Naomi yang menyadari Frans berjalan mendekatinya pun mulai meronta kembali. Naomi mencoba bersiap-siap untuk menendang Frans jika ia berjalan semakin dekat, namun kelihatannya hal itu tidak akan mungkin.
Lilitan hotpants yang posisinya berada di tengah-tengah pahanya akan menyulitkan dirinya jika ia ingin melakukan tendangan. Jika ia ingin mengangkat kakinya, maka kedua kakinya lah yang akan terangkat, lalu itu akan membuat keseimbangannya goyah, dan mungkin akan membuat dia berada di posisi yang lebih lemah dari posisinya sekarang.
Tangan Ray kini menggenggam erat lengan Naomi dekat di pergelangan tangannya. Sebelum Naomi bisa protes, Ray berkata, “Udah ga usah ngelawan. Nikmatin aja. Kamu juga mau tau kan apa yang akan dilakukan laki-laki yang memandang penuh nafsu ke badan kamu?”.
Naomi kembali ke pikirannya sebelumnya. Iya, memang ia selama ini penasaran dengan apa yang semua laki-laki itu ingin lakukan padanya. Selain itu pun, Naomi tidak sanggup melawan kuncian Ray yang memang memiliki kekuatan lebih karena Ray rajin pergi ke gym dan berolahraga.
Frans sudah berada di depan Naomi. Naomi mencoba memandang Frans dan yang ia temui adalah pandangan yang penuh nafsu. Lebih bernafsu daripada semua pandangan yang pernah ia temui sebelumnya. Mungkin, karena kini Frans bisa dengan leluasa meluapkan nafsu liarnya kepada Naomi.
Naomi di sisi lain, matanya menunjukkan betapa lemah posisinya saat ini. Pandangan matanya memancarkan permohonan iba kepada lelaki-lelaki bejat di sekitarnya itu untuk menghentikan ini semua dan membiarkan dia pergi.
Frans mulai menggenggam payudara kiri Naomi dengan tangan kanannya. Merabanya, merasakan kelembutannya. Naomi merasakan sedikit cengkraman yang sesekali Frans lakukan, mungkin untuk merasakan kekenyalan payudaranya. Secara lembut tiba-tiba Frans meraba ujung puting Naomi dengan jempolnya. Tanpa kuasa, Naomi mengeluarkan desahan lirih.
Ia sungguh malu akibat menunjukkan nafsunya di depan lelaki yang bukan pacarnya itu dan malu karena dengan mudahnya terangsang olehnya. Ia melirik sedikit ke arah Frans dan melihat tatapan mata yang tidak hanya penuh nafsu, namun juga penuh kemenangan.
Terdapat juga senyuman sebelah dari Frans yang menyiratkan kemenangannya dan juga terasa seperti sebuah bentuk pelecehan ke Naomi. Naomi pun merasa semakin putus asa dan lemah.
Ketika Naomi mengalihkan pandangannya, ia malah menemui Danu dan Aron menggenggam smartphone mereka di tangannya dengan gestur yang seperti mengambil foto atau video. Naomi kembali berusaha meronta walaupun lirih.
“Jangan difoto! jangan divideoin!”, ujar Naomi lirih sebisanya, sambil berusaha menutupi dadanya kembali walaupun tanpa hasil. Ia sangat khawatir. “Jangan dibikin live atau story juga di Instagram!”, lanjutnya yang sama sekali tidak mendapatkan respon dari keenam laki-laki yang mengelilinginya. Bahkan Ray pun diam.
Makin putus asalah Naomi yang sadar bahwa apapun yang semua laki-laki ini akan lakukan, mereka akan mendapatkannya. Naomi sama sekali tidak berkuasa.
Silih berganti, tubuh Naomi menjadi santapan tangan-tangan nakal para lelaki mesum. Kedua payudara Naomi secara bergiliran dijamah oleh tangan-tangan yang sudah tidak bisa ia bedakan lagi milik siapa, mungkin Frans, mungkin Danu, Ardan, bahkan mungkin Ray.
Terkadang bagian tubuhnya sekedar dibelai, terkadang ada yang mencoba meremas payudara maupun pantatnya. Vaginanya pun tak luput dari belaian dan juga sodokan jari-jari nakal yang ingin mencoba rasa kelezatan liang vagina seorang Shinta Naomi.
Ray kini sudah tidak perlu lagi menahan tubuh Naomi. Naomi kini dengan mudahnya menjadi santapan yang memuaskan nafsu bejat sahabat-sahabatnya. Ia kini bahkan ikut asyik menikmati tubuh Naomi bersama-sama.
Naomi kembali teringat pertanyaannya tentang apa yang laki-laki penuh nafsu itu akan lakukan kepadanya. Malam ini ia mendapatkan jawabannya.
Ada yang mengambil foto dan video dirinya yang mungkin sudah umum dilakukan sebelumnya. Secara terang-terangan, Naomi sering melihat para lelaki mengabadikan dirinya saat melakukan performance. Ada pula yang melakukannya secara sembunyi-sembunyi, yang selalu dilakukan oleh lelaki-lelaki di perkuliahannya maupun di transportasi umum.
Tapi kali ini berbeda: kini tubuhnya diabadikan dengan keadaan telanjang dan dilecehkan oleh kekasihnya sendiri dan kelima sahabatnya yang lain.
Semua sentuhan yang ia rasakan, menjawab pula fantasi seperti apa yang para laki-laki ingin lakukan ke tubuhnya. Walaupun begitu, Naomi sebenarnya belum mengetahui semua fantasi liar laki-laki bejat itu. Perjamuan ini masih panjang. Dan mungkin juga masih akan banyak perjamuan-perjamuan lain yang membuka hal baru yang Naomi belum pernah tahu sebelumnya.
Elang melepaskan celana hotpants Naomi dan melemparkannya jauh ke lantai di dekat lemari. Naomi sempat terpikir bagaimana nanti Nadila saat menemui celananya dalam keadaan basah oleh cairan vaginanya. Atau mungkin apakah Nadila tidak akan penasaran kenapa celananya sedikit melar karena dipakai oleh Naomi yang berpantat lebih besar darinya.
Kini giliran Frans yang melepaskan Naomi dari tanktopnya sehingga kini Naomi benar-benar telanjang bulat. Naomi didudukkan di tengah ranjang oleh Ray dan Ardan. Naomi baru sadar keenam laki-laki itu sudah melepaskan celana mereka. Terlihat dengan jelas keenam penis mereka dalam keadaan berdiri tegak dan keras.
Ardan bahkan sudah telanjangh bulat setelah melepas kaos yang ia kenakan sehingga menunjukkan badannya yang atletis hasil dari berlatih di gym seperti Ray. Naomi memang tahu bahwa Ardan adalah seorang fuckboy sehingga tidak heran kalau ia memperhatikan penampilannya.
Parasnya pun bisa dibilang paling tampan di antara sahabat-sahabatnya yang lain, termasuk Ray. Tak heran jika Michelle yang seorang bucin (budak cinta), tergila-gila padanya. Naomi tak bisa membayangkan bahwa hari ini dia akan bercinta dengannya.
Kasur di kamar Frans berukuran King Size, sehingga cukup besar untuk keenam lelaki itu menaiki kasur dan berdiri membentuk lingkaran mengitari Naomi. Seluruh penis mereka sudah sejajar dengan muka Naomi. Ia bisa lihat Danu memegang kamera handphonenya. Entah ia mengambil video atau foto, tapi dengan angle seperti itu, Naomi terlihat seperti bintang porno yang sedang melakukan blowbang.
Dimulai oleh Frans yang berdiri di arah jam 3 dari Naomi, ia menggenggam rambut Naomi dan mengarahkan kepala Naomi supaya mulutnya tepat berada di ujung penis Frans. Bahkan saking dekatnya, penis Frans sudah tercium oleh Naomi. Karena sudah tak berdaya dan putus asa untuk melawan, Naomi menuruti kemauan Frans yang sudah ia mengerti.
Ia membuka mulutnya dan menerima kontrol Frans yang mendorong kepalanya untuk melahap batang penis Frans masuk ke mulutnya sampai menyentuh kerongkongannya. Naomi merasakan tangannya kirinya diangkat lalu dituntun untuk menggenggam salah satu penis di lingkaran itu.
Naomi mulai mengocok penis tersebut. Tangan kanannya pun mengalami hal yang sama dimana Naomi juga meresponnya dengan memberikan kocokan ke penis yang sudah hinggap di tangannya. Setiap 3-5 menit, mulut dan tangan Naomi selalu melayani penis yang berbeda-beda.
Ray dan para sahabatnya secara bergiliran menikmati servis Naomi menggunakan mulut maupun tangan perempuan malang itu. Naomi pun sampai kewalahan. Ia merasakan pegal di tangannya dan di rahangnya akibat harus berkali-kali memuaskan penis-penis kekasih dan sahabatnya itu. Namun apa daya, Naomi tidak bisa melawan. Malam ini, ia adalah sang mangsa: si angsa cantik yang menjadi santapan para serigala buas.
Saat masih sibuk memberikan blowbang, Naomi merasakan ada seseorang yang menjilat dan memainkan jarinya di liang vaginanya. Naomi kembali merasakan nafsu yang luar biasa. Sedari tadi, ia belum banyak merasakan rangsangan yang memuaskan vaginanya sehingga jilatan dan jemari yang ia rasakan sekarang membuatnya sangat horny.
sekitar 3 menit lidah pria yang tidak ia ketahui itu menjilatinya, Naomi merasakan suatu sensasi yang ingin ia lepaskan. Sedikit lagi Naomi akan orgasme. Naomi mengerang dan mendesah walaupun suaranya tertahan akibat sodokan penis yang selalu mengisi penuh mulutnya.
Naomi pun meledak dalam orgasmenya, ia bergelinjang tak bisa menahan sensasi nikmat yang mengujuri seluruh tubuhnya. Ia merasakan kegelian di liang vaginanya sehingga secara refleks ia bergerak menjauh dari jilatan lidah tersebut. Namun, sepasang tangan menahan pantatnya sehingga Naomi tetap terserang jilatan yang intens bertubi-tubi tersebut.
Mulutnya ingin melepaskan penis di kulumannya karena Naomi ingin berteriak dan mendesah kencang akibat tidak kuat menahan rangsangan yang ia terima. Ia menolehkan kepalanya untuk melepas penis di mulutnya dan untuk menghindari penis lain yang ingin masuk, namun tertahan oleh sepasang tangan.
Ternyata penis yang ada di mulutnya itu sudah mencapai orgasmenya, dimana Naomi merasakan tembakan-tembakan cairan hangat memasuki sekujur mulutnya dan menuruni tenggorokannya. Naomi yang pasrah hanya bisa mendesah sebisanya selagi terbungkam dengan penis yang sedang berada di puncak kenikmatannya itu.
“MMMMMMHMMMM MHHMMMHHHH!”, desah Naomi keras walaupun tertahan oleh penis di mulutnya.
“Anjing cok! Enak betul betina mu ini Ray. Wes keluar aku di mulutnya.”, ujar suara laki-laki yang penisnya tertancap dalam di mulut Naomi.
Naomi melihat ke atas untuk mengetahui siapa pemilik penis yang masih menancap di mulutnya itu. Penis yang dengan setiap detakannya juga ikut melemaskan batangnya itu. Ternyata Danu lah pemilik penis itu dan tangan dia lah yang menahan kepala Naomi. Naomi melihat Danu dengan sinis karena telah menghinanya sebagai betina milik Ray.
Ia merasa itu sangatlah melecehkan, apalagi setelah penis Danu dipuaskan oleh mulut Naomi dan kini mulut Naomi dipenuhi oleh spermanya. Naomi menelan sisa sperma Dani di mulutnya, toh sebagian besar memang sudah tertelan saat Naomi mendesah dan meracau tak karuan.
Dalam hati ia heran, kenapa tidak ia muntahkan saja ke kasur Frans atau ia ludahkan ke Danu maupun laki-laki brengsek lain di ruangan ini. Mereka sudah sangat kurang ajar melecehkan dan menggagahinya seperti ini. Namun Naomi teringat akan sensasi nikmat luar biasa dari jilatan di vaginanya. Ia menoleh untuk melihat siapa pemilik lidah tersebut: ia adalah Frans.
Frans kini pun sudah telanjang bulat. Memang tubuhnya tidak seatletis Ray ataupun Ardan, malah cenderung biasa saja. Parasnya masih tampan walaupun tidak setampan Ardan, si Fuck Boy. Namun, kepuasan yang Naomi rasakan barusan memberikan perhatian yang lebih di hati Naomi.
Frans kini terlihat menarik pinggul Naomi, menyeretnya di atas kasur sehingga Naomi terbaring. Kedua penis di kocokan tangannya terlepas. Setidaknya sekarang kedua tangan dan mulutnya bisa beristirahat dari serangan-serangan penis horny yang membabi buta. Namun, beda halnya dengan vaginanya yang akan menjadi bulan-bulanan baru lelaki-lelaki di ruangan itu.
Frans membuka lebar kaki Naomi sehingga vaginanya pun terekspos bebas. Frans menuntun penisnya yang sudah ia genggam sembari mendorongkan ujung penisnya memasuki liang vagina Naomi. Penis Frans dengan lancar menyodok vagina Naomi.
Sepertinya akibat orgasme tadi, liang vagina Naomi menjadi cukup basah sehingga menghasilkan lubrikan alami yang melancarkan penetrasi penis Frans. Walaupun tempo genjotan Frans lebih cepat dan keras dari Ray sebelumnya, namun terasa lebih nikmat karena Naomi sudah orgasme sebelumnya.
Untuk pertama kalinya di malam itu, Naomi merasakan kenikmatan bercinta akibat penetrasi yang ia rasakan di vaginanya. Sebelumnya ia merasa kewalahan dengan banyaknya serangan nafsu dari keenam lelaki bejat ini sehingga Naomi lupa akan merasakan kenikmatan bercinta. Saat foreplay dengan Ray pun, Naomi sempat kesal karena ia lebih banyak melayani Ray daripada merasakan rangsangan kenikmatan.
Di tengah kenikmatannya, tiba-tiba Naomi merasa kesal karena dikagetkan oleh Ray. Kekasihnya itu menyodorkan sebuah pil yang disertai dengan sekaleng bir yang sudah dibuka.
“Minum!”, ujar Ray singkat.
Ray pun menghentikan Frans yang sedang asyik menggenjot Naomi dan mendorongnya pelan supaya Frans menjauh.
Naomi merasakan kehilangan ketika penis Frans keluar dan menjauh dari vaginanya.
Naomi melihat pil yang disodorkan kekasihnya itu.
“Ini kan pil KB!”, kata Naomi dalam hati.
Naomi melihat ke arah penis Frans yang sebelumnya memasuki vaginanya. Benar saja, Frans tidak memakai kondom, begitupun kelima pria yang lain. Tidak ada satu pun dari mereka yang memakai kondom.
“Ini gila!”, teriak Naomi kembali dalam hati.
Namun Naomi sudah semakin mengerti keadaan malam ini. Posisi dia sangat lemah malam ini. Lebih baik dia menurut.
“Masih mending ada pil kb yang masih bisa menyelamatkan dirinya dari kehamilan. Bisa saja keadaan jauh lebih buruk dari ini.”, ucap Naomi dalam hati untuk menghibur dirinya sendiri.
Naomi memasukkan pil itu ke dalam mulutnya dan ia tegak bir yang Ray berikan untuk melancarkan pil tersebut masuk ke perutnya. Naomi hampir saja tersedak karena kaget akan pahitnya bir yang ia minum. Untung pilnya tidak termuntahkan karena Ray langsung menutup mulut Naomi.
“Tahan aja, minum.”, ujar Ray yang membuat Naomi sedikit kesal. “Memangnya tidak bisa dia ambilkan air di dapur?”, gerutu Naomi dalam hati.
Naomi pun menegak kembali bir pahit yang sudah tidak dingin itu. Kali ini ia berhasil. Pilnya sudah masuk ke perutnya. Kini, Naomi bahkan sedikit sempoyongan karena birnya sangat kuat dan cepat memberikan reaksi mabuk. Naomi sebenarnya jarang sekali minum.
Dia memang gampang mabuk bahkan dengan minuman-minuman yang kadar alkoholnya tidak tinggi. Ray di satu sisi, memiliki toleransi alkohol yang jauh lebih tinggi dari Naomi. Jika Naomi sudah sempoyongan seperti ini, belum tentu Ray sedikitpun tipsy walaupun meminum tiga kali lebih banyak dari yang Naomi minum.
Ray dengan cepat langsung menggantikan posisi Frans sebelumnya. Ia membuka kedua kaki Naomi dan langsung menghantam vagina kekasihnya itu dengan penisnya yang sudah sangat keras.
Naomi merintih kesakitan. Ia makin kesal dengan Ray. Malam ini dia seharusnya memuaskan Ray dengan lingerie spesial yang ia beli. Namun, Ray sangatlah tidak gentle dengan dia malam ini, sehingga Naomi tidak lagi menyesal seluruh plannya hancur. Naomi malah menginginkan penis Frans lah yang kembali menghujani vaginanya dengan rangsangan.
Permainan Ray belum berlangsung lama, namun Naomi merasakan ada yang mengaitkan tangan di ketiaknya lalu menarik dirinya. Alhasil Tubuh Naomi terseret sehingga pundaknya kini tepat berada di pinggir kasur. Naomi terlepas dari Ray dan hantaman penisnya.
Kepalanya terjatuh turun dikarenakan sudah tidak tersupport oleh kasur lagi. Kepala Naomi yang sudah merasakan tipsy dari bir yang ia minum, menjadi semakin pusing karena kepalanya terhentak dengan sangat keras. Kini hanya pundak Naomi ke bawah yang berada di atas kasur sedangkan kepalanya terletak sedikit turun karena tidak tersupport oleh kasur. Posisi kepalanya membentuk angle seperti menengadah.
Naomi baru tahu kalau Ardan lah yang menariknya. Ardan melakukan hal tersebut dengan maksud membuat angle mulut Naomi gampang untuk memberikannya blowjob sembari tetap terbaring ketika digenjot oleh Ray. Ardan pun memulai aksinya. Mulut Naomi yang sudah terbuka langsung ia masuki penisnya dengan paksa. Mulut Naomi mau tak mau harus dibuka lebih besar agar Ardan bisa memasukkan penisnya sampai ujung. Lagi-lagi, Naomi hanya bisa menurut.
Naomi tidak bisa melihat apa-apa dikarenakan matanya terhalang oleh kaki Ardan. Namun, Naomi merasakan ada sebuah penis yang ia tebak adalah milik kekasihnya, kembali memasuki liang vaginanya. Kini Naomi dalam keadaan terbaring di atas kasur selagi dispit roast oleh Ardan dan juga Ray.
Naomi merasa semakin horny mengetahui ada dua pria berbadan atletis sedang menyetubuhinya berbarengan. Hentakan penis mereka terasa sangat kuat sebanding dengan perawakan mereka yang tak kalah macho. Terkadang tempo Ardan dan Ray seharmoni, menyebabkan titik sensitif di vagina Naomi dan juga kerongkongannya terangsang pada waktu yang bersamaan. Mulut maupun vaginanya sangat terasa penuh. Apakah dia akan orgasme untuk kedua kalinya malam itu?
Kini ada dua pasang tangan yang menggerayangi tubuh Naomi. Naomi tidak tahu siapa mereka karena matanya masih saja terhalang. Ia hanya bisa menikmati setiap rangsangan-rangsangan yang ia terima. Tangan-tangan tersebut mulai fokus ke payudaranya. Naomi tidak heran karena memang payudara adalah bagian yang paling seksi dari tubuh wanita, apalagi payudara miliknya.
Erangan Naomi tidak bisa ia tahan saat kedua putingnya dipelintir pelan oleh dua pasang jemari. Beberapa menit berselang, akhirnya Naomi mengalami orgasme yang kedua kalinya. Dirinya menggeliat-geliat tak kuasa menahan gejolak orgasmenya namun dengan posisi sedang tertahan oleh Ardan dan Ray yang seperti sebatang kayu panjang yang menusuk dirinya dari mulut sampai turun ke vagina.
Naomi yang lemas menjadi semakin tak berdaya akan permainan Ardan dan Ray yang belum mencapai titik orgasmenya. Selang tiga menit kemudian, Pinggul Naomi kini dipegang erat oleh Ray dan pada saat yang bersamaan Ardan memegang kepala Naomi.
Seketika, Naomi merasakan aliran cairan hangat menyembur memasuki vagina dan mulutnya secara bersamaan. Ardan dan Ray orgasme pada saat yang bersamaan. Naomi pun menikmati bagaimana kehangatan sperma kedua lelaki macho tersebut menghangati liang vaginanya dan juga sekujur mulutnya.
Naomi merasakan manisnya sperma Ardan. Mungkin Ardan rajin menjaga dietnya dengan makanan-makanan sehat sehingga air maninya terasa sangat manis. Sungguh lebih nikmat daripada sperma Ray apalagi Danu. Naomi pun memijat penis Ardan yang masih ada di mulutnya dengan gerakan menghisap seakan meminta lebih banyak lagi sperma manis Ardan untuk ia nikmati.
Ray terasa sudah melepaskan penisnya dari dalam vagina Naomi dan tak berselang lama penis yang lain langsung memasuki vagina Naomi. Genjotan penis di vaginanya kini terasa lebih nikmat dari genjotan Ray sebelumnya.
Setelah puas menghisap penis Ardan sampai lemas, Naomi pun melepaskan Ardan. Kini ia melihat Frans lah yang sedang menggenjotnya. Naomi pun sudah memiliki feeling bahwa kenikmatan ini pastilah berasal dari Frans. Seseorang mengangkat tubuh Naomi agar terduduk kembali. Naomi gunakan kesempatan ini untuk mencium bibir Frans yang sekarang berada di dekatnya. Frans pun membalas ciuman tersebut dengan sangat panas.
Naomi melirik ke kiri dan melihat kekasihnya memandangi dingin dirinya sambil memijat-mijat penisnya yang baru saja orgasme agar kembali keras. Mungkin Ray cemburu melihat Naomi yang berinisiatif terlebih dulu untuk mencium Frans. Namun Naomi cuek tidak memikirkan kekasihnya itu.
Elang lah yang membangunkan Naomi dari posisi sebelumnya, dan dia mengatur Naomi agar berubah posisi menjadi merangkak. Frans pun memberhentikan permainannya sejenak untuk memberikan kesempatan kepada Naomi untuk mengikuti arahan Elang. Naomi sebenarnya sedikit jengkel kenapa setiap kali Frans merangsang dirinya, selalu saja ada yang mengganggu.
Elang kini memasukkan penisnya ke dalam mulut Naomi yang sedang dalam posisi merangkak. Frans pun kembali melanjutkan aksinya mempenetrasi vagina Naomi dari belakang.
“Sungguh nikmat jepitannya, lebih kencang dibanding saat tadi dia terbaring.”, pikir Frans.
Ia pun melihat pemandangan di bawahnya: penisnya menghujam dalam vagina perempuan yang selama ini ia impikan, Punggung putih mulus Naomi dan pinggangnya yang ramping membentuk alur gitar Spanyol yang indah. Pantat Naomi yang sangat kenyal sungguh empuk ketika Frans sodokkan penisnya dari belakang.
Sekitar lima menit berselang kini Naomi merasakan adanya detakan dari penis Elang di mulutnya. Apakah dia sudah mau keluar? Naomi pun melirik ke atas dan memberikan Elang eye contact yang nakal. Kedua pasang mata mereka pun bertemu. Elang memegang kedua pipi Naomi dengan kedua tangannya dengan sesekali mengelus pipi Naomi lembut.
Anehnya Naomi sudah tidak merasa canggung dan bahkan semakin dermawan untuk memberikan servis yang memuaskan untuk semua laki-laki yang ada di ruangan ini bersamanya. Apalagi Elang baru saja dengan lembut membelai pipinya. Naomi sangat suka diperlakukan dengan gentle. Ia eratkan cengkraman mulutnya ke penis Elang sambil beberapa kali menghisap penis itu agar semakin keras terpijat.
Naomi pun juga menggerakkan kepalanya agar penis Elang semakin keras terkocok di mulutnya. Alhasil, tidak berselang lama, Elang memegang erat kepala Naomi dan memuntahkan spermanya ke dalam mulut Naomi. Naomi pun semakin keras menghisap penis Elang membuat Elang mengerang keenakan. Seluruh sperma Elang Naomi telan ke dalam perutnya.
Selesai dengan Elang, masuklah Bagas yang sudah mengantri untuk diblowjob oleh Naomi. Masih dengan posisi yang sama, Naomi kembali menservis penis yang disodorkan kepadanya. Namun, sama seperti Elang, Bagas hanya bertahan 5 menit dengan hisapan Naomi yang mantab dan pandangan matanya yang nakal. Sudah Empat laki-laki yang spermanya Naomi telan di malam ini. Ia tidak menyangka dia dapat melakukan itu sebelumnya. Apalagi Naomi ternyata cukup menikmati permainan malam ini. Siapa dirinya sebenernya?
Kini tinggal Frans seorang yang belum mencapai Orgasme. Walaupun begitu, dia sangat menikmati tubuh Naomi dan dengan semangatnya menggenjot vagina Naomi dari belakang. Frans dan Naomi sadar kalau di atas kasur tinggal tersisa mereka berdua.
Penis Ardan, Bagas, Danu, Elang dan Ray masih lemas akibat orgasme dan belum bisa ereksi kembali. Melihat ini sebagai suatu kesempatan, Frans memberhentikan permainannya sebentar dan menuntun Naomi untuk berbaring dengan nyaman. Frans pun sempat menyodorkan bantal ke Naomi untuknya menyenderkan kepalanya.
Naomi menerima perlakuan baik tersebut dengan hati yang tersipu akan kegentlean Frans. Kini Frans dan Naomi bermain dalam posisi missionary. Naomi berbaring dengan pasrah sembari dipenetrasi oleh Frans. Mata mereka dua beradu pandang, menimbulkan suatu perasaan yang sangat romantis saat itu.
Naomi memegang dengan erat kedua tangan Frans yang Frans gunakan sebagai topangan. Naomi mendesah keenakan dengan setiap sodokkan penis menyentuh ujung dinding vaginanya. Frans menurunkan tubuhnya dan bibirnya mencium bibir lembut Naomi.
Dengan hanya menopang pada satu tangan, tangan kanan Frans menjamah bagian ujung atas lubang kemaluan Naomi dan mulai memainkannya dengan jarinya. Naomi semakin merasa terangsang ketika jari Frans hampir menyentuh klitorisnya. Saat Frans sedikit memasukkan jarinya dan klitoris Naomi tersentuh, Naomi makin menggeliat tidak karuan.
Naomi memejamkan matanya dan kepalanya menengadah seakan ingin menggelinjang hebat akibat semua rangsangan yang Frans berikan. Melihat leher Naomi yang indah, Frans pun memindahkan ciumannya ke leher Naomi sambil sesedikit menggigitnya lembut. Desahan Naomi menjadi semakin keras yang membuat Frans juga semakin terangsang.
Ia pindahkan jemari kanannya yang sedang memainkan klitoris Naomi ke puting kanan Naomi, lalu Ia pilin puting itu sedikit keras. Ciuman di leher Frans turunkan ke arah puting kiri Naomi yang ia lanjutkan dengan kuluman. Frans juga semakin meningkatkan frekuensi genjotan penisnya ke vagina Naomi. Tiga rangsangan ini membuat Naomi menggelinjang tak karuan dan mendesahkan nama Frans.
“Frans!!!”, desah Naomi lirih.
Naomi kaget akan apa yang ia ucapkan. Dirinya sudah benar-benar tak terkontrol. Ia melirik ke arah Ray yang masih dingin melihatnya. Apakah Ray mendengar dirinya mendesahkan nama Frans barusan? Tapi Naomi tidak terlalu banyak berpikir. Pikirannya selalu buyar dengan rangsangan-rangsangan yang Frans berikan tanpa henti. Naomi malah membalas Frans dengan sebuah pelukan erat dan ciuman ke bagian tubuh Frans yang bisa ia cium.
Frans pun membalas pelukan Naomi. Bibir Naomi yang menciumi tubuhnya ia balas dengan ciuman dari bibirnya. Frans dan Naomi mendekap di pelukan masing-masing, bibir mereka beradu dalam sebuah ciuman yang penuh gairah. Frans mempercepat tempo genjotannya.
Frans dan Naomi kini tidak terlihat sebagai dua orang asing yang menikmati one night stand. Mereka berdua lebih terlihat seperti dua orang kekasih yang sedang bercinta dengan seluruh gairah di diri mereka.
Naomi merasakan dirinya akan orgasme untuk ketiga kalinya. Ia makin eratkan pelukannya ke Frans. Kedua kakinya ia eratkan menghimpit pinggul Frans. Desah nafas melalui hidungnya semakin cepat dibarengi dengan lidah Naomi yang semakin liar mengiringi bibirnya mencium Frans. Naomi menggelinjang ketika kembali orgasme. Ia mendesah keras.
Frans ternyata juga diambang orgasme. Ia merasakan pijatan vagina Naomi semakin erat apalagi setelah Naomi mengencangkan kakinya di pinggul Frans. Frans pun merasakan hangatnya vagina Naomi dimana itu merangsang penisnya untuk segera mengeluarkan spermanya.
Naomi dan Frans mengalami orgasme bersamaan. Hangat cairan orgasme Naomi bercampur dengan hangatnya sperma Frans. Mereka berdua mendekap erat dengan ciuman yang juga mengeluarkan desahan-desahan kenikmatan. Frans melanjutkan genjotannya selama dia dan Naomi mengalami orgasme. Setiap genjotan itu mengalikan sensasi orgasme mereka berkali lipat.
Setelah sensasi itu semakin pudar, Frans pun melambatkan tempo genjotannya. Penisnya pun sudah mulai lemas sehabis orgasme. Ia dan Naomi pun memberikan ciuman terakhir sebelum Frans melepaskan pelukannya dan menggunakan tangannya untuk menopang dirinya dengan gagah di atas Naomi. Pandangan mereka beradu. Sebuah pandangan yang menyiratkan perasaan mendalam yang tumbuh semakin kuat di antara mereka berdua.
Mungkin tatapan itu akan berlangsung lebih lama jika tidak diinterupsi oleh Danu. Danu menepuk pundak Frans. “Minggir cok.”, ujarnya. “Giliran gw. Gw juga mau ngerasain memeknya Naomi.”, ujar Danu penuh nafsu.
Kini giliran Naomi untuk memuaskan nafsu liar Danu yang belum pernah merasakan hangatnya vagina sebelumnya.
Bersambung…