Ray melihat jam di smartphonenya menunjukkan pukul 22:20. Seingat dia, ia mulai bercinta dengan Naomi tepat di jam 19:20. Mungkin teman-temannya memaksa masuk setengah jam kemudian dan mulai menggilir Naomi.
“Gila! Kita sudah menggilir Naomi sekitar 2 setengah jam?”, pikir Ray kaget. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Naomi yang masih terkapar tak berdaya berlumuran sperma di sekujur tubuhnya.
Naomi terlalu lemah untuk bangun. Ia bahkan seperti pingsan tanpa peduli keadaan tubuhnya seperti apa. Ia hanya terdiam dan terbaring bugil di atas kasur. Terbesit perasaan sesal Ray. Mungkin ia sebenarnya tidak perlu melakukan semua ini.
Enam lelaki tersebut masing-masing beristirahat karena kelelahan sampai-sampai tidak ada dari mereka yang peduli membersihkan Naomi atau mengurusnya sedikit pun dari lelahnya.
Padahal, mereka berenam baru saja menggilir Naomi seenak hawa nafsu mereka.Elang dan Danu duduk di balkoni luar supaya mereka bisa merokok sambil menegak beberapa kaleng bir.
Frans terlihat sibuk mengecek smartphone yang ia sembunyikan untuk merekam semua aksi bejat mereka. Rencananya, Frans akan membuat sebuah shared folder di Google Drive, dimana keenam sahabat itu bisa mengupload hasil rekaman dan foto-foto malam ini.
Bagas hanya terduduk di sebelah Ray yang juga sedang istirahat. Bagas terlihat memandangi Naomi yang terbaring tanpa busana. Mungkin ia ingin menikmati kesempatan untuk memandangi Naomi bugil secara langsung. Ray pun tidak keberatan. Setelah apa yang terjadi, yang Bagas lakukan bukanlah apa-apa.
Ardan baru saja keluar dari kamar mandi. Ia lalu bergegas ke dapur untuk mengambil beberapa cemilan untuk memuaskan rasa lapar karena kelelahan menikmati tubuh Naomi.
Smartphone Frans berbunyi menyuarakan nada telfon masuk. Frans melihat kontak yang muncul lalu ia berkata ke Ray, “Mobil lo udah jadi nih kayaknya.”, sebelum Frans lanjut mengangkat telfon tanpa menunggu tanggapan dari Ray.
Selesai menerima telfon, Frans mengajak Ray untuk pergi ke area parkir apartemen untuk menemui temannya yang memperbaiki mobil Ray.
“Ardan, Danu, Bagas sama Elang.”, panggil Ray, “Gw mau ambil mobil sama nyiapain buat balik. Lo pada bersihin si Naomi dong.”, suruh Ray seakan Naomi bukanlah seseorang yang berarti baginya sehingga ia biarkan lelaki lain menjamah tubuh kekasihnya tanpa dia ada di sana.
“Hahahaha anjir, udah kayak barang si Naomi lo kasih-kasih gitu aja. Kagak takut kita garap lagi tuh cewek lo pas lo keluar?”, tanya Elang sambil tertawa terbahak-bahak yang diikuti oleh Ardan, Danu dan Bagas.
“Halah, lo tadi udah make juga! Lo bersihin lah. Repot nih gw yang harus bawa pulang!”, kata Ray tak berbelas kasih.
Kelima sahabatnya hanya bisa tertawa. Entah apakah Naomi bisa mendengarkan perkataan Ray barusan. Jika iya, ia pasti sangat sakit hati.
Frans dan Ray keluar dari ruang apartemen. Frans langsung bertanya, “Lo ga apa-apa sama Naomi?”, ujarnya singkat.
“Maksudnya? Gw sih ga apa-apa. Naomi sih ga tau deh… Ga sadarkan diri gitu.”, jawab Ray cuek sambil berjalan bersama Frans.
“Maksud gw lo baik-baik aja ga sama kita-kita?”, perjelas Frans. “Lo jadi cuek banget tuh. Tadi aja Naomi lagi telanjang ga sadar, lo biarin gitu aja diurusin sama Danu dan yang lain. Kagak takut diapa-apain lagi?”, lanjut Frans.
Dalam hati Ray mungkin masih ada rasa jengkel, tapi karena dia teringat akan janjinya, ia pun merespon lebih tenang. “Iya ga apa-apa. Kita kan udah sepakat dengan rencana ini.”, jawab Ray.
“Setelah ini, giliran Nadila. Gw udah tepatin janji gw untuk sediain Naomi untuk lo semua. Karena lo penggagas ide gila ini, gw mau lo yang berikutnya tepatin janji dan rencana ini.”, lanjut Ray menagih.
Baginya memang Frans lah penggagas ide gila ini. Walaupun mereka berenam setuju, ia ingin Frans terlebih dahulu menepati janjinya. Jika Frans sudah menepati janjinya, setidaknya dia masih memiliki respect dengan sahabatnya tersebut. Bahkan mungkin Ray sudah tidak peduli dengan Michelle, Rachel, Julie maupun Celine.
“Okay, cukup adil menurut gw. Lo bisa request karena lo yang sudah lebih dulu tepatin janji ini. Setelah ini kita gangbang Nadila.”, ujar Frans mantab.
Di dalam apartemen, Ardan, Danu, Bagas dan Elang mulai mengecek keadaan Naomi.
“Kok kelihatan kayak antara sadar dan ga sadar gini sih?”, tanya Danu sambil sesekali meremas payudara kanan Naomi untuk mengecek kesadaran Naomi, yang langsung disudahinya begitu sadar tangannya lengket dengan sperma yang sudah bercampur tidak jelas milik siapa.
“Peju siapa lo pegang?”, kata Elang terkekeh-kekeh yang tidak digubris oleh Danu.
“Masih keliatan bohay banget njir! Gw jadi nafsu lagi.”, ujar Bagas.
“Iya bro.”, ujar ketiga sahabat yang lain.
“Udah kita bersihin dulu aja.”, ucap Ardan. “Ini mau coba kita gotong ke kamar mandi aja?”, lanjutnya mengusulkan.
“Ambil handuk aja. Kita basahin dan lap.”, usul Elang yang langsung disetujui sahabatnya.
Setelah sperma di badan Naomi dilap bersih dengan handuk basah, keempat sahabat tersebut kembali mengelilingi Naomi dan mengagumi keindahan tubuhnya yang tidak dibalut benang sehelai pun. Beberapa saat kemudian, Danu melepas celananya dan naik ke kasur. Ia lalu lanjut memposisikan dirinya untuk bersiap menggenjot kembali vagina Naomi.
“Heh heh, ngapain lo bocah bangsat?!”, cela Elang sambil berusaha menahan Danu namun gagal.
“Mumpung masih sempet. Kapan lagi? Besok-besok udah ga bisa nih.”, ujar Danu penuh nafsu.
“Iya puas-puasin deh lo, besok lo bakal ngentotin adek lo sendiri.”, ledek Bagas yang mengingatkan bahwa Danu harus menyiapkan adiknya sendiri untuk digangbang keenam pria itu.
Elang pun tak mampu menahan nafsunya. “Bro, geser dulu kepinggir. Gw juga mau.”, pintanya kepada Danu yang langsung disanggupi oleh sahabatnya itu.
“Woy, hidup ga nih cewek? Main entot aja lu berdua.”, Ardan memastikan.
Elang yang sedang memposisikan Naomi sesuai maunya, menghentikan apa yang dia lakukan sesaat untuk mengecek nafas di hidung Naomi. “Masih nafas, tenang.”, terangnya sambil melanjutkan kembali aktivitasnya.
“Iya masih anget kok memeknya.”, ujar Danu.
“Lu jangan kotorin lagi ya. Udah capek-capek dibersihin. Ogah gw megang peju lo semua lagi.”, Bagas memperingatkan sambil bercanda.
“Iya, keluarin di dalem kok biar langsung kebuang.”, ucap Danu seakan Naomi hanyalah tempat sampah pembuangan sperma mereka.
“Iya, gw keluarin di mulutnya sampe bersih.”, lanjut Elang.
Naomi kini sudah di posisi terlentang dengan kepala turun karena tidak tertopang oleh kasur seperti sebelumnya. Elang yang sudah melepaskan celananya pun langsung memasukkan penisnya yang sudah keras ke mulut Naomi. Danu melanjutkan genjotannya di vagina Naomi.
Melihat hal itu, Ardan dan Bagas ikut-ikutan menjadi horny. “Gila nih cewek, gw jadi ikutan horny juga. Nanti gantian Nu”, ujar Ardan. Sembari menunggu, dia memainkan payudara kanan Naomi.
“Gw habis lu ya Lang.”, ucap Bagas tak mau kalah.
Sungguh luar biasa pesona wanita ini, walaupun mereka berempat sudah menggaulinya berulang kali, masih saja keempat lelaki itu belum puas menjadikan Naomi bulan-bulanan nafsu mereka semua.
“Mampus lu perek digilir ama kita semua. Siapa suruh jadi cewek seksi bohay cantik kayak begini.”, ejek Danu melecehkan Naomi yang tak sadarkan diri.
“Diem aja kagak marah. Berarti setuju ya?”, ujar Elang ikut melecehkan Naomi. “Woy jawab!”, lanjut Elang membentak sambil menampar pipi Naomi.
Tidak ada jawaban sama sekali. Naomi benar-benar tak sadarkan diri.
“Hahaha lemes banget lo ya habis kita gilir tadi.”, ujar Ardan sambil meremas payudara indah digenggamannya.
Bagas tidak berkata apa-apa karena sibuk mengemut puting payudara kiri Naomi.
Danu yang gemas dengan pantat Naomi, mengangkat kaki kanan Naomi setinggi-tingginya, sehingga menunjukkan pipi pantat kanannya. Danu lalu menampar pantat tersebut menghasilkan suara yang nyaring. Tetap saja, Naomi tidak bergeming.
Danu kembali menampar pantat itu berkali-kali sampai pantat Naomi terlihat memerah. Bagas, Elang dan Ardan tertawa melihat Naomi yang tidak sadarkan diri dikerjai oleh mereka semua.
Ardan tidak mau kalah. Ia menampar payudara Naomi sehingga memantul naik turun. Keliatan sangat kenyal dan membuat keempat sahabat itu semakin bernafsu. Ardan lalu mencubit keras puting Naomi dan ia pelintir dengan gemas. Sama sekali tidak ada perlawanan dari Naomi.
Elang yang pertama kali mencapai klimaks. Ia genjot mulut Naomi semakin kencang hingga cairan kenikmatannya itu kembali membasahi mulut Naomi.
Karena Naomi tidak sadarkan diri, sperma tersebut menggenang di mulutnya dan tak tertelan. Beberapa tetes pun mengalir di pipinya dan akhirnya tumpah ke lantai.
“Heh itu berantakan loh peju lo. Ambil tissue sana! Bersihin!”, tegur Ardan.
“Lah apa ini ga bisa kita bikin si Naomi telen pejunya?”, tanya Elang sambil berusaha memainkan angle kepala Naomi. Siapa tau dengan angle yang tepat, air maninya dapat mengalir masuk sesuai rencananya.
“Keselek bisa mati anak orang! Tumpahin ke lantai dan lo lap aja.”, balas Ardan. “Kalo mau kita entotin lagi si Naomi, kita ewe’ memeknya aja. Keluarin dalem biar bersih.”, lanjut Ardan mengusulkan.
“Siap bos.”, ujar Danu yang sudah lebih dulu menggenjot vagina Naomi.
“Cepetan Dan, gw udah ga sabar ini. Sange banget.”, celoteh Bagas.
Karena sepakat sudah tidak melakukan face fuck lagi, Naomi dikembalikan ke posisi semula, di mana Danu menjadi lebih leluasa menggagahi tubuh Naomi yang tak sadarkan diri. Danu peluk Naomi dalam dekapannya sambil ia cumbu bibir manis itu.
Ia peras-peras payudara Naomi dan ia hisap putingnya. Setelah beberapa menit berselang, Danu mengeluarkan suara desahan kenikmatan sembari semakin kencang penisnya menggenjot vagina Naomi. Setelah Danu selesai dan menarik penisnya keluar, terlihat beberapa cairan putih yang menempel di dinding luar vagina Naomi.
Setelah Danu puas menggauli Naomi, kini Ardan tak menunggu lama untuk menggenjot perempuan seksi itu. Selagi memuaskan nafsunya, Ardan menggenggam kedua lengan Naomi dan merapatkannya sehingga menghimpit kedua dadanya ke arah tengah.
Alhasil, payudara Naomi terlihat semakin menyembul dan bulat padat membuat laki-laki yang melihatnya gemas dan nafsu. Ardan lalu menghisap pentil kanan Naomi dengan lahapnya. Ketiga sahabatnya menonton dengan sangat nafsu melihat Naomi diperlakukan seenaknya seperti itu.
Setelah puas menghisap pentil Naomi, Ardan mencekik ringan leher Naomi. Ia bayangkan kalau ia sedang menggagahi Naomi dalam suatu bondage sex.
Naomi, sebagai budaknya, ia cekik tak berdaya. Lalu ia gunakan tangannya yang satunya untuk menampar pipi Naomi dari pipi kanan ke kiri lalu balik lagi hingga Ardan puas. Pipi Naomi memerah karena hasil ditampar berkali-kali.
Dengan tangan masih mencekik Naomi, Ardan menurunkan badannya sehingga ia bisa mencium wanita di hadapannya itu. Saat itulah Ardan mencapai klimaksnya. Ia genjot vagina Naomi agar menampung seluruh cairan yang ia keluarkan dari batang kenikmatannya itu.
Bagas lalu menggantikan posisi Ardan dan langsung menggenjot Naomi tanpa basa basi. Ia genjot Naomi dengan cepat saking nafsunya. Bibir Naomi iya ciumi dengan bibirnya dan sesekali bibir Naomi ia gigit pelan. Ia turunkan ciumannya ke leher Naomi.
Ia jilat leher lembut itu, lalu ia mulai mengulum leher itu dan menghisapnya hingga terbentuk cupangan di leher Naomi. Naomi sama sekali tidak melawan diperlakukan tidak senonoh seperti itu. Bagas lalu menggigit pelan puting dan payudara Naomi. Ia juga membuat cupangan di kedua payudara Naomi.
Kini leher dan dada Naomi sudah cukup penuh dengan cupangan Bagas. Entah bagaimana besok, ketika Naomi harus perform. Tidak mungkin ia naik ke panggung dengan leher dan dada penuh cupangan seperti itu. Akan semakin liar imajinasi fans-fansnya.
Selagi Bagas asik menggenjot Naomi, Frans dan Ray masuk ke ruangan apartemen setelah selesai mengurus mobil Ray yang baru keluar bengkel. Mereka berdua pun langsung menuju kamar untuk mengecek keadaan Naomi. Alangkah kagetnya Ray melihat kekasihnya kembali menjadi bulan-bulanan sahabatnya.
“Apa-apaan ini?!”, tanya Ray sedikit membentak. Ia pikir sudah cukup dirinya harus melihat Naomi digauli oleh sahabat-sahabatnya. Apalagi kini Naomi terlihat tidak sadarkan diri dan tak berdaya. Namun ia sadar bahwa salahnya lah yang meninggalkan Naomi sendirian dengan serigala-serigala yang ternyata masih kelaparan ini. Apalagi Elang sudah memperingatinya.
“Ga tahan bro liat cewek lo. Kita jadi sange lagi.”, canda Danu.
“Alah, tadi kan udah. Udah bubar!”, perintah Ray.
“Tanggung Ray. Gw bentar lagi keluar nih. Gw yang terakhir kok.”, ujar Bagas.
“Yang terakhir!?”, ujar Ray dalam hati sambil menahan emosi. Jadi Ardan, Elang dan Danu sudah lebih dulu melakukan ini ke Naomi.
Sebenarnya Ray sudah mulai naik pitam dan bisa saja dia menghajar Bagas saat itu juga. Namun karena ia sudah terlalu letih atas semua beban yang badan dan mentalnya rasakan, ia pun membiarkan Bagas untuk menyelesaikan aksinya. Toh paling juga cepat dan yang lain sudah lebih dulu kebagian.
“Yaudah kelarin cepet.”, perintah Ray. “Elang sama Danu, lo berdua beresin barang-barangnya Naomi.”, perintahnya untuk menjauhkan Elang dan Danu dari Naomi. “Gw sama Frans bakal cari bajunya Nadila yang pas buat dipake Naomi pulang.”, lanjutnya.
Ray tidak punya perintah apa-apa untuk Ardan supaya menjauh dari Naomi. Namun Setidaknya ia bisa percaya ke Ardan yang memang terkenal cukup dewasa dibanding Elang dan Danu.
Elang dan Danu hanya bisa menurut. Mereka seharusnya tidak diperintah oleh Ray seperti ini, namun mereka paham atas apa yang Ray mungkin rasakan di mana pacarnya menjadi bulan-bulanan hawa nafsu mereka berenam.
Lagipula semalaman ini mereka sudah menikmati tubuh Naomi sepuas mereka, jadi sedikit membantu Ray adalah hal yang bisa mereka lakukan untuk berterima kasih. Bagas mempercepat genjotannya agar cepat keluar. Akhirnya Bagas yang mendekati klimaks, memeluk Naomi dengan erat sambil menciumi bibir lembut Naomi.
Sperma Bagas pun menjadi yang terakhir di malam itu untuk memenuhi liang vagina Naomi. Bagas memberikan ciuman terakhir di bibir Naomi dan dilanjutkan ke pipinya sebelum mencabut penisnya yang masih setengah keras lalu berjalan pergi.
Sembari mencari baju Nadila yang pas untuk Naomi kenakan, Ray memperhatikan bagaimana Bagas dengan leluasanya menggenjot vagina Naomi dan memainkan tubuh indah kekasihnya itu sesuka hatinya. Ingin rasanya ia menghajar Bagas karena cumbuannya ke tubuh Naomi. “Apa maksudnya menciumi Naomi seperti itu?”, tanya Ray marah di dalam hatinya.
Ray memilih tanktop putih dan celana training panjang milik Nadila untuk dipakai Naomi. Celana training panjang ini harusnya cukup layak untuk menutupi kaki Naomi. Ray memang ingin memilihkan baju sesopan mungkin untuk Naomi karena ia kasihan dan capek setelah mengingat apa yang Naomi alami malam ini.
Ternyata Nadila hanya memiliki tanktop seksi di apartemen Frans. Mungkin karena selama ini Nadila hanya menumpang tidur dan bercinta dengan Frans. Akhirnya terpaksa Ray pilihkan tanktop berwarna putih, namun ia meminjam hoodie milik Frans supaya tubuh Naomi lebih tertutup.
Selesai memakaikan tanktop putih dan celana training itu, Ray memandangi kekasihnya yang masih terkulai tak berdaya. Tanktop putih itu masih berukuran sama dengan tanktop hitam dari aksi di malam ini, jadi perut Naomi masih tidak tertutup dan payudaranya terlihat lebih padat karena tertahan oleh sempitnya ukuran tanktop itu.
Namun, karena tanktop yang berwarna putih, puting pink Naomi pun terceplak dan warnanya jelas terlihat dari luar. Akhirnya, Ray pun memakaikan hoodie pinjaman dari Frans.
“Dan, bantuin gw bopong Naomi ke mobil.”, pinta Ray kepada Ardan yang memiliki body atletis seperti dirinya. Cerita ini di upload oleh situs ngocoks.com
Waktu menunjukkan jam 23:18 malam. Mereka berenam turun menuju parkiran apartemen dimana mobil Ray diparkirkan. Naomi dibopong oleh Ray dan Ardan. Agar tidak mencurigakan, kepala Naomi ditutup oleh hoodie.
Setidaknya orang-orang yang lewat tidak akan curiga kenapa ada seorang wanita dibopong tidak sadarkan diri oleh enam pria. Untungnya suasana apartemen sudah sangat sepi karena larutnya malam.
Mereka berenam mencapai mobil Ray dimana Naomi didudukkan di kursi penumpang di depan. Selagi Ray bergegas masuk ke kursi kemudi, Danu dengan usilnya membuka resleting hoodie Naomi sehingga menunjukkan tanktop putih seksi yang ia kenakan.
Ia lalu melanjutkan aksinya dengan mengangkat tanktop yang Naomi kenakan sehingga membuka payudaranya tanpa tertutup sedikitpun. Danu dan kawan-kawan pun cekikikan melihat aksi Danu yang masih saja horny. Di lain sisi, Naomi hanya diam masih tak sadarkan diri. Tak tahu bahwa dirinya masih menjadi mainan untuk memuaskan nafsu bejat sahabat pacarnya.
Mereka bergantian memainkan payudara Naomi sebagai perpisahan malam itu. mereka remas payudara kenyal itu, tak lupa mereka mengulum putingnya lalu mengucapkan terima kasih ke Naomi atas servisnya yang memuaskan malam itu.
Mereka pun pamitan ke Ray dan berjalan menuju parkiran motor. Frans, kembali masuk ke apartemennya. Malam yang panjang, pikir Ray. Ia melihat Naomi yang masih terduduk lemas dengan hoodie dan tanktop yang terbuka.
Ia sempatkan untuk meremas, mencubit putingnya dan menghisap payudara kekasihnya yang seksi dan kencang itu. Tak lupa ia mengambil smartphonenya dan mulai mengambil foto kekasihnya yang tampak sangat seksi itu. Ia lalu ganti ke mode video dan merekam aksinya meremas payudara dan memilin puting Naomi.
Ia memutuskan untuk tidak menutup kembali pakaian yang Naomi kenakan. Ia hanya selimutkan hoodie yang Naomi kenakan menutupi kedua payudaranya yang indah. Perjalanan Ray malam itu akan membosankan dengan Naomi tak sadarkan diri. Ia ingin ketika bosan di jalan ia bisa memainkan payudara seksi Naomi.
TAMAT