Talisa langsung membuka celanaku, dan menariknya, sedang Alice Norin membuka kaosku.
Mereka berdua sangat lapar dan haus seks, karena Tina Talisa setelah melahirkan lama sekali tak kusetubuhi sedang Alice Norin saban minggu aku sudah menyetor sperma sampai menggelepar.
“Ganteng yaaa… ck ck ck ck… makin besar saja nih penis “ timpal Tina Talisa dengan tersenyum dan menariku ke ranjang dan langsung dipeluk dan ditindih, Tina Talisa langung melumat bibirku dengan rakus, sedang Alice Norin langsung menjilati buah zakar dan batangku dengan pelan pelan membuatku geli.
“Kita keroyok yu… semoga kita yang kalah… “ seloroh Alice Norin dengan semakin bersemangat menjilati dan akhirnya mengulum penisku dengan rakus, aku masih saling melumat dengan Tina Talisa.
Pergumulan threesome itu semakin panas, aku semakin suka dengan tingkah binal mereka berdua, Tina Talisa sering kali melakukan pagutan sangat lama, tanganku semakin nakal meremas buah dada Tina Talisa dan membuat Tina Talisa melenguh melepaskan lumatan pada bibirku
“Aaaauh… nikmaatnya… lama ndak kamu setubuhi aku “ timpal Tina Talisa dengan tersenyum dan menahan tanganku.
Tina Talisa menindihku dengan menduduki perutku, sedang Alice Norin membuka mengerjai penisku, lalu Tina Talisa berbalik dan berhadapan dengan Alice Norin.
“Bagi donk… “ pinta Tina Talisa dengan mengelus kepala Alice Norin, Tina Talisa lalu mengangkat pantatnya dan diletakkan tepat pada muku sehingga aku langsung melakukan oral seks, vagina Tina Talisa juga sempit karena lama ndak dipakai,walau sudah melahirkan anak hasil benihku namun tetap smepit juga.
“Aaaaaaauh …. “pekiku kesakitan ketika dengan gemas, mulut Tina Talisa mengulum penisku dan menyedotnya membuat aku hanya bisa meremas pantat Tina Talisa.
Pemandangan yang panas itu membuat kami berkeringat, kami tidak tahu ada mobil masuk, karena hujan sangat deras, hanya lenguhan, rintihan, erangan kami bersahutan. Ternyata mobil itu merupakan milik Nafa Urbach Urbach yang tiba tiba datang, semua serba kebetulan. Gilanya Nafa Urbach Urbach datang bersama Titi Kamal, mereka berdua kasak kusuk cerita urusan seks dan ternyata bercinta denganku
“Kita masuk saja… tumben ada dua mobil… jangan jangan… aku lama ndak disetubuhi oleh dia” ungkap Nafa Urbach kepada Titi Kamal. Mereka berdua masuk ke dalam rumah, namun hanya mendengar suara erangan dan lenguhan belaka
“Gilaa… ternyata dia bercinta dengan wanita lain “ bisik Titi Kamal
“Hmm… dasar suka makan perempuan tuh… “ ucap Nafa Urbach dengan membuka kamar yang di mana aku, Tina Talisa, dan Alice Norin sedang bergumul dengan sangat panas, saling melumat, mengoral dan meremas. Nafa Urbach membuka pintu kamar dan sampai tergidik melihat keliaran kami. Aku menjadi merah mukaku, ketika menjilati vagina Tina Talisa, mataku melirik ke samping karena ada cahaya masuk dan aku sampai copot jantungku.
Melihatku berhenti, Alice Norin yang sedang mengulum penisku berhenti, demikian pula dengan Tina Talisa yang tiba tiba menarik selimut menutupi buah dadanya.
“Gilaaa…. sial…payah… “ semprot Tina Talisa dengan was was. Demikian pula dengan Alice Norin yang langsung mengumpet di belakang tubuh Tina Talisa
“Rupanya kalian sedang berpesta ya… nggak ngajak ngajak… “ ujar Nafa Urbach dengan maju
“Mau apa kalian ?” ujar Tina Talisa dengan sombong dan merasa berhak atas kenikmatan cinta denganku dan bersama Alice Norin.
“Kami sudah terbiasa bercinta dengan dia, lelaki brengsek… suka meniduri istri orang, janda artis “ semprot Titi Kamal dengan ikut maju. Kukuasi keadaan, dengan bangun dan duduk memandang mereka berdua
“Kenapa kita tidak sekalian main berlima ? ayoo…copot baju kalian… giliran aku dihajar kalian berempat”
Titi Kamal hanya memalingkan mukanya karena aku nakal memandangnya dengan penuh nafsu.
“Kamu nggak pernah berubah, selalu bernafsu saja mandang aku… “ semprot Titi Kamal, namun dicegah Nafa Urbach.
“Kita ikutan saja yuk… kalo nggak ikut kita malah berabe, Tina Talisa dan Alice Norin tahu kita juga… sudah basah nih”
Alice Norin yang diam kemudian menyahut
“Iyaaa… mari kita pesta seks dan mabuk, aku bawa bir di mobil “ seloroh Alice Norin dengan turun dari ranjang dan langsung menarik tangan Titi Kamal, sedang Tina Talisa langsung turun juga menarik tangan Nafa Urbach, Tina Talisa melucuti pakaian Nafa Urbach dan Alice Norin melucuti pakaian Titi Kamal.
“Kita lakukan sajalah… nggak usah dipikir… tuh ****** dia makin besar saja… ayo nanti kita jejer disodoki sampai muncrat “ seloroh Alice Norin dengan tersenyum dan langsung menjilati buah dada Titi Kamal.
Mereka berempat memilki buah dada montok montok, mereka maju ke depan, Nafa Urbach langsung menindihku dan melumat bibirku. Sedang Titi Kamal dan Tina Talisa berada di selakanganku bergantian menjilati penisku. Alice Norin tak kalah nakal, menjilati vagina Tina Talisa.
Kami berlima melakukan pesta seks, malam semakin dingin, namun di kamar itu semakin panas. Aku tak tahu, suasana makin ramai dengan lenguhan, erangan kami. Alice Norin mengoral Tina Talisa, sedang Titi Kamal mengoral Nafa Urbach, serta vagina Titi Kamal aku sendiri yang mengoral, vagina mereka semua sudah basah.
Belum kami orgasme mendadak pintu terbuka, seorang wanita dengan tanpa pakaian masuk.
“Baaah… Vivi Rachmawati… oh… mati aku… “ teriakku cemas
Semua mata memandang ke arah wanita yang sangat nakal memamerkan kesintalan tubuhnya
“Benar benar muraha tuh dia “ maki Titi Kamal Kamal yang sedang mengulum penisku bergantian dengan Tina Talisa
“Boleh aku gabung ?” tanya Vivi Rachmawati
“Hmmm… boleh… tapi nanti pulang masing masing bayar 2 juta ke dia “
“ndak masalah… aku traktir kalian semua menikmati pemuda itu… “ jawab Vivi Rachmawati dengan tersenyum dan maju bergabung
“Please… gimana kalo kalian aku gilir satu satu… “ ajakku
“Enak saja… itu ronde kedua sayang, ronde pertama kami akan membuatmu muncrat… rasain suka menyantroni vagina istri orang… mainin janda… “ ejek Tina Talisa dengan tertawa dan disambut semua tawa para artis papan atas ini. Berlima mereka mau mengeroyokku. Bah…aku lebih suka berthreesome atau berdua saja. Tapi kali ini nasib baik tidak berpihak padaku. Aku harus melayani lima artis yang haus seks.
Situasi yang tidak menguntungkan aku, sehingga aku selalu mengusulkan alternatif agar aku bisa menjaga stamina dan tenaga yang bakalan terkuras jika habis melayani lima artis yang sangat haus seks. Penisku dikulum dengan gemas oleh Tina Talisa dengan rakus.
“Aaaaaaaauh… “ erangku dengan menggelinjangkan kedua kakiku dan oleh Titi Kamal langsung dicekal agar tidak bergerak. Aku kembali menjilati dan menyedot vagina Titi Kamal, posisi mengangkang Titi Kamal tepat dimukaku itu aku langsung menyedot dengan gemas. Sedang Nafa Urbach dan Vivi Rachmawati kini bermain berdua, Vivi Rachmawati menjilati vagina Nafa Urbach membuat Nafa Urbach sampai menggelinjang dan meronta ronta karena jilatan Vivi Rachmawati sangat keras.
Penisku dijilati oleh Tina Talisa, posisi Tina Talisa berada membungkuk di antara kedua kakiku, Tina Talisa terus melakukan oral ke penisku. Dipermainkan batangku dimulutnya. Lalu dengan gemas lidahnya mengoseri batangku membuatku semakin ngilu, Tina Talisa sangat kelaparan
“Sudaaah aah… aku ingin nyodoki kalian … “ erangku dengan meremas pantat Titi Kamal, mendorongnya sehingga membuat Titi Kamal yang menunggu mengulum batangku menjadi kesal
“Aku belum oral kontolmu, sayang “ protes Titi Kamal dengan mengalah dengan wajah kesal dan kecewa
“Aku sodok kamu dulu Mbak Titi “ ujarku tak perduli dengan mengangkat tubuhku, selepas Titi Kamal berpindah tempat aku langsung menjambak rambut Tina Talisa yang masih mengulum batangku.
Di sampingku Nafa Urbach masih dioral oleh Alice Norin dan Vivi Rachmawati. Ketika aku bangun, Alice Norin langsung memelukku dan memberikan lumatan sangat ganas dan kubalas, sehingga Tina Talisa kembali mengulum lagi.
“Kalian bertiga oral dulu… aku mau genjot Titi… “ perintahku dengan mendorong Alice Norin. Aku kembali menjambak rambut Tina Talisa, Tina Talisa hanya menjilati bibirnya pertanda puas bisa mengulum penisku.
Aku langsung turun dari ranjang, dan aku mendorong Titi Kamal agar tengkurap dengan pantat nungging. Alice Norin dan Tina Talisa langsung berada di kedua sisi Titi Kamal, aku langsung naik dan berlutut di ranjang, memaksakan batangku untuk amblas, pelan pelan aku tekan, ketika batangku sudah mulai masuk aku langsung menekan tekan tenaga besar membuat Titi Kamal langsung meringis kesakitan
“Aaaaaaaauuh…sakit aaah… yaaa… enaaak … sodok ! ayo sodok “ erang Titi Kamal dengan mengerling ke arah Alice Norin. Penisku pelan pelan masuk sampai amblas, diperas dan diremas dalam vagina Titi Kamal. Aku langsung menggenjotnya, Titi Kamal langsung melenguh
“Haaan… duh… terus… enaknya “ lenguh Titi Kamal dengan berteriak teriak. Alice Norin langsung memberikan buah dadanya untuk kukulum sehingga Alice Norin sampai meringis dan merintih, sedang Tina Talisa aku remas buah dadanya dengan keras membuat Tina Talisa langsung menggelinjang dalam posisi berlutut, pantatku terus menghujam maju mundur, batangku menghajar vagina Titi Kamal. Sodokanku kupercepat membuat Titi Kamal Kamal menahan badannya agar tidak tergoncang, kedua tangannya meremas sprei.
Sedang Nafa Urbach langsung berada di samping Tina Talisa, menarik tanganku agar juga meremas buah dadanya. betapa sangat susah, pantatku maju mundur menyodoki Titi Kamal, tangan kiriku meremas buah dada Tina Talisa, tangan kanan meremas buah dada Nafa Urbach, sedang mulutku mengulum punting susu Alice Norin yang kepalaku dipegang oleh Alice Norin agar tidak melepaskan kulumanku.
Kami semakin panas, di belakangku Vivi Rachmawati dengan gemas merunduk tepat di bawah selakanganku, ketika penisku keluar, Vivi Rachmawati menjilati batangku walau sangat susah namun dengan nakal Vivi Rachmawati berganti dengan meremas pantatku lalu memegang bagian samping kedua pantatku, memberikan dorongan ketika pantatku maju dan kemari kembali ketika batangku keluar.
Aku berhenti mengulum ketika Alice Norin melepaskan kepalaku, tanganku masih saja meremas buah dada Tina Talisa dan Nafa Urbach.
Titi Kamal semakin kepayahan dan hendak orgasme.
“Haan… mau sampai nih… duh… “ erang Titi Kamal dengan keras, aku langsung menghujamkan batangku keras keras dan membuat Titi Kamal orgasme, Titi Kamal Kamal melolong dengan suara keras, menegang dengan kaku dan akhirnya berkelonjotan. Penisku disiram cairan panas, begitu merasa penisku ada yang menyiram aku langsung mencabut penisku, kulepas remasan buah dada pada Tina Talisa dan Nafa Urbach.
Bersambung…
Aku langsung turun dan menarik tangan Tina Talisa, aku langsung rebahan dan Tina Talisa mengangkangi aku, batangku ditekan di selakangan Tina Talisa dengan paksa, terasa sesak sekali, namun dengan bantuan Nafa Urbach dan Alice Norin, batangku akhirnya amblas dalam lubang yang becek di vagina Tina Talisa.
“Duuuh… enaknya … “ pekik Tina Talisa yang kemudian dengan gemas menggenjotku dengan keras membuat aku sampai merem melek, belum selesai itu Alice Norin kemudian menduduki dadaku lalu membungkuk
“Remes susu guwe donk “ pinta Alice Norin dengan menarik tanganku, aku menaikan tanganku dan meremas buah dada Alice Norin, Alice Norin menggelinjang karena aku meremasnya dengan keras. Sedang Nafa Urbach membantu Tina Talisa menggenjot dengan memegang pantat Tina Talisa.
Genjotan Tina Talisa terasa beda, apalagi badannya sedikit semok sehingga selakangaku serasa sakit digenjot sedemikian keras dan liar. Batangku dengan lancar keluar masuk vagina Tina Talisa.
Alice Norin kemudian menyingkir dari dadaku, lalu membungku di sampingku, melumat bibirku dengan memegang kepalaku, aku melayani pagutan dan lumatan, sedang Vivi Rachmawati kini berada di depan Alice Norin tiduran dengan menyingkirkan badan Titi Kamal kamal yang masih merem menikmati orgasme, tanganku dipegang Vivi Rachmawati dan agar aku meremas buah dadanya.
Permainan seks yang luar biasa, keempat artis dengan sangat kelaparan menghajarku, Tina Talisa bergerak dengan liar, lama tidak disetubuhi, sehingga cepat muncrat. genjotan Tina Talisa makin berat, jepitan vaginanya kian menyempit pertanda akan mendapatkan orgasme. Tanganku merasa nikmat meremas buah dada Vivi Rachmawati.
“Aku dapat… aku dapat “ teriak Tina Talisa dengan keras dan menegang dengan kaku melengkung ke depan, Alice Norin langsung meremas buah dada Tina Talisa untuk membuat Tina Talisa agar lebih orgasme, Tina Talisa menegang dan akhirnya berkelojotan dengan dipeluk oleh Alice Norin. Tina Talisa langsung melemas dan lemas, Alice Norin langsung mendorong Tina Talisa ke belakang, menarik kaki Tina Talisa dan berusaha agar batangku lepas.
“Duh… aku nggak tahan ah… mau muncrat juga “ erangku dengan keras.
“Naah… giliranku “ ujar Alice Norin dengan berbinar
“Nggak bisa… aku juga berhak“ sergah Nafa Urbach.
“Nafa saja dulu ah… aku ingin menyemprotkan spermaku di vagina Nafa, tapi Nafa bayar aku lima juta “ kataku menengah
“Aku 6 juta mau kok dapat semprotan airmanimu, Han “ ujar Alice Norin tak mau kalah. Dengan tetap berusaha untuk berposisi
“Naaafaaaaa … aaah… jangan kamu Alice, kamu nanti saja aku juga semprot “ bentakku pada Alice Norin sehingga Alice Norin mengalah, Nafa Urbach langsung menindihku di selakanganku dan menekan ke batangku di lubangnya.
“Kalian berdua diam dulu… aku mau menindih Nafa “ bentakku pada Vivi Rachmawati dan Alice Norin yang mau hendak duduk di dadaku.
Lubang vagina Nafa Urbach sudah membengkak besar dan mudah kumasukin dengan batangku walau tidak gampang, Nafa Urbach menekan dengan tenaga besar lalu dengan dibantu Alice Norin dan Vivi Rachmawati, Nafa Urbach pelan pelan menekan dan batangku sudah amblas separo, terlihat Nafa Urbach kesakitan dengan memejamkan mata dan menggigit bibir, kuremas buah dadanya dengan keras membuat Nafa Urbach menggelinjang.
Batangku kembali dipilin dengan hebat dan remasan vagina Nafa Urbach seakan menyedot dengan keras. Batangku semakin amblas dalam lubang vagina Nafa Urbach. Lalu aku langsung bangun dan berposisi duduk, kupegang bahu Nafa Urbach dan kurangkul lalu aku menggulingkan Nafa Urbach, kini Nafa Urbach di bawahku dan siap siap kusodok.
“Kalian berdua di sampingku… aku ingin meremas buah dada kalian” ujarku dengan merangkul kedua artis ini, kedua tanganku melingkar, sebelah kiri Alice Norin dan tanganku meremas buah dada sebelah kirinya, sedang sebelah kanan Vivi Rachmawati, aku juga melingkarkan dan meremas buah dada sebelah kanannya, membuat keduanya menggeli njang. Vivi Rachmawati langsung melumat bibirku dengan rakus.
Aku langsung menggejot vagina Nafa Urbach dengan tenaga besar dan cepat karena aku sudah tidak tahan, aku merasa agar orgasme, namun aku tahan tahan. Sodokanku yang keras itu membuat Nafa Urbach tergoncang goncang. Kedua tangan Nafa Urbach meremas pantat kanan Vivi Rachmawati dan tangan kanannya meremas pantat sebelah kiri milik Alice Norin.
Begitu sangat cepat kedua artis, Titi Kamal dan Tina Talisa orgasme, datang duluan, orgasme duluan. Sodokanku membuat suara keciplak bunyi gesekan alat kelamin, aku masih bermain bibir dengan Vivi Rachmawati, lalu aku gantian melumat bibir Alice Norin. Aku terus terus menyodok Nafa Urbach.
“Terus aah… aku juga nggak tahan nih…ayooo “ erang Nafa Urbach dengan keras dan menggelinjang.
Kuluman bibirku dengan Alice Norin semakin rakus, aku masih meremasi buah dada Vivi Rachmawati yang tangannya ikut membantu meremasi buah dadanya. Sambil terus menyodok nyodok aku semakin capek melayani nafsu bejat para artis papan atas ini.
Aku terus bertahan dengan sisa sisa kekuatan, dengan tetap menyodoki Nafa Urbach dengan cepat dan keras membuat Nafa Urbach sampai merem melek keenakan
“Iyaa… mantap sodokanmu… ayooo aaah …aaauh … hhhsss… “ lenguh Nafa Urbach di bawahku dengan gemas.
Lumatanku yang keras membuat Alice Norin memegang kepalaku dan menghentikan lumatan, lalu aku berpindah ke bibir Vivi Rachmawati yang menyambut lumatanku tak kalah ganas, bibirku disedot sedot. Titi Kamal dan Tina Talisa kini berpindah duduk di kursi dalam kamar itu menonton kami yang sedang panas panasnya bercinta dengan liar, janjinya kalo sudah orgasme tidak boleh ikut nimbrung, nunggu giliran semua dapat orgasme.
Lima menit aku tak tahan, aku langsung menggenjot Nafa Urbach dengan tenaga besar membuat Nafa Urbach menjerit jerit
“Aku sampai…aaah…aduh… “ erang Nafa Urbach
“Iya samaaa … lima juta ya… “ ujarku dengan memandang Nafa Urbach yang kepayahan menerima sodokanku, kuhujamkan batangku dalam dalam dan aku menegang dengan dipegang oleh Vivi Rachmawati dan Alice Norin, Nafa Urbach memperoleh orgasmenya kemudian. Aku menegang dan menyemprotkan air maniku di dalam vagina Nafa Urbach.
“Creeet… creeeet… creeeeet… creeeeet “ lebih lima kali aku menghamburkan isi batangku
Aku sampai berkelonjotan dan melemas dengan cepat, batangku kemudian disiram cairan panas dari vagina Nafa Urbach. Dengan penuh perhatian Vivi Rachmawati dan Alice Norin menarik tubuhku sehingga batangku lepas dan vagina Nafa Urbach, batangku penuh dengan cairan putih kental, lalu Alice Norin membungkuk dan langsung menjilati batangku, Vivi Rachmawati merebahkan aku ke ranjang, setelah rebah, Vivi Rachmawati ikut menjilati batangku sampai bersih dan mengkilap lagi
“Nikmat banget nih, Lice “ timpal Vivi Rachmawati pada Alice Norin yang disambut dengan senyuman.
“Iyaaa… pemuda ini sungguh kuat… sudah 3 orgasme… kayaknya kamu yang terakhir” balas Vivi Rachmawati dengan tersenyum
“Kenapa nggak aku… “ protes Alice Norin
“Ya kamu juga spesial bagi dia… terakhir bisa monopoli… aku rela kok, karena datang terakhir, palingan nggak dikasih semprotan di vaginaku… ntar aku digenjot dulu “
“Oke… bagus… tapi kamu juga kudu mbayar ke dia lima juta… enak aja duluin “
“No problem “ jawab Vivi Rachmawati.
Batangku dikocok kocok oleh Alice Norin dan Vivi Rachmawati bergantian sehingga membuatku cepat bangun penisku kembali naik dengan cepat
“Pintar sekali kalian berdua “ timpalku dengan bangun, tanganku dipegang oleh Alice Norin dan Vivi Rachmawati.
“Demi kita kok “
“Aku ingin menyodoki kamu dulu Vi… kamu nungging yaaa… Alice kamu yang terakhir, aku akan menggenjotmu nanti dengan menyemprotkan air maniku, nanti biar Tina Talisa sama Titi Kamal atau Nafa yang menjilati sisa sperma “ kataku dengan mengedipkan mata ke arah Tina Talisa dan Titi Kamal yang disambut dengan angkat jempol
Vivi Rachmawati langsung menunging dan aku langsung menekan ke vagina Vivi Rachmawati dengan keras dan membuat batangku pelan pelan amblas, kutarik dan kutekan lagi, Alice Norin dengan gemas memberikan buah dadanya. Nafa Urbach kini sudah mundur dan bergabung dengan Tina Talisa dan Titi Kamal, mereka saling memeluk dan bermain saling gelitik.
Pantatku maju mundur dengan keras menghujam ke pantat Vivi Rachmawati, Vivi Rachmawati sampai tergoncang goncang.
“Enaaak , sayang… enak… nikmat… tenag saja… aku akan bayar lima juta padamu, tak rugi disodoki begini… ayoo sodok terus “ lenguh Vivi Rachmawati dengan suara menyemangati aku.
Tanganku sibuk meremas buah dada Alice Norin dan saling berpagut dengan rakus, menit demi menit kami saling berpagut dan batangku mengggenjot vagina Vivi Rachmawati.
“Yaak…aku nggak tahaan…ayooo .sodok keras … “ erang Vivi Rachmawati
Aku langsung melepaskan pagutan di bibir Alice Norin melepaskan remasan buah dadanya, dan aku langsung memegang pinggang Vivi Rachmawati, kugenjot dengan tenaga besar membuat Vivi Rachmawati sampai meronta ronta, Alice Norin ikut meremas kedua buah dada Vivi Rachmawati membuatnya sampai berteriak
“Gilaaa…aaah…aaauuuuh… aaah “ erang Vivi Rachmawati dengan keras. Lalu aku terus menghajarnya dengan sodokan keras dan liar membuat Vivi Rachmawati menjadi orgasme, vaginanya menyempit dengan cepat, Vivi Rachmawati menegang dengan kaku, remasan tangan Alice Norin di buah dadanya mempercepat orgasmenya.
Penisku disiram cairan panas dari vagina Vivi Rachmawati dan Vivi Rachmawati menegang dengan meremas sprei lalu lemas dan ambruk.
Aku sangat kecapekan dan tinggal Alice Norin saja.
“Minggir dulu tuh lonte… “ semprotku pada Vivi Rachmawati, Alice Norin mendorong Vivi Rachmawati agar minggir.
“Kamu rebah … aku ingin menggenjotmu dari atas “ bentakku pada Alice Norin yang malah hendak menarik tanganku minta dipangku. Vivi Rachmawati langsung ditarik Nafa Urbach dan Tina Talisa dan dibawa ke kursi.
Aku langsung menindih Alice Norin dan memberikan pagutan dan lumatan dengan ganas
“kau istimewa bagiku, Alice… aku minta bayaran 10 juta “ kataku nakal dengan meremas buah dada Alice Norin.
“Huuuuh… kamu liar… kami akan bayar berapapun kamu minta sayang “ balas Alice Norin dengan memegang batangku dan diarahkan ke lubangnya, kutekan dengan keras dan membuat Alice Norin menjerit. Batangku pelan pelan masuk ke lubang vagina Alice Norin dengan pelan pelan, kusentakkan pantatku membuat batangku menjadi amblas dalam dalam.
Aku langsung menggejotnya, dengan menindih Alice Norin, memberikan remasan dengan keras pada buah dadanya, kedua kaki Alice Norin menjepit pinggangku. Alice Norin menahan tanganku, namun aku tak mau lepas.
“Sayaang…ah remesanmu “ erang Alice Norin
Aku langsung membekap bibir Alice Norin dengan bibirku dan kami saling melumat dan memeluk dengan erat, batangku dengan ganas keluar masuk vagina Alice Norin dengan mantap.
“Aku nggak tahan Lice… “ pekikku yang merasa akan orgasme lagi.
“Iyaaa samaaa “ pekik Alice Norin dengan memelukku
Kugenjot dengan cepat dan aku menghujamkan dalam dalam batangku dan aku melolong dengan keras menyemprotkan air maniku dengan keras ke rahim Alice Norin. Alice Norin juga mendapatkan orgasme karena jepitan vaginanya menyempit yang membuat aku menjadi orgasme duluan.
Dengan menegang aku menyemprotkan
“Aku saaampaai …aaaah “ erangku dengan berkelojotan, detik itu juga Alice Norin juga mendapatkan orgasme dengan menegang dan batangku tersiram cairan panas, kami sampai berkelonjotan bersamaa, tubuhku serasa ringan sekali dan mataku menggelap, demikian pula dengan Alice Norin.
Terdengar tepuk tangan di seberang ranjang, keempat artis simpananku memberikan aplaus padaku kami berdua, lalu Tina Talisa, Titi Kamal, dan Nafa Urbach maju dan menarik badanku mereka bertiga menjilati sisa sisa spermaku dan ditelan. Tina Talisa menjilati vagina Alice Norin, sedang Nafa Urbach dan Titi Kamal menjilati batangku
Cerita Sex Acara Panen Raya Kedelai
“Capeeeeek “ erangku dengan lemas “Tenang sayang… nanti kita digilir satu satu ya… kami mau mengundi dulu siapa yang dapat giliran pertama, kamu akan diberikan ekstra waktu untuk mengembalikan tenagamu “ kata Titi Kamal dengan nakal meremas batangku yang sudah bersih.
“Jika perlu ramuan kuat… aku bawa kok… tenang saja” timpal Nafa Urbach dengan tersenyum dan memeluk Alice Norin.
“Baah… kontolku bisa remuk, menyodoki lima vagina… kompensasinya tidak cukup masing masing lima juta… sepuluh juta “ ejekku nakal
“No problem… uang bukan masalah… yang menjadi masalah kami hanya kepuasan seks saja” timpal Tina Talisa dengan gemas menarik tanganku
“Kita mandiin badan dan ****** tersayang kita “ ujar Vivi Rachmawati dengan tersenyum nakal.