Warning!!! Khusus Dewasa 21++
Cerita ini hanya fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada keinginan untuk melecehkan dan atau merendahakan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu yang terjadi kemudian diluar tanggung jawab penulis.
Novel The Wild Wolves – Hujan badai yang sangat deras sudah 10 menit berselang. Dari balik jendela, Frans menatap motor-motor yang menepi ke pinggiran-pinggiran rumah di gang sempit.
“Di mana dia?”, tanyanya dalam benaknya.
Frans bersender dengan nyaman di tralis jendela apartemennya. Bir yang dingin, ia teguk sedikit sembari memberikan sensasi yang menenangkan sekedar untuk melupakan kekhawatirannya. Frans menoleh, melihat ke ruang utama apartemennya di mana keempat temannya sedang asyik bersenda-gurau.
Ardan, di tengah gelak tawanya, tetap dengan mahirnya memainkan tombol joystick di genggamannya. Dari satu kombinasi ke kombinasi tombol yang lain ia mainkan dengan sangat mahir membentuk suatu kombo yang membuat lawannya berkutik tak berdaya.
Ngocoks Danu, sang lawan, walaupun masih memainkan tombol di joysticknya, sudah terlihat tak begitu tertarik dengan apa yang karakternya lakukan dan lebih banyak tertawa melihat sang jagoan menjadi bulan-bulanan Ardan. Bagas dan Elang pun ikut menertawakan Danu yang kalah telak dibantai oleh Ardan.
“Ah, gimana sih lu Nu? Bisa main kagak?!”, ledek Elang.
“Iya nih, makanya lu kalo main, pilih karakternya yang gampang-gampang aja. Milihnya cewek seksi sih lu, mikirnya pake titit.”, tambah Bagas.
Lili, karakter yang dipilih oleh Danu, memang terlihat sangat seksi. Costume default dari Lili memang sudah seksi dengan model school girl Jepang berwarna putih. Balutan ornamen renda-renda menambah kesan dress Eropa , di mana gadis petarung ini berasal.
Namun, kostum yang sekarang Lili gunakan berbeda, di mana seragam school girlnya semakin mini dan ketat. Kemeja sekolahnya dimodelkan sebagai korset pink dengan bagian dadanya membentuk 2 cup berwarna putih yang hanya menutup setengah bawah bagian dari payudaranya yang montok.
Rok pendeknya semakin pendek, hanya sebatas pantatnya saja, dibalut dengan pink yang sama dengan korset yang ia kenakan. Kakinya terlihat jenjang dan sangat indah. Keputihan dan kemontokan pahanya, ditambah dengan kesemokan pantatnya, membuat Danu tidak fokus bermain untuk mengalahkan Ardan.
Ia memang lebih sibuk membuat gerakan tendangan tinggi yang sebenarnya tidak efektif untuk melawan Ardan, namun lebih menunjukkan kemolekan kaki Lili yang sepenuhnya karena rok pendeknya terangkat lebih tinggi.
Ardan, menyadari hal itu dan dengan sigap menyesuaikan alur mainnya dengan memberikan serangan-serangan bawah yang lebih efektif untuk mengurangi darah Lili. Apalagi serangan rendah adalah spesialisasi karakter yang Ardan pilih.
Karakter yang Ardan gunakan tidaklah kalah seksi. Christie Monteiro namanya, si capoera cantik dari Brazil. Christie memiliki perawakan khas gadis Brazil yang terkenal dengan kemolekan tubuhnya. Ia memiliki lekuk tubuh yang sangat indah dan payudara dan pantat yang besar yang membuat semua wanita pasti iri melihatnya.
Kulit gelap eksotisnya pun tak kalah beradu dengan keputihan dan kebersihan kulit khas Eropa milik Lili. Christie hanya dibalut dengan atasan sport bra silang membentuk huruf X yang hanya menutup bagian tengah dari payudaranya, sedangkan bagian bawah dan atasnya terlihat bulat tidak tertutup.
Jika ini adalah suatu pertarungan di dunia nyata, sudah pasti bra Christie akan terlepas dan menunjukkan puting payudaranya yang terlihat gelap namun pastinya manis. Sayangnya ini hanyalah sebuah permainan video game.
Dengan teknik Capoeranya, sebenarnya Christie adalah karakter yang sangat susah dimainkan, namun karena Ardan memang pemain yang sudah jago, sangat mudah bagi Ardan untuk memenangkan pertarungan ini.
“Dari tadi kerjaannya angkat kaki nunjukkin paha ama pantat doang, mana menang lawan gw.”, timpal Ardan.
“Lah elu daritadi mukulin memek karakter gw terus”, bela Danu yang sudah mulai kehabisan kata.
“Ya iyalah lu ngangkang mulu sih. Gw kalo liat cewek pake baju seksi nan montok kayak begitu ngangkang, bawaannya pengen jebolin memek terus, cok. Apalagi pake titit gw hahahaha. “, canda Ardan.
Keempat orang yang lain pun tertawa terbahak-bahak, termasuk Frans. Frans pun lalu menimpali, “Alah lu Dan, cewek di video game aja ga bisa urus, apalagi cewek beneran. Pantes lu jomblo.”
Makin riuh lah tawa dari kelima pemuda itu. Danu pun hanya santai tertawa mendapati dirinya menjadi bahan tawaan. Tawa dan bir menemani hangout mereka malam itu.
“Ada apaan nih seru amat gw denger dari luar? Nimbrung dong”, ujar Ray yang kembali memasuki ruangan apartemen.
Frans yang sesaat terlupa akan hujan badai di luar karena canda tawa dengan temannya, kembali melihat keluar. Pikiraannya kembali ke wanita itu, Naomi. Naomi adalah pacar dari Ray, namun Frans diam-diam memiliki perasaan kepadanya.
Frans sendiri sebenarnya sudah memiliki seorang pacar, Nadila. Namun itu tidak menghentikannya untuk menyimpan rasa dan berfantasi tentang Naomi. Entah apa yang sebenarnya ia rasakan: apakah itu cinta atau apakah itu hanya nafsu belaka, tapi perasaan Frans untuk Naomi sungguhlah kuat.
Bahkan pernah saat ia bercinta dengan Nadila, ia berfantasi bahwa yang bermain dengannya saat itu bukanlah Nadila, melainkan Naomi. Frans merasakan suatu hawa nafsu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya ketika ia membayangkan Naomi, ia bermain lebih beringas daripada biasanya.
Ia ciumi Nadila dengan penuh gairah. Penisnya yang sudah berdiri tegak, menyodok keluar masuk liang vagina Nadila dengan sangat cepat, membuat Nadila awalnya merintih kesakitan namun berangsur menikmati permainan dari Frans.
Nadila terlihat sangat menikmatinya terdengar dari erangan dan desahan keras Nadila malam itu.Nafas Nadila menjadi tidak karuan. Nadila membalas ciuman Frans dengan sama liarnya, tanpa tahu bahwa bukan ialah yang ada di benak Frans malam itu.
Frans memejamkan matanya menggerayangi tubuh Naomi yang ada dibenaknya. Frans memeluknya dengan erat saat ia sudah merasakan gejolak di penisnya yang terasa semakin keras dan sedikit terhentak, menandakan ia akan mengeluarkan air maninya.
Nadila pun merasakan pelukan erat Frans dan ikut memeluk Frans dengan erat. membayangkan Frans orgasme saat mencumbui tubuhnya membuat Nadila merasakan getaran di seluruh tubuhnya seperti suatu gelombang yang sudah tak tahan ingin ia lepaskan. Nadila tak tahu jika yang Frans peluk saat itu bukanlah dia, namun bayang-bayang Naomi.
Nadila mencapai orgasme terlebih dahulu, ia peluk erat Frans semakin erat, kedua kakinya semakin erat dia himpitkan ke badan Frans yang sedang mempenetrasinya. Gelombang di dalam diri Nadila sudah tak bisa ditahan lagi.
Dengan tiap gerakan penis Frans memasuki liang vaginanya, setiap itu pula gelombang itu terlepas dari tubuhnya. Setiap hempasan gelombang tersebut memberikan sensasi ekstatik ke tubuh Nadila membuat Nadila mengerang tidak karuan mengekspresikan kenikmatan yang kini ia rasakan.
Frans merasakan hangatnya liang vagina yang menghimpit penisnya. Dalam benaknya, yang ia bayangkan adalah orgasme dari Naomi. Ia merasakan hangatnya liang vagina Naomi dan begitu beruntungnya ketika penisnya lah yang ada di dalam vagina itu.
Frans semakin mendekati orgasmenya. Ia ingin sekali menteriakkan nama Naomi namun ia pun masih tersadar bahwa bukan lah Naomi yang sedang ia gagahi. Ia cium Nadila seakan ia mencium Naomi supaya mulutnya terjaga tetap diam.
Penisnya bergejolak hebat di antara kedua liang vagina yang menghimpitnya, gejolak yang mendorong cairan kenikmatan yang hangatnya menambah kehangatan dinding vagina yang dimasukinya. Di dalam hatinya, Frans meneriakkan nama Naomi.
Jika bukan karena bibir Nadila yang manahan bibirnya, mungkin Frans sudah meneriakkan namanya keras-keras seperti saat ia masturbasi ke foto-foto seksi Naomi di Instagram.
“Naomi! Naomi! Naomi!”
“Frans! Frans! Woy Frans! Bengong aja lu!”, sahut Ray membuat Frans kaget.
“Bengong aja, kesambet lu nanti. Repot nih kalo hujan-hujan tuan rumah kesambet hahaha.”, gurau Ray.
“Hahaha, sorry Ray. Liatin hujan di luar. Si Naomi gimana? Hujan badai begini. Katanya dia mau nyusul lu ke sini?”, ujar Frans.
“Iya, dia otw kok. Tadi baru turun MRT dan udah naik ojek ke sini.”, Ujar Ray.
“Hah, hujan badai gini naik ojek? Basah kuyup lah”, balas Frans.
“Mau gimana lagi? Daripada kelamaan nunggu malem-malem sendirian di luar stasiun terus digodain mas-mas. Dia mau terobos aja. Yah mobil gw juga baru kelar dikerjain temen lu kan malem banget nanti. Masih lama banget ya?”, Ungkap Ray sambil membuka sekaleng bir dingin yang langsung ia teguk.
“Yah, iya soalnya emang kemarin nungguin onderdilnya dulu sampe di bengkelnya. Gw juga gak tau kalau lo butuh mobilnya besok.”, kata Frans.
“Iya mendadak banget besok gw harus anterin si Naomi ke Bandung. Dia mendadak harus perform soalnya.”, jawab Ray. “Yaudah deh, gw udah berterima kasih banget ama temen lu bro mau kerjain cepet kayak gini. Kalo ga dibenerin tuh karborator, udah pasti ga bisa jalan mobil gw, apalagi buat ke luar kota.”, ujar Ray.
“Santai, temen gw mah cincai bro. Btw, lo ga tawarin jemput aja si Naomi? Kan kita pada ada motor di sini? Lo jemput kek basah-basahan juga hahaha. Parah lu biarin cewek lu kayak gitu.”, canda Frans yang sedikit gusar juga di dalam hatinya.
Bagaimana mungkin laki-laki seberuntung Ray sebegitu cueknya kepada Naomi untuk berbasahan sendirian menerjang hujan badai menaiki ojek. Jika Naomi adalah pacarnya, dia pasti sudah akan menyusul Naomi di stasiun MRT.
“Gw udah tawarin bro, Naominya yang ga mau. Padahal gw juga udah mau minjem motor salah satu dari lu terus nyusul ke stasiun.”, jelas Ray.
“Oh, yaudah, kalo dia butuh mandi di sini, boleh aja. Gw ada beberapa handuk bersih sama Naomi bisa minjem bajunya Nadila juga. Nadila pasti ngerti lah. Lagian kan Naomi deket juga sama Nadila.”, usul Frans.
“Waduuuuh, udah nyaman banget kayaknya Nadila di sini. Udah pindah bareng bro? Biar bisa ngewe tiap malem ya? Hahahaha”, ledek Danu.
“Ya iyalah, emang elu mblo? Gw mah pulang ada yang ngangetin titit gw. Daripada lo, pake tangan sendiri terus”, balas Frans meledek.
Frans dan kawan-kawan memang sudah sangat akrab dan terbuka satu sama lain. Persahabatan mereka dimulai sedari SMP, hingga saat ini pun, ketika mereka menginjak bangku perkuliahan, mereka masih sangat dekat satu sama lain.
Sudah hal yang lumrah dan bukan rahasia lagi jika keenam pemuda ini tahu perempuan mana saja yang masing-masing dari mereka sudah pernah gagahi. Mereka pun tidak canggung sama sekali bertukar candaan-candaan yang berbau mesum dan nakal walaupun dengan menjadikan kekasih mereka sendiri sebagai objeknya.
“Hahahahaha parah lu, overkill damage! Kasian amat lu Dan Dan, udah main game kalah, dibully lagi lo ama temen lo sendiri.”, timpal Ardan yang sudah telak memenangi game melawan Danu.
“Bodo amat, gw coli juga pake foto cewek-cewek lo pada. Kemarin gw coli pake fotonya Nadila yang baru di IG pake tanktop item sama kemeja tipis. Enak banget cok. Gw kalo jadi lo, Frans, gw bakal minta quickie deh di kampus.
Gampang tuh kayaknya kalo mau quickie. Tinggal lepas kemeja sama angkat tanktop sama bra, turunin celana, kenyot toket sama genjot.”, ledek Danu.
“Anjing lu mblo, congor lu ama moral udah ancur hahaha.”, Frans dengan santai menanggapi candaan sahabatnya itu.
Ia tau baju mana yang Danu maksud. Memang Nadila terlihat sangat seksi mengenakan setelan tersebut. Memang favorit Nadila untuk mengenakan tanktop ketat ditutupi kemeja yang ia biarkan terbuka seperti jaket.
Alhasil, bentuk payudara Nadila yang bulat, besar dan kenyal pun terlihat sangat jelas, membuat semua pria yang melihatnya bernafsu ingin menggerayanginya.
Frans pun sebenarnya pernah meminta quickie dengan Nadila di kampus saat ia mengenakan baju tersebut, dan benar kata Danu, baju tersebut termasuk praktis untuk digunakan saat quickie.
Di ruangan yang sepi di pojok kampus yang jarang dilewati orang, Nadila dan Frans yang sudah sangat nafsu melihat tubuh Nadila yang montok dibalik tanktop seksinya tersebut, melakukan aksinya di jeda antara kelas.
“Wah kalah lu ama Frans, Ray. Masa dia lebih perhatian sama cewek lu? Ati-ati ketikung. Cewek lu seksi bohay begitu, kalah perhatian dikit, bisa-bisa melipir tuh sama yang lebih perhatian.”, canda Elang.
Frans dalam hati hanya bisa memendam bahwa memang dia memiliki perhatian yang lebih ke Naomi karena perasaan dalam dirinya. Dalam dirinya dia bertanya, apakah aku suatu hari akan menikung sahabatku sendiri? Pertanyaan yang membuat dirinya berkecamuk.
Nada dering di handphone Ray membuyarkan suasana. Di layar handphone Ray terpampang nama “Sayang”, sebutan dari Ray untuk Naomi dan disimpan sebagai nama kontaknya.
“Eh gw angkat dulu ya, si Naomi nih. Kayaknya dia udah di bawah.”, izin Ray.
“Sekalian lu bawa kartu akses juga bro, nih.”, usul Frans yang disanggupi Ray dengan mengambil kartu akses apartemen yang sudah disodorkan tangan Frans.
10 menit berselang, pintu dibuka oleh Ray yang memasuki ruangan apartemen disusul oleh Naomi yang sudah basah kuyup akibat menerjang badai di luar.
Semua lelaki di ruangan tersebut langsung terperangah melihat Naomi. Bagaimana tidak, Naomi basah kuyup sampai-sampai kaos putih yang dikenakannya menceplak di tubuhnya. Dan, karena kaosnya putih, tentunya jika basah akan menjadi sedikit transparan menunjukkan warna yang seharusnya tertutupi oleh kaos tersebut.
Kaos yang Naomi kenakan memang tidak terlalu ketat, namun masih cukup minim sehingga ketika basah, sulit untuk Naomi menarik kaos tersebut agar tidak menunjukkan warna dan lekuk tubuhnya.
Lengan kaosnya hanya sependek ketiaknya sehingga menunjukkan sepanjang lengannya yang putih bersih dan juga ketiaknya yang mulus tanpa ada noda bekas cukur.
Naomi menggenakan celana olahraga pendek setengah paha yang merupakan pilihan baju yang cukup berani untuk seorang wanita yang menaiki MRT dan ojek sendirian di malam hari. Dari balik kaosnya, keenam pemuda tersebut dapat melihat warna perut Naomi yang seputih lengan dan mukanya.
Terlihat pula pusarnya yang terceplak akibat basahnya kaos yang ia kenakan. Yang paling mencengangkan adalah branya yang terlihat menyembul dari ceplakan kaos. Bra berwarna merah darah yang sangat seksi terlihat jelas seperti tidak ada kaos yang menghalanginya.
Frans dan kawan-kawan dapat melihat begitu rendahnya batas bra yang menutupi payudara Naomi. Pasti tidak terlalu jauh di bawah garis tersebut terdapat puting payudara Naomi yang indah.
Kelima sahabat Ray terbengong-bengong memandangi tubuh indah Naomi di depannya. Alangkah beruntungnya mereka dapat melihat Naomi dalam kondisi seperti ini. Ray, yang menyadari hal ini langsung memecah kesunyian.
“Frans, Naomi bisa pake kamar mandi lo buat mandi? Basah kuyup nih dia kehujanan.”, kata Ray memecahkan kesunyian.
“Eh, hmm, iya Ray. Naomi, lo mandi aja. Lo nanti juga bisa pake bajunya Nadila. Dia ada beberapa baju kok di sini. Gw juga ada handuk bersih.”, saut Frans sedikit gugup, belum siap menanggapi Ray yang tiba-tiba mengajaknya bicara selagi menikmati pemandangan body seksi Naomi. Ia harap penisnya tidak terlalu ereksi sampai-sampai terlihat dari balik celananya.
“Wah bener Frans? Ngerepotin ga? Nadila ga apa-apa bajunya gw pake?”, tanya Naomi yang sedikit tidak enak atas tawaran baik Frans.
“Ga apa-apalah. Nadila juga paling ngerti. Lo juga kok bisa sih sampe basah kuyup gini? Lo ga ada jaket atau jas hujan apa? Lo naik ojol tadi? Si Bapak ga sediain?”, tanya Frans.
“Ga nih, tadi gw kelupaan ga bawa jaket. Sialnya malah hujan. Tadi si bapak ojolnya ga bawa extra. Nawarin gw sih buat pake jas hujan yang lagi dia pake, tapi gw tolak, soalnya kasian si bapak kalo harus lanjut narik tapi bajunya basah. Kalo gw kan langsung masuk ke dalem.”, jawab Naomi.
Frans dan kawan-kawan pun kagum atas jawaban Naomi yang menunjukkan sifat kepeduliannya walaupun di saat dia masih kesusahan. Di satu sisi, mereka pun bersyukur, jika bukan karena itu, tidak mungkin mereka bisa melihat Naomi dengan keadaan seperti ini.
Ray pun langsung menuntun Naomi ke kamar mandi lalu kembali ke ruangan tengah bersama teman-temannya. Tanpa basa-basi Danu langsung nyeletuk, “Cok, seksi tenan betina mu. Koe langsung ngewe ama dia malem nanti, yakin aku.”
“Halah, otak mu ngeres mulu Nu, tapi kok ya cuman kamu yang belum pernah ngerasain badan cewek.”, balas Ray.
“Anjir, tapi bener sih bro. Seksi bener lah. Ngiri gw ama lu.”, ujar Ardan yang sebenarnya sudah memiliki banyak pengalaman meniduri perempuan yang berbeda-beda.
“Manteb bener, lo ga apa-apa kan kita puji-puji Naomi kayak gini? Jujur sih seksi banget gw liat Naomi keliatan behanya gitu.”, ungkap Elang.
“Si Naomi seksinya kayak begitu, tapi adeknya juga kagak kalah loh, si Sinka. Lo bayangin deh si Naomi basah-basahan keliatan beha kayak tadi terus ada adeknya juga kayak begitu. Ga kuat broooo.”, tambah Danu.
“Gw sangkain lo bakal ikut mandi sama doi. Kok lo langsung balik sini sih? kalo gw sih udah crot . Kagak kuat!”, ledek Bagas.
“Baru kali ini keliatan bener lekuk body seksinya dia. Beda lah sama di ig walaupun pernah keliatan pake bikini juga, kalo liat langsung tuh ga ada tandingannya”, puji Frans menimpali yang lain dalam mengagumi Naomi.
Di saat Naomi mandi, mereka berenam pun lanjut menikmati bir yang mereka minum sambil mengucapkan kalimat-kalimat dan candaan-candaan seksual yang mengobjekkan Naomi. Mereka semua terlihat sangat horny setelah melihat kesemokan Naomi yang basah kuyup sehabis kehujanan.
Ray menyadari hal ini tapi karena dia sudah mengerti sahabat-sahabatnya, ia pun dengan santai menanggapi. Namanya juga lelaki, pasti ada saja nafsu yang tidak bisa dibendung. Terkadang dia pasti memiliki fikiran yang kotor juga mengenai perempuan lain, termasuk pacar-pacar dari keempat sahabatnya yang lain.
Nafsu mereka ditambah dengan pengaruh alkohol yang mereka minum membuat obrolan mereka pun berlanjut lebih vulgar.
“Gila men, gw bayangin cewek lu rasanya pengen gw langsung tidurin basah-basah gitu di atas sofa ini, terus gw robek bajunya dan langsung gw entot.” ,Ujar Bagas menunjukkan fantasi liarnya tanpa memikirkan perasaan Ray.
“Kalo gw jadi lu ya, gw langsung masuk tuh sekarang juga ke kamar mandi. Langsung gw garap si Naomi”, ujar Ardan kembali .
“Pas lu lagi entot di sofa, gw langsung buka celana terus sodorin titit gw buat diemut dia sih”, sambung Elang ke ucapan Bagas sebelumnya.
“wah gabung dong, masa berdua aja lu nikmatinnya.”, Danu ikut menimpali.
“Lubang cuman dua goblok, lu ngantri. Bener-bener buta cewek lu ya”, Ucap Ardan yang masih belum puas meledeki Danu.
“Lobang pantat lah hahaha, gimana sih? Kan muat tuh bertiga.”, Balas Danu tidak mau kalah.
“Anjir lah hahaha. Udah nafsu banget lu ya pada ampe Naomi digangbang semua lubang kayak begitu. Main lobang pantat juga lagi. Ini cowoknya lagi diem-diem aja.”, “Sambung Elang yang sedikit memerhatikan apakah Ray masih ok dengan candaan teman-temannya.
“Si Ray mah nonton aja, kan dia udah sering”, ledek Danu.
“Anjir udah ngegangbang cewek orang, pacarnya suruh nonton doang lagi. Parah lu.”, balas Bagas.
“Sorry bro, emang kagak diayak kalo ngomong si Danu”, lanjut Elang.
“Hahaha santai, gw kan udah kenal lu semua dari lama. Gw tau kali gimana kalian bercanda.”, Timpal Ray menenangkan. “gw juga bangga punya cewek seksi yang bikin cowok-cowok kayak kalian ngiri dan tergila-gila.”, lanjut Ray.
Frans mulai mendapatkan ide di otaknya. Dia pun menanyakan kepada Ray, “Lu emang gimana kalo misalnya liat si Naomi digangbang di depan lo?”
“Hahaha gila sih kalo kejadian. Walaupun kalo emang kejadian nih, gw sih santai aja. Dia mau ngentot ama banyak cowok, gw juga bisa ngentot ama banyak cewek. Gw mah gak akan tumbang gara-gara satu cewek. Gw masih bisa dapetin banyak yang lain.”, ujar Ray dengan gengsinya ingin menunjukkan kejantanannya. Ray kembali menegak birnya sampai habis.
Sambil membuka kaleng berikutnya, Ray melanjutkan, “Apalagi kalau gw pergokin, gw pake juga lah rame-rame. Masa gw nonton doang. Habis itu gw tinggalin aja cari cewek yang lain.”
Bersambung…