Naomi semakin liar mencumbu bibir Ray saat Ray mulai menggerayangi badannya mulai dari pinggang, lalu perlahan ke dadanya. Ray mulai meremas-remas payudara kencang Naomi. Naomi semakin terangsang saat tangan Ray menggerayangi dadanya dan tanpa sengaja merangsang putingnya. Namun Naomi pun masih bisa menahan diri dan menghentikan ciumannya sejenak.
“Sayang, aku kan mau skincarean dulu.”, ucap Naomi merusak suasana dan nafsu yang terbentuk.
“Nanti aja sayang. Kita lagi sendirian loh di sini. Kalau kamu skincarean dulu, nanti keburu Frans dan yang lainnya balik. Frans udah kasih apartemen ini buat kita dulu sekarang.”, ujar Ray berbohong.
Frans dan yang lainnya asik menontoni aksi mereka berdua dari balik layar smartphone. Mereka menantikan adegan yang lebih panas, dan yang pastinya menantikan giliran mereka untuk melakukan adegan-adegan yang akan tak kalah panas juga.
Naomi pun menurut. Benar juga kata Ray, mumpung apartemen ini lagi kosong. Lagipula ia pun sudah mulai horny karena Ray memainkan putingnya. Naomi pun mengangguk manja dengan rambut yang kembali berantakan karena bercumbu dengan Ray, membuat mukanya sayu sendu penuh dengan birahi.
Ray menuntun bibir Naomi mendekat ke bibirnya dan melanjutkan cumbuannya. Ray kembali memainkan dada Naomi dengan kedua tangannya. Namun, kali ini Naomi menuntun tangan kekasihnya tersebut untuk masuk ke dalam tanktopnya melalui celah di bawah agar lebih leluasa memainkan dadanya tanpa terbatas sehelai benang pun.
Ray yang mengerti apa mau Naomi pun menurut dan mulai lebih banyak memainkan tangannya di puting Naomi. Ia gunakan kedua telunjuk dan jempolnya untuk mencubit ringan puting Naomi dan mulai memelintirnya, lalu dilanjutkan dengan tarikan pelan yang Ray lakukan bergantian antara dada kanan dan kiri.
Ray sudah tahu bagaimana Naomi suka dadanya dimainkan terutama di bagian putingnya yang sensitif. Benar saja, Naomi semakin beringas dan mengeluarkan bunyi desahan kenikmatan. Naomi pun mulai menggesek-gesekkan kemaluannya ke kemaluan kekasihnya. Tangannya Memeluk kepala Ray mendekapkan kepala mereka berdua. Naomi mulai liar menciumi apapun bagian kepala Ray yang bisa dijamah oleh bibirnya.
Ray menggeser kedua telapak tangannya ke atas sehingga tanktop yang Naomi kenakan tersingkap dan membuka kedua payudara Naomi bebas dari balutan tanktop tersebut. Saat tanktop tersebut melepaskan payudara Naomi di bagian puting, payudara Naomi yang sedikit terangkat pun langsung turun dan membuat gerakan memantul akibat kekenyalan payudaranya.
Ray lalu mengulum puting kiri Naomi dengan mulutnya dan memainkan puting kanan Naomi menggunakan jemari tangan kirinya. Sedangkan, tangan kanan Ray menggenggam dada kiri Naomi supaya putingnya lebih terarah masuk ke mulutnya.
Naomi pasrah menikmati permainan Ray di dadanya. Ia hanya bisa mengeluarkan desahan yang tidak bisa ia tahan akibat sensasi di putingnya yang semakin sensitif, dan menggesek-gesekan kemaluannya di kemaluan kekasihnya dengan gerakan yang semakin cepat.
Ray menukar permainannya dengan mengganti puting kanan yang kini dia emut, dan puting kiri Naomi yang ia mainkan dengan jemarinya. Naomi menjambak rambut Ray sembari menekan kepala Ray lebih erat ke dadanya seakan dengan begitu, emutan Ray di putingnya akan semakin keras. Naomi sudah tidak sabar untuk merasakan kerasnya kemaluan Ray di liang vaginanya.
Naomi memasukkan tangan kanannya ke celana Ray dan mendapati penis Ray keras dan sangat basah. Ia mulai menggesekkan jemarinya perlahan mengitari penis Ray sehingga cairan basah yang keluar dari ujung penis itu ikut membasahi batang kemaluan Ray.
Ray menaikkan sedikit pantatnya dari kasur untuk memberi kode kepada Naomi supaya memberikan ruang sedikit untuknya. Saat Ray sedikit terbebas dari himpitan selangkangan Naomi, dia mulai menarik turun celananya sehingga kemaluannya bebas berdiri tegak tanpa tertahan celananya. Naomi pun semakin bebas menggenggam penis pacarnya tersebut dan mulai mengocoknya. Kini seluruh cairan kental dari Ray sudah melumuri penisnya sehingga kocokan Naomi terasa licin dan semakin merangsang.
Tak tahan dengan rangsangan dari kocokan Naomi, Ray melepas kulumannya dan berhenti memainkan jemarinya di puting Naomi. Pundak Naomi ia dorong turun perlahan ke bawah sampai bibir Naomi setara dengan penisnya. Naomi mengerti maksud dari kekasihnya itu. Ia lirikkan matanya memandang mata lelakinya dengan tatapan yang penuh goda.
Naomi genggam penis Ray dan kocok ke arah atas dan berhenti ketika jemarinya meraih bagian ujung penis Ray. Naomi membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya, lalu, dengan tetap memandang Ray penuh goda, ia mulai menjilat kemaluan Ray dari pangkalnya lalu perlahan naik ke atas, ke ujung penisnya.
“Jancok”, bisik Danu perlahan supaya tidak ketahuan oleh Naomi bahwa mereka sedang asik menonton kelakuan bejatnya dengan Ray melalui video call. “Seksi banget, ga tahan gw. Kalo bokep di Pornhub, gw udah coli dari tadi.”
“Tahan bro. Bentar lagi lo bakal rasain yang lebih enak dari tangan lo sendiri. Gila, liat aja tuh Naomi jago banget mainin lidahnya.”, ujar Bagas.
“Mantab, ternyata Naomi orangnya sangean banget. Binal banget tuh liat kalo toketnya udah dimainin.”, sambung Ardan yang juga tidak sabar ikut menggauli Naomi sebentar lagi.
Ia sebagai seorang fuckboy sedikit kesal kenapa tidak dari dulu dia mendekati Naomi. Apalagi sekarang dia sudah keduluan oleh Ray. Sungguh beruntung Ray. Kenapa dulu ia lebih memilih Michelle?
Walaupun Michelle memiliki kulit seputih Naomi dan puting yang juga pink, tapi payudara naomi jauh lebih semok daripada payudara Michelle. Ditambah pantat dan paha yang lebih berisi yang merupakan favorit Ardan. Paras muka Naomi pun jauh lebih cantik daripada Michelle.
Ardan pun teringat akan adik bungsu Naomi yang bernama Sinka. Mungkin jika ia tidak mendapatkan Naomi, ia masih bisa mendapatkan Sinka. Ia belum sering bertemu dan melihat Sinka secara langsung. Ia lebih tahu Sinka melalui laman Instagramnya.
Sinka memang memiliki kulit seputih kakaknya. Walaupun postur badannya lebih berisi dari Naomi dan tidak seideal Naomi, namun ia berani bertaruh kalau Sinka melepas semua bajunya, ia masih akan sangat menggiurkan dan mungkin hanya kalah sedikit dari Naomi.
Sudah lama ia ingin mencampakkan Michelle, namun dia enggan karena belum mendapatkan pengganti Michelle yang ia bisa gauli kapan saja ia mau. Saat ini Michelle sungguh bukanlah wanita yang dia inginkan. Menurutnya Michelle hanyalah kesenangan sesaat di atas ranjang namun bukan seorang wanita yang Ardan ingin kenal lebih dekat. Walaupun seorang fuckboy, dia pun ingin merasakan keintiman dengan wanita lebih dari sekedar keintiman di ranjang.
Frans melihat permainan Naomi dengan Ray dalam diam. Sudah tak sabar ia ingin ikut merasakan tubuh wanita yang sekarang sudah telanjang dan terangsang di kamarnya sendiri. Ia dan Naomi sungguh sudah sangat dekat. Selang beberapa langkah, ia sudah dapat meraih wanita (atau tubuh pelampiasan seksual) idamannya tersebut.
“Sialan kau Ray. Kenapa lama sekali kau belum beri sinyal?”, ujar Frans kesal dalam hati. “Ingat, dia santapan kita bersama malam ini, bukan hanya kau seorang.”.
Ray menggenggam rambut Naomi dengan jemari tangan kanannya. Ia kontrol Naomi yang masih liar menjilati penisnya melalui genggamannya. Dengan jemari tangan kirinya, ia memainkan puting kanan Naomi yang menjuntai tergantung seperti buah lezat yang siap untuk dipetik dan disantap legit manisnya.
Ia tahan kepala Naomi semakin ke bawah hingga biji zakarnya tercium oleh bibir lembut Naomi. Naomi pun mengerti aba-aba dari kekasihnya yang sudah berkali-kali menggagahinya tersebut. Naomi mulai mengulum testis Ray, dan seperti biasa, ketika ia mengemut testis kekasihnya, ia gunakan tangannya untuk mengocok penisnya.
Makin hebat lah nafsu Ray akibat kocokan tangan Naomi ke penisnya dan kuluman hangat mulut Naomi di testisnya. Ia sudah mulai bosan karena kini rangsangan yang ia terima tidak sebanding lagi dengan besarnya nafsu yang semakin beringas di dirinya.
Ia tarik jambakan tangannya di rambut Naomi sehingga menarik Naomi lepas dari testisnya. Ray semakin eratkan jambakan di rambut kekasihnya tersebut dan menarik kepala Naomi agar bibirnya berada tepat di ujung kemaluannya.
Naomi mengerti apa yang diinginkan oleh kekasihnya, namun karena barusan Ray menjambak rambutnya dengan sedikit kasar, Naomi ingin bermain sedikit usil dengan pacarnya yang ia tahu pasti sudah sangat horny. Naomi tidak membuka mulutnya sehingga Ray tidak bisa memasukkan penisnya yang sudah keras itu ke mulut Naomi.
Sebagai gantinya, Naomi malah membuat bentuk duck face dengan bibirnya. Lalu dengan nakal ia menggoda Ray hanya dengan menciumi ujung penisnya. Naomi membayangkan betapa kesalnya Ray yang sudah sangat horny namun tidak bisa mendapatkan kepuasan yang ia inginkan.
Ray mengerti gelagat Naomi yang usil ini. Dia pun mengeraskan permainannya sedikit untuk mengimbangi keusilan kekasihnya itu.
Ia tarik kembali rambut Naomi sedikit lebih keras dari sebelumnya dan memberikan kesempatan sekali lagi untuk Naomi membuka mulutnya. Naomi tetap membangkang dengan kali ini ia berpura-pura akan membuka mulutnya, namun malah menciumi penis Ray dari ujungnya dan turun ke batangnya berulangkali.
Ray kembali menjambak Naomi dan kali ini ia kembali memposisikan bibir manis kekasihnya itu di depan ujung penisnya. Ketika Naomi tak juga membuka mulutnya, Ray menutup hidung kekasihnya dengan tangan kirinya.
“Sampai kapan Naomi akan berhasil menahan nafasnya. Sebentar lagi ia pasti akan kehabisan nafas dan mau tidak mau akan membuka mulutnya”, ujar Ray dalam hati.
Permainan ini bukanlah suatu bentuk kekasaran antara mereka berdua. Naomi dan Ray sudah saling memahami gaya bercinta satu sama lain sehingga permainan kasar seperti ini pun menjadi hal yang biasa dan terkadang dilakukan oleh mereka berdua untuk membangkitkan suasana.
Selang beberapa detik, Naomi sudah mulai tidak kuasa menahan kurangnya oksigen di dalam tubuhnya. Ia membuka mulutnya untuk mendapatkan oksigen, namun Ray dengan sigap langsung mendorong kepala Naomi sehingga penisnya masuk ke dalam mulut Naomi.
Naomi mengeluarkan erangan protes akibat mulutnya penuh dengan penis kekasihnya dan ia masih belum mendapatkan oksigen yang ia butuhkan. Ray menarik sedikit kepala kekasihnya sehingga pangkal tenggorokan Naomi tidak lagi terhalang oleh ujung penisnya. Namun 3/4 dari penis Ray masih tertancap di dalam mulut Naomi.
Setelah merasa Naomi mendapatkan cukup oksigen melalui hidungnya, Ray mulai mendorong kepala Naomi agar penisnya masuk semakin dalam. Karena Ray melakukannya tanpa aba-aba, Naomi tersedak dan ia batuk dengan kesulitan karena kerongkongannya pun tertutup kembali oleh ujung penis Ray. Naomi menepukkan tangan kanannya ke paha Ray sebagai tanda protes, yang membuat Ray melepaskan jambakannya.
“Hmmmmm jangan kasar-kasar blowjobnya”, pinta Naomi manja sambil cemberut. Air mata berlinang di kelopak matanya akibat tersedak.
Ray pun tersenyum dan mengusap pipi dan air mata Naomi. Ia mainkan kembali puting Naomi dengan jemarinya untuk merangsang Naomi kembali. Naomi yang senang karena merasa keinginannya dituruti oleh kekasihnya melanjutkan blowjobnya, kini tanpa kontrol dari Ray. Ia dengan lahapnya mengocok penis kekasihnya tersebut menggunakan mulutnya.
Ray yang keenakan dengan kuluman dari Naomi, meraih kaleng bir yang ia taruh di rak sebelah kasur. Ia membuka kaleng bir itu dan mulai menegak minumanannya.
“Sudah tidak terasa begitu dingin, tapi tak apa. Kuluman Shinta Naomi di penisnya dengan tegukan sekaleng bir adalah kombinasi yang tetap luar biasa.”, ujar Ray dalam hati.
Semakin cepat dan lahap kulumannya, tak disangka membuat Naomi justru semakin terangsang. Naomi merasakan rangsangan yang hebat menjalar ke liang vaginanya. Penis keras yang tadinya ia gesek-gesekkan untuk memuaskan vaginanya kini berada kokoh di dalam mulutnya sehingga vaginanya kini sama sekali tidak terpuaskan.
Iapun menggunakan tangan kirinya untuk menopang tubuhnya selagi mengulum penis Ray, dan tangan kanannya ia gunakan untuk meraih masuk ke dalam celananya. Naomi mulai memainkan lembut bagian luar bibir vaginanya dengan jemarinnya.
Ia sudah merasakan basahnya liang vaginanya dan itu membuat dia semakin terangsang. Naomi semakin mempercepat permainan jemarinya. Ia sangat ingin liang vaginanya dimainkan oleh Ray. Ingin penis kokohnya itu masuk dalam ke ujung vaginanya. Naomi pun merasa kesal dan melepaskan penis Ray dari mulutnya.
“Kamu mah keasikan diblowjob sambil minum bir. Aku mau tau pussynya dimainin sama kamu”, ujar Naomi protes dan kembali cemberut. Ia beranjak duduk bersila di depan Ray sambil menyilangkan tangannya di dadanya sebagai tanda protes.
“Iya sayang, sini sini. Maaf ya aku malah enak-enakan rebahan. Habisnya blowjob kamu enak banget sih”, ujar Ray meminta maaf.
“Sini mana aku peluk dulu.”, lanjut Ray sambil membuka kedua tangannya dan mendekat ke Naomi untuk mendekap kekasihnya tersebut. Ray langsung mencium pipi Naomi yang masih belum beranjak dari posisinya.
“Udah dong, mana bisa aku puasin kamu kalau tangannya masih menyilang kayak gitu? Dada indah kamu juga jadinya ketutupan.”, rayu Ray sambil membelai lembut lengan Naomi.
Naomi pun mulai melemaskan tangannya sehingga silangan tangannya tak sekuat sebelumnya. Kesempatan ini Ray gunakan untuk meraih payudara Naomi dan mulai kembali memainkan putingnya agar Naomi kembali terangsang.
Ray menggenggam lengan Naomi dan mendorongnya perlahan ke belakang agar dia terbaring rileks di kasur. Genggaman tangannya dengan lembut ia pindahkan ke pergelangan tangan Naomi seraya memposisikan tangan tersebut di samping kedua telinga Naomi sehingga ketiaknya terbuka lebar. Kini Ray berada di atas Naomi dengan berpijak ke tangannya sendiri. Di bawahnya, Naomi terbaring pasrah dengan tangan terkunci oleh Ray dan berada di posisi yang sangat terbuka.
Naomi memandang Ray dengan penuh haus akan nafsu. Bibir bawahnya ia gigit pelan sehingga menampilkan muka menggoda yang membuat Ray juga semakin bernafsu. Ray mulai menciumi bibir kekasihnya itu.
Ray melepaskan tangan kanannya dari pergelangan tangan Naomi, lalu ia turunkan menuju hotpants yang Naomi pakai. Ia buka perlahan celana seksi tersebut dengan tangan kanannya. Begitu vagina Naomi sudah tidak lagi tertutup celana itu, ia mulai membelainya lembut dengan jemarinya. Ketika Ray merasa vagina kekasihnya itu sudah cukup basah. Ia pun menggenggam penisnya yang masih keras dan menuntunnya untuk memasuki liang vagina Naomi.
Penis Ray mulai memasuki dinding sempit tersebut dan membuat Naomi mengerang keenakan. Sebelum penis Ray masuk sepenuhnya, Naomi memegang lembut pipi kekasihnya.
“Kamu ga mau pake kondom dulu?”, tanya Naomi dengan mendesah karena sudah keenakan dipenetrasi oleh Ray.
“Aku keluarin di luar aja.”, jawab Ray.
“Kalo keluarin di luar nanti aku mandi lagi. Terus ini baju Nadila nanti kotor kena sperma kamu.”, lanjut Naomi.
“Udah, pikirin nanti. Nikmatin aja dulu.”, jawab Ray sambil mendorong penisnya lebih dalam. Sesuai harapannya, Naomi mengerang keenakan dan melupakan pertanyaannya.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah mendekat dari arah lorong. Belum sempat Naomi meminta Ray untuk memperhatikan suara itu, pintu sudah dibuka dengan cepat. Frans memasuki kamar, diikuti oleh keempat sahabatnya.
Tanktop hitam yang Naomi kenakan masih tersingkap naik tidak menutupi payudara indahnya sama sekali. Sedangkan hotpants yang tadi ia kenakan sudah Ray lepas. Naomi yang dalam perjalanan ke apartemen kehujanan, sama sekali tidak punya pakaian dalam yang bersih sama sehingga kini ia sama saja seperti telanjang ketika Frans dan yang lainnya menerobos masuk ke dalam kamar.
“Aaaaaah”, teriak Naomi kaget. Ia pun langsung berusaha menutupi dirinya dengan mencari bed cover yang dapat ia gunakan untuk menutupi tubuh seksinya itu namun gagal. Kasur Frans sama sekali tidak memiliki bed cover, atau mungkin sedang sengaja tidak dipasang.
Dengan panik Naomi buru-buru menurunkan tanktop yang ia kenakan agar menutupi payudara indahnya. Namun karena sempit dan melakukannya dengan panik, Naomi membutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya sehingga memberikan waktu yang cukup lama untuk Frans dan yang lainnya menikmati pemandangan payudara seksi itu. Naomi pun sadar akan tatapan mata mereka.
Tatapan laki-laki penuh nafsu yang sudah biasa ia terima ketika berada di tempat-tempat umum. Menggunakan pakaian lengkap saja pandangan mata tersebut sudah sangat liar, apalagi jika melihat Naomi dalam kondisi saat ini.
Naomi lalu buru-buru meraih hotpants yang, untung bagi dirinya, tak terletak jauh dari jangkauan tangannya. Kembali ia kesusahan untuk memakai celana tersebut karena panik dan memang celananya sangat sempit.
Butuh waktu yang lama dan Naomi harus menggelinjangkan tubuhnya ketika berusaha memakai celana itu. Lagi-lagi, pasti itu adalah sebuah tontonan yang mengasyikkan bagi semua laki-laki di ruangan ini.
“Maaf Frans….”, Naomi hanya berhasil mengucapkan maaf tanpa tahu harus berkata apa lagi. Dirinya sudah sangat malu akibat terpergok melakukan hal mesum dengan pacarnya. Ia juga sangat malu karena banyaknya laki-laki yang melihatnya telanjang hari ini.
Sial sekali dirinya pikirnya. Sudah lupa membawa jaket dan kehujanan, seharian digoda oleh lelaki-lelaki mesum sepanjang jalan, hingga kini semua sahabat pacarnya melihat dirinya dari setengah telanjang hingga betul-betul telanjang bulat. Belum lagi rencana dirinya untuk memakai lingerie spesial yang sudah dia beli dengan harga mahal untuk bercinta dengan Ray gagal karena basah kehujanan.
Naomi hendak segera keluar dari kamar dan berencana pergi dari tempat itu. Mungkin dia akan nekat memakai baju Nadila dan didouble dengan pakaian basahnya lalu pergi pulang. Itu mungkin lebih baik daripada berlama-lama di sini.
Entah apa yang harus dia lakukan ketika bertemu dengan Ray, Frans dan yang lain di kemudian hari. Namun, langkah Naomi terhenti ketika Danu dan Elang menghalangi dirinya. Ardan segera menutup pintu kamar Frans dan menguncinya sehingga ruangan ini mengurung Naomi sendirian dengan keenam laki-laki ini.
Naomi mengalihkan pandangan ke kekasihnya yang masih dalam keadaan tidak memakai celana, walau kini penisnya tak lagi berdiri setegak sebelumnya. “Dipakai kenapa sih celananya”, bentak Naomi dalam hati. Namun, mungkin pacarnya tidak bisa bergerak karena saking kagetnya, pikirnya.
“Misi, gw mau pulang aja dulu.”, pinta Naomi sambil berusaha mengambil jalan dari halangan Danu dan Elang.
Frans dan Ray saling tatap. “Lo kok udah balik?”, tanya Ray dingin. Yang sebenarnya Ray tanyakan adalah kenapa Frans dan yang lainnya sudah masuk tanpa menunggu sinyal darinya.
“Ga sabar menyantap jamuan utama.”, jawab Frans dingin.
Ray sedikit kesal. Padahal dia sudah dijanjikan untuk bisa menikmati tubuh Naomi terlebih dahulu sampai ia penetrasi. Padahal baru sedikit penisnya memasuki liang vagina kekasihnya, namun Frans dan yang lainnya sudah keburu memasuki ruangan.
Ray beranjak dari kasur dan kemudian meraih tangan Naomi. Naomi pikir Ray akan melindunginya dan menariknya keluar dari kamar tersebut, namun pikirannya salah. Ray malah mendekap dirinya dari belakang dan mencium pipi kanan Naomi. Kini Naomi pikir pacarnya sudah gila dan ia pun berusaha melepaskan diri dari dekapan Ray yang ternyata cukup kuat.
“Apa-apaan sih Ray?!”, bentak Naomi, kini tidak lagi memanggil Ray dengan panggilan sayangnya. Ia meronta berusaha melepaskan dirinya namun tanpa hasil.
“Udah lah, biarin aja kita lanjutin. Toh kamu juga suka kan kalau kita bercinta di tempat umum.”, balas Ray dengan cuek.
“Tapi ga sambil diliatin juga!”, bentak Naomi kembali.
“Berpetualang lah sedikit, explore hal baru. Bukannya kamu selama ini cerita ke aku tentang tatapan-tatapan penuh nafsu cowok-cowok yang selama ini liatin kamu? Emang kamu ga penasaran sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka? Apakah benar karena badan kamu?”, rayu Ray meyakinkan Naomi sambil dirinya memainkan payudara kekasihnya yang kini kembali terbalut tanktop seksi hitam milik Nadila.
Dengan Naomi yang masih meronta berusaha melepaskan diri, Ray berusaha agar permainan tangannya mengenai puting Naomi sehingga membuat kekasihnya itu kembali horny. Ray juga berusaha untuk tangan yang satunya meraih ke dalam celana yang Naomi kenakan untuk merangsang vagina kekasihnya itu. Efeknya cukup berhasil, rontaan Naomi sedikit melunak dan reaksi tubuhnya kembali menunjukkan betapa hornynya Naomi saat itu.
“Lagian kamu kan udah terlanjur telanjang di depan mereka. Biarin aja mereka nontonin kita. Pasti bakalan hot. Kita buat laki-laki bajingan di depan kita ini berantakan dengan nafsunya”, bisik lirih Ray.
Naomi terkejut betapa dirinya bisa semakin horny dengan ucapan dan perlakuan Ray saat itu. Dirinya digerayangi oleh kekasihnya di depan lima laki-laki lain dan dirinya masih saja terangsang hebat, bahkan makin hebat. Apakah dirinya ini rendah seperti seorang perempuan gampangan?
Apakah dia sudah tidak punya kehormatan lagi? Namun, pikirannya tiba-tiba buyar akibat semakin liarnya sentuhan ray di tubuhnya. Melemahnya usaha Naomi untuk melepaskan diri pun membuat Ray lebih leluasa memainkan tubuh Naomi.
Naomi makin terkejut ketika Ray kembali menyingkap tanktop yang ia kenakan ke atas payudaranya, sehingga lagi-lagi payudara indahnya terekspos di depan para sahabat kekasihnya. Ray lalu memilin puting kiri Naomi dengan telunjuk dan jempol kanannya sembari tangan kanannya disilangkan di depan badan Naomi agar tidak melarikan diri.
Tangan kirinya memaksa turun dari dalam hotpants Naomi sehingga hotpants tersebut turun hingga di tengah-tengah paha kekasihnya. Alhasil, Naomi akan kesulitan menggerakkan kakinya untuk berjalan maupun berlari karena ikatan hotpants ketat di sekeliling pahanya.
Ngocoks.com Vagina Naomi pun terlihat jelas karena tidak lagi tertutupi oleh hotpants sexy itu. Ray lanjut meraba liang luar vagina Naomi, membuat Naomi harus berusaha keras untuk tidak mengeluarkan desahan nikmat. Dia masih malu untuk menunjukkan bagaimana ia sebenarnya menikmati semua ini. Namun, paras Naomi tidak bisa berbohong. Matanya semakin sayu, menunjukkan dirinya sudah lemah dikuasai oleh nafsu.
Tangan kiri Ray masih memainkan vagina Naomi sedangkan tangan kanannya kini menggenggam kedua pipi Naomi dan mengarahkan kepalanya untuk melihat kelima sahabatnya. “Lihat mereka. Apakah itu tatapan-tatapan mata yang selama ini mengganggumu? Apa itu tatapan-tatapan mata penuh nafsu lelaki-lelaki yang selalu kau temui?”, kata Ray.
Naomi hanya bisa menurut. Ia lihat tatapan mata masing-masing dari mereka: Ardan, Bagas, Danu, Elang dan juga Frans. Ya, mereka semua mempunyai tatapan itu. Tatapan mata yang selama ini membuat Naomi risih.
Naomi memang selalu mendapatkan tatapan penuh nafsu seperti itu. Di kelas kuliahnya yang berjumlah 20 orang di mana hanya ada 5 orang wanita, Naomi mendapati 15 mahasiswa tersebut memandanginya dengan tatapan yang seperti ia dapati sekarang. Seakan-akan menelanjangi dirinya di dalam benak otak kotor mereka.
Di panggung saat dirinya menari dengan baju performance yang seksi, seluruh penontonnya yang mayoritas laki-laki memandang dirinya penuh nafsu.
Di MRT maupun di bis pun sama, puluhan lelaki memandanginya seperti itu; ratusan jika ikut menghitung puluhan laki-laki yang naik turun di setiap stasiun; ribuan jika kau hitung sudah bertahun-tahun Naomi menghadapi hal itu.
Tatapan itu membuat Naomi risih pada awalnya karena ia bisa merasakan nafsu dari seluruh tatapan itu, namun ia tidak pernah tahu apa yang lelaki-lelaki tersebut akan lakukan pada dirinya. Ia berusaha untuk menyesuaikan pakaiannya dari yang tertutup hingga yang terbuka seperti yang ia suka, namun sama saja.
Pakaian tertutup tidak berpengaruh ke bagaimana laki-laki melihat dirinya. Mungkin itu kenapa dirinya sudah cuek tetap memakai pakaian seksi seperti yang ia suka. Ia tahu dirinya lah sumber dari nafsu itu, bukan pakaiannya.
Tanpa sepengetahuan Naomi, Ray yang berada di belakang Naomi memberikan kode dengan gerakan kepalanya kepada Frans.
Frans memahami kode itu dan berjalan mendekat.
Naomi pun menyadari hal itu. Ia memandangi Frans yang berjalan mendekatinya. Senyumannya licik dan pandangan matanya penuh nafsu.
Kini, Naomi harus menghadapi suatu kenyataan yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Ia akan tahu tak hanya seperti apa pandangan lelaki yang berkesempatan melihat dirinya telanjang bulat dan digerayangi layaknya sebuah tontonan erotis khusus dewasa. Namun ia juga akan merasakan sendiri kebuasan nafsu lelaki-lelaki itu kepada dirinya.
Bersambung…