Di dalam kamar, di atas tempat tidur, haris tampak sedang membaca bagian koran pagi yang belum dia baca. Tak lama nia masuk ke kamar seusai membereskan ruang makan.
Wanita itu membawa segelas air di tangan kanannya, Gelas itu ia letakkan di atas meja sebelah tempat tidurnya, lalu memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
Setelah itu ia minum segelas air yang ia letakkan barusan. Selesai minum sesuatu tersebut ia beranjak naik ke tempat tidur menyusul suaminya. Tiba-tiba haris berhenti membaca sesaat.
“Ma, kamu tadi minum apa?” tanya haris
“Ohh itu, aku minum pil KB pa..”
“Lah, memangnya kamu takut hamil lagi?” tanya haris kembali
“Emmm… aku pengen anak kita satu dulu aja pa” jawab nia yang sempat terdiam sesaat
“Eh iya Ma, kamu besok-besok di depan bayu jangan pakai baju kebuka begini lagi ya?”
“Memang kenapa pa?” tanya nia heran
“Bayu kan sedang menginjak masa usia remaja. Takutnya gimana gitu”
“Yaa ampun paa. Masa cemburu sama anak sendiri gak mungkin lah bayu suka dan nafsu sama mamanya sendiri” bantah nia
“Tapi ma?”
“Udah udah udah pa, mama gak mau bahas itu”
“Yaudah deh kalo gitu” ucap haris terdiam
Tiba-tiba nia merangkul leher suaminya..
“Pa…. mama lagi kepengen pa…..” manja nia kepada suaminya
“Ohh itu toh alasan kamu sebenarnya minum pil kb” ucap haris tersenyum
“Iya dong paa… karena aku gak pengen hamil, aku pikirin deh cara nya gimana gak hamil, tetapi bisa nyenengin suami terus hehe” jawab nia sambil membalas senyum suaminya.
“Ihh kamu maa” ucap haris sambil mencium bibir istrinya
Hubungan suami-istri pun mereka lakukan. Keduanya saling memuaskan kebutuhan batin masing-masing nia akhir-akhir ini di setubuhi lelaki lain akhirnya disetubuhi oleh suaminya sendiri.
Sementara bayu masih tampak belajar di kamarnya, membaca halaman demi halaman buku pelajaran yang akan dibahas besok. Tak lama ia menguap. Ia tutup bukunya. Lekas ia beranjak ke tempat tidurnya tanpa sempat menyiapkan buku untuk besok.
Kembali ke kamar kedua orang tua bayu, ayah dan ibunya tampak sudah mencapai klimaks. Keduanya tampak lelah dan saling berpelukan satu sama lain.
“Ma, aku sebenarnya gak terlalu suka payudara kamu besar begitu” ucap haris pada nia yang berada di sebelahnya
“Kenapa begitu pa?” tanya nia bingung
“Aku lebih suka ukuran payudara kamu kecil ketimbang besar. Tapi ya sudahlah… aku menikahi mu juga bukan karena fisikmu, tetapi karena cinta ”
“Ohhh gitu ya pa” ucap nia menarik nafas
Haris tertidur lebih dahulu usai bersetubuh dengan istrinya, sedangkan nia tampak memikirkan sesuatu. Nia heran mengapa suaminya mengatakan kalau dia tidak menyukai ukuran payudara nia yang besar.
Padahal selama berumah tangga suaminya tidak berbicara demikian. Di lain hal, ketiga lelaki yang pernah menyetubuhi dirinya amat menyukai ukuran bukit kembarnya. Nia memikirkan hal itu hingga ia tertidur.
06.35
Rabu pagi itu Nia terbangun lebih awal. Ia membangunkan suami dan putranya yang masih tertidur. Setelah itu ia kembali ke tempat yang paling akrab dengan dirinya, yaitu dapur mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan kedua orang yang disayanginya. Setelah sarapan itu siap, ia hidangkan di atas meja makan.
Sementara bayu sedang mandi setelah sang mama membangunkan nya membasahi dan menyabuni seluruh tubuhnya. Tiba-tiba selesai mandi, sebelum melilitkan handuk, ia memegang anggota tubuh bagian bawahnya.
Dia berpikir sejenak bahwa anggota tubuh itu bisa berdiri ketika melihat wanita cantik. Dia berpikir demikian setelah menelan mentah-mentah apa yang diucapkan ayahnya.
Keluarlah bayu dari kamar mandi berjalan menuju kamar. Di dalam kamar anak itu memakai seragam sekolahnya. Setelah itu menyiapkan buku-buku yang tak sempat ia persiapkan semalam.
Haris, suami nia, ternyata baru membersihkan diri setelah bayu keluar dari kamar mandi. Di dalam kamar mandi sesekali ia memikir kan pekerjaan kantornya.
Tak lama kemudian, pikirannya hinggap pada persetubuhan dengan istrinya semalam merasa tak puas dengan pelayanan istrinya hanya saja, dia mencoba membantah pikiran itu.
Bukan tak puas dengan pelayanan seorang istri, tetapi fisik istrinya tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Entah mengapa dia berpikir seperti itu.Padahal, selama dia menikah tak pernah memikirkan hal tersebut.
Walau demikian, dia berkeyakinan fisik istrinya tidak berarti apa-apa dibandingkan cintanya. Selesai mandi, haris menuju ke kamarnya untuk mengenakan pakaian kantor. Setelah itu ia keluar kamar untuk sarapan.
Haris dan nia sudah duduk lebih dahulu di ruang makan. Putranya, bayu, masih di dalam kamar. Tak lama anak itu menyusul mereka. Ia membawa ransel dan sepatunya. Anak itu lalu duduk di dekat papanya, menghadap sang mama. Keluarga itu pun sarapan bersama.
“Kamu di antar papa gak?”tanya haris
“Gak usah pa, kan aku udah mau remaja. Jadinya gak usah dianterin lagi”
“Ohh yaudah kalo begitu” ucap haris tersenyum pada sang anak
Sambil sarapan, bayu memperhatikan mamanya. Mamanya masih mengenakan daster yang ia pakai semalam. Ia melihat ke arah belahan dada mamanya. Tiba-tiba,
“Pa, lihat deh ini aku berdiri habis lihatin mama (menunjuk penis)” ucap bayu
“Tuh kan ma, papa bilang juga apa” sahut haris melirik pada istrinya
“Yaudah deh pa, mama ganti baju” kesal nia masuk ke kamarnya hendak mengganti pakaian.
Haris dan putranya menikmati sarapan hanya berdua setelah sang istri masuk ke kamar ingin berganti pakaian. Tak terasa hingga keduanya menyudahi sarapan mereka, istrinya belum juga keluar dari kamar.
Keduanya pula sudah siap-siap berangkat menuju tempat tujuannya masing-masing. Tiba-tiba nia muncul dengan pakaian tertutup sopan menemui suami dan sang anak yang ingin berpamitan akhir nya keluarga itu saling berpamitan satu sama lain.
Bayu berangkat menuju sekolahnya dengan hati yang ceria bangga kini dia sudah beranjak remaja.
“Eh, aku bentar lagi remaja dong”.
Teman-temanya hanya terdiam saja, ketika waktu istirahat tiba, ia memandangi teman perempuannya yang cantik. Dia terheran mengapa anggota tubuh bagian bawahnya tidak berdiri teringat kata papanya kalau lihat wanita cantik anggota tubuh tersebut bakal berdiri.
Nyatanya tidak, anak itu menjadi bingung.
Sementara nia di rumah sibuk membersihkan setiap sudut ruangan membersihkan kamarnya, kamar putranya, dapur, hingga ruang tamu. Selesai membersihkan rumah, rebahkan tubuhnya di sofa. Merasa bebas tidak ada lelaki yang mengganggunya lagi, yakni ayah mertuanya.
Namun, terlintas dalam pikirannya ucapan yang diucapkan suami nya semalam. Nia heran mengapa suaminya baru bicara kalau dia tidak menyukai payudara berukuran besar. Padahal, sejak menikah sang suami tidak pernah mengungkapkan hal itu.
Kenapa baru sekarang, itu yang berkutat dalam pikiran nia. Hanya saja, dia terlalu lelah memikirkan hal yang sifatnya tidak jelas. Ia lebih memilih tidur di kamarnya hingga siang hari datang.
Ketika tidur, nia bermimpi sesuatu yang pernah terjadi pada dirinya, yakni persetubuhan dengan pak bejo, pak arso dan ayah mertuanya. Seketika itu ia langsung terbangun. Mengingat hal itu kembali, menangis. Dia merasa betapa bodoh dirinya mau melayani nafsu para laki-laki itu.
“Mama….. aku pulang….” ucap bayu masuk tanpa mengetuk pintu kamar mamanya
“Eh? Kamu anak udah pulang. Kok gak ketuk pintu dulu mau masuk kamar mama” Ucap nia sambil menghapus air matanya
“Eh, mama habis nangis ya? nangis kenapa ma?” tanya bayu penasaran menghampiri sang mama
“Gapapa kok sayang, mama habis bangun tidur aja”
“Ahh mama bohong… udah jelas aku lihat tadi ada air mata mama keluar. Ayo dong ma cerita” ucap bayu sambil menatap wajah sang mama
“Mama gak bohong…dibilangin. Apa yang musti diceritain juga”
“aahh mama bohong ahhh aku kesel sama mama” kesal bayu meninggalkan mamanya.
Nia hanya terdiam bingung bagaimana menjelaskan situasi yang sedang dialaminya kepada sang putra.
Lagi pula, jika dijelaskan anak itu tidak akan mengerti lebih menutup rapat-rapat. Lalu nia beranjak keluar dari dalam kamarnya menuju dapur menyiapkan makan siang untuk dirinya bersama sang putra masak tak begitu lama.
Setelah masakan itu siap, lalu dihidangkan di atas meja makan sebagai makan siang. Lantas memanggil putranya berulang-ulang, entah mengapa panggilannya tidak disahut. Nia mendatangi kamar anaknya lihat putranya sedang tertidur dengan menutup kepalanya dengan bantal.
“Bayu,,, ayo de kamu makan dulu. Nanti perutmu sakit kalau sampai telat makan” ucap nia sambil mengelus-elus bagian belakang tubuh puteranya.
“Aku gak mau ma… mama aja gak mau dengerin kata aku. Aku juga gak mau dengarin kata mama” ucap bayu kesal sambil menutup kepalanya denga bantal. Ngocoks.com
“Ayo dee makan dulu nanti mama ceritain deh” ucap nia sambil menenangkan putranya.
“Pokoknya aku gakk mauuuuu!” teriak bayu yang tiba-tiba meninggalkan mamanya.
Bayu meninggalkan sang mama di kamarnya. Anak itu memilih keluar dari rumah dan bermain bersama teman temannya di luar. Sementara nia menghela nafas tak mengerti menghadapi anak yang dilahirkannya sendiri beranjak keluar kamar anaknya.
Akhirnya ia lebih memutuskan makan siang seorang diri sambil makan siang, ia memikirkan bagaimana cara menenangkan sang putra. Namun, tidak menemukan ide. Selesai makan siang, ia memilih duduk di sofa sambil menonton televisi. Tak ada acara yang menarik.
Pada akhirnya nia hanya bisa termenung di ruang tamu di depan televisi yang menyala. Kini dia tak mengerti dengan ucapan suami nya semalam. Ditambah wanita itu juga tak paham menghadapi
Bayu belum juga pulang. Nia khawatir apalagi putranya tersebut belum makan siang. Jika dia ingin mencari. Dia juga tak tahu harus mencari kemana.
“Kita pulang hehe” haris dan putranya tertawa
“Biasanya kan ‘papa pulang’ karena papa pulang sama kamu jadinya ‘kita’ ya” canda haris pada sang anak yang menemaninya
“Iya bener pa”
“Ternyata kalian pulang bareng. Mas ketemu dimana bayu?” tanya nia pada suaminya
“Ini tadi dia baru pulang dari rumah temannya dekat sini. Karena papa ngelihat, ya sekalian aja ajak dia pulang bareng” terang haris
“Oh”
“Yaudah bayu kamu sama mama dulu ya, papa mau mandi dulu nih udah sore” ucap haris
“Enggak mau ahh… aku gak mau dekat sama mama. Mama tukang bohong” sahut bayu sambil lari masuk ke kemarnya
“Kamu ada masalah apa sama anakmu sendiri ma?” tanya haris pada istrinya
“Gak ada apa-apa kok pa. Cuma salah paham aja”
“Oh oke yasudah. Intinya kamu jangan-jangan sekali-sekali bohongin anak mu karena dia sudah percaya sama kamu. Kalau dah begini kan jadi repot” ucap haris jelas
“Terserah kamu lah pa. Aku mau mandi duluan” jawab nia agak kesal.
Nia masuk ke kamarnya. Ia mengambil handuk yang berada di dalam kamar. Ia menyiapkan pakaian tidurnya yang berupa piyama. Lantas ia lekas pergi membersihkan diri.
Selama membersihkan dirinya di dalam kamar mandi, nia benar benar tidak mengerti bagaimana dia harus bersikap kepada sang putra begitu juga suaminya. Dia benar-benar bingung saat ini.
Selesai mandi, ia langsung masuk kamarnya tidak menyiap kan makan malam yang biasanya rutin ia siapkan. Tampak nya nia sedang kesal dengan suami dan anaknya. Wanita itu menjadi serba salah saat ini.
Sementara bayu juga kesal sama mamanya. Dia merasa sang mama membohongi dirinya. Anak itu menjadi malas mandi. Dia lebih memilih mengurung dirinya di dalam kamar.
Di lain hal, kepala rumah tangga mereka, haris, benar-benar tidak paham dengan masalah antara istri dan anaknya mencoba menenangkan diri di tengah pertengkaran istri dan anaknya.
“Niaaaaa bayuuuu kalian kesini semuaaaa!” teriak haris dengan nada keras
Haris sebagai kepala rumah tangga sepertinya amat marah dengan perseteruan yang terjadi antara istri dan puteranya. Entah apa yang akan dilakukannya untuk mendamaikan mereka.
Saat senja Haris memanggil istri dan putranya yang sedang berseteru. Dia mencoba mendamaikan keduanya.
“Ini kalian…ibu sama anak kelakuannya sama aja, kayak anak bocah. Sebenarnya kalian ini ada masalah apa? Jangan yang tidak terlibat seperti papa jadi ikut terbawa-bawa.” tegur haris
“Ini pa, tadi aku ngelihat mama habis nangis. Aku tanya deh mama kenapa. Eh, mama gak mau ngaku pas aku tanya. Padahal, udah kelihatan jelas mama habis nangis”
“Benar begitu ma?” tanya haris pada istrinya
“Iya benar mas”
“Kamu kenapa menangis ma?” tanya haris kembali
“Iya aku sedih karena gak nyangka bayu yang dulu masih kecil sekarang udah beranjak remaja. Aku jadi terharu mas, ternyata usiaku juga semakin tidak muda lagi” ucap nia pura-pura terharu
“Oh gitu. Tuh de sekarang kamu tahu kan kenapa mama nangis?”
“Iya pa” ucap bayu mengangguk
“Yaudah deh sekarang kalian baikkan” ucap haris kepada istri dan sang anak
“Maafin aku ya maa….”
“Maafin mama juga de” ucap nia sambil mengecup pipi putranya
Haris menyaksikan istri dan putranya saling memaafkan satu sama lain. Nia dan putranya juga saling memeluk. Haris hanya tersenyum memandang keduanya. Padahal, nia sebetulnya berbohong.
Hanya saja haris dan anaknya tidak mengetahui yang terpenting bagi dirinya ialah aktivitas keluarga di rumah itu pulih kembali. Malamnya, Jika seharusnya makan malam sudah tersedia, nia tampak baru menyiapkan makan malam.
Ya, itu terjadi karena ada pertengkaran antara dirinya dan sang anak. Beruntungnya mereka sudah saling memaafkan. Malam itu nia tampil tertutup. Ia mendengar ucapan suaminya kemarin malam.
Sementara bayu, anak itu sudah membersihkan dirinya dan menyiap kan buku pelajaran yang hendak dibawanya besok. Setelah selesai, ia duduk di ruang makan sembari menunggu hidangan makan malam disajikan. Sedangkan haris, ia sibuk mengerjakan pekerjaan kantor di kamar.
“Eh kamu de, udah duduk di sini aja. Mama kan belum manggil” ucap nia sambil menyajikan makanan
“Soalnya aku dah laper ma. Tadi siang kan aku gak makan” sahut bayu
“Oh ya ya. Yaudah gih kamu panggil papa bilang makanannya udah siap”
“Oke ma. Paaa…. paaa….. makan malam duluu paaa….. makanannya udah siap!” teriak bayu memanggil ayahnya
“Iyaaa.. papa kesana” ucap haris membuka pintu kamar dan berjalan ke ruang makan
Keluarga Haris seperti biasanya makan malam bersama. Tidak ada yang istimewa malam itu, kecuali pembicaraan mereka.
“Eh iya, akhir pekan besok kita ke rumah kakek nenek yuk. Kalian berdua kan belum pernah kesana” ajak haris
“Eh iya bener pa, aku kan belum pernah kesana yang selalu ke sini kan selalu kakek nenek” sahut bayu sambil mengunyah makanan
“Memang rumah ayah sama ibu dimana mas?” tanya nia
“Aduuh kamu.. selama nikah sama aku gak tahu rumah ayah ibuku. Rumah mereka di dekat Garut. Di sana tuh ayah-ibu punya tanaman jagung banyak bangett”
“Yang bener pa?” tanya bayu penasaran
“Iya dong de. Makanya kita ke sana yuuk”
“Iyaa paa…. aku mauu bangeett” sahut bayu begitu bersemangat
“Aku mah ngikut aja mas” ucap nia pelan sambil mengakhiri makan malamnya”
Keluarga itu mengakhiri makan malam mereka. Masing masing kembali ke dalam kamar. Haris lekas tidur. Nia meminum pil KB setelah itu dia menyusul suaminya. Sementara bayu masih sibuk belajar.
Bersambung…